Senin, 03 April 2017



                    NIKMATNYA BeRSYUKUR !

“ Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan : " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya adzab Ku sangat pedih ". (Q.S. Ibrahim (14) : 7)
                        
Syukur mudah diucapkan namun banyak yang melupakan, padahal jiwa akan merasa nikmat dan bahagia bila pandai mensyukuri karunia Nya.    
Sebuah kisah kami tampilkan sebagai cermin agar bisa menyemangati jiwa pandai mensyukuri kepada Nya. Sebuah kisah seorang hamba yang tidak sempurna penampilan fisiknya, namun jiwanya sehat dan segar, sehingga hidup dijalani dengan tabah, jauh dari kekecewaan dan kesusahan, karena tingginya rasa syukur kepada Tuhan Nya.     

TERSESAT
Abu Ibrahim bercerita : “Suatu ketika aku dalam perjalanan  di padang pasir kemudian tersesat, kemudian kutemukan sebuah kemah tua di dalamnya ada seorang tua duduk di atas tanah, kedua tangannya buntung, matanya buta, hidup sebatang kara pula. Namun yang kukagumi dari bibirnya selalu mengucapkan : “Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia, segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia“.
Kemudian aku mendekat, dia merasakan kehadiranku dan bertanya : “ Siapa ya ? . Assalaamu’alaikum aku orang tersesat , jawabku “ Anda, mengapa seorang diri di tempat ini ?, di mana isteri, anak dan kerabatmu ? “, tanyaku. Aku sakit semua orang meninggalkanku dan keluargaku meninggal “, jawabnya.

SELALU MEMUJI
Namun kudengar kau selalu mengucapkan kalimat : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia ! “. Demi Allah, apa kelebihan yang diberikan Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangan dan sebatang kara ? , kataku heran bercampr takjub.

DIKARUNIAI AKAL SEHAT
Kemudian dia  menjawab : “ Engkau melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, tetapi segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia, bukankah Allah memberiku ”akal sehat” yang dengannya aku bisa memahami dan berfikir ?. Berapa banyak orang yang gila ?. Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia ”..

DIKARUNIAI PENDENGARAN
“ Bukankah Allah memberiku pendengaran yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku ?. Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku. Bukankah banyak orang yang tuli tak bisa mendengar ?. Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut ”.

DIKARUNIAI LISAN
“ Bukankah Allah memberiku lisan yg dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku ?. Kemudian berapa banyak orang yg bisu tidak bisa bicara ?. Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut. Bukankah Allah telah menjadikanku seorang Muslim yang menyembah Nya mengharap pahala dari Nya dan bersabar atas musibahku ?”.
RUGI DUNIA AKHERAT
Kemudian dia berkata : “Padahal berapa banyak orang yg menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga sakit ? mereka rugi di dunia dan akhirat. Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut . Pak tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu persatu  aku semakin takjub dengan kekuatan imannya, dia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah.
Betapa banyak orang sakit yg musibahnya tidak separah beliau, namun mereka pada mengeluh, kecewa, merana dan menyesal sejadi jadinya, lantaran  tidak sabar karena tipisnya keimanan.

MINTA TOLONG
Aku pun merenung mawas diri makin dalam, kemudian pak tua berkata : “ Bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang, maukah kamu mengabulkannya ? ”, “ Ya.. apa permintaanmu ? ”, dia menunduk seraya menahan tangis sambil  berkata : “ Tidak ada lagi yang tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun dialah yang memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurus segala keperluanku, sejak tadi malam dia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali. Apakah dia masih hidup atau tidak “.

MEMBANTU MENCARI
Kutanya ciri ciri anak tersebut dan berjanji mencarikannya, aku pun meninggalkannya. Namun tatkala aku berjalan dan bertanya tanya kepada orang sekitar, nampaklah di atas bukit sekawanan burung gagak mengerumuni sesuatu, maka terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidaklah berkerumun kecuali pada bangkai atau sisa makanan. Aku pun mendaki bukit dan mendatangi kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang. Ketika dekat, ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong potong rupanya serigala telah menerkam dan memakannya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung burung.
Aku berjalan menuju kemah pak Tua, dia bertanya : “ Di mana si bocah ? . Aku membesarkan hatinya sambil ertanya : “ Jawablah lebih dahulu siapakah yang lebih dicintai Allah, engkau atau Nabi Ayyub a.s.? ”. “ Tentu Ayyub a.s. lebih dicintai Allah”, “ Kemudian siapakah di antara kalian yg lebih berat ujiannya ? ”, tanyaku. “ Tentu Ayyub ”. jawabnya dengan tegas.

MENINGGAL
“ Kalau begitu berharaplah pahala kepada Allah karena aku mendapati anak itu telah tewas di lereng gunung, dia diterkam serigala dan dikoyak koyak tubuhnya ”. Pak tua pun tersedak sedak seraya berkata : Laa ilaaha illallaaah ” aku berusaha meringankan kesedihannya, namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat sampai dia meninggal dunia. Kemudian aku keluar mencari orang yang bisa membantuku mengurus jenazahnya. Maka kudapati tiga orang mengendarai unta, nampaknya mereka para musafir, kemudian kupanggil : “ Maukah kalian menerima pahala, disini ada seorang Muslim yang wafat, dia tidak punya siapa siapa yg mengurusinya, maukah kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya ? ”. “ ya ”, jawabnya. Mereka masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak tua untuk memindahkannya, namun……ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak :   “ Abu Qilabah,  Abu Qilabah ”.

SEORANG ULAMA
Ternyata Abu Qilabah adalah ulamanya, namun karena waktu silih berganti dia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri dari masyarakat. Kemudian kutunaikan kewajiban dan menguburkannya dan pulang ke Madinah.

MIMPI
Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah dia mengenakan gamis putih dengan badan yang sempurna berjalan jalan di tanah hijau, aku bertanya kepadanya : “ Hai Abu Qilabah apa yg menjadikanmu seperti yang kulihat ini ? ”. Jawabnya : “ Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah (syurga) dan dikatakan kepadaku di dalamnya : “ Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu maka (inilah syurga) sebaik baik tempat kembali “. (H.R. Imam Ibnu Hibban, dalam kitabnya Ats Tsiqaat).
Betapa nikmat yang memahami hakekat hidup sebenarnya, sehingga kekurangan yang dialami tak membebaninya, lantaran tertutupi rasa syukurnya.

WALAU CACAT NAMUN BERMANFAAT
Dalam acara Kick Andy yang ditayangkan salah satu  T.V. pada Jumat 2 September 2016, ditampilkan para penyandang cacat (desible) : 1.Ahmad Zulkarnain asal Banyuwangi, cacat kedua tangan (hanya sebatas lengan) dan kakinya (hanya sebatas paha), lantaran rasa malunya sampai pernah akan dibuang orang tuanya. Ketika kelas 3 pernah berniat bunuh diri karena sikap diskriminasi dan sinis yang dilakukan lingkungan sekitarnya. Namun berkat sikap tekad dan menginginkan kemandirian, agar tidak tergantung pada orang lain, dia terus berusaha dan berusaha, sehingga berhasil dan memiliki prestasi diantaranya : 1. Fotografer, 2. Pengarang terbaik, 3. Pengarang puisi terbaik, 4. Motifator tingkat dunia.
Diantara materinya untuk memotivasi para penyandang cacat : 1.Allah beserta orang yang sabar, 2. Bila pandai bersyukur Allah akan menambah nikmat, 3 Allah tak akan merubah nasib kecuali dia berusaha untuk merubahnya, 4. Jadilah orang yang manfaat.

2. Eman Sulaiman dengan sebelah kaki kirinya hanya sebatas lutut, namun dia selalu mengucapkan : “Syukur dan bersyukur “ yang selalu  diucapkannya” dalam penampilannya. Berkat kemandirian dan kemauannya yang tinggi, dia selalu berusaha dan manjadi pemain sepak bola, bahkan sempat dinobatkan sebagai “keeper terbaik tingkat internasional”.

PENUH HIKMAH

Itulah hikmah bila pandai bersyukur sehingga pada jiwanya timbul semangat untuk bangkit, bangkit merubah nasib, bukan melemah menyesali takdir dan mengandalkan belas kasihan orang. Sehingga walau tidak sempurna tampilan fisiknya, namun tetap berharga, bermartabat bahkan bermanfaat bagi manusia sekitarnya. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang pandai bersyukur, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar