Kamis, 07 Juni 2018


ETIKA BERTAMU

Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (Q.S. An Nur (24) : 27)
   
Begitu lengkap dan sempurnanya ajaran agama Islam, sehingga tidak hanya memberikan tuntunan beribadah kepada Allah saja, tetapi cara bertamupun diajarkan pula.
Mengapa demikian rinci agama memberikan tuntunan cara bertamu ?. Bukankah rumah merupakan milik seseorang yang harus dijaga haqnya, keberadaan dan kerahasiaannya ?!. Untuk itu agama memberikan tuntunan dengan cara : memberi salam dan meminta izin memasukinya.

PENUH HIKMAH
Melihat rincinya tuntunan seakan ajaran agama ribet dan menyulitkan, pada  hal ajaran agama justru memudahkan dan penuh hikmah :“Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah”. (Q.S. Thaha (20) : 2). Dengan demikian jelas bahwa tuntunan agama diturunkan tidak untuk membuat susah apalagi menyulitkan.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. Al Anbiya (21) : 107). Bahkan tuntunan agama merupakan rahmat, tidak hanya untuk manusia bahkan untuk segenap alam.

1. MENGUCAPKAN SALAM
Ketika ziyarah (berkunjung) ada etika yang harus dilakukan, diantaranya memberi salam kepada penghuninya juga meminta izin untuk memasukinya.
“Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat”. (Q.S. An Nuur (24) : 27).
Dari Kildah ibn al Hambal r.a. dia berkata : “Aku mendatangi Rasu
lullah s.a.w. lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda : “Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan ‘assalamu’alaikum boleh aku masuk ?”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi)

2.MINTA IZIN
Rasulullah s.a.w. mengajarkan bahwa batasan untuk meminta izin bertamu maksimal tiga kali. Dari Abu Musa Al Asy’ary r.a. dia berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah !”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Rumah adalah haq mutlak pemiliknya, mengizinkan dan tidaknya merupakan haq pemilik rumah, untuk itu mohon hati hati dan bersabar bila tidak diizinkan masuk, mengapa ?. Bukankah rumah dan keadaan isinya, mungkin banyak rahasia yang mungkin tidak boleh diketahui orang lain !. Untuk itu agama menjaga kerahasiannya.
Termasuk ketika mengucapkan salam, bila sampai 3 kali tidak ada sahutan (jawaban) dari tuan rumah maka seharusnya kembali. 

3. KETUKAN TAK MENGGANGGU
Begitu telitinya para sahabat dalam mengamalkan etika bertamu, sampai cara mengetukpun berhati hati, artinya tidak mengetuk dengan keras dan kasar, yang bisa membuat si empunya rumah kaget tak karuan.Anas bin Malik r.a. :Kami di masa Nabi s.a.w. mengetuk pintu dengan kuku kuku”. (H.R. Bukhari). Dengan cara lembut dan halus tidak akan mengganggu tuan rumah yang mungkin sedang istirahat (tidur). Demikian santunnya tuntunan agama sehingga tuan rumah tidak terganggu keberadaannya.

4.TIDAK MENGHADAP PINTU
Bahkan ketika bertamupun ada tuntunan lagi yang jarang difahami, yakni tidak langsung berada pas didepan pintu (agak menyamping).
Dari Abdullah bin Bisyr ia berkata : “Adalah Rasulullah s.a.w. apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalaANmu’alaikum… assalamu’alaikum…”. (H.R. Abu Dawud).
Posisi ini diajarkan Rasulullah s.a.w. mungkin si tuan rumah belum siap dan belum rapi keadaannya (mungkin posisi bajunya dan lain lain), sehingga tak
membuat  tuan rumah malu. 

5. TIDAK MENGINTIP
Terkadang bahkan sering terjadi, ketika setelah mengucapkan salam kok tidak ada jawaban dari tuan rumah, kemudian dengan entengnya mengintai intai keadaan rumah, hal ini sebenarnya sangat terlarang !. Namun karena kurang memahami tuntunan agama banyak yang melakukannya.
Begitu tinggi nilai menutup rahasia rumah tangga, begitu besar dosa mengintai keadaan rumah orang lain, sampai Rasulullah s.a.w. mengizinkan melakukan tindakan cukup keras sebagaimana sabdanya : “Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu”. (H.R. Bukhari)
Begitu jelek dan hinanya mengintai (ngintip) keadaan rumah orang lain, sehingga Rasulullah s.a.w. mengizinkan untuk melempar dengan batu bahkan mencungkil matanya. Demikian tinggi penghargaan agama terhadap haq dan kerahasian rumah tangga !.

HATI HATI !
Bahkan dilain kesempatan ketika ada seseorang yang mengintai rumah beliau, dengan sigapnya beliau bersiap dengan busur anak panah, ini menandakan betapa geram dan tidak sukanya beliau kepada yang suka mengintai ngintai rumah orang lain. 
“Dari Anas bin Malik r.a. sesungguhnya ada seorang laki laki mengintip sebagian kamar Nabi s.a.w. lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar dan seakan akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu”. (H.R. Bukhari)

IKUTI  TUNTUNAN AGAMA SECARA TOTAL
“Hai orang orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 208). Dengan demikian jelas bahwa tuntunan agama tidak hanya sebatas  berhubungan dengan Allah saja, tetapi hubungan dengan manusia harus diperhatikan dan dijaga juga, jika tidak akan ditimpa kehinaan baik di dunia (dijauhi, dibenci, tidak dihormati), apalagi di akherat kelak.  .   
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia ……”. (Q.S. Ali Imran (3) : 112). Semoga kita berhati hati dan tidak sembrono dalam mengamalkan ajaran agama Nya.  


KISAH TAULADAN

bUDAK YANG IKUT MEMANDIKAN JASAD RASULULLAH

Saat Nabi Muhammad s.a.w. berusia 63 tahun (12 Rabiul Awal), Allah memanggilnya untuk meninggalkan dunia selama lamanya.     Saat itu umat Islam di seluruh penjuru dunia diliputi kesedihan. Ada yang ikhlas, ada juga yang tak menerima kenyataan tersebut, seperti Umar bin Khattab. "Siapa yang bilang Rasulullah sudah wafat, akan aku tebas batang lehernya!" ancam Umar. Namun akhirnya Umar bisa menerima keputusan Allah tersebut.
Tak sedikit sahabat dan umat Rasulullah s.a.w. yang bersedia  memandikan manusia paling agung di dunia tersebut. Salah satu yang beruntung adalah Syuqran seorang budak.
Dikutip dari buku Bilik bilik Cinta Muhammad, karya Nizar Abazhah mengungkapkan, tak sedikit sahabat yang dicegah mendatangi prosesi pemandian tersebut. Namun Syuqran berhasil menjadi bagian dari prosesi tersebut.
Hal ini menjadi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi Syuqran. Selain memandikan, Syuqran juga ikut turun ke liang lahat kekasih Allah tersebut saat prosesi pemakaman.
Dia bentangkan pada jenazah Beliau beludru yang biasa dipakai untuk sajadah salat sambil berkata : "Demi Allah takkan ada lagi yang memakai (beludru) ini peninggalanmu Rasulullah".

MUTIARA DO’A
DO’A KELUAR RUMAH
               Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang siapa yang keluar dari rumahnya lalu berdo’a” :
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
BISMILLAAHI TAWAKKALTU  ‘ALALLOH  LAA HAULA  WALAA  QUWWATA ILLAA BILLAAH

(Dengan nama Allah aku berserah kepada Nya, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).Niscaya pada saat itu dikatakan kepada Nya : “Aku mencukupkanmu, Aku menjagamu, Aku memberikan petunjuk kepadamu dan menyelamatkanmu dari gangguan syetan. (H.R. Abu Daud)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar