Senin, 21 November 2016



PENGGALI KUBUR MENYESALI DOSA

“ Dan (juga) orang orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji ( zina, riba ) atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah ?, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui “. ( Q.S. Ali Imran (3) : 135 )

Suatu hari Umar bin Khaththab r.a., menangis di depan pintu rumah Rasulullah s.a.w.  mendengar tangis Umar bin Khaththab Rasulullah s.a.w segera keluar dan bertanya : “ Wahai Umar mengapa engkau menangis ? ”. Umar menjawab : “ Wahai  Rasulullah, bersamaku ada seorang pemuda yang membuat hatiku sedih karena tangisnya ”. Kemudian Rasulullah s.a.w memerintah agar membawa masuk pemuda tersebut. Si pemuda disuruh duduk di depan Rasulullah s.a.w  dan Umar Ibnu Khaththab duduk di sebelahnya. Kemudian Rasulullah s.a.w  bertanya : “ Wahai pemuda mengapa engkau menangis ? ”.

MENGAKU PENUH KHAWATIR
Pemuda menjawab sambil menangis : “ Wahai Rasulullah dosaku sangat besar dan aku takut Allah memurkaiku…”. “ Apakah engkau telah menyekutukan Allah dengan sesuatu ? ”, tanya baginda s.a.w. “ Tidak ya Rasul ”, sahut pemuda sambil terus menangis penuh sesal. “ Apakah engkau telah membunuh seseorang dengan alasan yang tidak benar ? ”, Rasulullah s.a.w. kembali bertanya. “ Tidak ya Rasul ”, sahut pemuda sambil terus menangis.
Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “ Sungguh walau dosamu sebesar apa pun, Allah akan mengampuninya sekalipun sepenuh langit dan bumi ”. “ Sungguh dosaku lebih besar dari itu ya Rasul ”, sahut pemuda. “ Apakah besar dosamu melebihi Arasy ?, besar mana dengan Arasy ? ”, tanya baginda s.a.w lagi. “ Dosaku sangat besar ya Rasulullah ”.

RASULULLAH MENDESAK
Lalu besar mana dosamu dengan ke Agungan, Ampunan, dan Rahmat Allah ? ”, tanya Rasulullah s.a.w. “ Tentu ke Agungan, Ampunan dan Rahmat Allah lebih besar. Tetapi dosaku sangat besar ya Rasulullah ! ”, jawabnya sambil menangis terisak isak, tanda penuh sesal. Karena kurang memahami maksud si pemuda, akhirnya Rasulullah s.a.w. mendesaknya : “ Coba katakan dosa apa yang telah engkau perbuat ! ”. “ Aku malu menyebutnya ya Rasulullah “, kata  pemuda. Karena Rasulullah s.a.w terus mendesaknya, dengan perasaan malu dan takut pemuda itupun menceritakan dosa yang dilakukannya.

TERUS TERANG
“ Wahai Rasulullah aku ini seorang penggali kubur sejak tujuh tahun lalu. Suatu saat puteri seorang sahabat Ansar meninggal, melihat kecantikan dan kemontokan tubuhnya, nafsu birahiku memuncak. Setelah kuburan sepi ku bongkar kuburnya dan kutelanjangi mayat gadis itu. Setelah ku cumbui, nafsu berahiku tak dapat kutahan, kemudian kusetubuhi.

MAYAT BERKATA
Saya terkejut karena tiba tiba .....mayat gadis itu berkata : “ Tidakkah engkau malu kepada Allah, pada hari Allah menghukum orang orang yang berbuat dzalim, sementara engkau menelanjangiku dan menyetubuhiku. Engkau membuatku dalam keadaan junub di hadapan Allah ! ”.

RASULULLAH MARAH
Mendengar pengakuan pemuda, Rasulullah s.a.w. bangkit  meninggalkannya sambil berseru : “ Hai pemuda fasik pergilah !, jangan engkau mendekati aku, nerakalah tempatmu kelak ! ”. Pemuda tersebut keluar meninggalkan rumah Rasulullah s.a.w sambil terus menangis. Dia berjalan keluar kampung sampai tiba di padang pasir yang luas dan panas.

PENUH SESAL
Tujuh hari lamanya dia tidak makan dan minum karena penyesalan dan kesedihan yang mendalam hingga lemah keadaan tubuhnya, kemudian jatuh tersungkur. Di atas pasir dia sujud sambil berdoa memohon ampun : “ Ya Allah, aku adalah hamba Mu yang telah berbuat dosa besar. Sekarang aku datang ke pintu Mu, agar Engkau berkenan menjadi penolongku disisi kekasih Mu. Sungguh Engkau Maha Pemurah kepada hamba hamba Mu dan tiada tersisa harapanku kecuali kepada Mu. Ya Allah Tuhanku sudilah menerima kehadiranku, jika tidak datangkan api dari sisi Mu, bakarlah tubuhku di dunia ini, daripada Kau bakar tubuhku di akhirat nanti ”.

JIBRIL MENGINGATKAN
Setelah itu Malaikat Jibril a.s datang kepada Rasulullah s.a.w. Usai menyampaikan salam dari Allah, Jibril a.s berkata : “ Wahai Muhammad, Allah s.w.t bertanya kepadamu : “ Apakah engkau yang menciptakan makhluk ? ”. “ Bahkan Dialah yang menciptakan diriku dan mereka ”, jawab Rasulullah s.a.w. “ Apakah engkau memberi rizki kepada mereka ?, tanya Jibril a.s. Rasulullah s.a.w menjawab : “ Bahkan Dia memberi rizki padaku dan mereka ”. “ Apakah engkau menerima taubat mereka ? ”, tanya Jibril.lagi. Bahkan Dia yang berhak menerima taubat dan mengampuni dosa dosa hamba Nya ”, ujar Rasulullah s.a.w.

MAHA PENGAMPUN
Jibril a.s lalu berkata : “ Allah berfirman kepadamu : “ Telah datang kepadamu seorang hamba Ku dan dia menerangkan satu dosa dari beberapa dosanya dan kamu berpaling (marah) kepadanya karena dosanya, bagaimana keadaan orang orang mukmin kelak, apabila mereka datang dengan dosa yang banyak dan besar ibarat gunung yang besar ?. Engkau adalah utusan Ku yang Ku  utus sebagai Rahmat untuk segenap alam. Maka jadilah engkau orang yang sayang menyayangi pada semua orang beriman, menjadi penolong bagi orang orang yang telah berdosa dan memaafkan keterlanjuran dan kesalahan mereka (hamba Ku), karena sesungguhnya Aku telah mengampunkannya (menerima taubatnya) dan dosanya ”.

MENGUTUS SAHABAT
Kemudian Rasulullah s.a.w. mengutus beberapa sahabat menemui pemuda tersebut, setelah para sahabat menemui pemuda tersebut kemudian memberi khabar gembira kepadanya dengan maaf dan ampunan Nya.
Kemudian mereka membawa pemuda tersebut menjumpai Rasulullah s.a.w. yang sedang melaksanakan sholat Maghrib berjama’ah. Ketika Rasulullah s.a.w. membaca surah Al Fatihah kemudian dilanjutkan dengan surah At Takaatsur, sesampai baginda membaca : “Hattaa zurtumul maqaabir “ ( kamu telah dilalaikan sehingga kamu masuk kubur ).

WAFAT
Maka berteriaklah si pemuda dengan suara keras dan ......langsung jatuh tersungkur. Ketika para sahabat selesai menunaikan sholat, para sahabat mendapati pemuda tersebut telah meninggal dunia. 
 Demikian indah dan mulia akhir kematiannya, karena hidupnya diakhiri dengan penuh penyesalan dan taubat yang sebenarnya. Subhaanallah.


KISAH TAULADAN

KHALIFAH HARUN AL RASYID DINASEHATI


Abdullah bin Al Faraj Al Abid berkata : “Saya punya seorang pekerja jujur dan amanah. Suatu hari dia sakit perut aku menginjunginya, tidak ada sesuatu di rumahnya kecuali tali tali dan keranjang. “Aku ingin engkau ke rumahku untuk kurawat”. Dia berkata : “Aku akan datang kepadamu dengan tiga syarat pertama, jangan menawarkan makanan kepadaku hingga aku menanyakannya. Kedua jika aku meninggal kuburkan aku dengan pakaianku beserta kantongku ini. Yang ke tiga nanti akan kuberitahukannya kepadamu.”
Esoknya dia memanggilku : “Wahai hamba Allah sekarang aku akan memberitahumu yang ketiga, sesungguhnya aku sudah di ambang kematianku, bukalah kantong kerah bajuku !”. Setelah kubuka ternyata ada sebuah cincin bermata hijau. Dia berpesan : “Bila aku wafat serahkan cincin ini kepada Harun Ar Rasyid Amirul Mukminin, katakan kepadanya pemilik cincin ini berpesan kepadamu : “Celaka kamu, jangan kau meninggal di atas kemabukanmu, karena engkau akan menyesali itu !”.
Setelah kewafatannya aku menemui Harun Ar Rasyid  menyerahkan surat yang kutulis tentang kisah orang tersebut . Setelah dibaca dia berkata : “Apa keperluanmu?”, maka aku mengeluarkan cincin tersebut. Tatkala  melihat cincin dia bertanya, “Dari mana engkau mendapatkan ?”. Kujawab : “Diserahkan seorang lelaki yang kelaparan”. Aku melihat dia menangis, dia juga berpesan kepadaku : “Bila cincin telah kau serahkan katakan kepadanya : “Sesungguhnya pemilik cincin ini berpesan Jangan kau meninggal di atas kemabukanmu, pasti kau akan menyesal”. Kemudian dia berkata : “Wahai anakku engkau menasehatiku dalam keadaan hidup dan mati”. Kemudian dia berkata : “Bagaimana kau mengenalnya?”, Lalu aku menjelaskannya, kemudian dia menangis lama kemudian berkata: “Dia adalah anak pertamaku dari pernikahan tanpa sepengetahuan ayahku, lalu aku mengasingkannya ke Bashrah dan kuserahkan cincin ini, aku berkata kepada istriku : “Sembunyikan dirimu, setelah aku menjadi kholifah datanglah kepadaku”. Namun setelah aku menjadi kholifah, saya mendengar khabar bahwa keduanya telah meninggal. “Di mana engkau menguburkannya?”, aku menjawab : “Aku menguburkan di pemakaman Abdullah bin Al Mubarak”. Harun Ar Rasyid berkata : “Wahai anakku, engkau telah menasehati ayahmu dalam keadaan hidup dan mati”.

Minggu, 13 November 2016


DAHSYATNYA HARI AKHIR DAN KEBANGKITAN

“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan menjadikan meluap, dan apabila kuburan kuburan dibongkar”. (Q.S. Al Infithor (82) : 1-4)

Lantaran kebiasaan menghadapi hidup yang dilingkupi dan dikitari materi, apalagi lupa dengan ajaran agama, akan membuat manusia pada lupa dengan kehidupan masa depan, kehidupan akherat yang penuh kenikmatan atau menyulitkannya !!!. 
Dengan tidak disadari seiring berjalannya waktu akan membuat sesuatu menjadi makin lapuk, makin susut, dan binasa ?!. Artinya tidak ada sesuatupun yang ada di alam ini kekal keberadaannya, pasti akan mengalami keberakhiran alias rusak dan punah !!!.

TIDAK KEKAL
Bukankah yang dulunya muda dan gagah, cantik, energik, ketika tua menjadi  ….semakin loyo, keriput tak menarik dan…..mati.. 
Demikian pula halnya dengan alam dan isinya, kelak pasti akan berakhir keadaannya. Betapa dahsyat kehancuranya, sebagaimana disampaikan Allah Ta’ala : “Apabila langit terbelah, apabila bintang bintang jatuh berserakan, apabila lautan menjadikan meluap….”.                      
Kejadian ini jelas akibat sistim keseimbangan sudah tiada, sisitm gaya tarik sudah lenyap, sehingga pada berhamburan keadaannya : “Gempar !, apakah gempar itu ?. Tahukah kamu apakah gempar itu ?. Pada hari itu manusia seperti anai anai yang bertebaran, dan gunung gunung seperti bulu yang dihambur hamburkan. (Q.S. Al Qaariah 1-5)

HARI AKHIR
Begitu dahsyat dan mengerikan proses terjadiya kehancuran jagat raya ketika itu, yang merupakan tanda berakhirnya segenap alam dan isinya, atau berakhirnya semesta alam, dengan kata lain hari akhir terjadi (bukan hari qiamat).  

