SELAMAT TAHUN BARU
HIJRIYAH 1441
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji,
mereka berkata : "Kami mendapati nenek moyang Kami mengerjakan yang demikian
itu, dan Allah menyuruh Kami mengerjakannya". Katakanlah :
"Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji",
mengapa kamu mengada adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui ?”.
(Q.S. Al A’raaf (7) : 28)
Alhamdulillah
pada malam Ahad 31 Agustus 2019
merupakan pergantian tahun baru Hijriyah 1441. Bulan Muharam merupakan bulan
pertama dalam sistem kalender islam sebagai bulan pembuka.
Ironisnya justru bulan
Muharam (jawa : bulan suro) menurut adat Jawa, menyambutnya dengan penuh
kekhawatiran dan ketakutan ?, bahkan banyak pula umat islam yang ikut ikutan !.
Padahal bulan Muharram memiliki beberapa keutamaan diantaranya :
1.BULAN YANG DISUCIKAN
Allah menegaskan
bahwa bulan Muharam termasuk salah satu dari empat bulan yang disucikan, tiga
yang lain adalah Dzulqa’dah, Dzuhijjah, dan Rajab: “Sesungguhnya jumlah
bulan pada sisi Allah itu ialah 12 bulan, sejak Allah menciptakan langit dan
bumi, diantaranya empat bulan haram“. (Q.S. At Taubah (9) : 36)
Bulan Muharam disebut juga
bulan suci, karena pada zaman dahulu
segala peperangan dihentikan mengingat umat islam sedang fokus melaksanakan
ibadah haji. “Zaman dahulu ada perjanjian yang menyebut tidak ada peperangan di
bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharam, karena di bulan itu umat Islam sedang
beribadah Haji “.
2.NABI
MUSA, NABI IBRAHIM DAN NABI YUNUS SELAMAT
Pada 10 Muharam Allah menyelamatkan
Nabi Musa dari kejaran Firaun. Sehingga mampu menyeberangi laut merah, namun
Fir’aun ditenggelamkan Allah. Nabi Yunus selamat dan keluar dari perut ikan
paus dan Nabi Ibrahim keluar dan selamat dari tungku pembakaran raja Namrud..
3.PUASA TASU’A DAN ‘ASYURO
Di bulan Muharram ini ada tuntunan
yang kurang diperhatikan, yakni adanya puasa Tasyu’a dan Asyura (9 & 10
Muharam) :
Dari Ibnu Abbas ra, berkata : “Nabi s.a.w. datang ke
Madinah dan dilihatnya orang orang yang yahudi berpuasa pada hari Asyuro (kesepuluh).
Maka Nabi bertanya : “Ada apa ini ?“. mereka menjawab : “ Ini hari baik, disaat
mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga
dipuasakan oleh Nabi Musa“.
Maka bersabda Nabi saw : “Maka saya lebih berhak terhadap
Musa daripada kamu“. Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan
memerintahkan kaum muslim berpuasa”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
DIINGATKAN
KARENA TASYABBUH (MENYERUPAKAN)
Namun karena para sahabat
pernah mendengar Nabi bersabda : “Barang siapa menyerupakan suatu kaum, maka
dia termasuk golongan mereka !”. Maka ada sahabat yang mengingatkan,
sehingga Nabi merubah dan menambah puasa pada 9 Muharram, agar tidak menyamai
kaum Yahudi.
PUASA
TASU’A DAN ‘ASYURA
Dari Ibnu Abbas r.a. : “Tatkala
Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari Asyuro (kesepuluh) dan beliau
memerintahkan berpuasa, mereka (para sahabat) berkata : “Ya Rasulullah, itu
adalah hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani !”. Maka Nabi
bersabda : “Jika datang tahun depan Insya Allah kita berpuasa pada hari
kesembilan (tasu’a)”. Kata Ibnu Abbas : “ Maka belum lagi datang tahun depan,
Rasulullah s.a.w. wafat“. (H.R. Bukhari
dan Muslim).
Walau Nabi belum sempat
mengamalkan karena wafat, namun karena sudah disabdakan, jadi ketetapannya
tetap berlaku (puasa dilakukan pada 9 dan 10 Muharram, bertepatan dengan
9 dan 10 September
SEBAIK BAIK PUASA SETELAH RAMADLAN
Dalam Hadits yang
diriwayatkan Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sebaik
baiknya puasa setelah Ramadlan adalah puasa pada bulan Muharam. Dan sebaik baik
ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam“ . (H.R. Muslim)
BERBAGAI
KEYAKINAN TIDAK BERDASAR
Ketua Komisi Fatwa MUI, KH
Makruf Amin, menyatakan tidak benar jika umat Islam dilarang menikah di bulan
Muharam. Pasalnya, Islam tidak melarang, apalagi dalam hadits Rasulullah tidak
ada penjelasan.“Saya belum menemukan hadits
Rasul yang melarang menikah di bulan Muharam. Yang ada hanya kepercayaan orang
Jawa bahwa menikah di
bulan Suro akan mendatangkan musibah“,
kata Makruf Amin.
BERASAL
DARI BUDAYA JAHILIYAH DAN YAHUDI
Sebenarnya kepercayaan tersebut
berawal dari budaya jahiliyah, sebelum
Islam datang, orang Yahudi melarang peperangan, persengketaan dan hajatan di
bulan Suro. Mereka beralasan bulan Suro mendatangkan bahaya. Kemudian Rasulullah
menghapus budaya tersebut dan menganjurkan puasa pada 10 Muharam. sementara
larangan menikah tidak ada“, katanya.
KEPERCAYAAN
SALAH !
Sementara itu, pakar antropolgi
budaya Dr Ismail Muzakki mengatakan : “Kepercayaan menikah di bulan
Suro mendatangkan musibah adalah kepercayaan yang salah. Alasannya,
kepercayaan tersebut berdasarkan pengalaman semata tanpa ada penelitian dan
kaitan sejarahnya. Saya melihat orang yang tinggal di kota besar ada yang
menikah di bulan Suro, kenyataannya keluarga mereka baik baik saja“,
jelasnya.
HARUS DIUBAH !
Ditambahkan Dr Ismail Muzakki,
kepercayaan semacam itu seharusnya bisa dibuktikan secara kasat mata, atau jika
tidak harus diubah. Karena pada jaman Jahiliyah, umat Yahudi percaya bahwa
bulan Suro adalah bulan sial. Alasannya banyak peristiwa
peperangan yang tewas di bulan Suro. Atas peristiwa tersebut, orang Yahudi percaya
dan melarang anak anaknya untuk melakukan peperangan karena khawatir kalah. “Saya
kira larangan menikah di bulan Suro dikaitkan dengan peristiwa zaman jahiliyah.
Umat Islam harus mengubah image itu dengan merujuk pada Al Qur’an !“.
BERBAGAI
TIPUAN SETAN
Karena
umat Islam banyak yang tidak mau mendalami agamanya,sehingga mudah terperangkap
tipuan setan, sehingga mudah ikut angan angan buatan setan : suro bulan sial !,
takut mengadakan hajatan di bulan suro !, takut pindah rumah !, dll. "Dan
aku benar benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan angan
kosong pada mereka,……". (Q.S. Annisa' (4) : 119).
"Sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah
untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan !".
(Q.S.Al An'am
(6)
: 112)
SETAN (JIN &
MANUSIA) MENGAJAK KENERAKA !
"Karena sesungguhnya
syaitan syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala nyala". (Q.S.
Fathir 6 )
KEMBALI
KETUNTUNAN AGAMA
Agar
tidak terperangkap kedalam keyakinan yang salah mari kembali ke tuntunan al
Quran dan al Hadits : “Dan
taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran (3) :
132).
Dengan kembali ke tuntunan agama jelas akan
mendapat rahmat dari Allah, maka jangan lupa melaksanakan puasa Tasu’a dan
asyura ( bertepatan dengan tgl 9 & 10 Septembar), semoga Allah memudahkan
kita dalam melaksanakan tuntunan nya !,.bukan melaksanakan keyakinan yang akan
membawa kedalam kesesatan !.
TAKUT MANTU DI BULAN
SYURO
Sekitar 20
tahun yang lalu di bulan suro, kami dimintai
jamaah seorang muallaf etnis cina untuk meminang pegawainya, di sekitar
Wonokromo Surabaya. Kepada orang tua si gadis kami berkata merendah penuh harap
: “Maaf bapak kami kemari ingin bershilaturrahim, kedua kami kemari dimintai jamaah
kami ini (sambil menyebut nama jamaah) guna meminang putrid bapak (sambil
menyebut nama putrinya)”.
Diluar dugaan bapak tersebut
menjawab : ”Tidak bisa !”. Kemudian dengan merendah kami bertanya : “Mengapa
pak ?”.
Sebenarnya kami sudah menduga mengapa
beliau menolak dengan tegas penuh ketakutan, karena waktu itu kan bulan suro,
namun kami dengan merendah seakan tidak tahu, kemudian kami bertanya kembali
dengan tetap merendah : “Maaf mengapa bapak kok tidak bisa ?”.
Kemudian beliau menjawab dengan
yakinnya : “Karena tidak baik !”.
“Maaf bapak mengapa tidak baik ?”,
tanya kami merendah seolah tidak faham. Dengan pertanyaan kami ini beliau tidak
bisa menjawab.
Akhirnya kami mecoba bertanya : “Maaf
bapak, njenengan kan seorang Muslim njih ?, beliau menganggukkan kepala. Selanjutnya
kami terus bertanya sambil agak meyakinkan : “Bapak maaf, bukankah Allah yang
membuat hidup, menentukan rizki dan membuat mati ?!”. Alhamdulillah beliau
mengangguk penuh yakin. Rupanya dengan pertanyaan kami tadi hidayah Allah masuk
!.
Akhirnya diluar dugaan, beliau
berkata : “Ya sudah saya terima lamaran sampean !”. “Alhamdulillah, matur suwun
bapak”, Subhaanallah betapa senangnya kami karena berkat hidayah Allah,
sehingga permintaan kami dikabulkan. Dengan demikian ada dua hikmah terjadi,
pertama lamaran diterima, kedua bisa mengubah keyakinan yang salah berkat hidayah
Allah.
Akhirnya terjadilah pernikahan di
bulan suro di sebuah rumah makan di Surabaya. Dan sekarang mereka dikarunia
keturunan 4 putri. Dan perusahaannya makin maju. Dari sini jelas bahwa bulan
suro ternyata bukan bulan yang membuat sial kan ?!. Dengan demikian jelas
firman Allah : “Jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan
bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan
itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Yunus (10) : 107)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar