Senin, 13 Agustus 2018


TUNTUNAN QURBAN

Daging daging unta dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai  (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah Nya kepada kamu dan berilah kabar gembira kepada orang orang yang berbuat baik. (Q.S. Al Hajj (22) : 37)
            
Berqurban bukan berarti mempersembahkan daging sembelihan pada Yang Maha Kuasa, karena hewan qurban pada hakekatnya Allah jua Yang Menciptakannya, mana mungkin Dia membutuhkan ?..

TAQWA JADI ACUAN
Daging qurban justru dibagikan kepada yang membutuhkan. Disini kelebihan ajaran islam, dengan demikian bukti ketaqwaanlah yang jadi acuan.
"Daging daging unta dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridloan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya". (Q.S. Al Hajj (22) : 37)

PERINTAH BERQURBAN
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah“.  (Q.S. Al Kautsar 1-2)
Allah mengingatkan betapa banyak kenikmatan dicurahkan kepada hamba Nya, kenikmatan tiada terbilang dan sulit diperhitungkan. Sehingga sangat tepat bila hamba Nya diperintah sholat dan berqurban sebagai rasa syukur kepada Nya.     
Sholat dan qurban difirmankan secara berdampingan, artinya bila telah  melaksanakan sholat, hendaklah diiringi dengan melepaskan kebahilan (bukti ketaqwaan), yang merupakan penyakit jiwa yang dikendalikan setan, penyakit yang merugikan kehidupansehingga jiwanya terasa sempit dan tertekan, karena kikir akan membuat renggangnya hubungan dan dibenci orang.

ANCAMAN YANG TIDAK BERQURBAN
Begitu sinisnya Nabi saw terhadap orang yang mampu namun tak melaksanakan Qurban, sehingga beliau mengecam dan melarang untuk mendekati musholla. Ini pertanda beliau s.a.w. sangat tidak suka kepada yang berjiwa bahil alias terlampau cinta pada harta.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya : Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa mampu berqurban, tetapi tak mau berqurban, maka janganlah mendekati mushollaku". (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan Al Hakim)

DISYARIATKAN TIAP TAHUN
Ada yang berpendapat bahwa qurban cukup dilaksanakan satu kali selama hidup. Ini pemahaman perlu diluruskan, justru qurban disyariatkan tiap tahun bagi yang mampu, karena qurban merupakan rangkaian ibadah Idul Adha.    
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya. Dan siapa yang menyembelih setelah sholat dan dua khutbah, sungguh ibadahnya ia telah sempurnakan dan ia mendapat sunnah kaum muslimin". (H.R. Bukhori dan Muslim)

SEEKOR KAMBING SEKELUARGA
"Pada zaman Rasulullah s.a.w. orang berqurban dengan seekor domba untuknya dan untuk keluarga seisi rumahnya. Mereka memakan dan mereka berikan orang lain sampai manusia merasa senang (lega), sehingga mereka menjadi seperti yang kau lihat“. (H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Jadi Qurban secara urunan yang dilaksanakan disekolahan pada hakekatnya bukan Qurban sebenarnya, namun dalam rangka mendidik para murid agar kelak ingat dan dapat melaksanakan Qurban secara mandiri.

SEEKOR SAPI 7 ORANG
Bagi yang menginginkan qurban sapi dapat dilakukan dengan cara urunan 7 orang. Diriwayatkan oleh Jabir, berkata : "Kami menyembelih qurban bersama dengan Nabi di Hudaibiah, seekor unta untuk tujuh orang, begitu juga sapi". (H.R. Muslim, Abu Daud dan At Tirmidzi)

SEHAT TAK BERCACAT
Qurban harus dilaksanakan secara sempurna, termasuk dalam memilih ternak Qurban. Dari Barra' bin Azib ra katanya : Rasulullah s.a.w. berdiri diantara kami dan bersabda : "Empat jenis (binatang) yang tidak boleh dijadikan qurban : 1. Yang buta sebelah matanya, 2. Yang positif sakit, 3. Yang positif pincang, 4. Yang sudah tua dan sudah tidak bersumsum". (H.R. Ahmad dan Imam yang empat, dishahihkan At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

BOLEH MENIKMATI
“Apakah yang berqurban boleh menikmati daging qurbannya ?, kata orang tidak boleh karena menunjukkan kekurang ikhlasan dalam berqurban !“, benarkah ?. Nabi s.a.w. bersabda : "Makanlah dan berilah makan (bagikan) dan simpanlah ". (H.R. Bukhori  dan Muslim). Dari sabda Nabi s.a.w. ini jelas bahwa yang berqurban justru disyariatkan  makan, menyimpan dan membagikannya.

WAKTU PENYEMBELIHAN
Pada umumnya banyak yang menyangka, bahwa waktu penyembelihan hanya 10 Dzulhijjah, seusai sholat idul Adha saja. Padahal masih ada waktu 3 hari lagi yakni hari tasyrik : 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

BAGAIMANA DENGAN KULIT ?
Dalam berqurban daging dan kulit harus dibagikan semuanya. Masalah daging mudah membaginya, namun untuk kulit ?, betapa sulit merawatnya. Maka sebagai jalan keluar terbaik adalah dengan menjualnya, kemudian hasil penjualan kulit dibagikan atau uang hasil penjualan kulit bisa dirupakan beras, gula dan sebagainya, kemudian dibagikan kepada fakir miskin. Dari Ali Bin AbuThalib r.a. katanya : “Rasulullah s.a.w. pernah mengutusku agar mengurus unta qurban beliau, membagikan dagingnya, kulitnya dan barang barang yang merupakan pakaian unta itu kepada para orang miskin. Dan saya tidak memberikan upah sembelihan dari binatang qurban“. (H.R. Bukhari Muslim).     
Adapun untuk ongkos penyembelihan, tidak boleh diambilkan dari bagian qurban, jadi ongkos penyembelih dibebankan kepada yang qurban.  

PUASA ARAFAH
Dalam rangkaian ibadah hari raya Qurban, ada lagi tuntunan yang mengiringinya yakni puasa arafah yang dilaksanakan sehari sebelum sholat Idul Qurban  (9 Dzulhijjah, bertepatan hari selasa 21 Agustus 2018). Walaupun sunnah hukumnya mari menunaikannya, karena besar keutamaannya.
"Dari Abi Qatadah Al Anshari r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. ditanya ten
 tang puasa hari arafah, maka beliau menjawab : “Puasa tersebut mengha[us dosa yang telah lalu dan yang akan datang". (H.R. Muslim) 

DO'A MENYEMBELIH TERNAK QURBAN
بسم الله والله اكبر     
Bismillaahi walloohu akbar
          (Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar)
Dari Anas r.a. katanya : Rasulullah s.a.w. menyembelih qurban dua ekor kambing kibas ( biri biri ) putih yang bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri sambil membaca Basmallah dan Takbir dan dengan menginjakkan kaki beliau di pangkal leher biri biri itu. (H.R. Muslim)


KISAH TAULADAN
MAKBULNYA DO’A SANG IBU
             
Sebuah kiisah disampaikan Rasulullah s.a.w. yang menunjukkan betapa makbulnya do’a seorang ibu dan betapa terbukti bahwa yang hak benar benar nampak hak sebagaiman dilakukan Juraij. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Tidaklah berbicara ketika masih bayi kecuali tiga orang, di antaranya : Isa bin Maryam dan seorang bayi yang ada pada zaman Juraij. Juraij adalah seorang laki laki ahli Ibadah, dia membangun sendiri tempat ibadahnya. Kisahnya pada suatu hari di saat ia sedang sholat ibunya memanggil : “Wahai Juraij”. Juraij berkata : “Ya Rabbi apakah akan saya jawab panggilan ibu atau meneruskan sholatku ?”. Juraij meneruskan sholatnya, kemudian ibunya pergi.
Keesokan harinya Ibu Juraij datang ketika ia sedang sholat. Sang Ibu memanggil : “Wahai Juraij !”. Juraij mengadu kepada Allah : “Ya Rabbi aku memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan solatku ?”. Ia meneruskan sholatnya.   
Lalu ibunya pergi meninggalkan Juraij. Pada pagi hari Ibu Juraij datang lagi, ketika itu Juraij sedang sholat. Sang Ibu memanggil : “Wahai Juraij”. Juraij berkata : “Ya Rabbi aku memenuhi panggilan ibu atau meneruskan sholatku ?”. Tetapi Juraij meneruskan solatnya. Lalu Ibu Juraij bersumpah : “Ya Allah janganlah Engkau matikan dia sehingga ia melihat pelacur !”.
Orang orang Bani Israil menyebut nyebut ketekunan ibadah Juraij. Dan tersebutlah dari mereka seorang pelacur yang sangat cantik berkata : “Jika kalian menghendaki, aku akan memberinya fitnah”. Perempuan tersebut lalu mendatangi Juraij dan menggodanya, tetapi Juraij tidak memperdulikannya. Lalu pelacur tersebut mendatangi seorang penggembala yang sedang berteduh di dekat tempat ibadah Juraij. Akhirnya ia berzina dan hamil.
Tatkala ia melahirkan seorang bayi, orang orang bertanya : “Bayi ini hasil perbuatan siapa ?”. Pelacur itu menjawab : “Juraij”. Maka mereka mendatangi Juraij dan memaksanya keluar dari tempat ibadahnya. Selanjutnya mereka memukuli Juraij, mencaci maki dan merobohkan tempat ibadahnya. Juraij bertanya : “Ada apa ini, mengapa kalian perlakukan aku seperti ini ?”. Mereka menjawab : “Engkau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi”. Ia bertanya : “Di mana sekarang bayi itu ?”.
Kemudian mereka datang membawa bayi tersebut. Juraij berkata : “Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan sholat”. Kemudian Juraij sholat, selesai sholat Juraij menghampiri sang bayi lalu mencoleknya di perutnya seraya bertanya : “Wahai bayi siapakah ayahmu ?”. Sang bayi menjawab : “Ayahku adalah seorang penggembala”. Serta merta orang orang pun berhambur menciumi dan meminta maaf kepada Juraij. Mereka berkata : “Kami akan membangun kembali tempat ibadah untukmu dari emas !”. Juraij menjawab : “Jangan cukup dari tanah saja sebagaimana semula”. Mereka lalu membangun tempat ibadah sebagaimana yang dikehendaki Juraij……….”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar