KEUTAMAAN
ILMU
“……..Niscaya Allah akan
meninggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan “. (Q.S. Al Mujaadilah (58) : 11)
Begitu lengkap dan sempurnanya agama Islam
sehingga ilmu sangat dihargai dan dijunjung tinggi, sehingga menuntut ilmu
merupakan kewajiban : Rasulullah s.a.w. bersabda : “Menuntut ilmu adalah
kewajiban setiap muslim”. (H.R. Ibnu Majah)
PENTINGNYA
ILMU DUNIA DAN AKHERAT
Begitu penting dan berharganya ilmu, sampai Nabi
menekankah menuntut ilmu baik di bidang dunia maupun akherat : "Barang
siapa menginginkan soal soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia
memiliki ilmunya, dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di
akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula dan barang siapa yang menginginkan
kedua duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua keduanya pula". (H.R.Bukhari dan Muslim)
1.PEWARIS PARA NABI
Karena istimewanya pemilik ilmu sampai disebut sebagai
“pewaris Nabi”, bahkan akan “mendapat keberuntungan yang besar”
“…………Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi.
Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa
yang mewariskan ilmu, maka sungguh dia telah mendapatkan
keberuntungan yang besar”. (H.R. Abu
Daud dishahihkan Syaikh Al Albani).
2.DIKEHEDAKI BAIK
Betapa beruntungnya
yang memahami ilmu agama sehingga akan memperoleh kebaikan. Dari Mu’awiyah,
Nabi s.a.w. bersabda : “Barangsiapa yang Allah
kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang
agama”. (H.R.
Bukhari dan Muslim).
Bukankah sekarang
banyak terjadi kasus penyimpangan dan kesesatan akibat kurangnya memahami ilmu
agama. Ingat kasus Dimas kanjeng Taat Pribadi dengan kasus penggandaan uangnya
di Probolinggo, karena kurangnya pemahaman agama sehingga banyak yang terpikat
menjadi pengikutnya.
Demikian pula dengan Gatot Brajamusti yang sempat diangkat sebagai ketua
PARFI, karena para selebritis pada tergiur tampilannya yang konon katanya dapat
berubah ubah bentuk. Bukankah keduanya sekarang berurusan dengan fihak
kepolisian ?!.
3.DIMUDAHKAN MENUJU SYURGA
Betapa tinggi penghargaan Allah terhadap
penuntut ilmu sehingga dimudahkan menuju syurga. Nabi s.a.w. bersabda : “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu,
maka akan Allah mudahkan jalannya menuju syurga”. (H.R. Muslim).
4.DIMINTAKAN
AMPUN SEGENAP MAKHLUK
Dari Abu Darda’
sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi s.a.w. bersabda : “…….Sesungguhnya Malaikat
meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang
yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun
ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding
ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang bintang lainnya…….” (H.R. Abu Daud, dishohihkan
oleh Syaikh Al Albani).
5.PAHALA TETAP MENGALIR WALAU TELAH WAFAT
Karena mulianya memiliki dan mengajarkan ilmu, sehingga walau telah wafat akan tetap mendapat pahala
dari ilmu yang diajarkan pada muridnya.
Dari Abu Hurairah,
Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Jika seorang manusia mati maka terputuslah
darinya amalnya kecuali dari tiga hal : dari sedekah jariyah atau ilmu yang
diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya”. (H.R. Muslim)
TIDAK SAMA
Orang berilmu jelas beda yang tidak berilmu : “….."Adakah sama orang orang
yang mengetahui dengan orang orang yang tidak mengetahui
?". Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S. Azzumar (39) : 9)
Karena agama Islam sangat menjunjung tinggi dan menghargai ilmu,
pantas bila banyak ilmuwan Muslim pada tumbuh di zaman kejayaan Islam : Ibnu
Sina dan Ibnu Rusy dengan ilmu kedokterannya. Al Biruni dengan geologi,
geografi dan astronominya. Al Batani (Albatenius) ahli astronomi dan matematika.
LANTARAN TIDAK MENGERTI TEMANNYA TEWAS
Betapa beruntungnya
yang memiliki ilmu karena memiliki banyak manfaat dan keuntungan, dengan ilmu
paling tidak bisa terjaga dari kemudlorotan. Di zaman Rasulullah s.a.w. pernah
terjadi kasus tentang wafatnya seorang sahabat akibat tidak memahami
ilmunya.
Diriwayatkan dari
Jabir r.a. bahwa dia berkata :
“Pada
suatu saat kami bepergian dalam sebuah rombongan perjalanan. Tiba tiba
ada seorang lelaki diantara kami tertimpa batu sehingga terdapat luka di kepalanya.
Beberapa waktu sesudah itu dia mengalami mimpi basah. Maka dia bertanya kepada
sahabat sahabatnya : “Apakah menurut kalian dalam kondisi ini saya diberi
keringanan untuk bertayamum saja ?”. Menanggapi
pertanyaan itu mereka menjawab : “Menurut kami engkau tidak diberikan keringanan untuk
melakukan hal itu, sedangkan engkau sanggup memakai
air”, maka
orang itu pun mandi dan akhirnya meninggal. Tatkala kami berjumpa dengan
Rasulullah s.a.w. maka
beliau mendapat laporan tentang peristiwa itu. Beliau bersabda : “Mereka telah menyebabkan dia mati !, semoga Allah membinasakan mereka. Kenapa
mereka tidak mau bertanya ketika tidak mengetahui. Karena sesungguhnya obat
ketidaktahuan adalah dengan bertanya. Sebenarnya dia cukup bertayamum saja”. (H.R. Abu Dawud, Ahmad dan Hakim. Dishahihkan Syaikh
Abdul ‘Azhim Badawi).
BAHAYA MENGADA
ADA URUSAN AGAMA
Dengan berilmu sangat banyak manfaatnya, tanpa ilmu sesat
akibatnya. Apalagi dalam beribadah, dalam beribadah bukan dinilai banyaknya jumlah, tetapi kebenaran dalam
melakukannya, artinya harus berdasar pada tuntunan Allah dan Rasul Nya,
karena bila tidak berakibat ibadahnya ditolak.
Dari ‘Aisyah r.a.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barangsiapa
membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka
perkara tersebut tertolak”
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian jelas bahwa betapa
pentingnya menuntut ilmu karena akan terhindar dari kesesatan.
KISAH
TAULADAN
LANTARAN KEDZALIMANNYA, MEMBUAT KALAH
PASUKANNYA
Ideologi atau keyakinan sangat
menentukan dalam peperangan, dengan ideologi atau keyakinan yang kokoh akan
membuat kemenangan lebih berfihak.
Keyakinan yang kokoh dan benar
akan membuahkan sikap mulia dan terpuji, akhlak mulia akan membuahkan sikap
berani, heroik dan ksatria.
Suatu saat para pimpinan pasukan
romawi yang kalah perang melawan pasukan muslim dipanggil menghadap kaisar
Heracleus di Antakia (Suria). Karena kecewa dia melampiaskan kemarahannya
sambil membentak dan berkata : “Siapakah pasukan yang kamu lawan ?, bukankah
mereka juga manusia seperti kalian ?!”.
Para komandan menjawab
ketakutan : “Benar mereka adalah pasukan isla”. Heracleus langsung memotong
dengan nada tinggi dan lantang : “Bukankah jumlah kalian jauh lebih besar dan
lebih tangkas, senjata kalian jauh lebih lengkap dan berkualitas, bahkan perbekalan
kalian jauh lebih banyak dan terkemas !”.
Salah seorang komandan menjawab
: “Bagaimana kami bisa menang bila kami melakukan serangan mereka teguh
bertahan, bila mereka menyerang tak main main dan nampak garang, bila kami
menyerbu kurang sungguh sungguh dalam melawan, kami jadi kewalahan”.
Kaisar Heracleus bertanya :
“Apa rahasia mereka ?”, salah seorang menjawab : “Baginda mereka adalah orang
yang berpuasa di siang hari, selalu menepati janji, mengajak kepada kebaikan
dan mencegah kejahatan. Tidak melakukan kedzaliman di muka bumi, saling
mencintai dan menyayangi dan suka bersikap adil dalam mengadili. Sedang pasukan kita suka minum
minuman yang memabukkan , melakukan perzinaan, mengingkari janji, saling
mendzalimi, mengajak pada sesuatu yang menimbulkan kemurkaan Tuhan dan mencegah
sesuatu yang disenangi Tuhan dan membuat kerusakan dibumi”.
Itulah cermin kehidupan di medan laga yang saling bertolak
belakang prinsipnya, perbedaannya sangat menyolok pada tujuan hidupnya,
sehingga menimbulkan prilaku yang saling bertentangan pula, yang membuahkan
disatu sisi kemenangan dan kesuksesan, disisi lain kekalahan dan kehinaan.
Itulah bukti bahwa sunnatullah
(ketetapan Allah) takkan pernah berubah, bahwa yang haq (benar) pasti akan
mengalahkan yang bathil. Maka yang berpegang pada sunnaatullah pasti akan
sukses dan berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar