Senin, 07 November 2016



RESIKO DAN BAHAYA DUSTA !

" …..Maka jauhilah olehmu berhala berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan perkataan dusta ".  ( Q.S. AL Hajj (22) : 30 )
              
Lidah (mulut) sebagai alat komunikasi sangat menentukan pribadi seseorang, dari cara bertutur dan berkata, pribadi seseorang bisa diukur dan ditentukan.

HUBUNGAN IMAN DAN LESAN 
Mengingat pentingnya peran lisan, sampai Nabi s.a.w. mengingatkan, bahkan sampai dikaitkan dengan masalah iman : " Barang siapa beriman kepada Allah dan hari ahir, maka hendaklah berkata yang baik atau diam ".  ( H.R. Muslim ). Begitu teliti Nabi s.a.w. mengajarkan, sampai masalah perkataan dikaitkan dengan iman dan hari kebangkitan, artinya bagi yang mengaku beriman setiap kata harus dijaga, karena  kelak akan dimintai pertanggung jawaban dihari kebangkitan !.

KEBENARAN JADIKAN LANDASAN
Dalam berbicara agar teliti dan ditata, kebenaran dalam berbicara harus tetap dijaga, agar dipercaya. Karena kepercayaan merupakan modal utama. Ingat  pepatah : “ Sekali lancung keujian selama hidup tak akan dipercaya”.
Begitu pentingnya berkata benar, sampai dikaitkan dengan masalah iman dan taqwa. Maka beruntunglah bagi yang bisa dan selalu menjaga lidah : " Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ". ( Q.S. Al Ahzab 70)                                                                                                          

JANGAN DUSTA
Dalam berbicara jauhi dan hindari dusta, jangan coba membumbuinya agar nampak menarik dan indah. Lebih baik jadi pendengar setia, daripada berbicara tanpa titik koma, tetapi hampa tanpa makna. Sembrono dalam berbicara sangat berbahaya, karena yang sudah terlanjur terucap, sulit untuk mencabutnya.

BAHAYA DUSTA
Begitu besar bahaya dusta sehingga mengakibatkan :
1. MERESAHKAN JIWA
Dusta membuat jiwa tidak tenang, karena prilakunya tidak seirama dengan
tuntutan nuraninya, karena yang dilakukan bertentangan dengan jiwanya, bukankah fithrah jiwa menuntut kejujuran dan kebenaran, bukan dusta, penipuan, dan penghianatan yang membuat jiwa jadi resah. Nabi s.a.w. menyampaikan :    " Sesungguhnya jujur itu menimbulkan ketenangan dan dusta itu menimbulkan kebimbangan".  ( H.R. Turmudzi )

2.DIGOLONGKAN MUNAFIK
Begitu hina dan berbahayanya prilaku dusta, sampai digolongkan munafik.
" Ciri ciri munafiq ada tiga, jika berkata dusta dan jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya   berkhianat ".  ( H.R. Bukhari dan Muslim).                   Tiga sifat ini biasanya saling berkaitan, intinya dari kebiasaan berdusta.

3. TERGOLONG DOSA BESAR
Begitu berbahayanya dusta termasuk kesaksian palsu, sehingga Nabi s.a.w. sampai mengulang berkali kali. Dari Abu Bakrah r.a. berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : " Maukah kamu sekalian aku beritahu tentang sebesar besar dosa besar ?". Kami menjawab : " Baiklah wahai Rasulullah ". Beliau bersabda : " Yaitu menyekutukan Allah, berani kepada kedua orang tua ", waktu itu beliau masih bersandar, kemudian beliau duduk seraya bersabda : " Ingatlah berkata dusta dan saksi palsu ". Beliau selalu mengulang ulangnya sehingga kami berkata : " Semoga beliau lekas diam ".  ( Riwayat Bukhari dan Muslim ).

4. DOSA KECILNYA TAK DIAMPUNI
Karena dusta tergolong dosa besar, begitu fatal akibatnya karena dosa kecil yang dilkukan takkan bisa terhapus. "jika kamu menjauhi dosa dosa besar di antara dosa dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan kesalahanmu (dosa dosa kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga)". ( Q.S.An Nisaa' 31 )                                                                                                

HIKMAH BERKATA BENAR
Begitu besar manfaat menjaga lesan sehingga Allah akan memperbaiki  amalannya dan akan mengampuni dosa dosanya bahkan akan mendapatkan kemenangan. “Hai orang orang yang beriman  bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni bagimu dosa dosamu.  Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapat kemenangan yang besar".  ( Q.S. Al Ahzab  70-71 ). Tinggi nian penghargaan bagi yang bisa menjaga hati dan lisan.

KISAH NYATA
Di bulan september  2016 nama Dimas Kanjeng Taat Pribadi (Probolinggo) sempat menggegerkan dengan kasus “penggandaan uang”, sehingga sempat membuat booming berita, booming bukan karena kebaikannya, justru lantaran keburukannya. Karena kelihaiannya dalam menipu dan berdusta, sehingga banyak kalangan terkesima dan terpedaya, sehingga menimbulkan banyak korban dibuatnya.
Karena rapinya tipuan dan kedustaan, korban tidak hanya dari kalangan bawah, bahkan para pejabat sipil maupun militer terkena juga. Modus yang dipakai : Berpenampilan bagai orang sakti (berjubah  bersurban), seakan punya karomah dan  mampu menggandakan uang. Ditambah pula mejeng di You Tube mendemonstrasikan menggadakan uang, dengan cara ini banyak yang pada tergiur menjadi pengikutnya, .karena mengira punya karomah.  

KENA BATUNYA
Akhirnya fihak kepolisian berhasil “menyingkap dan menyita beberapa jubah berkantong yang bisa menyimpan uang sampai ratusan juta, dengan teknik tipuan ini seakan dia mampu menggandakan uang  secara gaib ”.  Begitu licin, cerdik dan hebat tipuanya, sehingga banyak yang terpedaya dengan menyetor mahar dari yang murah sampai “ratusan miliard rupiah !”.   

DOSA MAKIN BERGANDA
Akibat tipuannya, Dimas Kanjeng Taat Pribadi bahkan sampai tega membunuh 2 pengikutnya, yang akan melapor polisi tentang kegiatan penipuannya.  Begitu fatal bila ajaran agama tidak dijalankan secara kaffah (total), sehingga berakibat sengsara (tidak barokah) dan menyengsarakan manusia. Lebih lebih citra agama akan jatuh dan runtuh karena dijadikan kedok penipuan !!!.
Akibat perbuatan sang pengganda uang, sekarang berurusan dengan fihak kepolisian, sehingga berakhir dengan menghuni jeruji penjara yang menghadangnya, begini akibat bila mengejar harta, tanpa memperdulikan barokah.  Apalagi fihak kepolisian terus menyelidiki kuburan yang ada di areal padepokan. Juga terus menunggu laporan siapa yang pernah jadi jadi korban.  
Begini akibat bila dusta dijadikan modal mencari uang, sehingga dosa makin berganda, berakibat jiwa dan raga jadi korbannya !.  

KEMBALI KE TUNTUNAN

Agar hidup selamat dan tenang, maka kembali ke tuntunan merupakan jalan teraman : " Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ". ( Q.S. Al Ahzab 70).                                                                                                          

KISAH TAULADAN
ABDURRAHMAN BIN AUF SANG DERMAWAN

`Abdurrahmân bin `Auf bin `Abdi `Auf bin `Abdil Hârits Bin Zahrah bin Kilâb bin al Qurasyi az Zuhri Abu Muhammad, dilahirkan sepuluh tahun setelah tahun Gajah, termasuk terdahulu memeluk Islam.
Berhijrah dua kali, ikut perang Badar dan peperangan lainnya. Saat jahilillah, bernama `Abdul Ka`bah; kemudian diberi nama `Abdurrahmân oleh Rasulullah s.a.w. termasuk dermawan dan memperhatikan dakwah Islam.  
Pernah menjual tanah 40 ribu dinar, kemudian dibagikan kepada fakir miskin bani Zuhrah. Al Miswar berkata : “Aku mengantar sebagian dinar  kepada Aisyah r.a. ” Aisyah r.a. berkata : “Siapa yang mengirim ini ?”, aku menjawab : “`Abdurrahmân bin Auf”. Aisyah r.a. berkata : “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada yang menaruh simpati kepada kalian kecuali dia termasuk orang orang yang sabar. Semoga Allah Azza wa Jalla memberi minum kepada `Abdurrahmân bin Auf dengan minuman syurga.
`Abdurrahmân bin Auf berkata : “Kami bersama Rasulullah s.a.w. diuji dengan kesempitan kami bisa bersabar”. Suatu hari `Abdurrahmân r.a. diberi makanan padahal sedang berpuasa, dia berkata : “Mush`ab bin Umair telah terbunuh padahal dia lebih baik dariku. Tetapi ketika meninggal tidak ada kafan menutupinya selain burdah (apabila kain ditutupkan di kepala kakinya terlihat, apabila kakinya ditutup kepalanya terlihat). Demikian pula  Hamzah, dia juga terbunuh, padahal dia lebih baik dariku. Ketika meninggal, tidak ada kafan yang menutupinya selain burdah. Aku khawatir balasan kebaikan kebaikanku diberikan di dunia ini. Kemudian dia menangis lalu meninggalkan makanan tersebut”.
Naufal bin al Hudzali berkata :…. Suatu hari dia pulang dan mandi. Setelah itu keluar membawa makanan berisi roti dan daging, kemudian menangis. Kami bertanya : “ Wahai Abu Muhammad (panggilan `Abdurrahmân), apa yang menyebabkan kamu menangis ?”, dia menjawab : “Dahulu Rasulullah s.a.w. meninggal dunia dalam keadaan beliau dan keluarganya belum kenyang dengan roti syair”.  Di zaman Nabi s.a.w., `Abdurrahmân bin `Auf r.a. pernah menyedekahkan separuh hartanya. Setelah itu bersedekah lagi sebanqak 40.000 dinar. Harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan. Ja`far bin Burqan berkata : “Telah sampai kabar kepadaku bahwa `Abdurrahmân bin Auf r.a. memerdekakan 3000 orang. Wafat di tahun 32 H pada usia 72.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar