PENGOBATAN NABI
“Kemudian makanlah dari tiap tiap (macam) buah buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang orang yang memikirkan”. (Q.S. An Nahl (16) : 69)
Atas ke Murahan Nya setiap Allah menurunkan penyakit diberikan pula obatnya. Rasulullah bersabda : “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan beserta penawarnya”. (H.R. Bukhari)
Karena kesempurnaan dan keluasan ajaran Islam, cara
berobatpun diajarkan, sehingga ada istilah thibbun nabawi : “Thibbun
Nabawi
adalah (metode) pengobatan berdasar tuntunan Rasulullah s.a.w.”.
Istilah tersebut baru dikenal di abad 13 oleh Ibnul Qayyim dalam
kitabnya Zaadul Ma'ad. Dalam bahasa Arab : Thibb
berasal dari akar kata : thabba-yathubbu-
thabban (kemahiran, memperbaiki, mengobati).
PENTINGNYA
MEMPERHATIKAN DOSIS
Obat obat kedokteran barat
modern menggunakan bahan kimia. Tetapi
bahan kimia yang
digunakan sudah diteliti dan sudah diatur dosisnya agar sesuai dengan terapi
yang diinginkan. Ini juga berlaku pada beberapa obat obat alami dan thibbun
nabawi.
Dalam kedokteran barat modern
dikenal ungkapan : “Semua
zat adalah (berpotensi menjadi)
racun, tidak
ada yang tidak (berpotensi menjadi)
racun. Dosis dan indikasi yang tepat membedakannya
apakah ia racun atau obat”
RESIKO
MENGOBATI TANPA ILMU
Nabi s.a.w. bersabda : “Barang
siapa yang melakukan pengobatan dan dia tidak mengetahui ilmunya sebelum itu
maka dia yang bertanggung jawab !”. (H.R.
An Nasa’i,
Abu Daud, Ibnu Majah)
hadits hasan.
PERINTAH
BEROBAT KEPADA AHLINYA
Dari
Sahabat Sa’ad mengisahkan : “Pada suatu
hari aku menderita sakit kemudian Rasulullah s.a.w. menjengukku, beliau
meletakkan tangannya di antara kedua putingku, sampai sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau, kemudian
beliau bersabda : “Sesungguhnya engkau menderita penyakit jantung, temuilah Al
Harits bin Kalidah dari bani Tsaqif, karena sesungguhnya ia adalah seorang
tabib. Dan hendaknya dia (Al Harits bin Kalidah)
mengambil tujuh buah kurma ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji bijinya,
kemudian meminumkanmu dengannya”. (H.R. Abu Dawud)
Rasulullah s.a.w. tahu
ramuan obat yang sebaiknya diminum, akan tetapi beliau tidak meraciknya sendiri
tetapi meminta sahabat Sa’ad r.a. agar membawanya ke Al Harits bin
Kalidah sebagai seorang tabib. Hal ini karena Rasulullah s.a.w. hanya
tahu ramuan obat secara global dan Al Harits bin Kalidah sebagai tabib
mengetahui lebih detail komposisi, cara meracik, kombinasi dan indikasinya.
HARUS BERTANGGUNG JAWAB
Karena obat sangat berpengaruh terhadap
kondisi tubuh, maka begitu pentingnya memahami tentang ilmu pengobatan,
sehingga Rasulullah s.a.w. bersabda
: “Barangsiapa yang berlagak melakukan pengobatan padahal ia tidak mengetahui
ilmu pengobatan, maka ia akan dimintai pertanggung jawaban”. (H.R. Abu Daud) dihasankan Al Albani.
Diantara zat dan cara berobat
yang dianjurkan Nabi s.a.w. adalah :
1.MADU
Madu
luar biasa manfaatnya sampai Rasulullah s.a.w. bersabda : ”Hendaklah kalian menggunakan dua obat
yaitu madu dan Al Qur’an”. (H.R. Ibnu Majah). Juga firman Allah : “….di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia”.
(Q.S. An Nahl (16) : 69)
Ternyata menurut penelitian madu terbukti memiliki
banyak manfaat diantaranya : 1. Mengobati luka dan borok. 2.
Membantu pertumbuhan jaringan. 3. Menghaluskan kulit. 4. Sebagai antioksidan kuat.
5. Menurunkan glukosa dan kolesterol darah. 6. Meringankan penyakit pernafasan.
7. Mengobati kerontokan rambut. 8. Mengobati infeksi kandung kemih. 9.
Mengobati sakit gigi. 4. Mengobati pilek.
6. Mengobati kemandulan. 7. Mengobati sakit perut. 8. Mengobati perut kembung. 9. Mengatasi bau mulut.
10. Mengobati sakit kepala. 11. Mengatasi kelelahan. 12. Mengobati kanker. 13. Menurunkan berat badan 14. Mencegah Influenza. 15. Mengobati jerawat. 16.
Mencegah penuaan dini. 17. Mengobati encok atau radang sendi. 19. Mengobati Penyakit Jantung
2.HABATUSSAUDAH (JINTAN HITAM)
Rasulullah s.a.w. bersabda
: ”Sesungguhnya
pada habbatussauda’ (jintan hitam), terdapat obat untuk segala macam
penyakit, kecuali kematian”. (H.R.
Muttafaqun ‘alaihi).
3.MINYAK
ZAITUN
Minyak zaitun adalah minyak
yang keluar dari tanaman yang barokah, sebagaimana Nabi bersabda : “Minumlah
minyak zaitun, sesungguhnya ia diberkahi, berlauklah dengannya dan berminyaklah
dengannya. Sesungguhnya ia keluar dari pohon yang diberkahi”. (H.R. Ahmad dan
Tirmidzi) dishaihkan Syaih Albani.
4.AIR ZAM ZAM
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Air Zam zam itu sesuai dengan apa yang
diniatkan peminumnya”. (H.R. Ibnu Majah).
Ibnul Qayyim rahimahullah telah
membuktikan mujarrabnya air Zam zam, beliau berkata : “Sesungguhnya aku telah
mencobanya, begitu juga orang lain, berobat dengan air Zam zam adalah hal
yang menakjubkan. Dan aku sembuh dari berbagai
macam penyakit dengan izin Allah Ta’ala”. (Zaadul Ma’ad 4/393)
Jika ada yang minum air Zam zam tidak sembuh, maka jangan
salahkan air Zam zam karena hal tersebut merupakan bukti bahwa thibbun
nabawi berkaitan erat dengan keimanan dan ketawakkalan.
5.BEKAM
Sadarkah bahwa
darah selalu beredar di dalam tubuh selama hdup, padahal oli mesin kendaraan
saja setiap 5000 km perlu dikeluarkan dan diganti oli baru agar mesin bisa
berjalan lancar.
Nah demikian
pula halnya dengan darah ?, seharusnya perlu di servis dengan mengeluarkannya
(dibekam).
Nabi s.a.w. sebagai
utusan Allah sudah memberikan tuntunan. Rasulullah
bersabda : “Jika ada
kebaikan pada penyembuhan kalian, maka itu ada pada hijamah (bekam) atau minum madu atau sengatan api. Tetapi aku tidak menyukai
dengan cara kay (sundut dengan besi panas)”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari Ali bin Abi
Thalib r.a. : “Bahwasannya Nabi s.a.w. pernah berbekam dan menyuruhku
untuk memberikan upah kepada ahli bekamnya”. (H.R. Ahmad, Ibnu Majah) dishahihkan Al Albani. Semoga kita tidak
melupakan tuntunan Allah dan Rasul Nya dalam berobat, agar sehat wal afiat,
sekaligus mendapat poin ibadah.
TABIB YAHUDI BUKA KLINIK DI
MADINAH.
Pada suatu hari, Rasulullah ﷺ kedatangan seorang tabib Yahudi dari
Palestina. Dia minta izin membuka praktik di kota Madinah.
Rasulullah ﷺ pun mengizinkan. Tabib Yahudi itupun mulai buka praktik.
Tetapi satu bulan kemudian dia kembali menemui Rasulullah ﷺ, kali ini untuk minta izin pulang ke negerinya. Rasulullah ﷺ heran kemudian bertanya : “Mengapa anda begitu cepat meninggalkan kota ini, apa ada yang kurang menyenangkan di sini ?’.
Rasulullah ﷺ pun mengizinkan. Tabib Yahudi itupun mulai buka praktik.
Tetapi satu bulan kemudian dia kembali menemui Rasulullah ﷺ, kali ini untuk minta izin pulang ke negerinya. Rasulullah ﷺ heran kemudian bertanya : “Mengapa anda begitu cepat meninggalkan kota ini, apa ada yang kurang menyenangkan di sini ?’.
“Tidak tuan semua baik baik saja,
bahkan penduduk kota ini sungguh sangat menyenangkan”, jawab sang tabib. “Lalu
apa yang menjadi masalah ?”, desak Rasulullah ﷺ. Sang
tabib berterus terang, bahwa ia ingin cepat pulang ke negerinya karena selama
satu bulan buka praktik di Madinah tak satupun warga kota yang
datang berobat padanya. Padahal di negerinya
dia termasuk tabib yang terkenal dan banyak pasiennya.
Kemudian dia melanjutkan ceritanya : “Karena penasaran saya pun
berkeliling kota masuk kampung keluar kampung untuk
mencari pasien yang sakit. Tetapi tak satupun saya jumpai orang sakit untuk saya
obati.
Saya merasa heran, seluruh warga kota dalam keadaan sehat wal’afiat. Belum
pernah saya dapatkan kota dengan seluruh penduduknya yang sehat seperti di
kota Madinah ini”, ujarnya panjang lebar.
“Kemudian saya bertanya kepada penduduk
yang saya jumpai, apa rahasianya sehingga mereka hidup nyaris sehat
sempurna ?”..
“Kemudian apa
jawaban mereka ?”, tanya Rasulullah ﷺ. Mereka menjawab : “Kami adalah kaum yang tidak (akan) makan
sebelum datang lapar. Dan apabila kami makan tidak (sampai) kekenyangan”.
“Begitu jawab mereka tuan”, jelas sang tabib Yahudi kepada Rasulullah ﷺ. Mendengar cerita tabib Rasulullah ﷺ bersabda : “Sungguh benar apa yang mereka katakan kepada tuan”, sabda Rasulullah ﷺ sambil menyitir sebuah hadits :
“Begitu jawab mereka tuan”, jelas sang tabib Yahudi kepada Rasulullah ﷺ. Mendengar cerita tabib Rasulullah ﷺ bersabda : “Sungguh benar apa yang mereka katakan kepada tuan”, sabda Rasulullah ﷺ sambil menyitir sebuah hadits :
“Lambung
manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari
segala pengobatan”. (H.R. Ad Dailami).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar