HIJRAH NABI S.A.W.
“Dan (ingatlah) ketika orang orang kafir (Quraisy)
memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan
tipu daya itu dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya”. (Q.S. Al
Anfal (8) : 30)
Betapa besar dan beratnya resiko mengimani kalimat
tauhid (meng Esakan Allah) di masyarakat mayoritas penyembah berhala. Sehingga
berbagai ancaman, tekanan dan siksaan dialami para sahabat di awal da’wah
Islam. Diantara sahabat yang mengalami siksaan :
ZUBAIR BIN AWWAM
Berusia 16 tahun, tubuhnya
dipukul dan ditendang kaum
kafir quraisy
hingga dadanya menderita penyakit. Sampai Rasulullah s.a.w. mengizinkan Zubair memakai pakaian sutra
untuk menyembuhkan penyakitnya.
KELUARGA YASIR
Keluarga
Amar bin Yasir (ayah, ibu dan anak) berasal dari bani Makhzum. Mereka di seret
menuju al Abthah oleh
kaum musyrik yang dipimpin Abu Jahal. Ayahnya
meninggal, sedang ibunya
(Sumayyah) ditusuk
dari belakang dengan tombak oleh Abu
Jahal. Beliau merupakan wanita pertama
yang mati syahid. Sementara Amar
dijemur di terik panasnya padang pasir, di atas dadanya ditindih batu
keras, wajahnya juga ditenggelamkan kedalam
air hingga pingsan. Ketika siuman, kaum musyrik memerintah agar berbalik keyakinan ke agama penyembah berhala atau disiksa lebih kejam lagi. Dengan terpaksa Amar melakukannya, dengan
penuh sesal kemudian dia mendatangi Rasulullah s.a.w. sambil menangis. Maka turunlah
ayat : “Siapa yang kafir kepada Allah
sesudah dia beriman dia mendapat kemurkaan dari Allah, kecuali orang yang
dipaksa kafir, padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidakberdosa)”. (Q.S. An Nahl (16) : 106)
UTSMAN BIN AFFAN
Digulung didalam
tikar terbuat
dari daun kurma oleh bapa saudaranya sendiri,
kemudian diasapi dari bawah.
MUSH’AB BIN UMAIR
Walau hidupnya berkecukupan, ketika
ibunya mengetahui keislamannya, dia
diterlantarkan
dan dibiarkan
dalam kelaparan
dan diusir. Setelah terbuang kulitnya tak terawat sehingga bersisik seperti
kulit ular.
SHUHAIB BIN SINAN AR RUMI
Disiksa
sampai
hilang ingatan (amnesia) sehingga tidak memahami lagi apa yang dibicarakannya sendiri.
ABU FAKIHAH
Mukanya
ditelungkupkan ke tanah panas terik, di atas punggungnya ditimpa batu besar sehingga tidak mampu
bergerak sampai hilang
ingatan. Kakinya pernah diikat lalu diseret dan dilempar ke tengah padang
pasir, dicekik sampai dikira meninggal. Saat itu Abu Bakar lewat kemudian
dibeli dan dimerdekakan.
KHABBAB BIN AL
ART
Rambutnya
dijambak, lehernya ditarik dan dilemparkan ke dalam api, kemudian tubuhnya ditarik dari panggangan api, sehingga nampak minyak keluar di sela sela pori kulit punggungnya yang melepuh karena terbakar.
ZUNAIRAH
Budak wanita asal Romawi,
matanya
dipukul hingga buta,
orang orang
musyrik menghinanya sambil berkata dia mendapat kutukan berhala Latta dan Uzza. Tetapi Zunairah berkata : “Ini datang dari Allah, jika Dia menghendaki, Dia akan menyembuhkan”. Keesokan hari Allah
menyembuhkannya. Orang orang Quraisy menganggapnya sihir dari Rasulullah.
HIJRAH GELOMBANG
PERTAMA
Karena tekanan kafir
Quraisy makin memuncak, demi keamanan para sahabat maka Nabi memerintah hijrah pertama kali ke Habasyah. Karena Rasulullah s.a.w. tahu bahwa Ash Shimah an Najasyi, raja Habasyah adalah
seorang yang adil. Rombongan pertama terdiri dari 12 orang dipimpin
Usman bin Affan. Berangkat di
bulan Rajab tahun ke 5 kenabian. Mengetahui hal ini kaum musyrikin mengejarnya namun tidak berhasil
menangkapnya.
HIJRAH
GELOMBANG KE DUA
Di waktu berikutnya, demi keselamatan
kaum muslimin yang masih tertinggal, untuk kedua kalinya Rasulullah s.a.w.
memerintahkan kaum muslimin gelombang kedua hijrah ke Habasyah dipimpin Ja’far
bin Abi Thalib, rombongan berjumlah 83 laki laki, 11 perempuan dari suku Quraisy,
serta 7 orang perempuan asing.
NABI
HIJRAH
Nabi sebagai seorang pemimpin,
justru mengutamakan keselamatan sahabatnya, ketika semuanya sudah meninggalkan
Makkah, baru beliau memulai hijrah pada
1 rabiul awal, menuju arah selatan ke gua Tsur (sekitar 7 Km) tinggal di gua selama 3 hari. Kemudian
menuju arah utara (Madinah, sekitar 454 Km). Pada 8 rabiul awal tiba di Quba’.
Pada 22 rabiul awal pindah dari masjid quba’ ke Madinah. Di awal route beliau sengaja
memilih arah berlawanan (Selatan, padahal Madinah arah Utara), guna mengelabui
kaum musyrikin agar tidak terlacak.
SEMPAT TERLACAK
Keberadaan Nabi di gua Tsur sempat terlacak, para pengejar sempat di depan gua, namun Allah melindungi dengan adanya burung hammam mengeram di mulut gua dan laba laba membuat sarangnya. Melihat 2 fenomena ini, para pengejar terpatahkan logikanya : “Tidak mungkin Muhammad berada didalam goa !”. Betapa tepatnya firman Nya : “…….mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya”. (Q.S. Al Anfal (8) : 30)
PENENTUAN KALENDER
Pada
tahun 638 Masehi, khalifah 'Umar bin Khattab menghadapi masalah, ketika Abu Musa al Asy'ari menulis
kepada Umar : "Surat surat sampai kepada kami dari Amirul Mu'minin, tetapi
kami bingung bagaimana melaksanakannya. Kami membaca sebuah dokumen tertanggal
Sya'ban, namun kami tidak tahun ini untuk tahun lalu atau tahun ini". Umar
kemudian mengumpulkan para sahabat.
Ibnu Abbas berkisah
sejak Nabi tiba di Madinah, tidak ada tahun yang digunakan dalam penanggalan,
demikian juga saat Abu Bakar sebagai khalifah, juga 4 tahun pertama saat pemerintahan
Umar bin Khattab. Umar dalam pertemuan berkata :
"Perbendaharaan negara makin banyak. Apa yang kita bagi dan sebarkan
selama ini tidak memiliki catatan tanggal yang pasti, bagaimana cara mengatasinya ?".
Setelah berbagai usulan disampaikan,
akhirnya diputuskan bahwa peristiwa Hijrah menjadi tahun pertama kalender islam (Hijriyah). Walau sebelumnya sempat diusulkan tahun kelahiran atau kewafatan
Nabi, tetapi ditolak.
MUTIARA
HADITS
IBADAH YANG BERKAITAN DENGAN BULAN MUHARRAM
Pada 10
Muharram ini banyak peristiwa istimewa terjadi : 1. Nabi Ibrahim a.s. keluar
dengan selamat dari tungku pembakaran raja Namrud. 2. Nabi Yunus keluar dari
perut ikan Paus. 3. Nabi Musa dengan selamat menyeberangi laut merah dari
kejaran tentara Fir’aun..
Namun anehnya di bulan Muharram ini justru
banyak umat Islam pada ketakutan : Takut punya gawe (mantu), takut pindah rumah
dll. Ini menunjukkan bukti lemahnya iman. Sehingga mudah mempercayai
ketakhayyulan yang merupakan pintu menuju kemusyrikan. Na’udzu billaahi min
dzaalik !. Apalagi di bulan
ini terdapat ibadah yang jarang diketahui apalagi diamalkan, yakni ibadah puasa
tasu’a dan ‘asyura (9 dan 10).
Dari Ibnu Habbas r.a berkata : “Nabi
s.a.w datang ke Madinah, dan dilihatnya orang orang Yahudi berpuasa pada hari
“Asyura” (Kesepuluh). Maka Nabi bertanya
: “Ada apa ini ?”, mereka menjawab : “Ini hari
baik disaat mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh
mereka, hingga dipuasakan oleh Nabi Musa”. Maka sabda Nabi s.a.w. : “Saya lebih
berhak terhadap Musa dari pada kamu”. Kemudian beliau berpuasa pada hari itu
dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.a : “Tatkala Rasulullah s.a.w
berpuasa pada hari "Asyura” dan beliau memerintahkan berpuasa, mereka (para
sahabat) berkata : “Ya Rasulullah itu adalah hari yang dibesarkan oleh orang
Yahudi dan Nasrani”. Maka Nabi bersabda : “Jika datang tahun depan, In syaa Allah kita berpuasa
pada hari kesembilan (Tasu’a)”. Kata Ibnu Abbas : “Maka belum lagi datang tahun
depan Rasulullah s.a.w wafat“. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian jelas berdasar sabda Nabi tersebut,
maka hendaknya puasa dilakukan tg 9
(tasu’a) dan 10 (‘Asyura) Muharram.
Karena ke Murahan Nya bagi yang melaksanakan puasa tersebut akan diampuni dosanya setahun yang lalu. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Puasa hari 'Asyura, sungguh aku
berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu". (H.R. Muslim)
Untuk itulah mari melaksanakan puasa Tasu’a dan ‘Asyura, yang bertepatan
dengan tanggal 19 dan 20 Sept 2018, agar
tuntunan Nabi semakin tersyiar. Semoga Allah memudahkan kita untuk melaksanakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar