Minggu, 08 September 2019

HIJRAH TITIK AWAL ALMANAK HIJRIYAH

“Dan (ingatlah) ketika orang orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau   membunuhmu, atau mengusirmu, mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah sebaik baik pembalas   tipu daya“.  (Q.S. Al Anfal  30)                                                               
Karena tekanan kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin kian hari kian  
membahayakan, Nabi s.a.w. memerintah hijrah para sahabatnya ke Ethiopia (Habasyah ketika itu), hijrah gelombang pertama terjadi pada tahun 615.   
Ternyata tekanan kaum quraisy makin memuncak terbukti pada September 622, mereka bersidang di Dar en Nadwah merencanakan makar terhadap Nabi Muhammad, menangkap, memenjara, jika perlu membunuhnya..

STRATEGI HIJRAH NABI
Ketika perintah hijrah datang, dengan ditemani Abu Bakar beliau berangkat  di malam hari meninggalkan Mekkah hijrah ke Yastrib (320 kilometer utara Mekkah). Dalam berhijrah Nabi s.a.w. melakukan strategi cukup cerdas :    
1.Menukar posisi tidur Ali
Di malam menjelang hijrah, Nabi Muhammad s.a.w. menugaskan Ali bin Abi Talib berbaring di tempat tidur Nabi. Ketika kaum Quraisy mengintai mereka mengira beliau masih tidur, padahal sudah berangkat hijrah.
2. Transit di goa Tsur
Rasullah s.a.w. dan Abu Bakar r.a. tidak langsung ke Yatsrib namun transit di goa Tsur (tinggi 458 meter, sebelah selatan Mekkah) selama 3 hari (Jum’at, Sabtu dan Ahad). Dengan transit bisa menjaga stamina karena akan menempuh pejalanan jauh (320 km), sekaligus memantau situasi kaum Quraisy Mekkah.

DILINDUNGI ALLAH
Ketika di goa Tsur beberapa orang Quraisy mengejarnya sempat mendekat, namun tidak sampai menundukkan kepala menengok ke dalam goa. Karena melihat sarang laba laba dan burung hamam (burung dara liar)  sedang mengeram“. Sehingga logikanya terpatahkan : “Tidak mungkin bila semalam Muhammad masuk kedalam goa tentu sarang akan rusak, apalagi ada burung sedang mengeram pasti akan terbang !“.  Demikian canggihnya Allah dalam melindungi hamba Nya.
3. Menyiapkan 4 personil dengan tugas khusus :
1. Asma’ binti Abu Bakar : Pemasok makanan ke goa Tsur.
2. Abdullah bin Abu Bakar : Memantau / melaporkan situasi Mekkah.
3. Amr bin Fuhairah penggembala domba : Memberi minum air susu perahan domba. Sebelum fajar menggiring pulang ke Makkah. Juga bertugas menghapus jejak, agar jejak kaki Abdullah dan Asma’ terhapus.
4. Abdullah bin Ariqat Laitsi : Pemandu jalan (karena tidak lewat jalan umum), seorang kafir kepercayaan yang digaji Abu Bakar r.a. Kemudian Nabi s.a.w. melanjutkan perjalanan hijrah ke Yatsrib memakan waktu selama sekitar 7 hari.

TIBA DI YATSRIB
Berita Hijrah Nabi Muhammad s.a.w., tersiar di Yatsrib, kaum Muslimin sama rindu, menanti dan menyambut kedatangan beliau dengan meriah. Pada hari Jum’at rombongan tiba di Yastrib dan melaksanakan sholat jum’at.
      HARI
           TANGGAL
                                     KEGIATAN
HARI KE 1
Kamis
26 Safar S.H. 1
     (17 Juni 622)
MENINGGALKAN MEKKAH, TINGGAL 3 HARI DI GUA TSUR
HARI KE 4
Senin
1 Rabiul awal SH 1 (21 Juni 622)
 PERJALANAN KE YATSRIB
HARI KE  16
12 Rabiul awal SH 1
       (2 Juli 622)
TIBA DI MASJID QUBA ( DEKAT YATSRIB )
HARI   KE  20
Jumat
12 Rabiul awal SH 1
       (6 Juli 622)
TIBA DI YATSRIB ( SHOLAT JUMAT )

HIKMAH HIJRAH
Dengan Hijrah membawa perubahan total,  terjadi perubahan sosial dari fanatisme kesukuan menjadi kesatuan Umat Islam yang utuh, bebas dari diskriminasi warna kulit dsb. Kemudian Yatsrib berubah nama menjadi Madinatur Rasul (Kota Rasul, selanjutnya menjadi “Madinah“).

PENANGGALAN HIJRIYAH
Kalender hijriyah merupakan acuan dalam beribadah, dengan menjadikan hilal sebagai patokan awal bulan, berdasar firman Allah : Orang orang bertanya kepadamu tentang hilal. “Wahai Muhammad katakanlah : “Hilal itu adalah tanda waktu untuk kepentingan manusia dan ibadah haji. (Q.S. Al Baqarah (2) : 189)                                                                                     

                
KESULITAN
Penetapan tahun Hijriyah dilakukan Khalifah Umar bin Khattab tahun 17 Hijriyah (639 M). Ketika itu Abu Musa Al Asy’ari (gubernur Basrah) menerima surat dari Khalifah Umar yang tertera bulan Syaban. Tapi Syakban kapan ?, tahun ini atau  sebelumnya. Kemudian dia mengusulkan kepada Khalifah Umar untuk menetapkan tahun kalender Islam.
Khalifah Umar kemudian mengumpulkan para sahabat diantaranya Utsman dan Ali. Kemudian muncul masukan antara lain dihitung sejak kelahiran nabi, sejak wahyu turun, wafat Rasulullah atau hijrah Rasulullah.

DITETAPKAN
Akhirnya ditetapkan hijrah Rasulullah sebagai lambang tegaknya syariat Islam. Hal itu terjadi pada 16 Rabiul Awal tahun 16 Hijriyah, setelah 30 bulan pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Tahun baru pertama Islam terjadi pada 1 Muharram 17 Hijriyah.

KETAKHAYYULAN DI BULAN MUHARRAM (SURO)
Demikian  istimewa peristiwa yang terjadi di bulan Muharram, namun ironisnya akibat kurangnya memahami ajaran islam, banyak yang terjebak kedalam ketakhayyulan (buatan setan jin dan manusia), sehingga pada takut mantu, pindah rumah, membuka usaha dan kepercayaan lain yang jauh menyimpang dari tuntunan agama.

SETAN MEMBANGKITKAN ANGAN ANGAN KOSONG !
Padahal Allah sudah mengingatkan : "Dan aku (setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan angan kosong pada mereka,……". (Q.S. Annisa' (4) : 119).
"……..Sebahagian mereka (setan) membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan !". (Q.S. Al An'am (6) : 112)

KEMBALI KE TUNTUNAN AGAMA !
Maka agar tidak terperangkap kepada jebakan, setan mari kembali ke firman Allah : “……..Sebahagian mereka (setan) membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia).…….maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan !". (Q.S. Al An'am (6) : 112)

JADIKAN SETAN SEBAGAI MUSUH !
“Hai orang orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu !”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 208). Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya, agar kita terpelihara dari tipuan dan godaan setan. Amiin.   

 KETAKHAYYULAN BULAN SURO

Lantaran lemahnya keimanan, karena tidak mau memahami tuntunan agama, sehingga prilakunya jauh menyimpang dari ajaran agama, sehingga mudah terperosok kedalam perangkap setan !.
Sehingga berakibat dengan mudahnya melakukan ketakhayyulan yang menggiring kedalam kemusyrikan. Padahal Allah sudah mengingatkan : “Hai orang orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu !”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 208). 
Di bulan Muharram (suro) ini jama’ah kami seorang mu’allaf (berasal dari agama katolik) pindah rumah, sekarang sedang mengemasi barang barang.   
Kemudian dengan serta merta didatangi para tetangganya (5 orang diantaranya etnis cina), sambil berkata penuh heran : “Pak Sam, ini kan bulan suro, kan tidak baik pindah rumah nanti bisa bisa sial dan celaka !”.
Namun karena pak Sam aktif mengikuti pengajian, jadi faham tentang ajaran agama, sehingga dengan yakin dan entengnya beliau menjawab dengan ramah dan sopan, (apalagi masa kontrak kan sudah habis, masa akan ditunda kepindahannya) : “Ini kan bulan yang dimulyakan, mengapa ditakuti ?!”.
Para tetangganya pada heran mendengar jawabannya, penuh keyakinan tanpa beban.
Demikian nikmat bagi yang beriman, karena semuanya hanya dipasrahkan kepada Yang Maha Kuasa, yang Maha Memberi rizki, bukan keyakinan yang didasarkan kepada tipuan setan yang selalu menjanjikan angan angan kosong !, keyakinan ikut ikutan, keyakinan apa kata orang !. 
"Dan aku (setan) benar benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan angan kosong pada mereka,……". (Q.S. Annisa' (4) : 119).   
Betapa lemah dan membingungkan bagi yang tidak punya pegangan yang benar, sehingga prilakunya hanya berdasar ikut ikutan belaka, padahal Allah sudah mengingatkan dengan jelas :
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Yunus (10) : 107)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar