KEMBALI KE
TAUHID !
“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya
dengan sesuatupun……”. (Q.S.
An Nisa (4) : 36)
Mempercayai adanya Allah sebagai Dzat yang Maha Esa
merupakan bukti keimanan seseorang, Allah Tuhan tempat bergantung, Dzatnya
tidak ada yang menyamainya, tidak beranak dan tidak pernah dilahirkan. Bahkan
tidak ada yang menyamainya :
“Katakanlah
: "Dia lah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia". (Q.S. Al Ikhlash (112) : 1-4)
KEKAL
ABADI SELALU MENGURUS MAHLUKNYA
Karena
ke Esaan, ke Besaran dan ke Kuasaan Nya yang Mutlak, Allah tidak butuh kepada
makhluknya, bahkan Allah yang hidup Kekal selalu mengurus makhluk (ciptaan Nya)
terus menerus :
“Allah tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk Nya), tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan Nya
apa yang di langit dan di bumi,
tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin
Nya. Allah mengetahui apa
apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui
apa apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”. (Q.S.
Al Baqarah (2) : 255)
Begitu hebatnya sifat Allah yang
luar biasa : 1. Hidup kekal, 2. Terus menerus mengurus makhluk, 3. Tidak mengantuk dan tidak tidur, 4.Yang di langit dan di
bumi milik Nya, 5. Yang memberi syafa'at, 6.
Maha Mengetahui, 7. Tidak ada yang tahu ilmu Nya melainkan siapa yang dikehendaki
Nya. 8. Kekuasaan Nya meliputi langit dan bumi, 9.
Maha Kuasa memelihara
langit dan bumi, 10.
Maha Tinggi dan Maha besar.
MUTLAK HARUS DIIBADAHI
Demikian luar
biasa keberadaan dan ke Kuasaan Nya, sebagai Dzat yang
Yang Maha Esa, maka kepada Allah Yang memliki sifat demikian itu
agar manusia dan jin mengabdi (menghamba) kepada Nya secara murni (ihlash),
artinya keyakinannya tidak didampingi dengan keyakinan selain Allah !.
“Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat dan yang demikian
Itulah agama yang lurus”. (Q.S.
Al Bayyinah (98) : 5)
TIDAK
MENCAMPUR ADUK KEIMANAN
Maka dalam mengabdi (menghamba)
kepada Dzat yang luar biasa ini, sangat tidak pantas dan tidak tepat bila
dicampuri dengan keyakinan lain (syirik). Dengan mencampuri keyakinan lain berarti keimannya
tidak pas, tidak utuh. Sehingga jiwanya tidak akan merasa aman dan tidak akan
mendapat petunjuk !. Karena ketawakkalannya tidak utuh kepada Allah.
“Orang
orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik),
mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang orang yang mendapat
petunjuk”. (Q.S.
Al An’am (6) : 82)
JANGAN MENGAMBIL SESEMBAHAN LAIN
“Dialah yang hidup
kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
maka
sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Katakanlah (Muhammad) : “Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang
kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku keterangan keterangan
dari Tuhanku dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta
alam”. (Q.S. Ghafir / Mukmin (40) : 65-66)
SEMBAHAN SELAIN ALLAH ADALAH BATHIL
Dengan
demikian mengabdi (menghamba / menyembah) selain Allah jelas bathil !. “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia lah
(Tuhan) yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah
Itulah yang batil dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha
besar”. (Q.S. Al Hajj (22) : 62)
MENGAMBIL PERANTARA
Karena kurangnya memahami ilmu, sehingga berakibat
keimanannya tidak mantap, sehingga masih saja ada yang mengambil pendamping selain Allah dengan
alasan “sebagai perantara (washilah) untuk mendekatkan kepada Allah”. “Dan orang orang yang menjadikan selain Allah sebagai
penolong (mereka mengatakan) : “Kami tidak menyembah mereka melainkan agar
mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat dekatnya”. (Q.S. Az Zumar (39) : 3).
MENGAMBIL PERANTARA JELAS SALAH !
Karena keimanan yang tidak
mantap kepada Allah, sehingga masih saja mencari washilah (perantara), menyakini
bahwa selain Allah ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan manfa’at,
meluluskan ujian, memberi keberhasilan dalam usaha, menyembuhkan penyakit dll.
Sehingga sampai sudi mendatangi
dan minta di kuburan orang shalih (para wali), tempat keramat, paranormal, dengan
harapan agar dekat kepada Allah.
“Dan
mereka menyembah selain Allah dari apa apa yang tidak bisa memberikan
mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata : “Mereka (sesembahan
itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah”. (Q.S. Yunus (10) : 18). Semua perbuatan dan keyakinan ini, jelas merupakan bentuk kesyirikan kepada Allah, karena menyetarakan makhluk (yang
dicipta) dan Kholiqnya (pencipta) !.
ALLAH
BEGITU DEKAT
Padahal bila mau kembali dan memahami firman Allah, maka akan memahami
bahwa posisi Allah sangat dekat kepada hamba Nya !!!.
“Dan apabila hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah) : “Bahwasanya aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdo’a apabila ia memohon kepada Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran”. (Q.S. Al Baqarah
(2) : 186)
RESIKO SYIRIK
Karena tidak memahami tuntunan agama, sehingga
masih saja banyak yang melakukan kesyirikan, padahal begitu besar resiko
berbuat syirik sampai amalnya terhapus.
“Itulah petunjuk Allah, yang
dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara
hamba hamba Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah
dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”.
(Q.S. Al
An’am (6) : 88)
“Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu :
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi”. (Q.S. Az Zumar (39) : 65). Na’udzubillaahi min dzaalik !.
KISAH TAULADAN
MUTIARA FIRMAN DAN HADITS
Begitu pentingnya
keimanan yang kokoh dan murni, karena akan menentukan nasibnya di akherat kelak
!. Karena keyakinan yang bercampur dengan ke syirikan akan diharamkan Allah
masuk syurga.
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolong pun”. (Q.S. Al Maidah (5) : 72)
Karena kurangnya memahami
keimanan maka masih banyak yang pada berwashilah dengan cara yang jauh
menyimpang dari tuntunan : memakai jimat, memakai batu akik yang tidak hanya
sebagai hiasan tetapi juga diyakini bisa menjaga dari bahaya (tolak balak). Orang
semacam ini jiwanya pasti tidak akan tenang, karena jiwanya tergantung pada batu
akik, padahal Nabi mengingatkan :
“Barang siapa bergantung kepada batu dari
laut maka Allah tidak akan membiarkannya dalam ketenangan”. (H.R. Ahmad dan Al Hakim)
Bahkan yang sangat
fatal dia telah terjerumus kedalam kemusyrikan !.
“Barangsiapa
menggantungkan jimat, maka dia telah berbuat syirik (H.R. Ahmad dan Al Hakim)
Karena
besarnya bahaya memakai jimat, sampai sampai Rasulullah s.a.w. tidak mau
membaiat orang yang memakai kalung jimat !..
“Dari Utbah bin Amir diriwayatkan bahwa
Rasulullah s.a.w. pernah ditemui sekelompok
orang, lalu beliau membaiat sembilan di antara mereka dan tidak membaiat satu
yang tersisa. Mereka bertanya : "Wahai Rasulullah engkau membaiat yang sembilan orang,
tetapi tidak membaiat yang satu ini ?". Beliau menjawab : "Karena dia mengalungkan jimat !". Orang itupun memasukkan
tangannya ke balik bajunya dan mencopot kalung jimatnya. Lalu Rasulullah s.a.w. membaiatnya. Beliau bersabda : "Barangsiapa yang mengalungkan
jimat, dia telah berbuat syirik". (H.R. Ahmad, dishahihkan syeh Al Albani).
Begitu
besar resiko berbuat syirik sampai amal ibadahnya terhapus dan akan mengalami
kerugian (masuk neraka). Na’udzubillaahi min dzaalik !.
“…..Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang orang yang merugi”. (Q.S. Az Zumar (39) : 65). Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya,
agar terjauh dari perbuatan syirik. Amiin.