Senin, 19 Maret 2018


ABDULLAH BIN MAS’UD SANG PEMEGANG RAHASIA

 "Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang kamu dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran".. (Q.S. An Nahl (16) : 90)
Ayat tersebut merupakan jawaban Abdullah bin Mas’ud, ketika ditanya Umar bin Khaththab tentang ayat yang paling ampuh.
Abdullah bin Mas’ud adalah sahabat yang paling dekat sehari hari dengan kehidupan Nabi s.a.w. sehingga dia sangat faham dengan Al Quran.

MENJADI PELAYAN NABI
Tak berapa lama setelah memeluk Islam, Abdullah bin Mas'ud mendatangi Rasulullah s.a.w. memohon agar diterima menjadi pelayan beliau. Rasulullah pun menyetujuinya. Sejak hari itu, Abdullah bin Mas'ud tinggal di rumah Rasulullah s.a.w.. dia beralih pekerjaan dari penggembala domba menjadi pelayan Rasulullah s.a.w..

PENDAMPING RASULULLAH            
Abdullah bin Mas'ud senantiasa aktif mendampingi Rasulullah s.a.w. dia selalu menyertai kemana pun beliau pergi. Membangunkan Rasulullah s.a.w. untuk shalat bila beliau tertidur, menyediakan air untuk mandi, mengambilkan terompah apabila beliau hendak pergi dan membenahinya apabila beliau pulang. Juga membawakan tongkat dan siwak Rasulullah s.a.w., menutup pintu kamarnya apabila beliau hendak tidur.
Bahkan Rasulullah s.a.w. mengizinkan Abdullah memasuki kamar beliau jika perlu. Beliau memercayakan kepadanya terhadap hal hal yang bersifat rahasia. Karena keutamaan ini smapi Abdullah bin Mas'ud mendapat julukan "Shahibus Sirri Rasulullah" (pemegang rahasia Rasulullah).

MIRIP
Abdullah bin Mas'ud dibesarkan dan dididik dengan sempurna dalam rumah tangga Rasulullah s.a.w.. Karena itu dia menjadi seorang yang terpelajar, berakhlak tinggi, sesuai dengan karakter dan sifat sifat yang dicontohkan Rasulullah s.a.w. kepadanya. Sampai sampai orang mengatakan, karakter dan akhlak Abdullah bin Mas'ud paling mirip dengan akhlak Rasulullah.

FAHAM AL QURAN
Abdullah bin Mas'ud berkata tentang pengetahuannya mengenai Kitabullah (Al Qur'an) : "Demi Allah tiada Tuhan selain Dia, tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur'an, melainkan aku tahu di mana dan dalam situasi bagaimana diturunkan. Seandainya ada orang yang lebih tahu daripada aku, niscaya aku datang belajar kepadanya". Kiranya Abdullah bin Mas'ud tidak berlebihan dengan ucapannya.  Bahkan Umar bin Al Khathab memperkuat ucapannya.

UMAR BERTANYA
Pada suatu malam Khalifah Umar sedang dalam perjalanan, dia bertemu dengan rombongan kabilah di malam yang gelap, Abdullah bin Mas'ud berada dalam kabilah tersebut.
Khalifah Umar memerintahkan seorang pengawal agar menanyai kabilah : "Hai kabilah dari mana kalian ?", "Min fajjil 'amiq (dari lembah nan dalam)", jawab Abdullah. "Hendak kemana kalian ?", "Ke Baitu Atiq (rumah tua, Ka'bah)", jawab Abdullah. "Di antara mereka pasti ada orang alim", kata Umar.

AYAT PALING AMPUH
Kemudian diperintahkan menanyakan : "Ayat Al Qur'an mana yang paling ampuh ?", Abdullah menjawab : "Allah tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak pula tidur...". (Q.S. Al Baqarah (2) : 255).

AYAT YANG KUAT HUKUMNYA
"Tanyakan pula kepada mereka ayat Al Qur'an manakah yang lebih kuat hukumnya ?", kata Umar memerintah. Abdullah menjawab : "Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang kamu dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran". (Q.S. An Nahl (16) : 90).      

AYAT YANG MENCAKUP SEMUANYA
"Tanyakan kepada mereka, ayat Al Qur'an manakah yang mencakup semuanya !", perintah Umar. Abdullah menjawab : "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan walaupun seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan walaupun sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula". (Q.S. Al Zalzalah (99) : 7-8).

DIJAWAB TUNTAS
Demikian pula ketika Umar memerintahkan pengawal untuk bertanya tentang Al Qur'an, Abdullah bin Mas'ud langsung menjawabnya dengan tegas dan tepat. Hingga akhirnya Khalifah Umar bertanya : "Adakah dalam kabilah kalian Abdullah bin Mas'ud ?", Jawab mereka : "Ya ada".

‘ALIM ZUHUD DAN PEMBERANI
Abdullah bin Mas'ud bukan hanya sekedar qari' (ahli baca Al Qur'an) terbaik tetapi juga sangatalim atau zuhud, juga seorang pemberani, kuat dan teliti. Bahkan seorang pejuang (mujahid) terkemuka. Bahkan tercatat sebagai Muslim pertama yang mengumandangkan Al Qur'an dengan suara merdu dan lantang.

BERANI MEMBACA DIHADAPAN KAUM QURAISY
Pada suatu hari para sahabat Rasulullah berkumpul di Makkah. Mereka berkata : "Demi Allah, kaum Quraisy belum pernah mendengar ayat ayat Al Qur'an yang kita baca di hadapan mereka dengan suara keras.
Siapa kira kira yang dapat membacakannya kepada mereka ?", "Aku sanggup membacakannya kepada mereka dengan suara keras", kata Abdullah.
"Tidak, jangan kamu, kami khawatir kalau kamu membacakannya. Hendaknya seseorang yang punya keluarga yang dapat membela dan melindunginya dari penganiayaan kaum Quraisy", jawab mereka. "Biar aku saja. Allah pasti melindungiku", kata Abdullah tak gentar.
Begitu nekadnya Abdullah bin Mas’ud, walau resiko yang dihadapi jelas akan menghadangnya demi tegaknya ajaran agama. Subhaanallah.

KISAH TAULADAN
KEBERANIAN ABDULLAH BIN MAS’UD
Abdullah bin Mas’ud tidak hanya dikenal faham tentang Al Quran, namun juga sangat berani menghadapi kaum kafir. Kenyataan ini terbukti ketika di waktu dhuha kaum Quraisy sedang duduk duduk di sekitar Ka'bah. Abdullah bin Mas'ud berdiri di Maqam Ibrahim, lalu dengan suara lantang dan merdu dibacanya surah Ar Rahman ayat 1-4. Bacaan Abdullah yang merdu dan lantang terdengar kaum Quraisy di sekitar Ka'bah, mereka terkesima saat mendengarnya.             
Kemudian mereka bertanya : "Apa yang dibaca Abdullah bin Mas'ud ?", "Sialan dia membaca ayat ayat yang dibawa Muhammad", lalu mereka berdiri serentak dan memukuli Abdullah.
Namun Abdullah bin Mas'ud tetap saja meneruskan bacaannya hingga akhir surah. Kemudian dia pulang menemui para sahabat dengan muka babak belur dan berdarah. "Inilah yang kami khawatirkan terhadapmu", kata para sahabat. "Demi Allah, bahkan sekarang musuh musuh Allah itu semakin kecil di mataku. Jika kalian menghendaki besok pagi aku akan baca lagi di hadapan mereka". Sanggah Abdullah bin Mas’ud.
Abdullah bin Mas'ud hidup hingga masa Khalifah Utsman bin Affan memerintah. Ketika hampir meninggal dunia, Khalifah Utsman datang menjenguknya. "Sakit apakah yang kau rasakan wahai Abdullah ?", tanya khalifah. "Dosa dosaku", jawab Abdullah.
"Apa yang kau inginkan ?", "Rahmat Tuhanku !", "Tidakkah kau ingin supaya kusuruh orang membawa gaji gajimu yang tidak pernah kau ambil selama beberapa tahun ?", tanya Khalifah.
"Aku tidak membutuhkannya", kata Abdullah, "Bukankah kau mempunyai anak anak yang harus hidup layak sepeninggalmu ?", tanya Utsman. "Aku tidak khawatir”, jawab Abdullah. "Aku menyuruh mereka membaca surah Al Waqi'ah setiap malam. Karena aku mendengar Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang membaca surah Al Waqi'ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kemiskinan selama lamanya".
Pada suatu malam yang hening, Abdullah bin Mas'ud pun berangkat menghadap Tuhannya dengan tenang.
Betapa beruntungnya kehidupannya karena selama hidupnya selalu melayani dan mendampingi Rasulullah s.a.w. sehingga mampu meguasai dan memahami Al Quran. Subhaanallah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar