NIKMATNYA BeRSYUKUR !
“ Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan :
" Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya adzab Ku
sangat pedih ". (Q.S. Ibrahim (14) : 7)
Syukur
mudah diucapkan namun banyak yang melupakan, padahal jiwa akan merasa nikmat
dan bahagia bila pandai mensyukuri karunia Nya.
Sebuah
kisah kami tampilkan sebagai cermin agar bisa menyemangati jiwa pandai
mensyukuri kepada
Nya. Sebuah kisah seorang hamba yang tidak sempurna penampilan fisiknya, namun jiwanya
sehat dan segar, sehingga hidup dijalani dengan tabah, jauh dari kekecewaan dan
kesusahan, karena tingginya rasa syukur kepada Tuhan Nya.
TERSESAT
Abu Ibrahim bercerita : “Suatu ketika aku dalam perjalanan
di padang pasir kemudian tersesat, kemudian
kutemukan sebuah kemah tua di dalamnya ada seorang tua duduk di atas tanah,
kedua tangannya buntung, matanya buta, hidup sebatang kara pula. Namun yang
kukagumi dari bibirnya selalu mengucapkan : “Segala puji bagi Allah yg
melebihkanku di atas banyak manusia, segala puji bagi Allah yg melebihkanku di
atas banyak manusia“.
Kemudian aku mendekat, dia merasakan kehadiranku dan bertanya : “ Siapa ya ? ”. “ Assalaamu’alaikum aku orang tersesat ”, jawabku “ Anda, mengapa
seorang diri di tempat ini ?, di mana isteri, anak dan kerabatmu ? “, tanyaku. “ Aku sakit semua orang meninggalkanku dan keluargaku meninggal “, jawabnya.
SELALU MEMUJI
“ Namun kudengar kau selalu mengucapkan kalimat : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia ! “. “ Demi Allah,
apa kelebihan yang diberikan Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangan
dan sebatang kara ? ”, kataku heran bercampr takjub.
DIKARUNIAI AKAL SEHAT
Kemudian dia menjawab : “ Engkau melihat sendiri betapa banyak
cobaan Allah atasku, tetapi segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas
banyak manusia, bukankah Allah memberiku ”akal sehat” yang dengannya
aku bisa memahami dan berfikir ?. Berapa banyak orang yang gila ?. Maka
segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia ”..
DIKARUNIAI PENDENGARAN
“ Bukankah Allah memberiku ”pendengaran” yang dengannya
aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan dan mengetahui apa yang terjadi di
sekelilingku ?. Maka segala
puji bagi Allah yang melebihkanku. Bukankah banyak orang yang tuli tak bisa mendengar ?. Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang
banyak tersebut ”.
DIKARUNIAI LISAN
“ Bukankah Allah memberiku ”lisan” yg dengannya
aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku ?. Kemudian berapa banyak
orang yg bisu tidak bisa bicara ?. Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak
tersebut. Bukankah
Allah telah menjadikanku seorang Muslim yang menyembah Nya mengharap pahala
dari Nya dan bersabar atas musibahku ?”.
RUGI DUNIA AKHERAT
Kemudian dia berkata : “Padahal
berapa banyak orang yg menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga
sakit ? mereka rugi di dunia dan akhirat. Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang
banyak tersebut ”. Pak tua terus menyebut kenikmatan
Allah atas dirinya satu persatu aku semakin takjub
dengan kekuatan imannya, dia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian
Allah.
Betapa banyak orang sakit yg
musibahnya tidak separah beliau, namun mereka pada mengeluh, kecewa, merana dan
menyesal sejadi jadinya, lantaran tidak
sabar karena tipisnya keimanan.
MINTA TOLONG
Aku pun merenung mawas diri makin dalam,
kemudian pak tua berkata :
“ Bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang, maukah kamu mengabulkannya ? ”, “
Ya.. apa permintaanmu ? ”, dia menunduk seraya menahan tangis sambil berkata : “ Tidak ada lagi yang tersisa dari
keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun dialah yang memberiku makan
dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurus segala keperluanku, sejak tadi
malam dia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali. Apakah dia masih
hidup atau tidak “.
MEMBANTU MENCARI
Kutanya ciri ciri anak tersebut dan berjanji mencarikannya, aku pun meninggalkannya. Namun
tatkala aku berjalan dan bertanya tanya kepada orang sekitar, nampaklah di atas bukit sekawanan burung gagak
mengerumuni sesuatu, maka terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidaklah
berkerumun kecuali pada bangkai atau sisa makanan. Aku pun mendaki bukit dan mendatangi
kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang. Ketika dekat,
ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong potong rupanya serigala telah menerkam dan
memakannya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung burung.
Aku berjalan menuju kemah pak Tua, dia bertanya : “ Di mana si bocah ? ”. Aku membesarkan hatinya sambil ertanya :
“ Jawablah lebih dahulu siapakah yang lebih dicintai Allah, engkau atau Nabi Ayyub a.s.? ”. “ Tentu Ayyub a.s. lebih dicintai
Allah”, “ Kemudian siapakah di antara kalian yg lebih berat ujiannya ? ”,
tanyaku. “ Tentu Ayyub ”. jawabnya dengan tegas.
MENINGGAL
“ Kalau begitu berharaplah pahala kepada
Allah karena aku mendapati anak itu telah tewas di lereng gunung, dia diterkam
serigala dan dikoyak koyak tubuhnya ”. Pak tua pun tersedak sedak seraya
berkata : “ Laa ilaaha illallaaah ” aku berusaha meringankan kesedihannya,
namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat sampai
dia meninggal dunia. Kemudian aku keluar mencari orang yang bisa membantuku
mengurus jenazahnya. Maka kudapati tiga orang mengendarai unta, nampaknya mereka
para musafir, kemudian kupanggil : “ Maukah kalian menerima pahala, disini ada
seorang Muslim yang wafat, dia tidak punya siapa siapa yg mengurusinya, maukah
kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya ? ”. “ ya ”, jawabnya.
Mereka masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak tua untuk memindahkannya,
namun……ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak : “ Abu
Qilabah, Abu Qilabah ”.
SEORANG ULAMA
Ternyata Abu Qilabah adalah ulamanya, namun
karena waktu silih berganti dia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri
dari masyarakat. Kemudian kutunaikan kewajiban dan menguburkannya dan pulang ke Madinah.
MIMPI
Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah dia
mengenakan gamis putih dengan badan yang sempurna berjalan jalan di tanah hijau,
aku bertanya kepadanya : “ Hai Abu Qilabah apa yg menjadikanmu seperti yang
kulihat ini ? ”. Jawabnya : “ Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah (syurga)
dan dikatakan kepadaku di dalamnya : “ Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu
maka (inilah syurga) sebaik baik tempat kembali “. (H.R. Imam Ibnu Hibban,
dalam kitabnya Ats Tsiqaat).
Betapa nikmat yang memahami hakekat
hidup sebenarnya, sehingga kekurangan yang dialami tak membebaninya, lantaran
tertutupi rasa syukurnya.
WALAU
CACAT NAMUN BERMANFAAT
Dalam acara Kick Andy yang ditayangkan salah satu T.V. pada Jumat 2 September 2016, ditampilkan
para penyandang cacat (desible) : 1.Ahmad Zulkarnain asal Banyuwangi,
cacat kedua tangan (hanya sebatas lengan) dan kakinya (hanya sebatas paha), lantaran
rasa malunya sampai pernah akan dibuang orang tuanya. Ketika kelas 3 pernah
berniat bunuh diri karena sikap diskriminasi dan sinis yang dilakukan
lingkungan sekitarnya. Namun berkat sikap tekad dan menginginkan kemandirian,
agar tidak tergantung pada orang lain, dia terus berusaha dan berusaha,
sehingga berhasil dan memiliki prestasi diantaranya : 1. Fotografer,
2. Pengarang terbaik, 3. Pengarang puisi terbaik,
4. Motifator tingkat dunia.
Diantara materinya untuk memotivasi para penyandang cacat : 1.Allah
beserta orang yang sabar, 2. Bila pandai bersyukur Allah akan menambah nikmat,
3 Allah tak akan merubah nasib kecuali dia berusaha untuk merubahnya, 4.
Jadilah orang yang manfaat.
2.
Eman Sulaiman dengan sebelah kaki kirinya hanya sebatas lutut, namun dia
selalu mengucapkan : “Syukur dan bersyukur “ yang selalu diucapkannya” dalam penampilannya. Berkat kemandirian dan kemauannya yang tinggi, dia selalu
berusaha dan manjadi pemain sepak bola, bahkan sempat dinobatkan sebagai “keeper
terbaik tingkat internasional”.
PENUH
HIKMAH
Itulah hikmah bila pandai
bersyukur sehingga pada jiwanya timbul semangat untuk bangkit, bangkit merubah
nasib, bukan melemah menyesali takdir dan mengandalkan belas kasihan orang. Sehingga
walau tidak sempurna tampilan fisiknya, namun tetap berharga, bermartabat
bahkan bermanfaat bagi manusia sekitarnya. Semoga Allah menjadikan kita hamba
yang pandai bersyukur, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar