ABDULLAH BIN
MAS’UD SANG PEMEGANG RAHASIA
"Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang kamu dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran".. (Q.S. An Nahl (16) : 90)
Ayat tersebut
merupakan jawaban Abdullah bin Mas’ud, ketika ditanya Umar bin Khaththab
tentang ayat yang paling ampuh.
Abdullah bin Mas’ud
adalah sahabat yang paling dekat sehari hari dengan kehidupan Nabi s.a.w.
sehingga dia sangat faham dengan Al Quran.
MENJADI
PELAYAN NABI
Tak berapa lama
setelah memeluk Islam, Abdullah bin Mas'ud mendatangi Rasulullah s.a.w. memohon agar diterima menjadi pelayan beliau. Rasulullah pun
menyetujuinya. Sejak hari itu, Abdullah bin Mas'ud tinggal di rumah Rasulullah
s.a.w.. dia beralih pekerjaan dari penggembala domba menjadi pelayan Rasulullah s.a.w..
PENDAMPING
RASULULLAH
Abdullah
bin Mas'ud senantiasa aktif mendampingi
Rasulullah s.a.w. dia selalu
menyertai kemana pun beliau pergi. Membangunkan Rasulullah s.a.w. untuk shalat bila beliau tertidur, menyediakan air untuk mandi,
mengambilkan terompah apabila beliau hendak pergi dan membenahinya apabila
beliau pulang. Juga membawakan
tongkat dan siwak Rasulullah s.a.w., menutup pintu
kamarnya apabila beliau hendak tidur.
Bahkan
Rasulullah s.a.w. mengizinkan
Abdullah memasuki kamar beliau jika perlu. Beliau memercayakan kepadanya terhadap
hal hal yang bersifat rahasia. Karena keutamaan ini smapi Abdullah bin Mas'ud mendapat
julukan "Shahibus Sirri Rasulullah" (pemegang rahasia Rasulullah).
MIRIP
Abdullah bin Mas'ud dibesarkan dan dididik dengan sempurna dalam rumah
tangga Rasulullah s.a.w.. Karena itu dia
menjadi seorang yang terpelajar, berakhlak tinggi, sesuai dengan karakter dan
sifat sifat yang dicontohkan Rasulullah s.a.w. kepadanya. Sampai sampai orang mengatakan, karakter dan akhlak Abdullah bin Mas'ud
paling mirip dengan akhlak Rasulullah.
FAHAM
AL QURAN
Abdullah bin Mas'ud berkata
tentang pengetahuannya mengenai Kitabullah (Al Qur'an) : "Demi Allah
tiada Tuhan selain Dia, tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur'an, melainkan aku
tahu di mana dan dalam situasi bagaimana diturunkan. Seandainya ada orang yang
lebih tahu daripada aku, niscaya aku datang belajar kepadanya". Kiranya Abdullah bin
Mas'ud tidak berlebihan dengan ucapannya. Bahkan Umar bin Al Khathab memperkuat ucapannya.
UMAR
BERTANYA
Pada
suatu malam Khalifah Umar sedang dalam perjalanan, dia bertemu dengan rombongan kabilah di malam yang gelap,
Abdullah bin Mas'ud berada dalam kabilah tersebut.
Khalifah Umar
memerintahkan seorang pengawal agar menanyai kabilah : "Hai kabilah dari mana kalian ?", "Min fajjil 'amiq (dari lembah
nan dalam)", jawab Abdullah. "Hendak kemana kalian ?", "Ke Baitu Atiq (rumah tua, Ka'bah)", jawab Abdullah. "Di antara mereka pasti ada
orang ‘alim", kata Umar.
AYAT
PALING AMPUH
Kemudian
diperintahkan menanyakan : "Ayat Al Qur'an mana yang paling ampuh ?", Abdullah menjawab : "Allah tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak
mengantuk dan tidak pula tidur...". (Q.S. Al
Baqarah (2) : 255).
AYAT YANG KUAT HUKUMNYA
"Tanyakan pula kepada
mereka ayat Al Qur'an manakah yang lebih kuat hukumnya ?", kata Umar
memerintah. Abdullah menjawab : "Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang kamu dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran". (Q.S. An Nahl (16) : 90).
AYAT
YANG MENCAKUP SEMUANYA
"Tanyakan
kepada mereka, ayat Al Qur'an manakah yang mencakup
semuanya !", perintah Umar. Abdullah menjawab : "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan walaupun seberat dzarrah, niscaya dia
akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan walaupun sebesar
dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula". (Q.S. Al Zalzalah (99) : 7-8).
DIJAWAB
TUNTAS
Demikian pula ketika Umar memerintahkan pengawal untuk bertanya tentang Al Qur'an, Abdullah bin Mas'ud langsung menjawabnya dengan tegas
dan tepat. Hingga akhirnya Khalifah Umar bertanya :
"Adakah dalam kabilah kalian Abdullah bin Mas'ud ?", Jawab mereka : "Ya ada".
‘ALIM
ZUHUD DAN PEMBERANI
Abdullah bin
Mas'ud bukan hanya sekedar qari' (ahli baca Al Qur'an) terbaik tetapi juga sangat ‘alim atau zuhud, juga seorang pemberani, kuat dan teliti. Bahkan
seorang pejuang (mujahid) terkemuka. Bahkan tercatat sebagai Muslim pertama
yang mengumandangkan Al Qur'an dengan suara merdu dan
lantang.
BERANI
MEMBACA DIHADAPAN KAUM QURAISY
Pada suatu hari
para sahabat Rasulullah berkumpul di Makkah. Mereka berkata : "Demi Allah, kaum Quraisy belum pernah mendengar ayat ayat Al Qur'an yang kita baca di hadapan
mereka dengan suara keras.
Siapa kira kira
yang dapat membacakannya kepada mereka ?",
"Aku sanggup membacakannya kepada mereka dengan suara
keras", kata Abdullah.
"Tidak,
jangan kamu, kami khawatir kalau kamu membacakannya. Hendaknya seseorang yang
punya keluarga yang dapat membela dan melindunginya dari penganiayaan kaum
Quraisy", jawab mereka. "Biar aku saja. Allah pasti melindungiku", kata Abdullah tak gentar.
Begitu nekadnya Abdullah
bin Mas’ud, walau resiko yang dihadapi jelas akan menghadangnya demi tegaknya
ajaran agama. Subhaanallah.
KISAH TAULADAN
KEBERANIAN ABDULLAH BIN MAS’UD
Abdullah bin Mas’ud
tidak hanya dikenal faham tentang Al Quran, namun juga sangat berani menghadapi
kaum kafir. Kenyataan ini terbukti ketika di waktu dhuha kaum Quraisy sedang duduk duduk di sekitar
Ka'bah. Abdullah bin Mas'ud berdiri di Maqam Ibrahim, lalu dengan
suara lantang dan merdu dibacanya surah Ar Rahman ayat 1-4. Bacaan Abdullah yang merdu dan
lantang terdengar kaum Quraisy di sekitar
Ka'bah, mereka terkesima saat mendengarnya.
Kemudian mereka bertanya :
"Apa yang dibaca Abdullah bin Mas'ud ?", "Sialan dia membaca
ayat ayat yang dibawa Muhammad", lalu mereka berdiri serentak dan memukuli
Abdullah.
Namun Abdullah bin Mas'ud tetap saja meneruskan bacaannya hingga akhir surah. Kemudian dia pulang menemui para sahabat dengan muka babak belur dan
berdarah. "Inilah yang kami khawatirkan
terhadapmu", kata para sahabat. "Demi Allah, bahkan sekarang musuh musuh Allah itu semakin kecil di mataku. Jika kalian menghendaki
besok pagi aku akan baca lagi di hadapan mereka". Sanggah Abdullah bin Mas’ud.
Abdullah bin
Mas'ud hidup hingga masa Khalifah Utsman bin Affan memerintah. Ketika hampir
meninggal dunia, Khalifah Utsman datang menjenguknya. "Sakit apakah yang
kau rasakan wahai Abdullah ?", tanya khalifah. "Dosa dosaku",
jawab Abdullah.
"Apa yang kau inginkan ?", "Rahmat
Tuhanku !", "Tidakkah kau ingin supaya kusuruh orang membawa gaji gajimu
yang tidak pernah kau ambil selama beberapa tahun ?", tanya Khalifah.
"Aku tidak membutuhkannya", kata
Abdullah, "Bukankah kau mempunyai anak anak yang harus hidup layak
sepeninggalmu ?", tanya Utsman. "Aku tidak khawatir”, jawab Abdullah.
"Aku menyuruh mereka membaca surah Al Waqi'ah setiap malam. Karena aku
mendengar Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang membaca
surah Al Waqi'ah setiap malam, dia tidak akan
ditimpa kemiskinan selama lamanya".
Pada suatu malam
yang hening, Abdullah bin Mas'ud pun berangkat menghadap Tuhannya dengan
tenang.
Betapa beruntungnya
kehidupannya karena selama hidupnya selalu melayani dan mendampingi Rasulullah
s.a.w. sehingga mampu meguasai dan memahami Al Quran. Subhaanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar