Rabu, 17 Oktober 2018




HIJRAH NABI S.A.W.
            
“Dan (ingatlah) ketika orang orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya”. (Q.S. Al Anfal (8) : 30)

Betapa besar dan beratnya resiko mengimani kalimat tauhid (meng Esakan Allah) di masyarakat mayoritas penyembah berhala. Sehingga berbagai ancaman, tekanan dan siksaan dialami para sahabat di awal da’wah Islam. Diantara sahabat yang mengalami siksaan :

ZUBAIR BIN AWWAM
Berusia 16 tahun, tubuhnya dipukul dan ditendang kaum kafir quraisy hingga dadanya menderita penyakit. Sampai Rasulullah s.a.w. mengizinkan Zubair memakai pakaian sutra untuk menyembuhkan penyakitnya.

KELUARGA YASIR
Keluarga Amar bin Yasir (ayah, ibu dan anak) berasal dari bani Makhzum. Mereka di seret menuju al Abthah oleh kaum musyrik yang dipimpin Abu Jahal. Ayahnya meninggal, sedang ibunya (Sumayyah) ditusuk dari  belakang dengan tombak oleh Abu Jahal. Beliau merupakan wanita pertama yang mati syahid. Sementara Amar dijemur di terik panasnya padang pasir, di atas dadanya ditindih batu keras, wajahnya juga ditenggelamkan kedalam air hingga pingsan. Ketika siuman, kaum musyrik memerintah agar berbalik keyakinan ke agama penyembah berhala atau disiksa lebih kejam lagi. Dengan terpaksa Amar melakukannya, dengan penuh sesal kemudian dia mendatangi Rasulullah s.a.w. sambil menangis. Maka turunlah ayat : Siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman dia mendapat kemurkaan dari Allah, kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidakberdosa). (Q.S.  An Nahl (16) : 106)

UTSMAN BIN AFFAN
Digulung didalam tikar terbuat dari daun kurma oleh bapa saudaranya sendiri, kemudian diasapi dari bawah.

MUSH’AB BIN UMAIR
Walau hidupnya berkecukupan, ketika ibunya mengetahui keislamannya, dia diterlantarkan dan dibiarkan dalam kelaparan dan diusir. Setelah terbuang kulitnya tak terawat sehingga bersisik seperti kulit ular.

SHUHAIB BIN SINAN AR RUMI
Disiksa sampai hilang ingatan (amnesia) sehingga tidak memahami lagi apa yang dibicarakannya sendiri.

ABU FAKIHAH
Mukanya ditelungkupkan ke tanah panas terik, di atas punggungnya ditimpa batu besar sehingga tidak mampu bergerak sampai hilang ingatan. Kakinya pernah diikat lalu diseret dan dilempar ke tengah padang pasir, dicekik sampai dikira meninggal. Saat itu Abu Bakar  lewat kemudian dibeli dan dimerdekakan.

KHABBAB BIN AL ART
Rambutnya dijambak, lehernya ditarik dan dilemparkan ke dalam api, kemudian tubuhnya ditarik dari panggangan api, sehingga nampak minyak keluar di sela sela pori kulit punggungnya yang melepuh karena terbakar.

ZUNAIRAH
Budak wanita asal Romawi, matanya dipukul hingga buta, orang orang musyrik menghinanya sambil berkata dia mendapat kutukan berhala Latta dan Uzza. Tetapi Zunairah berkata : “Ini datang dari Allah, jika Dia menghendaki, Dia akan menyembuhkan”. Keesokan hari Allah menyembuhkannya. Orang orang Quraisy menganggapnya sihir dari Rasulullah.

HIJRAH GELOMBANG PERTAMA
Karena tekanan kafir Quraisy makin memuncak, demi keamanan para sahabat maka Nabi memerintah hijrah pertama kali ke Habasyah. Karena Rasulullah s.a.w. tahu bahwa Ash Shimah an Najasyi, raja Habasyah adalah seorang yang adil. Rombongan pertama terdiri dari 12 orang dipimpin Usman bin Affan. Berangkat di bulan Rajab tahun ke 5 kenabian. Mengetahui hal ini kaum musyrikin mengejarnya namun tidak berhasil menangkapnya.

HIJRAH GELOMBANG KE DUA
Di waktu berikutnya, demi keselamatan kaum muslimin yang masih tertinggal, untuk kedua kalinya Rasulullah s.a.w. memerintahkan kaum muslimin gelombang kedua hijrah ke Habasyah dipimpin Ja’far bin Abi Thalib,  rombongan berjumlah 83 laki laki, 11 perempuan dari suku Quraisy, serta 7 orang perempuan asing. 

NABI HIJRAH           
Nabi sebagai seorang pemimpin, justru mengutamakan keselamatan sahabatnya, ketika semuanya sudah meninggalkan Makkah, baru  beliau memulai hijrah pada 1 rabiul awal, menuju arah selatan ke gua Tsur (sekitar  7 Km) tinggal di gua selama 3 hari. Kemudian menuju arah utara (Madinah, sekitar 454 Km). Pada 8 rabiul awal tiba di Quba’. Pada 22 rabiul awal pindah dari masjid quba’ ke Madinah. Di awal route beliau sengaja memilih arah berlawanan (Selatan, padahal Madinah arah Utara), guna mengelabui kaum musyrikin agar tidak terlacak. 


SEMPAT TERLACAK

Keberadaan Nabi di gua Tsur sempat terlacak, para pengejar sempat di depan gua, namun Allah melindungi dengan adanya burung hammam mengeram di mulut gua dan laba laba membuat sarangnya. Melihat 2 fenomena ini, para pengejar terpatahkan logikanya : “Tidak mungkin Muhammad berada didalam goa !”. Betapa tepatnya firman Nya : “…….mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya”. (Q.S. Al Anfal (8) : 30) 

PENENTUAN KALENDER

Pada tahun 638 Masehi, khalifah 'Umar bin Khattab menghadapi masalah, ketika Abu Musa al Asy'ari menulis kepada Umar : "Surat surat sampai kepada kami dari Amirul Mu'minin, tetapi kami bingung bagaimana melaksanakannya. Kami membaca sebuah dokumen tertanggal Sya'ban, namun kami tidak tahun ini untuk tahun lalu atau tahun ini". Umar kemudian mengumpulkan para sahabat.
Ibnu Abbas berkisah sejak Nabi tiba di Madinah, tidak ada tahun yang digunakan dalam penanggalan, demikian juga saat Abu Bakar sebagai khalifah, juga 4 tahun pertama saat pemerintahan Umar bin Khattab. Umar dalam pertemuan berkata : "Perbendaharaan negara makin banyak. Apa yang kita bagi dan sebarkan selama ini tidak memiliki catatan tanggal yang pasti, bagaimana cara mengatasinya ?".
Setelah berbagai usulan disampaikan, akhirnya diputuskan bahwa peristiwa Hijrah menjadi tahun pertama kalender islam (Hijriyah). Walau sebelumnya sempat diusulkan tahun kelahiran atau kewafatan Nabi, tetapi ditolak.

MUTIARA HADITS
IBADAH YANG BERKAITAN DENGAN BULAN  MUHARRAM

Pada 10 Muharram ini banyak peristiwa istimewa terjadi : 1. Nabi Ibrahim a.s. keluar dengan selamat dari tungku pembakaran raja Namrud. 2. Nabi Yunus keluar dari perut ikan Paus. 3. Nabi Musa dengan selamat menyeberangi laut merah dari kejaran tentara Fir’aun..
Namun anehnya di bulan Muharram ini justru banyak umat Islam pada ketakutan : Takut punya gawe (mantu), takut pindah rumah dll. Ini menunjukkan bukti lemahnya iman. Sehingga mudah mempercayai ketakhayyulan yang merupakan pintu menuju kemusyrikan. Na’udzu billaahi min dzaalik !.  Apalagi di bulan ini terdapat ibadah yang jarang diketahui apalagi diamalkan, yakni ibadah puasa tasu’a dan ‘asyura (9 dan 10).   
Dari Ibnu Habbas r.a berkata : “Nabi s.a.w datang ke Madinah, dan dilihatnya orang orang Yahudi berpuasa pada hari “Asyura” (Kesepuluh).  Maka Nabi bertanya : “Ada apa ini ?”, mereka menjawab : “Ini hari baik disaat mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga dipuasakan oleh Nabi Musa”. Maka sabda Nabi s.a.w. : “Saya lebih berhak terhadap Musa dari pada kamu”. Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.a : “Tatkala Rasulullah s.a.w berpuasa pada hari "Asyura” dan beliau memerintahkan berpuasa, mereka (para sahabat) berkata : “Ya Rasulullah itu adalah hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani”. Maka Nabi bersabda : “Jika datang tahun depan, In syaa Allah kita berpuasa pada hari kesembilan (Tasu’a)”. Kata Ibnu Abbas : “Maka belum lagi datang tahun depan Rasulullah s.a.w wafat. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian jelas berdasar sabda Nabi tersebut, maka hendaknya puasa dilakukan tg 9 (tasu’a) dan 10 (‘Asyura) Muharram.
Karena ke Murahan Nya bagi yang melaksanakan puasa tersebut akan diampuni dosanya setahun yang lalu. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu".  (H.R. Muslim)
Untuk itulah mari melaksanakan puasa Tasu’a dan ‘Asyura, yang bertepatan dengan tanggal 19 dan 20 Sept 2018,  agar tuntunan Nabi semakin tersyiar. Semoga Allah memudahkan kita untuk melaksanakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar