Senin, 27 Agustus 2018


HARUN AL RASYID KHALIFAH TERBAIK DINASTI ABBASIYAH


“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al An’am (6) : 165).

Salah satu tokoh besar yang berhasil membuat Romawi menundukkan kepala karena wibawanya adalah Khalifah Harun al Rasyid, yang dikaburkan sejarahnya dan dibunuh karakternya oleh orang orang yang membenci Islam. Dia digambarkan sebagai pemabuk, laki laki hidung belang dengan banyak selir, pemimpin kejam dan dzalim.
Padahal dia adalah khalifah terbaik di Daulah Abbasiyah, seorang mujahid, pemimpin yang perhatian terhadap ilmu dan ulama. Ibnu Khalkan berkata : “Harun al Rasyid termasuk khalifah paling mulia dan raja yang suka  melayani. Ia berhaji, berjihad, berperang, pemberani dan cerdas”.

NASAB DAN KELAHIRAN
Panggilannya Abu Ja’far. Nasabnya adalah Harun bin al Mahdi Muhammad bin al Manshur Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas al Qurasyi al Hasyimi al Abbasi. Adalah seorang Quraisy satu kabilah dengan Nabi Muhammad . keturunan paman Nabi, Abbas bin Abdul Muthalib r.a..
Dilahirkan pada 148 H di Kota Ray. Ayahnya pemimpin wilayah Ray dan Khurasan. Ibunya adalah al Khayziran. Sejak kecil memiliki sifat pemberani dan kuat. Sifat ini menjadikannya sangat layak sebagai penerus ayahnya saat ia berusia 20 tahun.

MENJABAT KHALIFAH
Harun al Rasyid menjabat khalifah Daulah Abbasiyah menggantikan ayahnya, pengangkatannya pada 16 Rabiul Awal 170 H. hingga Jumadil Akhir 194 H. Saat menjabat khalifah umurnya baru 25 tahun.

KHALIFAH SHOLIH
Sebagian sahabat Harun bercerita bahwa dia tekun melaksanakan shalat. Suka bersedekah dengan mendermakan 1000 dirham setiap hari. Apabila  menunaikan haji, turut serta bersamanya 100 ahli fikih (ulama) dan anak anak mereka. Jika tidak berhaji dia menghajikan 300 orang dengan bekal baju besi, kiswah dan lainnya”.

MENCINTAI SUNNAH DAN ULAMA
Al Rasyid seorang pemimpin yang mencintai para ulama,  mengagungkan dan memuliakan agama. Membenci debat dan banyak bicara. Al Qadhi al Fadhil dalam sebagian suratnya berkata : “Aku tidak tahu ada seorang Raja yang tidak pernah beristirahat menuntut ilmu, kecuali al Rasyid. Dia pergi bersama dua orang putranya al Amin dan al Makmun, untuk mendengar al Muwatha yang dibacakan oleh Imam Malik rahimahullah.

MENGHADAPI PEMALSUAN HADITS
Dalam menghadapi pemalsuan hadits Harun al Rasyid sangat tegas. Diriwayatkan Imam Ibnu Asakir dari Ibnu Aliyah dia berkata : “Harun al Rasyid menangkap seorang zindiq (rusak akidahnya). Dia memerintah agar si zindiq dipenggal. Si zindiq berkata kepada Harun : “Engkau tidak akan memenggal kepalaku”, “Aku akan membuat orang orang terhenti dari ulah burukmu”, jawab Harun.
Si Zindiq berkata : “Apa yang bisa kau lakukan terhadap 1000 hadits yang telah kupalsukan atas nama Rasulullah s.a.w. Semua hurufnya telah terucapkan”, dia menakuti Harun. Kemudian ada yang berkata : Jika dia mati siapa yang akan menunjukkan hadits hadits palsu yang telah beredar, karena dia yang membuat, dia pulalah yang tahu mana ucapan ucapannya.
Dengan percaya diri Harun menjawab : “Apakah kau tidak tahu wahai musuh Allah tentang keahlian Abu Ishaq al Fazari dan Abdullah bin al Mubarak ?, mereka akan menelitinya dan menilainya huruf per huruf”.

HARUN AL RASYID DAN KAISAR ROMAWI
Pada tahun 187 H, Harun al Rasyid menerima surat Kaisar Romawi Nikephoros I. Surat berisi pembatalan perjanjian damai antara Romawi dan Abbasiyah yang telah disepakati Kiasar Romawi sebelumnya.

SURAT NIKEPHOROS
Dari Nikephoros, Kaisar Romawi, kepada Harun Raja Arab. Amma ba’du Sesungguhnya kaisar sebelumku memberimu posisi benteng. Dan dia memposisikan diri sebagai pion, dia bawakan kepadamu harta hartanya. Sebenarnya aku bisa memberikan jumlah berkali lipat darinya. Tapi itu karena kelemahan dan kebodohannya sebagai seorang wanita. Jika engkau membaca suratku ini, kembalikan apa yang telah engkau dapatkan sebelumku, jika tidak maka pedang (yang berbicara) antara aku dan dirimu !.

MARAH
Ketika al Rasyid membaca surat, dia marah kemudian Al Rasyid menulis surat balasan : Bismillahirrahmanirrahim. Dari Harun Amirul Mukminin kepada Nikephoros anjing Romawi. Aku telah membaca suratmu wahai anak perempuan kafir. Jawabannya adalah sesuatu yang akan engkau lihat sebelum kau dengar. Hari itu juga Harun al Rasyid memimpin sendiri pasukannya ke Romawi.

MENAKLUKKAN KOTA HERCULES
Akhirnya al Rasyid berhasil menaklukkan Kota Hercules (kota dekat Konstantinopel), Nikephoros ketakutan, dia kembali meminta perjanjian damai dan bersedia membayar upeti.

MIMPI
Harun al Rasyid pernah bermimpi tentang kematiannya. Dalam mimpinya ia melihat dirinya menggenggam tanah berwarna merah. Di tempat itulah ia wafat, mimpinya menjadi kenyataan. Saat al Rasyid menempuh perjalanan menuju Khurasan, setibanya di Kota Thous dia jatuh sakit. Al Rasyid memerintahkan pembantunya : Bawalah padaku sewadah tanah dari tempat ini !.

TAHU TEMPAT KEMATIANNYA
Kemudian diberikan padanya tanah merah di gengagamannya. Ketika melihatnya Dia berkata : “Demi Allah inilah telapak tangan yang aku lihat itu.

WAFAT
Dia memerintahkan penggalian makamnya saat ia masih hidup, kemudian
 minta dibacakan Alquran seutuhnya. Setelah itu dia minta dibawa ke makamnya. “Menuju tempat inilah perjalanan (hidup ini) wahai anak Adam”, kata al Rasyid diapun menangis, tiga hari kemudian beliau wafat. Subhaanallah demikian tinggi karomahnya (kemuliaannya) berkat amal sholih yang telah diperbuatnya.


KISAH TAULADAN
SEBAIK BAIK MANUSIA

Diriwayatkan dari Jabir berkata : ”Rasulullah s.a.w. bersabda : “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia”. (H.R. Thabrani dan Daraquthni) Hadits ini dishahihkan oleh Syeikh al Albani didalam “ash Shahihah” nya.
Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Rasulullah s.a.w. dan berkata : ”Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling diicintai Allah dan amal apakah yang paling dicintai Allah s.w.t. ?”, Rasulullah s.a.w.  menjawab : ”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.
Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beri’tikaf di masjid ini yaitu Masjid Madinah selama satu bulan.
Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat.
Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki kaki (hari perhitungan).” (H.R. Thabrani) Hadits ini dihasankan Syeikh al Albani.
Demikian pentingnya urusan kemanusiaan sampai Rasulullah s.a.w. menjelaskan secara rinci, maka bagi yang sudah melaksanakan badah secara tekun kepada Allah (sholat, puasa, membaca al Quran, dzikir, ibadah haji) jangan sampai meyepelehkan urusan kemanusiaan, sehingga sampai ada yang menyindir : “Percuma beribadah tetapi dengan orang sinis, angkuh dan buruk kelakuannya !”.
Pada hakekatnya ibadah khusus (hablumminallah) bila dilakukan dengan benar akan membentuk akhlak menjadi baik, bukan sebaliknya.      
“…….Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar”. (Q.S. Al Ankabut (29) : 45).



DUTA NABI MENGHADAP KAISAR ROMAWI

   “Serulah ( manusia ) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik .....“.
 ( Q.S. An Nahl (16) : 125 )
               
Dalam mengembangkan agama Islam, Rasulullah s.a.w. sangat bijaksana, disamping dengan ajakan dan ketauladanan, juga berkirim surat lewat duta yang ditunjuknya, salah satunya surat yang dikirim ke kaisar Rumawi (Heraclius). Penyerahan surat dan dialog dengan Kaisar dikisahkan oleh Abu Sufyan.   

PENYERAHAN SURAT
Ibnu Abbas r.a. berkata : “Abu Sofyan mengisahkan kepadanya dari lesan Abu Sofyan sendiri kisah sebagai berikut : “Pada masa berlangsungnya perjanjian damai antara saya dengan Rasulullah s.a.w. saya berniaga ke Syam.
Ketika saya berada disana, disampaikan orang sepucuk surat dari Rasulullah s.a.w. kepada Kaisar Heraclius, penguasa agung Rumawi. Yang membawa surat  Dihyah Al Kalbi kemudian disampaikan kepada pembesar Bushra, kemudian pembesar Bushra menyampaikannya kepada Kaisar Heraclius.

DIALOG HERACLIUS
Tanya Heraclius : “Adakah disini orang orang dari bangsa laki laki yang menda’wakan dirinya menjadi Nabi itu ?“, jawab mereka : “Ada“. Kemudian saya (Abu Sofyan) dipanggil mereka menghadap Heraclius bersama beberapa orang Quraisy kawan kawanku, kami masuk dan duduk dihadapan baginda. Heraclius bertanya : “Siapakah diantara kalian yang dekat pertalian darahnya dengan orang yang menda’wahkan dirinya menjadi Nabi itu ?“, jawabku : “Saya“. Kemudian mereka menyuruhku duduk kedepan, sedang kawan kawanku duduk dibelakang.

BERTANYA LEWAT PENERJEMAH
Kemudian dipanggil penerjemah sambil berkata : “Katakan kepadanya bahwa aku (Heraclius) beranya kepada mereka tentang laki laki yang menda’wahkan dirinya sebagai Nabi, jika dia berdusta katakan dia dusta“. Kata Abu Sufyan : “Demi Allah, kalau aku tidak takut akan dicap pendusta sungguh kudustai dia“. Kemudian Heraclius berkata kepada penerjemah : “Tanyakan kepadanya bagaimana kebangsaan orang itu dikalanganmu ?“, jawabku : “Dia seorang bangsawan dikalangan kami“, dia bertanya lagi : “Apakah dia keturunan raja ?“, jawabku : “Tidak“, tanyanya : “Pernahkah kalian mengatakannya pembohong sebelum ia mengaku menjadi Nabi ?“, jawabku : “Tidak“.

PENGIKUT MAKIN BERTAMBAH
Dia bertanya lagi : “Siapakah yang jadi pengikutnya, orang besar atau rakyat kecil ?“, jawabku : “Hanya rakyat kecil“, tanyanya : “Apakah pengikutnya bertambah atau berkurang ?“, jawabku : “Mereka selalu bertambah“, tanyanya : “Adakah diantara pengikutnya itu orang yang murtad karena benci kepada agama yang dikembangkannya itu ?“, jawabku : “Tidak“, tanyanya : “Pernahkah kamu berperang  dengannya ?“, jawabku : “Ya pernah“, tanyanya : “Bagaimana jalannya peperanganmu dengannya ?“. Jawabku : “Peperangan kami berjalan silih berganti antara menang dan kalah, kadang kadang kami yang menang dia kalah, kadang kadang kami yang kalah dia yang menang“.

TIDAK PERNAH INGKAR JANJI
Tanyanya : “Pernahkah dia inkar janji ?“, jawabku : “Tidak bahkan kami sedang dalam masa perjanjian damai, yaitu tidak akan serang menyerang dengannya. Aku tidak tahu apa yang dibuatnya terhadap perjanjian itu“. Kata Sufyan selanjutnya : “Demi Allah, tidak ada kalimat dapat kuucapkan selain dari pada itu “. Tanyanya : “Adakah orang lain sebelum dia yang mengaku menjadi Nabi seperti dia pula ?“, jawabku : “Tidak !“.

MAKIN YAKIN
Kemudian dia berkata kepada penerjemahnya : “Katakan kepadanya, kutanyakan kepadamu tentang bangsanya (status sosial), maka engkau katakan dia bangsawan, memang demikianlah halnya semua Rasul Rasul, mereka dibangkitkan dari kalangan bangsawan kaumnya“. Kutanyakan pula kepadamu : “Apakah dia turunan raja jawabmu tidak“. Kataku : “Jika bapak atau kakeknya yang menjadi raja, tentu dia ingin mengembalikan kekuasaan nenek moyangnya“. Kutanyakan pula tentang pengikutnya, apakah terdiri dari rakyat atau orang orang besar, engkau jawab hanya terdiri dari rakyat kecil, memang merekalah pengikut para Rasul.

TIDAK PERNAH DUSTA
Kutanyakan pula pernahkah kamu menuduhnya sebagai pembohong sebelumnya, jawabmu tidak, aku tahu dia tidak akan pernah berdusta terhadap  manusia, apalagi berdusta terhadap Allah.

TIDAK ADA YANG MURTAD
Saya tanya kepadamu adakah pengikutnya yang murtad, jawabmu tidak. Memang begitulah halnya apabila iman telah tertanam dalam hati seseorang. Kataku pula apakah pengikutnya berkurang, jawabmu bahkan mereka selalu bertambah, ya seperti itulah iman hingga sempurna“. Kutanyakan pula : “Pernahkah dia inkar janji“, jawabmu tidak pernah, memang demikianlah para Rasul tak pernah inkar janji. Kutanya pula engkau adakah orang lain sebelum dia yang mengaku menjadi Nabi seperti dia, jawabmu tidak, kataku kalau ada orang lain sebelumnya yang mengaku jadi Nabi seperti dia, mungkin dia hanya ikut ikutan dengan orang yang sebelumnya.

MEMBENARKAN KENABIAN
Kemudian dia bertanya : “Apa saja yang diperintahkan kepadamu ?“, jawabku : “Dia menyuruh kami sholat, membayar zakat, menghubungkan shilaturrahIm dan hidup suci“. Kata Heraclius : “Jika yang kamu katakan itu benar semuanya, maka tak salah lagi orang itu sesungguhnya Nabi !. Aku tahu bahwa dia akan muncul, tetapi aku tidak menduga bahwa dia akan muncul di kalangan kalian. Kalaulah aku yakin bahwa aku dapat bertemu dengannya, aku memang ingin benar bertemu dengannya. Dan kalau aku telah berada didekatnya, akan kubasuh kedua telapak kakinya. Dan daerah kekuasaanya kelak akan sampai ke daerah kekuasaanku ini !”.

AJAKAN
Kata Abu Sufyan : “Kemudian dimintanya surat Rasulullah s.a.w.  kemudian dibacanya, didalamnya tertulis : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dari Muhammad Rasulullah kepada Heraclius pembesar Rumawi. Berbahagialah orang yang mengikuti petunjuk. Kemudian aku mengajak anda memeluk Islam, Islamlah anda niscaya anda selamat, Islamlah anda niscaya Allah akan memberi anda pahala berlipat ganda. Jika anda menolak maka anda akan memikul dosa seluruh rakyat anda. Hai ahli kitab marilah kita bersatu dalam kalimat yang sama antara kita semua, yakni bahwa kita tidak akan menyembah selain hanya kepada Allah semata mata, tidak akan menyekutukan Nya dengan sesuatu yang lain dan tidak menjadikan sebagian kita menjadi Tuhan sebagian yang lain, kecuali hanya Allah semata mata !. Jika mereka menolak maka katakanlah kepada mereka : “Saksikanlah bahwa kami adalah orang orang Muslim“. Setelah Heraclius membaca surat, terdengar suara heboh disekitarnya, dia memerintah kami agar keluar.

KAGUM
Sampai diluar saya berkata kepada kawan kawanku : “Sungguh luar biasa urusan Ibnu Abi Kabsyah (panggilan Nabi), sehingga dia ditakuti oleh raja bangsa kulit kuning. Karena itu aku senantiasa yakin bahwa agama Rasulullah s.a.w. ini pasti menang, sehingga ahirnya Allah memasukkan Islam kedalam hati sanubariku“.  (H.R. Muslim)                                         


KISAH TAULADAN
WAFAT DENGAN JARI MENUNJUK KEATAS

Dari Ja’far bin Aslam berkata : “Tatkala kaum muslimin berada di tengah medan perang Yamamah, yang pertama kali menjadi kurban adalah Abu Uqail. Dia terkena panah pada bagian antara kedua bahu dan dadanya, tetapi tidak sampai meninggal dunia. Kemudian panah dicabutnya, di siang hari tangan kirinya terasa lemah, kemudian dibawa kedalam kemah.
Ketika peperangan makin memanas, umat Islam mengalami kekalahan, sementara Abu Uqail masih dalam kondisi lemah karena lukanya, tiba tiba ia mendengar Ma’n bin Addy menjeru : “Wahai kaum Anshar, mohonlah pertolongan kepada Allah, seranglah musuhmu !“.
Ibnu Umar berkata : “Setelah mendengar seruan, Abu Uqail berdiri untuk menemui kaumnya. Maka aku bertanya : “Apa yang kamu inginkan ?, kamu tidak harus  ikut menyerang“. Abu Uqail menjawab : “Tadi aku mendengar seseorang memanggil namaku“. Aku katakan kepadanya : “Yang memanggil mengatakan wahai orang Anshar, bukan memanggil wahai orang yang terluka !“.
Abu Uqail berkata : “Aku termasuk orang Anshar oleh karena itu aku harus menyambut seruannya sekalipun dengan merangkak“, jawabnya bersemangat. Dengan sigapnya Uqail mengenakan sabuk dan mengambil pedang sambil berseru : “Wahai kaum Anshar, seranglah musuh sebagaimana dalam perang Hunain, bersatulah kalian semoga Allah melimpahkan Rahmat kepadamu. Majulah kemedan perang karena kaum Muslimin itu bersembunyi, hanya sekedar memperdaya musuh, giringlah musuhmu sehingga masuk kedalam kebun, kemudian membaurlah dengan mereka dan gunakan pedang kalian untuk menebas mereka !“.
Aku perhatikan tubuh Abu Uqail, ternyata tangannya penuh luka dan terlepas dari bahunya, pada tubuhnya terdapat 14 luka yang menyebabkan ia meninggal dunia. Saat itu bertepatan dengan terbunuhnya musuh Allah yakni Musailamah si Nabi palsu. Aku berada di sisi abu Uqail ketika ia menghembuskan nafasnya terahir, aku memanggil namanya : “Wahai Abu Uqail“, ia menjawab : “Labbaik“, dengan suara terbata bata ia bertanya : “Siapa yang kalah ?”, aku menjawab : “Bergembiralah musuh Allah telah terbunuh !“. Kemudian ia menunjuk kelangit dengan jarinya sambil memuji Allah, diikuti  dengan hembusan nafasnya terakhir.
Demikian hebat semangat jihadnya, sehingga terus berjuang walau tubuhnya penuh luka, demi tegaknya kalimat tauhid. Allaahu Akbar.




AKRAB RAMAH DAN CANDA RASULULLAH

“Dan sesungguhnya engkau benar benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S. Al Qolam (98) : 4)
              
Sebagai utusan akhir zaman Nabi Muhammad s.a.w. dibekali dengan budi pekerti yang agung, sehingga prilakunya lembut, kasih sayang jauh dari kekasaran apalagi kekerasan. Berkat ketinggian akhlak inilah banyak yang pada tersentuh dan simpati, bahkan sampai memeluk agama Islam.    

KELEMBUTAN PADA ISTRINYA
Suatu pagi Aisyah istri Nabi menyediakan air minum untuk Rasulullah s.a.w.. Ketika selesai sholat shubuh, Rasul masuk kerumah dan duduk menikmati minuman hangat yang disediakan Aisyah. Namun baru sedikit diminum, terasa ada sesuatu yang aneh. Minuman bukan terasa manis tapi asin. Rupanya Aisyah keliru mengambil garam untuk minum beliau, Nabipun dengan lemah lembut  memanggil Aisyah : "Ya Khumairo’ (yang kemerah merahan) kemari !, mari kita menikmati minum ini segelas berdua !”. Maka Aisyahpun duduk dengan manja disamping Nabi kemudian mulai meminumnya.  
Tiba tiba wajah Aisyah berubah kecut dan malu, namun Nabi bersabda dengan lembutnya : “Wahai Khumairo’ jangan takut tidak mengapa, tetapi lain kali jangan menaruh gula berdampingan dengan garam !”. Dengan tersipu Aisyah mohon maaf dan berjanji untuk lebih berhati hati. .

SUKA MENCIUM CUCUNYA
Rasulullah sangat menyayangi cucunya Hasan dan Husain bin Ali dan sering menciumnya, sampai seorang sahabat bertanya : "Engkau suka menciumi cucu anda ya Rasulullah ?, saya punya banyak anak tapi tak pernah menciumnya". Rasulullah bersabda : "Barang siapa tidak memiliki kasih sayang dia tidak akan disayang (Allah)".

KUDA KUDAAN DENGAN CUCU
Karena cintanya Rasulullah kepada cucunya, beliau sering merangkak bagai kuda, kemudian ditunggangi bergantian oleh kedua cucunya.

MEMPERPANJANG SUJUD
Sering dalam sholatnya beliau memperlama sujud karena kedua cucunya naik diatas punggungnya ketika beliau sujud. Baru ketika kedua cucunya turun dari punggungnya beliaupun bangkit dari sujudnya.

MENYAYANGI ANAK ANAK
Beliau suka bercanda dan sangat menyayangi anak anak, anak anak biasa menunggu Nabi pulang dari masjid, ketika melihat Rasulullah mereka segera berlari, siapa yang dulu mendekati Nabi akan mendapat hadiah diangkat ke pundak Nabi yang kanan, juara kedua ke pundak Nabi yang kiri, juara ketiga dinaikkan ke punggung beliau. Demikian akrab dan cintanya beliau pada anak.

CANDA ANAK ONTA
Seorang sahabat mendatangi Rasulullah s.a.w., dia meminta agar Rasulullah s.a.w. membantu mencari unta untuk memindahkan barang barangnya yang berat dan cukup banyak. Rasulullah berkata : “Kalau begitu kamu pindahkan barang barangmu itu ke anak unta di seberang sana itu”.
Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang barangku ini ?”. Rasulullah menjawab : “Aku tidak mengatakan anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Bukankah tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta ?”.
Sahabat tersenyum dia mengerti bahwa Rasulullah sedang bercanda. (H.R. Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi).

NABI  DAN NENEK TUA
Seorang nenek tua bertanya pada Rasulullah : “Ya Utusan Allah apakah perempuan tua seperti aku layak masuk syurga ?”, Rasulullah menjawab : “Wahai ibu sesungguhnya di syurga tidak ada perempuan tua sebagaimana engkau”. Perempuan itupun menangis merenungi nasibnya.
Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al Waaqi’ah (56) : 35-37 : “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (H.R. At Tirmidzi, hadits hasan). Akhirnya si nenekpun faham bahwa kelak bila di syurga akan jadi muda kembali. 

KENTUT NENEK TUA
Seorang nenek pulang dari pasar melalui jalanan kecil, tiba tiba mulas dan kentut dengan suara keras, ketika menoleh, betapa kagetnya karena dibelakangnya ada Nabi Muhammad s.a.w. sedang lewat betapa malunya dia.      
Dengan malu si nenek berkata : "Ya Rasulallah maafkan aku kentut dihadapan tuan tanpa sengaja". "Apa ?", jawab Nabi : "Tolong keraskan suaramu karena aku agak tuli". Si nenek beberapa kali meminta maaf kepada Nabi dengan suara agak keras, namun beberapa kali pula Nabi menyatakan beliau agak tuli. Si nenek puas karena Nabi ternyata agak tuli sehingga tidak mendengar kentutnya. Nabi sengaja berpura pura tuli guna menjaga perasaannya.

AKRAB DENGAN BUDAK
Zahir sahabat agak lemah akalnya namun Rasulullah mencintainya, sering menyendiri di gurun pasir, sehingga Rasulullah berkata  : “Zahir ini adalah lelaki padang pasir dan kita semua tinggal di kotanya”.
Suatu hari Rasulullah ke pasar melihat Zahir sedang melihat barang barang dagangan, kemudian Nabi memeluknya dari belakang. Zahir berteriak : “Heii siapa ini ? lepaskan aku !”, Zahir berontak sambil menoleh, kemudian Rasulullah berkata : “Wahai umat manusia siapa yang mau membeli budak ini ?”. Zahir berkata : “Ya Rasulullah aku ini tidak bernilai di pandangan mereka”. Rasulullah berkata : “Tapi dipandangan Allah engkau sungguh bernilai Zahir, mau dibeli Allah atau dibeli manusia ?”. Kemudian Zahir  mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (H.R. Imam Ahmad dari Anas r.a.)

SUARA ANEH
Suatu ketika Rasulullah s.a.w. menjadi imam shalat, para sahabat yang menjadi makmum mendengar bunyi seolah olah sendi sendi  Rasulullah s.a.w. bergeser satu sama lain.

UMAR BERTANYA
Sahabat Umar yang tidak tahan melihat baginda langsung bertanya setelah selesai sholat : ”Ya Rasulullah kami melihat seolah olah tuan menanggung penderitaan yang berat, apakah anda sakit ?”, namun Rasulullah menjawab : ”Tidak Alhamdulillah aku sehat dan segar”.
Umar melanjutkan pertanyaannya : ”Mengapa setiap kali anda menggerakkan tubuh, kami mendengar suara sendi bergesekan di tubuh tuan ?, kami yakin anda sedang sakit”.

KERIKIL PENAHAN LAPAR
Kemudian Rasulullah s.a.w. mengangkat jubahnya, para sahabat pada terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis nampak dililiti sehelai kain
berisi batu kerikil guna menahan lapar.  Umar memberanikan diri bertanya : ”Ya Rasulullah apakah anda lapar, pastaskah kami tinggal diam ?”.           

MENGELAK KHAWATIR
Rasulullah menjawab lembut : ”Tidak aku tahu apa pun akan kau korbankan demi Rasulmu, tetapi apa yang akan kujawab di hadapan Allah nanti apabila aku sebagai pemimpin menjadi beban bagi umatnya ?”.
Begitu hati hati dan santunnya sikap Rasulullah s.a.w. dalam keseharian sehingga beliau rela bertahan dalam kelaparan, walau beliau seorang Nabi.

KISAH TAULADAN
RASULULLAH DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA
            
Di sudut pasar Madinah Al Munawarah ada seorang pengemis Yahudi buta, setiap hari selalu memprovokasi : "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad dia orang gila, dia pembohong, dia tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".  Walau selalu dihujat namun setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu mendatangi dengan membawa makanan tanpa berkata, kemudian menyuapi makanan kepadanya. Rasulullah s.a.w. melakukannya hingga menjelang wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepadanya.             
Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. kemudian bertanya : "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan ?", Aisyah r.a. menjawab : "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu ?", tanya Abubakar r.a. “Setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.a.
Keesokan harinya Abubakar r.a. ke pasar membawa makanan untuk si pengemis tua. Ketika Abubakar r.a mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak : "Siapakah kamu ?". Abu Bakar r.a menjawab : "Aku orang yang biasa menyuapimu". "Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab pengemis buta.  “Apabila ia mendatangiku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri", kata pengemis menggebu nggebu. Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis : “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w..
Setelah pengemis mendengar jawaban Abubakar r.a. ia pun menangis kemudian berkata : “Benarkah demikian ?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia”.  
Pengemis Yahudi buta akhirnya terharu, merenung tertegun, hatinya luluh mengenang kehalusan budi sang Nabi, kemudian dengan tertatih sedih mulutnya mengucapkan kalimat syahadat dihadapan Abubakar r.a. Subhaanallah.

Senin, 13 Agustus 2018


TUNTUNAN QURBAN

Daging daging unta dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai  (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah Nya kepada kamu dan berilah kabar gembira kepada orang orang yang berbuat baik. (Q.S. Al Hajj (22) : 37)
            
Berqurban bukan berarti mempersembahkan daging sembelihan pada Yang Maha Kuasa, karena hewan qurban pada hakekatnya Allah jua Yang Menciptakannya, mana mungkin Dia membutuhkan ?..

TAQWA JADI ACUAN
Daging qurban justru dibagikan kepada yang membutuhkan. Disini kelebihan ajaran islam, dengan demikian bukti ketaqwaanlah yang jadi acuan.
"Daging daging unta dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridloan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya". (Q.S. Al Hajj (22) : 37)

PERINTAH BERQURBAN
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah“.  (Q.S. Al Kautsar 1-2)
Allah mengingatkan betapa banyak kenikmatan dicurahkan kepada hamba Nya, kenikmatan tiada terbilang dan sulit diperhitungkan. Sehingga sangat tepat bila hamba Nya diperintah sholat dan berqurban sebagai rasa syukur kepada Nya.     
Sholat dan qurban difirmankan secara berdampingan, artinya bila telah  melaksanakan sholat, hendaklah diiringi dengan melepaskan kebahilan (bukti ketaqwaan), yang merupakan penyakit jiwa yang dikendalikan setan, penyakit yang merugikan kehidupansehingga jiwanya terasa sempit dan tertekan, karena kikir akan membuat renggangnya hubungan dan dibenci orang.

ANCAMAN YANG TIDAK BERQURBAN
Begitu sinisnya Nabi saw terhadap orang yang mampu namun tak melaksanakan Qurban, sehingga beliau mengecam dan melarang untuk mendekati musholla. Ini pertanda beliau s.a.w. sangat tidak suka kepada yang berjiwa bahil alias terlampau cinta pada harta.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya : Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa mampu berqurban, tetapi tak mau berqurban, maka janganlah mendekati mushollaku". (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan Al Hakim)

DISYARIATKAN TIAP TAHUN
Ada yang berpendapat bahwa qurban cukup dilaksanakan satu kali selama hidup. Ini pemahaman perlu diluruskan, justru qurban disyariatkan tiap tahun bagi yang mampu, karena qurban merupakan rangkaian ibadah Idul Adha.    
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya. Dan siapa yang menyembelih setelah sholat dan dua khutbah, sungguh ibadahnya ia telah sempurnakan dan ia mendapat sunnah kaum muslimin". (H.R. Bukhori dan Muslim)

SEEKOR KAMBING SEKELUARGA
"Pada zaman Rasulullah s.a.w. orang berqurban dengan seekor domba untuknya dan untuk keluarga seisi rumahnya. Mereka memakan dan mereka berikan orang lain sampai manusia merasa senang (lega), sehingga mereka menjadi seperti yang kau lihat“. (H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Jadi Qurban secara urunan yang dilaksanakan disekolahan pada hakekatnya bukan Qurban sebenarnya, namun dalam rangka mendidik para murid agar kelak ingat dan dapat melaksanakan Qurban secara mandiri.

SEEKOR SAPI 7 ORANG
Bagi yang menginginkan qurban sapi dapat dilakukan dengan cara urunan 7 orang. Diriwayatkan oleh Jabir, berkata : "Kami menyembelih qurban bersama dengan Nabi di Hudaibiah, seekor unta untuk tujuh orang, begitu juga sapi". (H.R. Muslim, Abu Daud dan At Tirmidzi)

SEHAT TAK BERCACAT
Qurban harus dilaksanakan secara sempurna, termasuk dalam memilih ternak Qurban. Dari Barra' bin Azib ra katanya : Rasulullah s.a.w. berdiri diantara kami dan bersabda : "Empat jenis (binatang) yang tidak boleh dijadikan qurban : 1. Yang buta sebelah matanya, 2. Yang positif sakit, 3. Yang positif pincang, 4. Yang sudah tua dan sudah tidak bersumsum". (H.R. Ahmad dan Imam yang empat, dishahihkan At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

BOLEH MENIKMATI
“Apakah yang berqurban boleh menikmati daging qurbannya ?, kata orang tidak boleh karena menunjukkan kekurang ikhlasan dalam berqurban !“, benarkah ?. Nabi s.a.w. bersabda : "Makanlah dan berilah makan (bagikan) dan simpanlah ". (H.R. Bukhori  dan Muslim). Dari sabda Nabi s.a.w. ini jelas bahwa yang berqurban justru disyariatkan  makan, menyimpan dan membagikannya.

WAKTU PENYEMBELIHAN
Pada umumnya banyak yang menyangka, bahwa waktu penyembelihan hanya 10 Dzulhijjah, seusai sholat idul Adha saja. Padahal masih ada waktu 3 hari lagi yakni hari tasyrik : 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

BAGAIMANA DENGAN KULIT ?
Dalam berqurban daging dan kulit harus dibagikan semuanya. Masalah daging mudah membaginya, namun untuk kulit ?, betapa sulit merawatnya. Maka sebagai jalan keluar terbaik adalah dengan menjualnya, kemudian hasil penjualan kulit dibagikan atau uang hasil penjualan kulit bisa dirupakan beras, gula dan sebagainya, kemudian dibagikan kepada fakir miskin. Dari Ali Bin AbuThalib r.a. katanya : “Rasulullah s.a.w. pernah mengutusku agar mengurus unta qurban beliau, membagikan dagingnya, kulitnya dan barang barang yang merupakan pakaian unta itu kepada para orang miskin. Dan saya tidak memberikan upah sembelihan dari binatang qurban“. (H.R. Bukhari Muslim).     
Adapun untuk ongkos penyembelihan, tidak boleh diambilkan dari bagian qurban, jadi ongkos penyembelih dibebankan kepada yang qurban.  

PUASA ARAFAH
Dalam rangkaian ibadah hari raya Qurban, ada lagi tuntunan yang mengiringinya yakni puasa arafah yang dilaksanakan sehari sebelum sholat Idul Qurban  (9 Dzulhijjah, bertepatan hari selasa 21 Agustus 2018). Walaupun sunnah hukumnya mari menunaikannya, karena besar keutamaannya.
"Dari Abi Qatadah Al Anshari r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. ditanya ten
 tang puasa hari arafah, maka beliau menjawab : “Puasa tersebut mengha[us dosa yang telah lalu dan yang akan datang". (H.R. Muslim) 

DO'A MENYEMBELIH TERNAK QURBAN
بسم الله والله اكبر     
Bismillaahi walloohu akbar
          (Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar)
Dari Anas r.a. katanya : Rasulullah s.a.w. menyembelih qurban dua ekor kambing kibas ( biri biri ) putih yang bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri sambil membaca Basmallah dan Takbir dan dengan menginjakkan kaki beliau di pangkal leher biri biri itu. (H.R. Muslim)


KISAH TAULADAN
MAKBULNYA DO’A SANG IBU
             
Sebuah kiisah disampaikan Rasulullah s.a.w. yang menunjukkan betapa makbulnya do’a seorang ibu dan betapa terbukti bahwa yang hak benar benar nampak hak sebagaiman dilakukan Juraij. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Tidaklah berbicara ketika masih bayi kecuali tiga orang, di antaranya : Isa bin Maryam dan seorang bayi yang ada pada zaman Juraij. Juraij adalah seorang laki laki ahli Ibadah, dia membangun sendiri tempat ibadahnya. Kisahnya pada suatu hari di saat ia sedang sholat ibunya memanggil : “Wahai Juraij”. Juraij berkata : “Ya Rabbi apakah akan saya jawab panggilan ibu atau meneruskan sholatku ?”. Juraij meneruskan sholatnya, kemudian ibunya pergi.
Keesokan harinya Ibu Juraij datang ketika ia sedang sholat. Sang Ibu memanggil : “Wahai Juraij !”. Juraij mengadu kepada Allah : “Ya Rabbi aku memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan solatku ?”. Ia meneruskan sholatnya.   
Lalu ibunya pergi meninggalkan Juraij. Pada pagi hari Ibu Juraij datang lagi, ketika itu Juraij sedang sholat. Sang Ibu memanggil : “Wahai Juraij”. Juraij berkata : “Ya Rabbi aku memenuhi panggilan ibu atau meneruskan sholatku ?”. Tetapi Juraij meneruskan solatnya. Lalu Ibu Juraij bersumpah : “Ya Allah janganlah Engkau matikan dia sehingga ia melihat pelacur !”.
Orang orang Bani Israil menyebut nyebut ketekunan ibadah Juraij. Dan tersebutlah dari mereka seorang pelacur yang sangat cantik berkata : “Jika kalian menghendaki, aku akan memberinya fitnah”. Perempuan tersebut lalu mendatangi Juraij dan menggodanya, tetapi Juraij tidak memperdulikannya. Lalu pelacur tersebut mendatangi seorang penggembala yang sedang berteduh di dekat tempat ibadah Juraij. Akhirnya ia berzina dan hamil.
Tatkala ia melahirkan seorang bayi, orang orang bertanya : “Bayi ini hasil perbuatan siapa ?”. Pelacur itu menjawab : “Juraij”. Maka mereka mendatangi Juraij dan memaksanya keluar dari tempat ibadahnya. Selanjutnya mereka memukuli Juraij, mencaci maki dan merobohkan tempat ibadahnya. Juraij bertanya : “Ada apa ini, mengapa kalian perlakukan aku seperti ini ?”. Mereka menjawab : “Engkau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi”. Ia bertanya : “Di mana sekarang bayi itu ?”.
Kemudian mereka datang membawa bayi tersebut. Juraij berkata : “Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan sholat”. Kemudian Juraij sholat, selesai sholat Juraij menghampiri sang bayi lalu mencoleknya di perutnya seraya bertanya : “Wahai bayi siapakah ayahmu ?”. Sang bayi menjawab : “Ayahku adalah seorang penggembala”. Serta merta orang orang pun berhambur menciumi dan meminta maaf kepada Juraij. Mereka berkata : “Kami akan membangun kembali tempat ibadah untukmu dari emas !”. Juraij menjawab : “Jangan cukup dari tanah saja sebagaimana semula”. Mereka lalu membangun tempat ibadah sebagaimana yang dikehendaki Juraij……….”. (H.R. Bukhari dan Muslim).