MENYADARI
Saat itu tiap tiap jiwa pasti benar benar yakin dan menyadari, lebih lebih  apa yang telah dikerjakannya, yang dulunya dengan seenaknya berbuat semaunya tanpa menyadari akan diminta pertanggung jawabannya !.   
Maka tiap tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (Q.S. Al Infithor (82) : 5)

DIINGATKAN
Sudah menjadi tabiat manusia, akibat asyiknya berkutat dengan urusan dunia, sehingga lalai dengan urusan akheratnya, padahal Allah telah menciptakannya dengan sempurna, sehingga Allah mengingatkan : “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang.  Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. (Q.S. Al Infithor (82) : 6-9)

SEMUA AMAL DIAWASI DAN DICATAT
Hal yang banyak dilupakan manusia adalah dia lupa bahwa apa yang dikerjakan selalu diawasi !, diawasi Malaikat yang selalu mengetahui dan mencatat amal perbuatannya !!!.
Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (Malaikat Malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Infithor (82) : 10-12)

HARI QIAMAT ( HARI KEBANGKITAN )
Nah setelah manusia dan segenap makhluk berakhir kehidupannya, dengan kehancuran yang luar biasa keadaannya (hari akhir), maka Allah menghidukan untuk kedua kalinya (hari qiamat / hari kebangkitan) guna diminta pertanggung jawaban perbuatannya ketika di dunia.
Kejadian ini luar biasa lagi keadaannya : “…….Dan apabila kuburan kuburan dibongkar”. (Q.S. Al Infithor (82) : 1-4)
“Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu ?, sekali lagi tahukah kamu apakah hari pembalasan itu ?, (yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain, dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (Q.S. Al Infithor (82) : 17-19)
Karena begitu mencekam dan dahsyatnya hari kebangkitan (pembalasan) ini, sehingga masing masing disibukkan dengan urusannya sendiri kepada Allah, guna mempertanggung jawabkan perbuatannya, sehingga tidak ada waktu berfikir untuk urusan yang lain, apalagi menolongnya.

  JANGAN LALAI                                                                                                                                                 Akibat kecintaan pada harta dan keluarga, banyak yang pada melupakan urusan kebaikan, maka senyampang usia masih dikandung badan, maka jangan sampai kesibukan dunia dan kecintaan pada keluarga melupakan berbuat kebai  kan,  karena kelak kerugian pasti akan didapatnya.                                           
“Hai orang orang beriman, janganlah hartamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka Itulah orang orang yang merugi. (Q.S. Al Munafiquun (63) : 9)   
             
MENYESAL
                                                                                                 "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, kemudian dia berkata : "Ya Rabb ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang orang yang sholih.?". (Q.S. Al Munafiquun (63) : 10)                                                                                     Maka sebelum ajal tiba …….betapa pentingnya merenungi apa yang telah diperbuat, karena betapa menyesalnya bila ajal datang menjemputnya, ajal yang tidak akan bisa ditunda !!!.

TINGGAL MEMILIH
Karena  manusia diberi akal dan perasaan, tinggal memilih akankah dia memilih memperturutkan hawa nafsunya atau keimanannya dalam bertindak. Bila memperturutkan hawa nafsunya jelas akan sia sia dan ringan timbangan amalnya di akherat kelak !!!.
Namun bila berpegang teguh kepada keimanannya jelas…….amal sholihnya akan berat timbangannya dan mendapat balasan dan keberuntungan yang memuaskan di akherat kelak !!!.  “Dan adapun orang orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah, tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?, (yaitu) api yang sangat panas. (Q.S. Al Qari’ah (101) : 6-11)
Ya Allah limpahkan selalu hidayah Mu kepadaku agar selalu ingat kepada Mu dan selalu berbuat kesholihan, yang kelak akan menjadi bekal menghadap kepada Mu. Amiin.



KISAH TAULADAN
PENGARUH BACAAN AL QURAN TERHADAP ORGAN TUBUH

Al Quran sebagai mukjizat Nabi akhir zaman, mampu membuktikan kehebatannya, diantaranya yang dipaparkan Dr. Al Qadhi, dia mengadakan penelitian di Klinik Florida Amerika Serikat, dia membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat Alquran, kepada seorang Muslim, baik yang memahami bahasa Arab maupun tidak, ternyata dapat merasakan perubahan fisiologis : Dapat menurunkan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, mampu menangkal berbagai penyakit, terhadap orang yang menjadi objek penelitiannya. Penelitiannya menggunakan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari penelitian disimpulan : bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97%  terhadap ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Dalam laporan penelitian yang disampaikan pada Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara tahun 1984, disebutkan Al Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya. Bahkan hasil penelitian diperkuat peneliti Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitian dilakukan terhadap 5 sukarelawan 3 pria 2 wanita. Kelimanya tidak mengerti bahasa Arab dan mereka tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al Qur’an.
Penelitian dilakukan 210 kali terbagi 2 sesi,  membaca Al Qur’an dengan tartil dan bahasa Arab yang bukan Al Qur’an. Kesimpulannya responden mendapat ketenangan hingga 65% ketika mendengar bacaan Al Qur’an, 35% ketika mendengar bahasa Arab yang bukan Al Qur’an.
Al Qur’an juga berpengaruh pada bayi, hal ini diungkapkan Dr. Nurhayati (Malaysia) dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia tahun 1997. Menurutnya bayi berusia 48 jam bila diperdengarkan ayat Al Qur’an menunjukkan respons tersenyum dan tenang. Jika musik klasik dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, juga berpengaruh kecerdasanl (SQ). Kiranya sangat tepat firman Allah : “Dan apabila dibacakan Al Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al A’raaf (7) : 204).

Senin, 07 November 2016


KEUTAMAAN ILMU


“……..Niscaya Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. (Q.S. Al Mujaadilah (58) : 11)

Begitu lengkap dan sempurnanya agama Islam sehingga ilmu sangat dihargai dan dijunjung tinggi, sehingga menuntut ilmu merupakan kewajiban : Rasulullah s.a.w. bersabda : Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. (H.R. Ibnu Majah)

PENTINGNYA ILMU DUNIA DAN AKHERAT
Begitu penting dan berharganya ilmu, sampai Nabi menekankah menuntut ilmu baik di bidang dunia maupun akherat : "Barang siapa menginginkan soal soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya, dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula dan barang siapa yang menginginkan kedua duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua keduanya pula". (H.R.Bukhari dan Muslim)

1.PEWARIS PARA NABI
Karena istimewanya pemilik ilmu sampai disebut sebagai “pewaris Nabi”, bahkan akan “mendapat keberuntungan yang besar”
“…………Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang besar. (H.R. Abu Daud dishahihkan Syaikh Al Albani).

2.DIKEHEDAKI BAIK
Betapa beruntungnya yang memahami ilmu agama sehingga akan memperoleh kebaikan. Dari Mu’awiyah, Nabi s.a.w. bersabda : Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama. (H.R. Bukhari dan Muslim).    
Bukankah sekarang banyak terjadi kasus penyimpangan dan kesesatan akibat kurangnya memahami ilmu agama. Ingat kasus Dimas kanjeng Taat Pribadi dengan kasus penggandaan uangnya di Probolinggo, karena kurangnya pemahaman agama sehingga banyak yang terpikat menjadi pengikutnya.
Demikian pula dengan Gatot Brajamusti yang sempat diangkat sebagai ketua PARFI, karena para selebritis pada tergiur tampilannya yang konon katanya dapat berubah ubah bentuk. Bukankah keduanya sekarang berurusan dengan fihak kepolisian ?!.    

3.DIMUDAHKAN MENUJU SYURGA
Betapa tinggi penghargaan Allah terhadap penuntut ilmu sehingga dimudahkan menuju syurga. Nabi s.a.w. bersabda : Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju syurga. (H.R. Muslim).

4.DIMINTAKAN AMPUN SEGENAP MAKHLUK
Dari Abu Darda’ sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi s.a.w. bersabda : …….Sesungguhnya Malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang bintang lainnya……. (H.R. Abu Daud, dishohihkan oleh Syaikh Al Albani).

5.PAHALA TETAP MENGALIR WALAU TELAH WAFAT  
Karena mulianya memiliki dan mengajarkan ilmu, sehingga  walau telah wafat akan tetap mendapat pahala dari ilmu yang diajarkan pada muridnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda :  Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal : dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya”. (H.R. Muslim) 

TIDAK SAMA
Orang berilmu jelas beda yang tidak berilmu : ….."Adakah sama orang orang yang mengetahui dengan orang orang yang tidak mengetahui ?". Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S. Azzumar (39) : 9)
Karena agama Islam sangat menjunjung tinggi dan menghargai ilmu, pantas bila banyak ilmuwan Muslim pada tumbuh di zaman kejayaan Islam : Ibnu Sina dan Ibnu Rusy dengan ilmu kedokterannya. Al Biruni dengan geologi, geografi dan astronominya. Al Batani (Albatenius)  ahli astronomi dan matematika.    

LANTARAN TIDAK MENGERTI TEMANNYA TEWAS
Betapa beruntungnya yang memiliki ilmu karena memiliki banyak manfaat dan keuntungan, dengan ilmu paling tidak bisa terjaga dari kemudlorotan. Di zaman Rasulullah s.a.w. pernah terjadi kasus tentang wafatnya seorang sahabat akibat tidak memahami ilmunya.   
Diriwayatkan dari Jabir r.a. bahwa dia berkata : Pada suatu saat kami bepergian dalam sebuah rombongan perjalanan. Tiba tiba ada seorang lelaki diantara kami tertimpa batu sehingga terdapat luka di kepalanya. Beberapa waktu sesudah itu dia mengalami mimpi basah. Maka dia bertanya kepada sahabat sahabatnya : “Apakah menurut kalian dalam kondisi ini saya diberi keringanan untuk bertayamum saja ?”. Menanggapi pertanyaan itu mereka menjawab : “Menurut kami engkau tidak diberikan keringanan untuk melakukan hal itu, sedangkan engkau sanggup memakai air”, maka orang itu pun mandi dan akhirnya meninggal. Tatkala kami berjumpa dengan Rasulullah s.a.w. maka beliau mendapat laporan tentang peristiwa itu. Beliau bersabda : “Mereka telah menyebabkan dia mati !, semoga Allah membinasakan mereka. Kenapa mereka tidak mau bertanya ketika tidak mengetahui. Karena sesungguhnya obat ketidaktahuan adalah dengan bertanya. Sebenarnya dia cukup bertayamum saja”. (H.R. Abu Dawud, Ahmad dan Hakim. Dishahihkan Syaikh Abdul ‘Azhim Badawi).

BAHAYA MENGADA ADA URUSAN AGAMA
Dengan berilmu sangat banyak manfaatnya, tanpa ilmu sesat akibatnya. Apalagi dalam beribadah, dalam beribadah bukan dinilai  banyaknya jumlah, tetapi kebenaran dalam melakukannya, artinya harus berdasar pada tuntunan Allah dan Rasul Nya, karena bila tidak berakibat ibadahnya ditolak.
Dari ‘Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda :Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian jelas bahwa betapa pentingnya menuntut ilmu karena akan terhindar dari kesesatan.   

                                                                               

                                                                                     KISAH TAULADAN
LANTARAN KEDZALIMANNYA, MEMBUAT KALAH PASUKANNYA

Ideologi atau keyakinan sangat menentukan dalam peperangan, dengan ideologi atau keyakinan yang kokoh akan membuat kemenangan lebih berfihak.
Keyakinan yang kokoh dan benar akan membuahkan sikap mulia dan terpuji, akhlak mulia akan membuahkan sikap berani, heroik  dan ksatria.  
Suatu saat para pimpinan pasukan romawi yang kalah perang melawan pasukan muslim dipanggil menghadap kaisar Heracleus di Antakia (Suria). Karena kecewa dia melampiaskan kemarahannya sambil membentak dan berkata : “Siapakah pasukan yang kamu lawan ?, bukankah mereka juga manusia seperti kalian ?!”.
Para komandan menjawab ketakutan : “Benar mereka adalah pasukan isla”. Heracleus langsung memotong dengan nada tinggi dan lantang : “Bukankah jumlah kalian jauh lebih besar dan lebih tangkas, senjata kalian jauh lebih lengkap dan berkualitas, bahkan perbekalan kalian jauh lebih banyak dan terkemas !”.
Salah seorang komandan menjawab : “Bagaimana kami bisa menang bila kami melakukan serangan mereka teguh bertahan, bila mereka menyerang tak main main dan nampak garang, bila kami menyerbu kurang sungguh sungguh dalam melawan, kami jadi kewalahan”.
Kaisar Heracleus bertanya : “Apa rahasia mereka ?”, salah seorang menjawab : “Baginda mereka adalah orang yang berpuasa di siang hari, selalu menepati janji, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kejahatan. Tidak melakukan kedzaliman di muka bumi, saling mencintai dan menyayangi dan suka bersikap adil dalam  mengadili. Sedang pasukan kita suka minum minuman yang memabukkan , melakukan perzinaan, mengingkari janji, saling mendzalimi, mengajak pada sesuatu yang menimbulkan kemurkaan Tuhan dan mencegah sesuatu yang disenangi Tuhan dan membuat kerusakan dibumi”.
Itulah cermin kehidupan di medan laga yang saling bertolak belakang prinsipnya, perbedaannya sangat menyolok pada tujuan hidupnya, sehingga menimbulkan prilaku yang saling bertentangan pula, yang membuahkan disatu sisi kemenangan dan kesuksesan, disisi lain kekalahan  dan kehinaan.
       Itulah bukti bahwa sunnatullah (ketetapan Allah) takkan pernah berubah, bahwa yang haq (benar) pasti akan mengalahkan yang bathil. Maka yang berpegang pada sunnaatullah pasti akan sukses dan berhasil.