TUNTUNAN QURBAN
“Daging daging
unta dan darahnya itu sekali kali
tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan
Allah terhadap hidayah Nya
kepada kamu dan berilah kabar gembira kepada orang orang yang berbuat baik“. (Q.S. Al Hajj (22) : 37)
Berqurban
bukan berarti mempersembahkan daging sembelihan pada Yang Maha Kuasa, karena
hewan qurban pada hakekatnya Allah jua Yang Menciptakannya, mana mungkin Dia
membutuhkan ?..
TAQWA JADI
ACUAN
Daging qurban justru
dibagikan kepada yang membutuhkan. Disini kelebihan ajaran islam, dengan
demikian bukti
ketaqwaanlah yang jadi acuan.
"Daging daging unta dan darahnya itu
sekali kali
tidak dapat mencapai (keridloan)
Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya". (Q.S. Al Hajj (22) : 37)
PERINTAH BERQURBAN
“Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah“. (Q.S.
Al Kautsar 1-2)
Allah mengingatkan
betapa banyak kenikmatan dicurahkan kepada hamba Nya, kenikmatan tiada
terbilang dan sulit diperhitungkan. Sehingga sangat tepat bila hamba Nya
diperintah sholat dan berqurban sebagai rasa syukur kepada Nya.
Sholat dan
qurban difirmankan secara berdampingan, artinya bila telah melaksanakan sholat, hendaklah
diiringi
dengan melepaskan kebahilan (bukti ketaqwaan), yang merupakan penyakit jiwa
yang dikendalikan setan, penyakit yang merugikan kehidupan, sehingga jiwanya terasa sempit
dan tertekan, karena kikir akan membuat renggangnya hubungan dan dibenci orang.
ANCAMAN
YANG TIDAK BERQURBAN
Begitu sinisnya Nabi saw terhadap
orang yang mampu namun tak melaksanakan Qurban, sehingga beliau mengecam dan
melarang untuk mendekati musholla. Ini pertanda beliau s.a.w. sangat tidak suka kepada yang
berjiwa bahil alias terlampau cinta pada harta.
Dari
Abu Hurairah r.a. katanya :
“Rasulullah
s.a.w.
bersabda :
"Barangsiapa mampu berqurban, tetapi tak mau berqurban, maka janganlah
mendekati mushollaku". (H.R.
Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan Al Hakim)
DISYARIATKAN TIAP TAHUN
Ada yang berpendapat
bahwa qurban cukup
dilaksanakan satu
kali selama
hidup. Ini pemahaman perlu diluruskan, justru qurban disyariatkan tiap tahun
bagi yang mampu, karena qurban merupakan
rangkaian ibadah
Idul Adha.
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, maka sesungguhnya ia
menyembelih untuk dirinya. Dan siapa yang menyembelih setelah sholat dan dua
khutbah, sungguh ibadahnya ia telah sempurnakan dan ia mendapat sunnah kaum
muslimin". (H.R.
Bukhori dan Muslim)
SEEKOR KAMBING SEKELUARGA
"Pada zaman Rasulullah s.a.w. orang berqurban
dengan seekor domba untuknya dan untuk keluarga seisi rumahnya. Mereka memakan
dan mereka berikan orang lain sampai manusia merasa senang (lega), sehingga
mereka menjadi seperti yang kau lihat“. (H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Jadi Qurban secara urunan yang
dilaksanakan disekolahan pada hakekatnya bukan Qurban sebenarnya, namun dalam
rangka mendidik para murid agar
kelak ingat dan dapat melaksanakan Qurban secara mandiri.
SEEKOR SAPI 7 ORANG
Bagi yang menginginkan qurban sapi dapat dilakukan dengan cara urunan 7 orang. Diriwayatkan
oleh Jabir, berkata : "Kami
menyembelih qurban bersama dengan Nabi di Hudaibiah, seekor unta untuk tujuh
orang, begitu juga sapi". (H.R. Muslim, Abu Daud dan At Tirmidzi)
SEHAT
TAK BERCACAT
Qurban harus dilaksanakan secara
sempurna, termasuk dalam memilih ternak Qurban. Dari Barra' bin Azib ra katanya : “Rasulullah
s.a.w. berdiri diantara kami dan bersabda : "Empat jenis (binatang) yang tidak boleh
dijadikan qurban : 1. Yang buta sebelah matanya, 2. Yang positif sakit,
3. Yang positif pincang, 4. Yang sudah tua dan sudah tidak bersumsum". (H.R. Ahmad dan Imam yang empat, dishahihkan At
Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
BOLEH MENIKMATI
“Apakah yang berqurban boleh menikmati daging qurbannya
?, kata orang tidak boleh karena
menunjukkan
kekurang ikhlasan dalam berqurban !“, benarkah ?. Nabi
s.a.w. bersabda : "Makanlah dan berilah makan (bagikan) dan
simpanlah ". (H.R.
Bukhori dan Muslim). Dari sabda Nabi s.a.w.
ini jelas bahwa yang berqurban justru disyariatkan makan, menyimpan dan membagikannya.
WAKTU PENYEMBELIHAN
Pada umumnya banyak yang
menyangka, bahwa waktu penyembelihan hanya 10 Dzulhijjah, seusai sholat idul
Adha saja. Padahal
masih ada waktu 3 hari lagi yakni hari tasyrik : 11, 12 dan
13 Dzulhijjah.
BAGAIMANA DENGAN KULIT ?
Dalam berqurban daging dan
kulit harus dibagikan
semuanya. Masalah daging mudah membaginya, namun
untuk kulit ?, betapa
sulit merawatnya.
Maka sebagai jalan keluar terbaik adalah dengan menjualnya, kemudian hasil
penjualan kulit dibagikan atau uang hasil penjualan kulit bisa dirupakan beras,
gula dan
sebagainya, kemudian dibagikan
kepada fakir miskin. Dari Ali Bin
AbuThalib r.a. katanya : “Rasulullah s.a.w. pernah mengutusku agar mengurus
unta qurban beliau, membagikan dagingnya, kulitnya dan barang
barang yang merupakan pakaian unta itu kepada para orang miskin. Dan saya
tidak memberikan upah sembelihan dari binatang qurban“.
(H.R.
Bukhari Muslim).
Adapun
untuk ongkos penyembelihan, tidak boleh diambilkan dari bagian qurban, jadi
ongkos penyembelih dibebankan kepada yang qurban.
PUASA
ARAFAH
Dalam rangkaian ibadah hari
raya Qurban, ada lagi tuntunan yang mengiringinya yakni puasa arafah yang
dilaksanakan sehari sebelum sholat Idul Qurban (9
Dzulhijjah, bertepatan hari selasa 21 Agustus 2018). Walaupun sunnah
hukumnya mari menunaikannya, karena besar keutamaannya.
"Dari Abi Qatadah Al Anshari r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. ditanya
ten
tang
puasa hari arafah, maka beliau menjawab : “Puasa tersebut mengha[us dosa yang
telah lalu dan yang akan datang". (H.R. Muslim)
DO'A MENYEMBELIH TERNAK
QURBAN
بسم الله والله اكبر
Bismillaahi
walloohu akbar
(Dengan nama Allah
dan Allah Maha Besar)
Dari
Anas r.a. katanya :
“Rasulullah
s.a.w. menyembelih qurban dua ekor
kambing kibas ( biri biri ) putih yang bertanduk. Beliau
menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri sambil membaca Basmallah dan
Takbir dan dengan menginjakkan kaki beliau di pangkal leher biri biri itu“. (H.R. Muslim)
KISAH TAULADAN
MAKBULNYA DO’A SANG IBU
Sebuah kiisah
disampaikan Rasulullah s.a.w. yang menunjukkan betapa makbulnya do’a seorang
ibu dan betapa terbukti bahwa yang hak benar benar nampak hak sebagaiman dilakukan
Juraij. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w.
bersabda : "Tidaklah berbicara ketika masih bayi kecuali tiga orang, di
antaranya : Isa bin Maryam dan seorang bayi yang ada pada zaman Juraij. Juraij
adalah seorang laki laki ahli Ibadah, dia membangun sendiri tempat ibadahnya.
Kisahnya pada suatu hari di saat ia sedang sholat ibunya memanggil : “Wahai
Juraij”. Juraij berkata : “Ya Rabbi apakah akan saya jawab panggilan ibu atau meneruskan
sholatku ?”. Juraij meneruskan sholatnya, kemudian ibunya pergi.
Keesokan harinya Ibu Juraij datang ketika ia sedang sholat. Sang Ibu
memanggil : “Wahai Juraij !”. Juraij mengadu kepada Allah : “Ya Rabbi aku
memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan solatku ?”. Ia meneruskan sholatnya.
Lalu
ibunya pergi meninggalkan Juraij. Pada pagi hari Ibu Juraij datang lagi, ketika
itu Juraij sedang sholat. Sang Ibu memanggil : “Wahai Juraij”. Juraij berkata :
“Ya Rabbi aku memenuhi panggilan ibu atau meneruskan sholatku ?”. Tetapi Juraij
meneruskan solatnya. Lalu Ibu Juraij bersumpah : “Ya Allah janganlah Engkau
matikan dia sehingga ia melihat pelacur !”.
Orang orang
Bani Israil menyebut nyebut ketekunan ibadah Juraij. Dan tersebutlah dari
mereka seorang pelacur yang sangat cantik berkata : “Jika kalian menghendaki,
aku akan memberinya fitnah”. Perempuan tersebut lalu mendatangi Juraij dan
menggodanya, tetapi Juraij tidak memperdulikannya. Lalu pelacur tersebut
mendatangi seorang penggembala yang sedang berteduh di dekat tempat ibadah
Juraij. Akhirnya ia berzina dan hamil.
Tatkala
ia melahirkan seorang bayi, orang orang bertanya : “Bayi ini hasil perbuatan
siapa ?”. Pelacur itu menjawab : “Juraij”. Maka mereka mendatangi Juraij dan
memaksanya keluar dari tempat ibadahnya. Selanjutnya mereka memukuli Juraij,
mencaci maki dan merobohkan tempat ibadahnya. Juraij bertanya : “Ada apa ini,
mengapa kalian perlakukan aku seperti ini ?”. Mereka menjawab : “Engkau telah
berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi”. Ia bertanya :
“Di mana sekarang bayi itu ?”.
Kemudian mereka datang membawa bayi tersebut. Juraij
berkata : “Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan sholat”. Kemudian Juraij sholat,
selesai sholat Juraij menghampiri sang bayi lalu mencoleknya di perutnya seraya
bertanya : “Wahai bayi siapakah ayahmu ?”. Sang bayi menjawab : “Ayahku adalah
seorang penggembala”. Serta merta orang orang pun berhambur menciumi dan
meminta maaf kepada Juraij. Mereka berkata : “Kami akan membangun kembali
tempat ibadah untukmu dari emas !”. Juraij menjawab : “Jangan cukup dari tanah
saja sebagaimana semula”. Mereka lalu
membangun tempat ibadah sebagaimana yang dikehendaki Juraij……….”. (H.R. Bukhari
dan Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar