Minggu, 21 Oktober 2018


MUSH’AB BIN UMAIR
          GUGUR MENDEKAP PANJI DENGAN KEDUA LENGAN TERPOTONG

“Diantara orang orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu  nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)”. 
(Q.S. Al Ahzab (33) : 23)

Berbagai sifat dan sikap mulia dimiliki para shahabat Nabi s.a.w., berkat didikan dan ketauladan beliau, sehingga para shahabat memiliki karakter spesifik dalam penampilan kesehariannya.
Salah seorang diantaranya adalah Mush’ab bin Umair, walau semula dibesarkan dikalangan hartawan, dia sudi meninggalkan kemewahan dunia dan mengisinya dengan lembaran hidup yang bermanfaat bagi perkembangan agama Islam.

NAMA    
Nama lengkap Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdul Manaf Al Ab dari Al Qurasyi, bergelar Safir al Islam (duta besar Islam), Mush’ab al Khair (orang baik), Mush’ab al Qari’ (penghafal Al Quran).

KELUARGA HARTAWAN
Termasuk sahabat yang dikenal pemberani, lahir dan dibesarkan dikalangan keluarga kaya, termasuk pemuda Mekkah berwibawa, berwajah tampan, berakhlak lembut, teguh pendirian, suka pada parfum yang paling harum baunya.

KOKOH PENDIRIAN
Termasuk yang mula mula memeluk Islam. Ibunya Khonnas binti Malik, seorang wanita Quraisy memiliki kekayaan berlimpah, sang ibu menangisinya agar dia mau murtad, namun Mush’ab menolaknya dengan halus dan sopan.
Rasulullah s.a.w. memujinya dikala umat Islam bersedih melihat Mush’ab menjadi miskin, mengenakan pakaian sangat sederhana, makanpun seadanya.

DUTA PERTAMA
Merupakan duta besar Islam pertama dalam Islam, Rasulullah s.a.w. pernah mengutusnya bersama 12 orang laki laki dari Yatsrib (Madinah) yang telah memeluk Islam pada Bai’at Aqabah l, dalam rangka mengajarkan Islam kepada penduduk Madinah.

SUKSES BERDAKWAH
Tercatat banyak orang memeluk Islam melalui Mush’ab, diantaranya Usaid bin Hudhair, Sa’ad bin Muadz keduanya adalah pemimpin kabilah. Setelah mukim selama 6 bulan di Madinah, Mush’ab kembali ke Mekkah bersama 72 orang penduduk Madinah yang memeluk Islam.
Orang pertama yang mendirikan sholat jum’ah dalam Islam. Dia meninggalkan Madinah dan tidak ada satu rumahpun melainkan di dalamnya telah disebut nama Allah (dzikir).

BERGELAR AL KHAIR
Kaum Muslimin menggelarinya dengan sebutan Mush’ab Al Khair (orang baik)  dan Rasulullah s.a.w. juga pernah mendo’akannya.
Rasulullah s.a.w. mempersaudarakan dengan Abu Ayyub Al Anshari, juga dipercaya membawa panji Nabi s.a.w. dalam perang Badar dan Uhud.

PEMBAWA PANJI
Membawa panji merupakan kehormatan bagi seorang prajurit, karena panji merupakan lambang kebesaran dan pergerakan pasukan. Tidak setiap orang bisa membawanya, kecuali ditunjuk karena dipercaya. Ketika tiba saat perang Uhud Mush’ab bin Umair dipercaya sebagai pembawa panji kebesaran Nabi s.a.w.

TANGAN KANAN TERPOTONG
Dengan gagah, perkasa dan bangganya Mush’ab bin Umair membawa panji sebagai lambang kebesaran pasukan Islam menerobos maju dengan sigapnya.
Melihat  lambang kebesaran pasukan Islam berkibar di tangan Mush’ab bin Umair, seorang prajurit kafir Ibnu Qumai’ah dengan geram dan sadisnya menebas tangan kanan Mush’ab dengan pedangnya hingga lepas terpotong, diikuti derasnya kucuran darah yang memerah, panjipun ikut terpental jatuh terjerembab ke tanah.

TANGAN KIRI TERPOTONG
Walau tangan kanan terpotong disertai kucuran darah begitu derasnya, tanpa menghiraukan rasa sakit, berkat kegigihan dan semangat jihadnya Mush’ab dengah sigapnya mengambil panji dengan tangan kirinya, demi tetap berkibarnya lambang kebesaran umat Islam yang menjadi kebanggaan agamanya.
Melihat kegigihan, keteguhan dan kepahlawanan Mush’ab bin Umair dalam memegang panji, dengan darah tetap mengucur deras di tangan kanannya, tidak membuat Ibnu Qumai’ah merasa iba. Justru membuat dendamnya makin membara, kebenciannya makin memuncak. Dengan garangnya bagai singa kelaparan, dia meloncat sambil menebaskan pedang ke tangan kiri Mush’ab, sehingga tangan kirinya terpental lepas, diikuti derasnya kucuran darah, panjipun terhempas ke tanah.

MENDEKAP PANJI
Walau kedua tangannya terputus, tanpa menghiraukan rasa sakit Mush’ab
bin Umair tidak rela membiarkan panji lambang kebesaran pasukan Islam tergeletak di tanah. Sambil terhuyung huyung lemah, namun dengan gigih dan sigapnya Mush’ab memungut kembali panji dengan sisa kedua lengan atasnya yang terus mengucurkan darah dan kemudian .......mendekapkan panji kedadanya.

GUGUR SEBAGAI SYAHID
Melihat keteguhan dan ketegaran Mush’ab yang menunjukkan jiwa ksatria dalam mempertahankan panji kebesaran agamanya, membuat hati Ibnu Qumai’ah makin panas membara penuh kebencian, tanpa memperdulikan sisa kedua lengan Mush’ab yang terus mengucurkan darah dengan derasnya.  
Ibnu Qumai’ah tanpa rasa iba, dengan teganya .......membidik punggung Mush’ab bin Umair yang lemah tak berdaya dengan anak panahnya, sehingga membuat tubuh Mush’ab roboh bergelimang darah, dengan panji masih melekat didadanya dalam degapan sisa kedua lengannya, dan ......gugur sebagai prajurit syahid di tahun 3 H di usia sekitar 40 tahun. Allaahu Akbar.

MIRIP NABI
Begitu tampan wajahnya dan mulia akhlak Mush’ab bin Umair, bahkan sampai penampilannya pun mirip Rasulullah s.a.w., sehingga dengan terbunuhnya Musha’b, Ibnu Qumai’ah  terkecoh dan menyangka telah membunuh Rasulullah s.a.w. sehingga sempat  berteriak dan memaklumkannya kepada khalayak ramai.

WAFAT DALAM KEMISKINAN
Betapa sederhana kehidupan Mush’ab menjelang akhir hayatnya, sehingga setelah gugur sebagai syahid, para sahabat tidak mendapati harta miliknya, kecuali hanya selembar kain loreng, sehingga jika kepalanya ditutup maka bagian kakinya terbuka, jika kakinya ditutup bagian kepalanya nampak terbuka.
Kemudian Rasulullah s.a.w. memerintah para sahabat agar menutup kepala Mush’ab dengan kain, dan menutup bagian kakinya dengan daun idzkhir.
Akhir kehidupan Mush’ab disebutkan sebagaimana hadits Khabbab bin Aratti : “Bahwa Mush’ab bin Umair terbunuh pada hari perang Uhud, sedang dia tidak meninggalkan sesuatu kecuali sehelai kain loreng, maka kalau kami peruntukkan menutup kepalanya nampaklah kedua kakinya dan jika kami menutup kakinya nampaklah kepalanya. Kemudian Rasulullah s.a.w. memerintah agar menutupkan pada kepalanya dan agar kakinya kami tutup daun idzkhir “.(H.R. jama’ah kecuali Ibnu Majah)                                                                                                                                         
AYAT BERKENAAN DENGAN MUSH’AB
Dalam sebuah riwayat disebutkan ada ayat yang turun berkenaan dengan sikap Mush’ab sebagaimana ayat tersebut diatas (Q.S. Al Ahzab 23). Begitu mulianya akhir kehidupan Mush’ab bin Umair, sehingga turun ayat  berkenaan dengan nilai kebesaran jiwa dan tekadnya dalam mengejar sisa hidupnya yagn gugur sebagai syahid.    

                                            MUTIARA HADITS 
                                        KEUTAMAAN KALIMAT TASBIH
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.  Yang Maha Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. Al Jum'ah (62) : 1)
Tiap kalimat thoyyibah (baik) memiliki spesifikasi, demikian pula dengan kalimat tasbih (subhaanallaah : Allah Maha Suci). Bukankah semua yang   di langit dan bumi sama bertasbih kepada Nya. Bertasbih artinya me Maha Sucikan Allah, meng Esakan Allah, tidak menyekutukan Nya !.
Begitu tingginya nilai berdzikir dengan kalimat tasbih, sampai Rasulullah s.a.w. menyampaikan : bagi yang membaca 100 kali dalam sehari, akan ditulis baginya 1000 kebaikan atau dihapus 1000 dosanya.     
Dari Sa’d bin Abi Waqqas r.a. berkata : “Ketika kami berada di hadapan Rasulullah s.a.w. beliau bertanya : “Apakah masing masing diantara kamu sekalian tidak mampu untuk mengerjakan seribu kebaikan setiap hari ?“. Kemudian salah seorang diantara kami yang sedang duduk itu menanyakan tentang bagaimana mungkin seseorang itu dapat mengerjakan seribu kebaikan. Kemudian beliau bersabda : “Seorang yang membaca tasbih seratus kali itu dituliskan baginya seribu kebaikan atau dihapuskan baginya seribu dosa“. (H.R. Muslim)
Dalam melafadzkan kalimat tasbih hendaknya tidak hanya sekedar dibibir saja, tetapi hendaknya dihayati dan diresapi maknanya, sehingga membuahkan sikap mensucikan Allah, meng Esakan Allah, jauh dari sikap menyekutukan Nya !.
Tidak sampai disini saja keutamaanya, bahkan melafadzkan kalimat tasbih termasuk bidang shodaqoh juga, betapa Murah Allah kepada hamba Nya.            
Dari Abu Dzar r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Pada waktu pagi setiap persendian masing masing kamu harus disedekahi. Setiap tasbih adalah shodaqoh, setiap tahmid adalah shodaqoh, setiap tahlil adalah shodaqoh, setiap takbir adalah shodaqoh, amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) adalah shodaqoh dan nahi munkar (mencegah kemunkaran) adalah shodaqoh. Semuanya itu bisa dicukupkan dengan dua rekaat Dhuha yang dia kerjakan“. (H.R. Muslim)
Karena tiap persendian merupakan karunia Nya, maka sebagai seorang hamba hendaknya pandai mensyukuri dengan selalu aktif berdzikir dan melaksanakan sholat dhuha.




KEUTAMAAN ISTIGHFAR
                 
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa". ( Q.S. Ali Imran (3) : 133 )

Memohon ampun dengan segera merupakan perintah, karena manusia bersifat lupa dan salah. Juga bersegera menuju syurga, artinya selalu melakukan kebaikan sebanyak banyaknya dan jangan ditunda menunggu saat tua, karena usia rahasia Yang Maha Kuasa. Maka bersegera memohon ampun dan berbuat kebaikan sangat tepat kiranya.

MAKNA
Istighfar maknanya meminta ampun, istighfar sangat ditekankan dalam agama, begitu sabar dan santunnya Allah yang bersifat Maha Pengampun, Penyayang dan tidak pendendam, selalu memberi peluang dan kesempatan pada hamba Nya yang akan meminta permohonan ampun terhadap kesalahan yang dilakukan.

NABI AKTIF BERISTIGHFAR
Walau Nabi s.a.w. seorang utusan, yang dijamin dosanya dihapus baik yg lalu dan yang akan datang, namun istighfar senantiasa beliau laksanakan, bahkan dalam satu hari sampai mencapai 100 kali.
Dari Al Agharr Al Muzanny r.a. bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda : "Bahwasannya kadang kadang timbul perasaan yang kurang baik dalam hatiku dan sesungguhnya aku membaca istighfar (mohon ampun) kepada Allah seratus kali dalam satu hari". (H.R. Muslim)

NABI YUNUS MENYADARI KESALAHANNYA 
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang orang yang dzalim". (Q.S. Al Anbiya (21) : 87)

NABI MUSA JUGA MEMOHON AMPUN 
Musa mendoa : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya. Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al Qoshosh (28) : 16)

HIKMAH ISTIGHFAR
Para Nabi saja masih merasa salah dan suka bersitighfar, apalagi sebagai hamba biasa, oleh karena itu istighfar memiliki hikmah diantaranya :
1. Dengan memahami bahwa Allah bersifat Maha Pengampun, akan  menghilangkan rasa salah yang selalu menghantui, yang akan membuat rasa pesimis dan rendah diri, yang sangat mengganggu dan berbahaya bagi perkembangan jiwa. Bahkan diperintahkan untuk bersegera memohon ampun kepada Nya, mengapa ?.
Karena usia kita tidak tahu jatahnya, kematian bisa saja datang tiba tiba, tanpa pandang waktu dan usia, tanpa pandang sakit dan sehat pula, bisa tua bisa muda, ini rahasianya mengapa diperintahkan untuk bersegera memohon ampun kepada Nya.
2. Dengan mengaktifkan istighfar akan membuat jiwa jadi tawadhdhu’ (rendah hati), bukan tinggi hati, apalagi merasa jadi sok suci, yang sangat berbahaya sekali, sehingga akan berakibat menyepelehkan orang dan berakibat tidak disenangi dan dikucilkan dari pergaulan !.

SISTIMATIKA ISTIGHFAR
Masalah lupa Allah sangat murah dalam memberikan dispensasi, karena lupa merupakan kelemahan manusia. Tetapi masalah salah, ini harus benar benar disadari dengan mengakui, dan segera ingat sang Ilahi, kemudian diiringi dengan memohon ampun dan tak akan mengulang kesalahan lagi.
"Dan (juga) orang orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui". (Q.S. Ali Imran (3) : 35)                       
Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang  mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

KALIMAT ISTIGHFAR
Kalimat istighfar banyak macamnya, diantaranya yang dibaca Rasulullah s.a.w. adalah : Astaghfirulloh (Aku memohon ampun kepada Allah)
Ditanyakan kepada Al Auza'i dimana ia adalah salah seorang perawi hadits : "Bagaimana istighfar itu ?", DIa menjawab : "Yaitu membaca : “ Astaghfirulloh astaghfirulloh (Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah)". (H.R. Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata : "Kami menghitung Rasulullah s.a.w. membaca : “Rabbighfirlii watub 'alayya innaka antat Tawwaabur Rahiim (Wahai Tuhan ampunilah saya dan terimalah taubat saya sesungguhnya Engkau adalah Dzat penerima taubat lagi Maha Penyanyang) seratus kali dalam satu majlis ( satu kali duduk )". (H.R. Abu Daud dan At Turmudzy)    Oleh karena mari selalu mengaktifkan istighfar disela sela waktu kegiatan, agar ketenangan  selalu datang, disela sela kesibukan dunia yang meresahkan.

KEUTAMAAN ISTIGHFAR
Begitu tinggi nilai istighfar, sehingga memiliki keistimewaan : 1. Dilapangkan dari segala kesempitan, 2. Dimudahkan dari kesulitan, 3.Diberi rizki tanpa diduga duga. 
Dari Ibnu 'Abbas r.a. berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : " Barangsiapa yang membiasakan membaca istighfar maka Allah akan melapangkan segala kesempitannya, dimudahkan segala kesulitannya dan memberinya rizki yang tanpa diduga duga ". (H.R. Abuawud)                                                                                                                                                        
PENUH HIKMAH
Tuntunan Nabi pasti benar adanya, kesempitan pasti akan dilapangkan. Kesulitan pasti akan dimudahkan. Dan pintu rizki akan dibukakan oleh yang memberikan tuntunan, yakni Allah Yang Maha Rahman.

PERLU DIAMALKAN
Ini perlu diyakini dan dilaksanakan, bukan sekedar teori yang hanya dibaca dan dihafalkan, apalagi didiskusikan. Tuntunan agama pasti benar adanya, maka perlu difahami dan diamalkan agar bermanfaat dalam kehidupan !.
Senyampang nyawa masih dikandung badan, jangan menunggu dan menunda amalan, mari segera istighfar diamalkan dalam keseharian !.
Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan kemudahan, agar dibimbing dan diberi jalan, agar tergerak melaksanakan apa yang telah dijelaskan dan diamalkan sang utusan, Amin.

 

KISAH TAULADAN
TUKANG ROTI INGIN BERTEMU IMAM AHMAD BIN HANBAL
Suatu saat dalam hati Imam Ahmad Bin Hanbal tergerak kuat ingin bepergian ke kota Baghdad, entah karena dorongan apa sehingga sangat ingin sekali dirinya berangkat, untuk menuruti dorongan hati yang begitu kuat.
Pada suatu malam sampailah juga di suatu masjid, usai menunaikan sholat merebahkan diri guna istirahat.
Namun dengan tiba tiba datang pengurus masjid mengusirnya, Imam Ahmad dengan rendah hati tanpa menyebut siapa dirinya menjawab : “Saya seorang musafir”, namun sang pengurus masjid tetap saja mengusirnya.
Akhirnya Imam Ahmad pindah ke teras masjid untuk meneruskan beristirahat, namun tetap saja sang pengurus masjid tak perduli dan tetap mengusirnya.
Rupanya peristiwa ini diperhatikan sang penjual roti yang berada di samping masjid, karena merasa kasihan timbul dalam hati untuk menolongnya, dengan santunnya dia mempersilahkan Imam Ahmad untuk tidur dirumahnya.
Kemudian sang penjual roti dengan tekunnya meneruskan pekerjaannya, menggiling roti sambil melantunkan kalimat istighfar, kejadian ini selalu diamati Imam Ahmad dengan penuh kekaguman : ”Betapa luar biasa dia walau sebagai tukang roti tetap saja melantunkan kalimat istighfar”.
Karena dorongan hatinya yang kuat Imam Ahmad ingin mengorek latar belakang pengamalannya sambil bertanya : “Sudah berapa lama engkau selalu melakukan istighfar ?”. “Sudah 30 tahun”, jawab tukang roti, kemudian Imam Ahmad Bin Hanbal melanjutkan : “Apa manfaat yang kau dapatkan ?”. “Setiap do’a saya Alhamdulillah selalu terkabul”, jawab tukang roti, “Cuma satu permohonan saya yang belum terkabul, yakni ingin berjumpa dengan sang ‘ulama yakni Imam Ahmad Bin Hanbal”.
Betapa kaget dan terharunya Imam Ahmad mendengarnya, dalam hati Imam Ahmad terbesit : “Keinginan seorang penjual roti yang sederhana, namun karena kesungguhan dan ketinggian amalnya yang selalu aktif beristighfar, sehingga mampu menggerakkan hatiku untuk datang ke Baghdad, sehingga Allah mempertemukanku dengannya”.
Akhirnya dengan rendah hati dan penuh haru Imam Ahmad Bin Hanbal memperkenalkan dirinya. Betapa kagetnya sang penjual roti, bahwa dia bisa dipertemukan Allah justru di rumahnya sendiri.
Ternyata dengan aktif beristighfar Allah akan memudahkan segala urusan.  

Rabu, 17 Oktober 2018



               PENGOBATAN NABI            


“Kemudian makanlah dari tiap tiap (macam) buah buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang orang yang memikirkan”. (Q.S. An Nahl (16) : 69)


Atas ke Murahan Nya setiap Allah menurunkan penyakit diberikan pula obatnya. Rasulullah bersabda : “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan beserta penawarnya”. (H.R. Bukhari)
Karena kesempurnaan dan keluasan ajaran Islam, cara berobatpun diajarkan, sehingga ada istilah thibbun nabawi :  “Thibbun Nabawi adalah (metode) pengobatan berdasar tuntunan Rasulullah s.a.w..
Istilah tersebut baru dikenal di abad 13 oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma'ad. Dalam bahasa Arab :  Thibb berasal dari akar kata : thabba-yathubbu- thabban (kemahiran, memperbaiki, mengobati).

PENTINGNYA MEMPERHATIKAN DOSIS           
Obat obat kedokteran barat modern menggunakan bahan kimia. Tetapi   
bahan kimia yang digunakan sudah diteliti dan sudah diatur dosisnya agar sesuai dengan terapi yang diinginkan. Ini juga berlaku pada beberapa obat obat alami dan thibbun nabawi.
Dalam kedokteran barat modern dikenal ungkapan : Semua zat adalah (berpotensi menjadi) racun, tidak ada yang tidak (berpotensi menjadi) racun. Dosis dan indikasi yang tepat membedakannya apakah ia racun atau obat” 

RESIKO MENGOBATI TANPA ILMU
Nabi s.a.w. bersabda : “Barang siapa yang melakukan pengobatan dan dia tidak mengetahui ilmunya sebelum itu maka dia yang bertanggung jawab !. (H.R. An Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah) hadits hasan.

PERINTAH BEROBAT KEPADA AHLINYA
Dari Sahabat Sa’ad mengisahkan :  “Pada suatu hari aku menderita sakit kemudian Rasulullah s.a.w. menjengukku, beliau meletakkan tangannya di antara kedua putingku, sampai sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau, kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya engkau menderita penyakit jantung, temuilah Al Harits bin Kalidah dari bani Tsaqif, karena sesungguhnya ia adalah seorang tabib. Dan hendaknya dia (Al Harits bin Kalidah) mengambil tujuh buah kurma ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya”. (H.R. Abu Dawud)
Rasulullah s.a.w. tahu ramuan obat yang sebaiknya diminum, akan tetapi beliau tidak meraciknya sendiri tetapi meminta sahabat Sa’ad r.a. agar membawanya ke Al Harits bin Kalidah sebagai seorang tabib. Hal ini karena Rasulullah s.a.w. hanya tahu ramuan obat secara global dan Al Harits bin Kalidah sebagai tabib mengetahui lebih detail komposisi, cara meracik, kombinasi dan indikasinya.

HARUS BERTANGGUNG JAWAB
Karena obat sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, maka begitu pentingnya memahami tentang ilmu pengobatan, sehingga  Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barangsiapa yang berlagak melakukan pengobatan padahal ia tidak mengetahui ilmu pengobatan, maka ia akan dimintai pertanggung jawaban”. (H.R. Abu Daud) dihasankan Al Albani.
Diantara zat dan cara berobat yang dianjurkan Nabi s.a.w. adalah :

1.MADU  
Madu luar biasa manfaatnya sampai Rasulullah s.a.w. bersabda : ”Hendaklah kalian menggunakan dua obat yaitu madu dan Al Qur’an. (H.R. Ibnu Majah). Juga firman Allah : “….di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. (Q.S. An Nahl (16) : 69)
Ternyata menurut penelitian madu terbukti memiliki banyak manfaat diantaranya : 1. Mengobati luka dan borok. 2. Membantu pertumbuhan jaringan. 3. Menghaluskan kulit. 4. Sebagai antioksidan kuat. 5. Menurunkan glukosa dan kolesterol darah. 6. Meringankan penyakit pernafasan. 7. Mengobati kerontokan rambut. 8. Mengobati infeksi kandung kemih. 9. Mengobati sakit gigi. 4.  Mengobati pilek. 6. Mengobati kemandulan. 7. Mengobati sakit perut. 8.  Mengobati perut kembung. 9. Mengatasi bau mulut. 10. Mengobati sakit kepala. 11. Mengatasi kelelahan. 12. Mengobati kanker. 13. Menurunkan berat badan 14. Mencegah Influenza. 15. Mengobati jerawat. 16. Mencegah penuaan dini. 17. Mengobati encok atau radang sendi. 19. Mengobati Penyakit Jantung

2.HABATUSSAUDAH (JINTAN HITAM)
Rasulullah s.a.w. bersabda : ”Sesungguhnya pada habbatussauda’ (jintan hitam), terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian”. (H.R. Muttafaqun ‘alaihi).

3.MINYAK ZAITUN
Minyak zaitun adalah minyak yang keluar dari tanaman yang barokah, sebagaimana Nabi bersabda : “Minumlah minyak zaitun, sesungguhnya ia diberkahi, berlauklah dengannya dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia keluar dari pohon yang diberkahi”. (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)  dishaihkan Syaih Albani.

4.AIR ZAM ZAM
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Air Zam zam itu sesuai dengan apa yang diniatkan peminumnya”. (H.R. Ibnu Majah).
Ibnul Qayyim rahimahullah telah membuktikan mujarrabnya air Zam zam, beliau berkata : “Sesungguhnya aku telah mencobanya, begitu juga orang lain, berobat dengan air Zam zam adalah  hal yang menakjubkan. Dan aku sembuh dari berbagai macam penyakit dengan izin Allah Ta’ala. (Zaadul Ma’ad 4/393)
Jika ada yang minum air Zam zam tidak sembuh, maka jangan salahkan air Zam zam karena hal tersebut merupakan bukti bahwa thibbun nabawi berkaitan erat dengan keimanan dan ketawakkalan.

5.BEKAM
Sadarkah bahwa darah selalu beredar di dalam tubuh selama hdup, padahal oli mesin kendaraan saja setiap 5000 km perlu dikeluarkan dan diganti oli baru agar mesin bisa berjalan lancar.
Nah demikian pula halnya dengan darah ?, seharusnya perlu di servis dengan mengeluarkannya (dibekam).
Nabi s.a.w. sebagai utusan Allah  sudah memberikan tuntunan. Rasulullah bersabda : “Jika ada kebaikan pada penyembuhan kalian, maka itu ada pada hijamah (bekam) atau minum madu atau sengatan api. Tetapi aku tidak menyukai dengan cara kay (sundut dengan besi panas)”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari Ali bin Abi Thalib r.a. : “Bahwasannya Nabi s.a.w. pernah berbekam dan menyuruhku untuk memberikan upah kepada ahli bekamnya”. (H.R. Ahmad, Ibnu Majah) dishahihkan Al AlbaniSemoga kita tidak melupakan tuntunan Allah dan Rasul Nya dalam berobat, agar sehat wal afiat, sekaligus mendapat poin ibadah.


TABIB YAHUDI BUKA KLINIK DI MADINAH.

Pada suatu hari,  Rasulullah kedatangan seorang tabib Yahudi dari Palestina. Dia minta izin membuka praktik di kota Madinah.
Rasulullah
pun mengizinkan. Tabib Yahudi itupun mulai buka praktik.
Tetapi satu bulan kemudian dia kembali menemui Rasulullah
, kali ini untuk minta izin pulang ke negerinya. 
Rasulullah heran kemudian bertanya : “Mengapa anda begitu cepat meninggalkan kota ini, apa ada yang kurang menyenangkan di sini ?’.
“Tidak tuan semua baik baik saja, bahkan penduduk kota ini sungguh sangat menyenangkan”, jawab sang tabib. “Lalu apa yang menjadi masalah ?”, desak Rasulullah .   Sang tabib berterus terang, bahwa ia ingin cepat pulang ke negerinya karena selama satu bulan buka  praktik di Madinah tak satupun warga kota yang datang  berobat padanya. Padahal di negerinya dia termasuk tabib yang terkenal dan banyak pasiennya.
Kemudian dia melanjutkan ceritanya : “Karena penasaran saya pun berkeliling kota masuk kampung keluar kampung untuk mencari pasien yang sakit. Tetapi tak satupun saya jumpai orang sakit untuk saya obati. 
Saya merasa heran, seluruh warga kota dalam keadaan sehat wal’afiat. Belum pernah saya dapatkan kota dengan seluruh penduduknya yang sehat seperti di kota Madinah ini”, ujarnya panjang lebar.
Kemudian saya bertanya kepada penduduk yang saya jumpai, apa rahasianya sehingga mereka hidup nyaris sehat sempurna ?”..
“Kemudian apa jawaban mereka ?”, tanya Rasulullah . Mereka menjawab : “Kami adalah kaum yang tidak (akan) makan sebelum datang lapar. Dan apabila kami makan tidak (sampai) kekenyangan”.
“Begitu jawab mereka tuan”, jelas sang tabib Yahudi kepada Rasulullah
.
 Mendengar cerita tabib Rasulullah bersabda : “Sungguh benar apa yang mereka katakan kepada tuan”, sabda Rasulullah sambil menyitir sebuah hadits :
“Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan”. (H.R. Ad Dailami).