Senin, 19 Maret 2018




KEMBALI KE TAUHID !

              “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatupun……. (Q.S. An Nisa (4) : 36)
              
Mempercayai  adanya Allah sebagai Dzat yang Maha Esa merupakan bukti keimanan seseorang, Allah Tuhan tempat bergantung, Dzatnya tidak ada yang menyamainya, tidak beranak dan tidak pernah dilahirkan. Bahkan tidak ada yang menyamainya :
“Katakanlah : "Dia lah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Q.S. Al Ikhlash (112) : 1-4)

KEKAL  ABADI SELALU MENGURUS MAHLUKNYA
Karena ke Esaan, ke Besaran dan ke Kuasaan Nya yang Mutlak, Allah tidak butuh kepada makhluknya, bahkan Allah yang hidup Kekal selalu mengurus makhluk (ciptaan Nya) terus menerus :
Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan Nya apa yang di langit dan di bumi, tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin Nya. Allah mengetahui apa apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha  Tinggi lagi Maha besar. (Q.S. Al Baqarah (2) : 255)                                                                               
Begitu hebatnya sifat Allah yang luar biasa : 1. Hidup kekal, 2. Terus menerus mengurus makhluk, 3. Tidak mengantuk dan tidak tidur, 4.Yang di langit dan di bumi milik Nya, 5. Yang memberi syafa'at, 6. Maha Mengetahui, 7. Tidak ada yang tahu ilmu Nya melainkan siapa yang dikehendaki Nya. 8. Kekuasaan Nya meliputi langit dan bumi, 9. Maha Kuasa memelihara langit dan bumi, 10. Maha Tinggi dan Maha besar.                                         

MUTLAK HARUS DIIBADAHI
Demikian luar biasa keberadaan dan ke Kuasaan Nya, sebagai Dzat yang 
Yang Maha Esa, maka kepada Allah Yang memliki sifat demikian itu agar manusia dan jin mengabdi (menghamba) kepada Nya secara murni (ihlash), artinya keyakinannya tidak didampingi dengan keyakinan selain Allah !.   
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat  dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (Q.S. Al Bayyinah (98) : 5)

TIDAK MENCAMPUR ADUK KEIMANAN            
Maka dalam mengabdi (menghamba) kepada Dzat yang luar biasa ini, sangat tidak pantas dan tidak tepat bila dicampuri dengan keyakinan lain (syirik). Dengan mencampuri keyakinan lain berarti keimannya tidak pas, tidak utuh. Sehingga jiwanya tidak akan merasa aman dan tidak akan mendapat petunjuk !. Karena ketawakkalannya tidak utuh kepada Allah.  
“Orang orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. Al An’am (6) : 82)

JANGAN MENGAMBIL SESEMBAHAN LAIN
“Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Katakanlah (Muhammad) : “Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku keterangan keterangan dari Tuhanku dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”. (Q.S. Ghafir / Mukmin (40) : 65-66)

SEMBAHAN SELAIN ALLAH ADALAH BATHIL
Dengan demikian mengabdi (menghamba / menyembah) selain Allah jelas bathil !. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia lah (Tuhan) yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah Itulah yang batil dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”. (Q.S. Al Hajj (22) : 62)

MENGAMBIL PERANTARA
Karena kurangnya memahami ilmu, sehingga berakibat keimanannya   tidak mantap, sehingga masih saja ada yang mengambil  pendamping selain Allah dengan alasan “sebagai perantara (washilah) untuk mendekatkan kepada Allah”. “Dan orang orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan) : “Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat dekatnya”. (Q.S.  Az Zumar (39) : 3).                 

MENGAMBIL PERANTARA JELAS SALAH !
Karena keimanan yang tidak mantap kepada Allah, sehingga masih saja mencari washilah (perantara), menyakini bahwa selain Allah ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan manfa’at, meluluskan ujian, memberi keberhasilan dalam usaha, menyembuhkan penyakit dll. Sehingga sampai sudi mendatangi dan minta di kuburan orang shalih (para wali), tempat keramat, paranormal,  dengan harapan agar dekat kepada Allah.
“Dan mereka menyembah selain Allah dari apa apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata : “Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah”. (Q.S. Yunus (10) : 18). Semua perbuatan dan keyakinan ini, jelas merupakan bentuk kesyirikan kepada Allah, karena menyetarakan makhluk (yang dicipta) dan Kholiqnya (pencipta)  !.

ALLAH BEGITU DEKAT       
Padahal bila mau kembali dan memahami firman Allah, maka akan memahami bahwa posisi Allah sangat dekat kepada hamba Nya !!!.
“Dan apabila hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) : “Bahwasanya aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Q.S. Al Baqarah  (2) : 186)

RESIKO SYIRIK
Karena tidak memahami tuntunan agama, sehingga masih saja banyak yang melakukan kesyirikan, padahal begitu besar resiko berbuat syirik sampai amalnya terhapus.
“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. Al An’am (6) : 88)
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu : "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang  merugi”. (Q.S. Az Zumar (39) : 65). Na’udzubillaahi min dzaalik !.

KISAH TAULADAN
MUTIARA FIRMAN DAN HADITS
Begitu pentingnya keimanan yang kokoh dan murni, karena akan menentukan nasibnya di akherat kelak !. Karena keyakinan yang bercampur dengan ke syirikan akan diharamkan Allah masuk syurga.  
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolong pun”. (Q.S. Al Maidah (5) : 72)
Karena kurangnya memahami keimanan maka masih banyak yang pada berwashilah dengan cara yang jauh menyimpang dari tuntunan : memakai jimat, memakai batu akik yang tidak hanya sebagai hiasan tetapi juga diyakini bisa menjaga dari bahaya (tolak balak). Orang semacam ini jiwanya pasti tidak akan tenang, karena jiwanya tergantung pada batu akik, padahal Nabi mengingatkan : 
Barang siapa bergantung kepada batu dari laut maka Allah tidak akan membiarkannya dalam ketenangan. (H.R. Ahmad dan Al Hakim)
Bahkan yang sangat fatal dia telah terjerumus kedalam kemusyrikan !.
“Barangsiapa menggantungkan jimat, maka dia telah berbuat syirik (H.R. Ahmad dan Al Hakim)
Karena besarnya bahaya memakai jimat, sampai sampai Rasulullah s.a.w. tidak mau membaiat orang yang memakai kalung jimat !..
Dari Utbah bin Amir diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah ditemui sekelompok orang, lalu beliau membaiat sembilan di antara mereka dan tidak membaiat satu yang tersisa. Mereka bertanya : "Wahai Rasulullah engkau membaiat yang sembilan orang, tetapi tidak membaiat yang satu ini ?". Beliau menjawab : "Karena dia mengalungkan jimat !". Orang itupun memasukkan tangannya ke balik bajunya dan mencopot kalung jimatnya. Lalu Rasulullah s.a.w. membaiatnya. Beliau bersabda : "Barangsiapa yang mengalungkan jimat, dia telah berbuat syirik". (H.R. Ahmad, dishahihkan syeh Al Albani).
Begitu besar resiko berbuat syirik sampai amal ibadahnya terhapus dan akan mengalami kerugian (masuk neraka). Na’udzubillaahi min dzaalik !.
“…..Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi”. (Q.S. Az Zumar (39) : 65).  Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya, agar terjauh dari perbuatan syirik. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar