HIJRAH TITIK AWAL ALMANAK
HIJRIYAH
“Dan
(ingatlah) ketika orang orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu, mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah sebaik baik
pembalas tipu daya“. (Q.S. Al Anfal 30)
Karena tekanan kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin kian
hari kian
membahayakan, Nabi s.a.w.
memerintah hijrah para sahabatnya ke Ethiopia (Habasyah ketika itu), hijrah
gelombang pertama terjadi pada tahun 615.
Ternyata tekanan kaum quraisy makin memuncak terbukti pada
September 622, mereka bersidang di Dar en Nadwah merencanakan makar terhadap Nabi
Muhammad, menangkap, memenjara, jika perlu membunuhnya..
STRATEGI HIJRAH NABI
Ketika perintah hijrah datang, dengan
ditemani Abu Bakar beliau berangkat di malam hari meninggalkan Mekkah hijrah ke Yastrib (320
kilometer utara Mekkah). Dalam berhijrah Nabi s.a.w. melakukan strategi cukup
cerdas :
1.Menukar posisi tidur Ali
Di malam menjelang hijrah, Nabi Muhammad s.a.w. menugaskan
Ali bin Abi Talib berbaring di tempat tidur Nabi. Ketika kaum Quraisy mengintai
mereka mengira beliau masih tidur, padahal sudah berangkat hijrah.
2. Transit di goa Tsur
Rasullah s.a.w. dan Abu Bakar r.a.
tidak langsung ke Yatsrib namun transit di goa Tsur (tinggi 458 meter, sebelah selatan Mekkah) selama 3 hari (Jum’at, Sabtu dan Ahad). Dengan transit
bisa menjaga stamina karena akan menempuh pejalanan jauh (320 km), sekaligus
memantau situasi kaum Quraisy Mekkah.
DILINDUNGI ALLAH
Ketika
di goa Tsur beberapa orang Quraisy mengejarnya sempat mendekat, namun tidak
sampai menundukkan kepala menengok ke dalam goa. Karena melihat sarang laba laba dan burung hamam (burung dara
liar) sedang mengeram“. Sehingga logikanya terpatahkan : “Tidak mungkin bila semalam Muhammad masuk
kedalam goa tentu sarang akan rusak, apalagi ada burung sedang mengeram pasti
akan terbang !“. Demikian canggihnya
Allah dalam melindungi hamba Nya.
3. Menyiapkan 4 personil dengan tugas
khusus :
1. Asma’ binti Abu Bakar : Pemasok makanan ke goa Tsur.
2. Abdullah bin Abu Bakar : Memantau / melaporkan situasi Mekkah.
3. Amr bin Fuhairah penggembala domba : Memberi minum air susu perahan domba. Sebelum fajar menggiring
pulang ke Makkah. Juga
bertugas menghapus
jejak, agar jejak kaki
Abdullah dan Asma’ terhapus.
4. Abdullah bin Ariqat Laitsi : Pemandu jalan (karena tidak lewat jalan umum), seorang
kafir kepercayaan yang digaji Abu Bakar r.a. Kemudian Nabi s.a.w. melanjutkan
perjalanan hijrah ke Yatsrib memakan waktu selama sekitar 7 hari.
TIBA DI YATSRIB
Berita Hijrah Nabi Muhammad s.a.w., tersiar di Yatsrib, kaum Muslimin sama rindu, menanti dan
menyambut kedatangan beliau dengan meriah. Pada hari Jum’at rombongan tiba di
Yastrib dan melaksanakan sholat jum’at.
HARI
|
TANGGAL
|
KEGIATAN
|
HARI KE 1
Kamis |
26 Safar S.H. 1
(17 Juni 622) |
MENINGGALKAN MEKKAH, TINGGAL 3 HARI DI GUA TSUR
|
HARI KE 4
Senin |
1 Rabiul awal SH 1 (21 Juni 622)
|
PERJALANAN
KE YATSRIB
|
HARI KE 16
|
12 Rabiul awal SH 1
(2 Juli 622) |
TIBA DI MASJID QUBA ( DEKAT YATSRIB )
|
HARI KE 20
Jumat |
12 Rabiul awal SH 1
(6 Juli 622) |
TIBA DI YATSRIB ( SHOLAT JUMAT )
|
HIKMAH HIJRAH
Dengan Hijrah membawa perubahan
total, terjadi perubahan sosial dari
fanatisme kesukuan menjadi kesatuan Umat Islam yang utuh, bebas dari diskriminasi
warna kulit dsb. Kemudian Yatsrib berubah nama menjadi Madinatur Rasul (Kota
Rasul, selanjutnya menjadi “Madinah“).
PENANGGALAN
HIJRIYAH
Kalender hijriyah merupakan acuan dalam beribadah, dengan
menjadikan hilal sebagai patokan awal bulan, berdasar firman Allah : “Orang orang bertanya kepadamu tentang hilal. “Wahai
Muhammad katakanlah : “Hilal itu adalah tanda waktu untuk kepentingan manusia dan
ibadah haji”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 189)
KESULITAN
Penetapan
tahun Hijriyah dilakukan Khalifah Umar bin Khattab tahun 17 Hijriyah (639 M). Ketika itu Abu Musa Al Asy’ari (gubernur Basrah) menerima surat dari Khalifah Umar
yang tertera bulan Sya’ban. Tapi Syakban kapan ?, tahun ini atau sebelumnya. Kemudian dia
mengusulkan kepada Khalifah Umar untuk menetapkan tahun kalender Islam.
Khalifah Umar kemudian mengumpulkan para sahabat diantaranya Utsman dan Ali. Kemudian muncul masukan antara lain dihitung sejak kelahiran nabi, sejak
wahyu turun, wafat Rasulullah atau hijrah Rasulullah.
DITETAPKAN
Akhirnya ditetapkan hijrah Rasulullah sebagai lambang tegaknya
syariat Islam. Hal itu terjadi pada 16 Rabiul Awal tahun 16 Hijriyah, setelah
30 bulan pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Tahun baru pertama Islam
terjadi pada 1 Muharram 17 Hijriyah.
KETAKHAYYULAN DI
BULAN MUHARRAM (SURO)
Demikian istimewa peristiwa yang terjadi di bulan
Muharram, namun ironisnya akibat kurangnya memahami ajaran islam, banyak yang
terjebak kedalam ketakhayyulan (buatan setan jin dan manusia), sehingga pada
takut mantu, pindah rumah, membuka usaha dan kepercayaan lain yang jauh
menyimpang dari tuntunan agama.
SETAN MEMBANGKITKAN ANGAN ANGAN
KOSONG !
Padahal Allah sudah mengingatkan : "Dan aku
(setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan
angan angan kosong pada mereka,……". (Q.S. Annisa' (4) : 119).
"……..Sebahagian mereka (setan)
membisikkan kepada sebahagian
yang
lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia).
Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan !". (Q.S. Al An'am
(6) : 112)
KEMBALI KE TUNTUNAN AGAMA !
Maka agar tidak terperangkap kepada jebakan, setan
mari kembali ke firman Allah : “……..Sebahagian mereka (setan) membisikkan
kepada sebahagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu
(manusia).…….maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan !".
(Q.S. Al An'am (6) : 112)
JADIKAN SETAN SEBAGAI MUSUH !
“Hai orang orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu !”. (Q.S.
Al Baqarah (2) : 208). Semoga
Allah selalu memberikan hidayah Nya, agar kita terpelihara dari tipuan dan
godaan setan. Amiin.
Lantaran lemahnya
keimanan, karena tidak mau memahami tuntunan agama, sehingga prilakunya jauh
menyimpang dari ajaran agama, sehingga mudah terperosok kedalam perangkap setan
!.
Sehingga berakibat dengan mudahnya
melakukan ketakhayyulan yang menggiring kedalam kemusyrikan. Padahal Allah
sudah mengingatkan : “Hai orang orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu !”. (Q.S. Al Baqarah (2) :
208).
Di bulan Muharram
(suro) ini jama’ah kami seorang mu’allaf (berasal dari agama katolik) pindah
rumah, sekarang sedang mengemasi barang barang.
Kemudian dengan serta merta didatangi
para tetangganya (5 orang diantaranya etnis cina), sambil berkata penuh heran :
“Pak Sam, ini kan bulan suro, kan tidak baik pindah rumah nanti bisa bisa sial
dan celaka !”.
Namun karena pak Sam aktif mengikuti
pengajian, jadi faham tentang ajaran agama, sehingga dengan yakin dan entengnya
beliau menjawab dengan ramah dan sopan, (apalagi masa kontrak kan sudah habis,
masa akan ditunda kepindahannya) : “Ini kan bulan yang dimulyakan, mengapa
ditakuti ?!”.
Para tetangganya pada heran mendengar
jawabannya, penuh keyakinan tanpa beban.
Demikian nikmat bagi yang beriman,
karena semuanya hanya dipasrahkan kepada Yang Maha Kuasa, yang Maha Memberi
rizki, bukan keyakinan yang didasarkan kepada tipuan setan yang selalu
menjanjikan angan angan kosong !, keyakinan ikut ikutan, keyakinan apa kata
orang !.
"Dan
aku (setan)
benar benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan angan
kosong pada mereka,……". (Q.S. Annisa' (4) : 119).
Betapa
lemah dan membingungkan bagi yang tidak punya pegangan yang benar, sehingga
prilakunya hanya berdasar ikut ikutan belaka, padahal Allah sudah mengingatkan dengan
jelas :
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika
Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di
antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(Q.S. Yunus (10) : 107)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar