PENTINGNYA URUSAN
KEMANUSIAAN
“…….Dan
tolong
menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong
menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa
Nya”. (Q.S.
Al Maidah 2)
Karena luas dan sempurnanya ajaran Islam, sehingga tidak hanya mengajarkan cara berhubungan dengan Allah (hablumminallaah) saja, tetapi diajarkan pula urusan kemanusiaan (hablumminannaas) juga.
Artinya ketika seorang hamba telah melaksanakan hablumminallah (sholat, dzikir, berdo’a, ibadah haji /
umrah dll), hendaknya bisa membuahkan akhlak mulia !. Sikap yang bermanfaat
bagi sesama : bersikap santun, ramah, suka menyapa, senyum, akrab, perduli,
tanggap, suka membantu dll.
HUBUNGAN DENGAN ALLAH DAN MANUSIA
Betapa
pentingnya hubungan kepada Allah dan manusia, sehingga dianggap hina bila tidak
melaksanakannya !. Sampai berakibat mendapat murkaan Allah dan kerendahan !.
“Mereka diliputi kehinaan
di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)
Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan……”.
(Q.S. Ali Imran (3) : 112)
MERASA SHOLIH
Betapa
keliru pemikirannya lantaran kurangnya pemahaman, sehingga dirinya merasa
paling sholih, paling suci, paling benar ?!. Justru ini menunjukkan kelemahan
dalam memahami tuntunan agama, sehingga hanya mementingkan hubungan dengan
Allah belaka.
KEUTAMAAN MENCINTAI DAN MEMBANTU :
Padahal
begitu besar keutamaan dan manfaat membantu urusan kemanusiaan, diantara keutamaan dan manfaatnya adalah :
1.DIHILANGKAN KESULITANNYA DI HARI QIAMAT
“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang
siapa membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak
kesusahan orang mukmin ketika di dunia, maka Allah akan menghilangkan satu
kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat
kelak.
Membantu kesulitan membutuhkan waktu, tenaga,
fikiran bahkan mungkin dana, tetapi bila tahu hikmahnya, jelas akan senang dan
suka !. Bukankah dengan membantu kesulitan (dengan ikhlas) akan terasa puas dan
bahagia ???. Hubungan makin luas karena menebar hubungan kasih sayang (tidak
egois). Begini bila sesuatu dilakukan karena Allah semata (ikhlas) dan berdasar
ilmu agama.
Apalagi kelak di akherat akan dilepaskan dari kesusahan dan penderitaan
yang luar biasa dahsyatnya !.
2.DIMUDAHKAN URUSANNYA DI BUMI DAN DI AKHERAT
Berkat
memahami ilmu agama, sehingga faham tentang betapa besarnya manfaat memudahkan
urusan dan membantu kesusahannya, sehingga akan dibantu Allah baik di duni
dan akherat !.
“Dan
barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan,
niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan akherat.
Dan barangsiapa yang menutup aib orang Muslim, niscaya Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akherat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang
hamba selama dia suka menolong saudaranya”. (H.R. Muslim)
3.DITOLONG ALLAH
Karena penting dan utamanya suka
menolong sesama, sampai Allah juga akan membalas dengan menolongnya pula. “…….Sesungguhnya
Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia suka menolong saudaranya”.
(H.R. Muslim)
4.MENDAPAT MANISNYA IMAN
Demikian pentingnya urusan kemanusian dibidang saling
mencintai karena Allah, sampai mendapat karunia manisnya iman.
Betapa nikmat rasanya. “Dari Anas bin Malik dari Nabi s.a.w. beliau
bersabda : “Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan
manisnya iman : Menjadikan Allah dan Rasul Nya lebih dicintainya dari selain
keduanya. Jika mencintai seseorang hanya karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia
benci bila dilempar ke neraka”. (H.R. Bukhari)
5.DICINTAI ALLAH
Diantara
hubungan kemanusiaan adalah rasa saling mencintai, saling menolong dan saling mengunjungi karena
Allah. Karena begitu utama dan berharganya sampai dicintai
Allah, bahkan kelak akan dinaungi dan berada di mimbar
cahaya.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Allah berfirman
: “Cinta Ku adalah untuk orang orang yang saling mencintai karena Ku, cinta Ku
adalah untuk orang orang yang saling tolong menolong karena Ku, cinta Ku adalah
untuk orang orang yang saling berkunjung karena Ku”. Orang orang yang bercinta
karena Allah berada di atas mimbar mimbar dari cahaya dalam naungan ‘Arsy pada
hari tiada naungan kecuali naungan Nya“. (H.R. Ahmad)
6.ALLAH
SELALU MENYERTAINYA
Demikian
tinggi penghargaan Allah terhadap orang dicintai Nya, sampai Allah seolah
menjadi pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Bahkan bila berdo’a pasti
akan dikabulkan dan Allah selalu melindunginya.
"Apabila
Aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk
mendengarnya. Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihatnya.
Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerangnya. Aku merupakan kaki
yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia memohon kepada Ku, pasti Aku
akan mengabulkan Nya. Dan seandainya ia berlindung diri kepada Ku pasti Aku
akan melindungi Nya “. (H.R. Bukhari)
7.DIUMUMKAN KE SELURUH PENGHUNI LANGIT DAN BUMI
Begitu
mulianya hamba yang dicintai Allah, sampai Malaikat Jibril diperintah untuk
mencintainya, bahkan penghuni langit mengikutinya pula dan diikuti pula dengan
yang berada di bumi.
Dari
Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “Apabila Allah mencintai
seseorang maka Allah memanggil Jibril seraya berfirman : “Sesungguhnya Allah
Ta’ala mencintai fulan maka cintailah dia !“.
Kemudian Jibril mencintai orang itu
dan berkata kepada penghuni langit : “Sesungguhnya Allah mencintai fulan maka
cintailah dia !“.
Kemudian
penghuni langit mencintai orang itu. Sesudah itu kecintaan tersebut diteruskan
kepada penghuni bumi“.
(H.R. Bukhari Muslim).
PEMANAH JITU DAN MAKBUL DO’ANYA
Sa'ad bin Abi
Waqash seorang sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga, memeluk Islam di umur 17 tahun. Suatu hari didatangi Abu Bakar Ash Shiddiq, kemudian mengajaknya
menemui Nabi Muhammad di perbukitan dekat Makkah. Sejak saat itu Sa'ad menjadi
salah satu sahabat yang pertama masuk Islam, di era Makkah atau sebelum Hijrah.
Sa'ad bin Abi Waqash merupakan orang Muslim pertama kali melepas
anak panah dalam jihad Islam. Dia pula yang mula mula
terkena anak panah dalam kancah jihad.
Suatu
kali Rasulullah bersabda di tengah Perang Uhud, "Panahlah hai Sa'ad Ibu
bapakku menjadi jaminan bagimu !". Ali bin Abi Thalib juga berkata :
"Tidak pernah saya dengar Rasulullah mengatakan ibu bapaknya sebagai
jaminan seseorang kecuali untuk Sa'ad".
Sa’ad mempunyai dua kekuatan ampuh : panah
dan doanya. Jika memanah tepat sasaran. Jika berdoa, akan dikabulkan. Hal ini
tak lepas dari doa Rasulullah. Suatu hari Rasulullah menyaksikan sesuatu dari
Sa'ad yang menyenangkan hati beliau. Maka Rasulullah bermunajat : "Ya
Allah tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkanlah doanya !".
Ketika fitnah
terjadi pada zaman kholifah Ali bin Abi Thalib, Sa'ad mendengar seorang laki laki
memaki Ali, Thalhah dan Zubair. Orang itu bahkan terus menolak berhenti mencaci maki. Maka Sa'ad berkata : "Kalau begitu akan saya doakan kamu kepada Allah". Laki laki
tadi berkata : "Rupanya kamu hendak menakutiku, seolah olah kamu seorang
Nabi".
Kemudian Sa'ad
wudhu, shalat dan berdoa, tidak lama kemudian muncul seekor unta liar dan menabrak
laki laki tadi sehingga meninggal.
Suatu saat ibundanya melakukan mogok makan, karena menentang keislaman anaknya. Semakin hari makin parah. Kemudian Saad berkata : "Demi
Allah ketahuilah wahai ibunda, seandainya bunda memiliki seratus nyawa, lalu keluar
satu per satu, maka tidak lah anakmu ini akan meninggalkan agama ini (Islam)
walau ditebus dengan apa pun". Akhirnya ibundanya luluh, kemudian turun firman Allah surah
Luqman ayat 15 : “Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada Ku,
kemudian hanya kepada Kulah kembalimu. Maka Kuberitakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan”.