AKRAB RAMAH DAN CANDA RASULULLAH
“Dan sesungguhnya engkau benar
benar
berbudi pekerti yang agung”. (Q.S.
Al Qolam (98) : 4)
Sebagai utusan akhir zaman Nabi Muhammad s.a.w. dibekali dengan budi pekerti yang agung, sehingga prilakunya lembut, kasih sayang jauh dari kekasaran apalagi kekerasan. Berkat ketinggian akhlak inilah banyak yang pada tersentuh dan simpati, bahkan sampai memeluk agama Islam.
KELEMBUTAN PADA ISTRINYA
Suatu pagi Aisyah istri Nabi menyediakan
air minum untuk Rasulullah s.a.w.. Ketika selesai sholat shubuh, Rasul masuk
kerumah dan duduk menikmati minuman hangat yang disediakan Aisyah. Namun baru
sedikit diminum, terasa ada sesuatu yang aneh. Minuman bukan terasa manis tapi
asin. Rupanya Aisyah keliru mengambil garam untuk minum beliau, Nabipun dengan lemah
lembut memanggil Aisyah : "Ya
Khumairo’ (yang kemerah merahan) kemari !, mari kita menikmati minum ini
segelas berdua !”. Maka Aisyahpun duduk dengan manja disamping Nabi kemudian mulai
meminumnya.
Tiba tiba wajah Aisyah berubah
kecut dan malu, namun Nabi bersabda dengan lembutnya : “Wahai Khumairo’ jangan
takut tidak mengapa, tetapi lain kali jangan menaruh gula berdampingan dengan
garam !”. Dengan tersipu Aisyah mohon maaf dan berjanji untuk lebih berhati
hati. .
SUKA MENCIUM CUCUNYA
Rasulullah sangat menyayangi cucunya
Hasan dan Husain bin Ali dan sering menciumnya, sampai seorang sahabat bertanya
: "Engkau suka menciumi cucu anda ya Rasulullah ?, saya punya banyak anak
tapi tak pernah menciumnya". Rasulullah bersabda : "Barang siapa
tidak memiliki kasih sayang dia tidak akan disayang (Allah)".
KUDA KUDAAN DENGAN CUCU
Karena cintanya Rasulullah kepada cucunya,
beliau sering merangkak bagai kuda, kemudian ditunggangi bergantian oleh kedua
cucunya.
MEMPERPANJANG SUJUD
Sering dalam sholatnya beliau
memperlama sujud karena kedua cucunya naik diatas punggungnya ketika beliau
sujud. Baru ketika kedua cucunya turun dari punggungnya beliaupun bangkit dari sujudnya.
MENYAYANGI ANAK ANAK
Beliau suka bercanda dan sangat
menyayangi anak anak, anak anak biasa menunggu Nabi pulang dari masjid, ketika
melihat Rasulullah mereka segera berlari, siapa yang dulu mendekati Nabi akan
mendapat hadiah diangkat ke pundak Nabi yang kanan, juara kedua ke pundak Nabi
yang kiri, juara ketiga dinaikkan ke punggung beliau. Demikian akrab dan cintanya
beliau pada anak.
CANDA ANAK ONTA
Seorang sahabat mendatangi
Rasulullah s.a.w., dia meminta agar Rasulullah s.a.w. membantu mencari unta
untuk memindahkan barang barangnya yang berat dan cukup banyak. Rasulullah
berkata : “Kalau begitu kamu pindahkan barang barangmu itu ke anak unta di
seberang sana itu”.
Sahabat bingung bagaimana mungkin
seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah apakah tidak
ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang barangku ini ?”. Rasulullah
menjawab : “Aku tidak mengatakan anak unta itu masih kecil, yang jelas dia
adalah anak unta. Bukankah tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain
unta ?”.
Sahabat tersenyum dia mengerti bahwa
Rasulullah sedang bercanda. (H.R. Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi).
NABI DAN NENEK TUA
Seorang nenek tua bertanya pada
Rasulullah : “Ya Utusan Allah apakah perempuan tua seperti aku layak masuk syurga
?”, Rasulullah menjawab : “Wahai ibu sesungguhnya di syurga tidak ada perempuan
tua sebagaimana engkau”. Perempuan itupun menangis merenungi nasibnya.
Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al
Waaqi’ah (56) : 35-37 : “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari
bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis gadis perawan penuh
cinta lagi sebaya umurnya”. (H.R. At Tirmidzi, hadits hasan). Akhirnya si
nenekpun faham bahwa kelak bila di syurga akan jadi muda kembali.
KENTUT NENEK TUA
Seorang nenek pulang dari pasar
melalui jalanan kecil, tiba tiba mulas dan kentut dengan suara keras, ketika menoleh,
betapa kagetnya karena dibelakangnya ada Nabi Muhammad s.a.w. sedang lewat betapa
malunya dia.
Dengan malu si nenek berkata :
"Ya Rasulallah maafkan aku kentut dihadapan tuan tanpa sengaja".
"Apa ?", jawab Nabi : "Tolong keraskan suaramu karena aku agak
tuli". Si nenek beberapa kali meminta maaf kepada Nabi dengan suara agak keras,
namun beberapa kali pula Nabi menyatakan beliau agak tuli. Si nenek puas karena Nabi ternyata agak tuli sehingga tidak mendengar kentutnya.
Nabi sengaja berpura pura tuli guna menjaga perasaannya.
AKRAB DENGAN BUDAK
Zahir sahabat agak lemah akalnya namun
Rasulullah mencintainya, sering menyendiri di gurun pasir, sehingga Rasulullah
berkata : “Zahir ini adalah lelaki
padang pasir dan kita semua tinggal di kotanya”.
Suatu hari Rasulullah ke pasar melihat
Zahir sedang melihat barang barang dagangan, kemudian Nabi memeluknya dari
belakang. Zahir berteriak : “Heii siapa ini ? lepaskan aku !”, Zahir berontak sambil
menoleh, kemudian Rasulullah berkata : “Wahai umat manusia siapa yang mau
membeli budak ini ?”. Zahir berkata : “Ya Rasulullah aku ini tidak bernilai di
pandangan mereka”. Rasulullah berkata : “Tapi dipandangan Allah engkau sungguh
bernilai Zahir, mau dibeli Allah atau dibeli manusia ?”. Kemudian Zahir mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di
pelukan Rasulullah. (H.R. Imam Ahmad dari Anas r.a.)
SUARA ANEH
Suatu ketika Rasulullah s.a.w.
menjadi imam shalat, para sahabat yang menjadi makmum mendengar bunyi seolah
olah sendi sendi Rasulullah s.a.w.
bergeser satu sama lain.
UMAR BERTANYA
Sahabat Umar yang tidak tahan
melihat baginda langsung bertanya setelah selesai sholat : ”Ya Rasulullah kami
melihat seolah olah tuan menanggung penderitaan yang berat, apakah anda sakit ?”,
namun Rasulullah menjawab : ”Tidak Alhamdulillah aku sehat dan segar”.
Umar melanjutkan pertanyaannya : ”Mengapa
setiap kali anda menggerakkan tubuh, kami mendengar suara sendi bergesekan di
tubuh tuan ?, kami yakin anda sedang sakit”.
KERIKIL PENAHAN LAPAR
Kemudian Rasulullah s.a.w. mengangkat
jubahnya, para sahabat pada terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang
kempis nampak dililiti sehelai kain
berisi batu
kerikil guna menahan lapar. Umar memberanikan diri bertanya : ”Ya Rasulullah apakah anda lapar, pastaskah kami
tinggal diam ?”.
MENGELAK KHAWATIR
Rasulullah menjawab lembut : ”Tidak
aku tahu apa pun akan kau korbankan demi Rasulmu, tetapi apa yang akan kujawab
di hadapan Allah nanti apabila aku sebagai pemimpin menjadi beban bagi umatnya
?”.
Begitu hati hati dan santunnya sikap
Rasulullah s.a.w. dalam keseharian sehingga beliau rela bertahan dalam
kelaparan, walau beliau seorang Nabi.
KISAH TAULADAN
RASULULLAH
DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA
Di sudut pasar Madinah Al Munawarah ada seorang pengemis Yahudi buta, setiap hari selalu memprovokasi : "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad dia orang gila, dia pembohong, dia tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Walau selalu dihujat namun setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu mendatangi dengan membawa makanan tanpa berkata, kemudian menyuapi makanan kepadanya. Rasulullah s.a.w. melakukannya hingga menjelang wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepadanya.
Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah
anaknya Aisyah r.a. kemudian bertanya : "Anakku adakah sunnah kekasihku
yang belum aku kerjakan ?", Aisyah r.a. menjawab : "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah
pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu ?",
tanya Abubakar r.a. “Setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar
dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di
sana", kata Aisyah r.a.
Keesokan harinya Abubakar r.a. ke
pasar membawa makanan untuk si pengemis tua. Ketika Abubakar r.a mulai menyuapinya,
si pengemis marah sambil berteriak : "Siapakah kamu ?". Abu Bakar r.a
menjawab : "Aku orang yang biasa menyuapimu". "Engkau bukan
orang yang biasa mendatangiku", jawab pengemis buta. “Apabila ia mendatangiku tidak susah tangan
ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku
itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya dengan mulutnya
setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri", kata pengemis menggebu
nggebu. Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil
berkata kepada pengemis : “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku
adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia
adalah Muhammad Rasulullah s.a.w..
Setelah pengemis mendengar jawaban
Abubakar r.a. ia pun menangis kemudian berkata : “Benarkah demikian ?,
selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku
sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu
mulia”.
Pengemis Yahudi buta akhirnya terharu, merenung tertegun, hatinya luluh mengenang
kehalusan budi sang Nabi, kemudian dengan tertatih sedih mulutnya mengucapkan
kalimat syahadat dihadapan Abubakar r.a. Subhaanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar