Minggu, 08 September 2019


SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1441

“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata : "Kami mendapati nenek moyang Kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh Kami mengerjakannya". Katakanlah : "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji", mengapa kamu mengada adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui ?”. (Q.S. Al A’raaf (7) : 28)                                                                                         
Alhamdulillah pada  malam Ahad 31 Agustus 2019 merupakan pergantian tahun baru Hijriyah 1441. Bulan Muharam merupakan bulan pertama dalam sistem kalender islam sebagai bulan pembuka.
Ironisnya justru bulan Muharam (jawa : bulan suro) menurut adat Jawa, menyambutnya dengan penuh kekhawatiran dan ketakutan ?, bahkan banyak pula umat islam yang ikut ikutan !. Padahal bulan Muharram memiliki beberapa keutamaan diantaranya :

1.BULAN YANG DISUCIKAN
Allah menegaskan bahwa bulan Muharam termasuk salah satu dari empat bulan yang disucikan, tiga yang lain adalah Dzulqa’dah, Dzuhijjah, dan Rajab: “Sesungguhnya jumlah bulan pada sisi Allah itu ialah 12 bulan, sejak Allah menciptakan langit dan bumi,  diantaranya empat bulan haram“.  (Q.S. At Taubah (9) : 36)
Bulan Muharam disebut juga bulan suci, karena  pada zaman dahulu segala peperangan dihentikan mengingat umat islam sedang fokus melaksanakan ibadah haji. “Zaman dahulu ada perjanjian yang menyebut tidak ada peperangan di bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharam, karena di bulan itu umat Islam sedang beribadah Haji “.

2.NABI MUSA, NABI IBRAHIM DAN NABI YUNUS SELAMAT
Pada 10 Muharam Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Firaun. Sehingga mampu menyeberangi laut merah, namun Fir’aun ditenggelamkan Allah. Nabi Yunus selamat dan keluar dari perut ikan paus dan Nabi Ibrahim keluar dan selamat dari tungku pembakaran raja Namrud..

3.PUASA TASU’A DAN ‘ASYURO   
Di bulan Muharram ini ada tuntunan yang kurang diperhatikan, yakni adanya puasa Tasyu’a dan Asyura (9 & 10 Muharam) :
Dari Ibnu Abbas ra, berkata : “Nabi s.a.w. datang ke Madinah dan dilihatnya orang orang yang yahudi berpuasa pada hari Asyuro (kesepuluh). Maka Nabi bertanya : “Ada apa ini ?“. mereka menjawab : “ Ini hari baik, disaat mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga dipuasakan oleh Nabi Musa“.
Maka bersabda  Nabi saw : “Maka saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu“. Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan kaum muslim berpuasa”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

DIINGATKAN KARENA TASYABBUH (MENYERUPAKAN)
Namun karena para sahabat pernah mendengar Nabi bersabda : “Barang siapa menyerupakan suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka !”. Maka ada sahabat yang mengingatkan, sehingga Nabi merubah dan menambah puasa pada 9 Muharram, agar tidak menyamai kaum Yahudi.

PUASA TASU’A DAN ‘ASYURA
Dari Ibnu Abbas r.a. : “Tatkala Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari Asyuro (kesepuluh) dan beliau memerintahkan berpuasa, mereka (para sahabat) berkata : “Ya Rasulullah, itu adalah hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani !”. Maka Nabi bersabda : “Jika datang tahun depan Insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a)”. Kata Ibnu Abbas : “ Maka belum lagi datang tahun depan, Rasulullah s.a.w. wafat“.  (H.R. Bukhari dan Muslim).
Walau Nabi belum sempat mengamalkan karena wafat, namun karena sudah disabdakan, jadi ketetapannya tetap berlaku (puasa dilakukan pada 9 dan 10 Muharram, bertepatan dengan 9 dan 10 September

SEBAIK BAIK PUASA SETELAH RAMADLAN
Dalam Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sebaik baiknya puasa setelah Ramadlan adalah puasa pada bulan Muharam. Dan sebaik baik ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam“ . (H.R. Muslim)                                                                                                                  
BERBAGAI KEYAKINAN TIDAK BERDASAR
Ketua Komisi Fatwa MUI, KH Makruf Amin, menyatakan tidak benar jika umat Islam dilarang menikah di bulan Muharam. Pasalnya, Islam tidak melarang, apalagi dalam hadits Rasulullah tidak ada penjelasan.“Saya belum menemukan hadits Rasul yang melarang menikah di bulan Muharam. Yang ada hanya kepercayaan orang Jawa bahwa menikah di bulan Suro akan mendatangkan musibah“, kata Makruf Amin.

BERASAL DARI BUDAYA JAHILIYAH DAN YAHUDI
Sebenarnya kepercayaan tersebut berawal dari budaya jahiliyah,  sebelum Islam datang, orang Yahudi melarang peperangan, persengketaan dan hajatan di bulan Suro. Mereka beralasan bulan Suro mendatangkan bahaya. Kemudian Rasulullah menghapus budaya tersebut dan menganjurkan puasa pada 10 Muharam. sementara larangan menikah tidak ada“, katanya.

KEPERCAYAAN SALAH !
Sementara itu, pakar antropolgi budaya Dr Ismail Muzakki mengatakan : “Kepercayaan menikah di bulan Suro mendatangkan musibah adalah kepercayaan yang salah. Alasannya, kepercayaan tersebut berdasarkan pengalaman semata tanpa ada penelitian dan kaitan sejarahnya. Saya melihat orang yang tinggal di kota besar ada yang menikah di bulan Suro, kenyataannya keluarga mereka baik baik saja“, jelasnya.

HARUS DIUBAH !
Ditambahkan Dr Ismail Muzakki, kepercayaan semacam itu seharusnya bisa dibuktikan secara kasat mata, atau jika tidak harus diubah. Karena pada jaman Jahiliyah, umat Yahudi percaya bahwa bulan Suro adalah bulan sial. Alasannya banyak peristiwa peperangan yang tewas di bulan Suro. Atas peristiwa tersebut, orang Yahudi percaya dan melarang anak anaknya untuk melakukan peperangan karena khawatir kalah. “Saya kira larangan menikah di bulan Suro dikaitkan dengan peristiwa zaman jahiliyah. Umat Islam harus mengubah image itu dengan merujuk pada Al Qur’an !“.

BERBAGAI TIPUAN SETAN
Karena umat Islam banyak yang tidak mau mendalami agamanya,sehingga mudah terperangkap tipuan setan, sehingga mudah ikut angan angan buatan setan : suro bulan sial !, takut mengadakan hajatan di bulan suro !, takut pindah rumah !, dll. "Dan aku benar benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan angan kosong pada mereka,……". (Q.S. Annisa' (4) : 119).
"Sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan !". (Q.S.Al An'am
(6) : 112)

SETAN  (JIN & MANUSIA) MENGAJAK KENERAKA !
"Karena sesungguhnya syaitan syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala nyala". (Q.S.  Fathir 6 )

KEMBALI KETUNTUNAN AGAMA         
Agar tidak terperangkap kedalam keyakinan yang salah mari kembali ke tuntunan al Quran dan al Hadits :  “Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran (3) : 132).
Dengan kembali ke tuntunan agama jelas akan mendapat rahmat dari Allah, maka jangan lupa melaksanakan puasa Tasu’a dan asyura ( bertepatan dengan tgl 9 & 10 Septembar), semoga Allah memudahkan kita dalam melaksanakan tuntunan nya !,.bukan melaksanakan keyakinan yang akan membawa kedalam kesesatan !.

TAKUT MANTU DI BULAN SYURO
 Sekitar 20 tahun yang lalu di bulan suro, kami dimintai  jamaah seorang muallaf etnis cina untuk meminang pegawainya, di sekitar Wonokromo Surabaya. Kepada orang tua si gadis kami berkata merendah penuh harap : “Maaf bapak kami kemari ingin bershilaturrahim, kedua kami kemari dimintai jamaah kami ini (sambil menyebut nama jamaah) guna meminang putrid bapak (sambil menyebut nama putrinya)”.
Diluar dugaan bapak tersebut menjawab : ”Tidak bisa !”. Kemudian dengan merendah kami bertanya : “Mengapa pak ?”.
Sebenarnya kami sudah menduga mengapa beliau menolak dengan tegas penuh ketakutan, karena waktu itu kan bulan suro, namun kami dengan merendah seakan tidak tahu, kemudian kami bertanya kembali dengan tetap merendah : “Maaf mengapa bapak kok tidak bisa ?”.
Kemudian beliau menjawab dengan yakinnya : “Karena tidak baik !”.
“Maaf bapak mengapa tidak baik ?”, tanya kami merendah seolah tidak faham. Dengan pertanyaan kami ini beliau tidak bisa menjawab.
Akhirnya kami mecoba bertanya : “Maaf bapak, njenengan kan seorang Muslim njih ?, beliau menganggukkan kepala. Selanjutnya kami terus bertanya sambil agak meyakinkan : “Bapak maaf, bukankah Allah yang membuat hidup, menentukan rizki dan membuat mati ?!”. Alhamdulillah beliau mengangguk penuh yakin. Rupanya dengan pertanyaan kami tadi hidayah Allah masuk !.
Akhirnya diluar dugaan, beliau berkata : “Ya sudah saya terima lamaran sampean !”. “Alhamdulillah, matur suwun bapak”, Subhaanallah betapa senangnya kami karena berkat hidayah Allah, sehingga permintaan kami dikabulkan. Dengan demikian ada dua hikmah terjadi, pertama lamaran diterima, kedua bisa mengubah keyakinan yang salah berkat hidayah Allah.
Akhirnya terjadilah pernikahan di bulan suro di sebuah rumah makan di Surabaya. Dan sekarang mereka dikarunia keturunan 4 putri. Dan perusahaannya makin maju. Dari sini jelas bahwa bulan suro ternyata bukan bulan yang membuat sial kan ?!. Dengan demikian jelas firman Allah : “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Yunus (10) : 107)





         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar