Rabu, 09 Desember 2015


SAAT MUDA BERPENAMPILAN MEWAH KETIKA WAFAT SEDERHANA

“ Di antara orang orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya) “. ( Q.S. Al Ahzab 2 3)                                                                               
Di zaman Nabi s.a.w. hiduplah seorang pemuda kaya berpenampilan rupawan, namanya Mush’ab bin Umair. Dilahirkan di masa jahiliyah, empat belas tahun setelah kelahiran Nabi s.a.w.
Imam Ibnul Atsir berkata : Mush’ab adalah pemuda tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya seorang wanita kaya. Sandal Mush’ab adalah sandal al Hadrami, pakaiannya yang terbaik, adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda :  “ Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush’ab bin Umair ( H.R. Hakim ).

MEMELUK ISLAM
Walau hidup di lingkungan jahiliyah, dia terpanggil juga  memeluk Islam. Dia mendatangi Nabi s.a.w. di rumah al Arqam dan menyatakan keimanannya.
Kemudian Mush’ab menyembunyikan keislamannya untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Walau dalam situasi sulit dia tetap aktif menghadiri majelis Rasulullah s.a.w.. Hingga akhirnya menjadi salah seorang sahabat yang dalam ilmunya. Sehingga Rasulullah s.a.w. mengutusnya ke Madinah untuk berdakwah.

DILAPORKAN
Suatu hari Utsmani bin Thalhah melihat Mush’ab bin Umair beribadah, dia melaporkan kepada ibu Mush’ab, ibunya kecewa dan mengancamnya tidak akan memberi makan dan minum serta terus beridiri tanpa naungan, baik di siang maupun malam hari, kecuali Mush’ab meninggalkan agamanya. Mush’ab pun ditangkap oleh keluarganya dan disiksa. Karena kerasnya pendirian, berubahlah kehidupannya.

BERPENAMPILAN BEDA
Ali bin Abi Thalib berkata : Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah s.a.w. di masjid, kemudian  muncullah Mush’ab bin Umair mengenakan kain burdah kasar bertambalan. Ketika Rasulullah s.a.w. melihatnya, beliau menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dahulu (sebelum memeluk Islam) dibandingkan dengan keadaannya sekarang…”. (  H.R. Tirmidzi ).
Zubair bin al Awwam berkata : Suatu ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk dengan para sahabat di Masjid Quba, lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan kain burdah (jenis kain kasar) yang tidak menutupi tubuhnya secara utuh.  
Orang orang pun menunduk,  kemudian dia mendekat dan mengucapkan salam. Mereka menjawab salamnya. Kemudian Nabi s.a.w. memuji dan mengatakan hal yang baik baik tentangnya. Beliau bersabda : Sungguh aku melihat Mush’ab tatkala bersama kedua orang tuanya di Mekah, keduanya memuliakan dia dan memberinya berbagai macam fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda pemuda Quraisy yang semisal dengan dirinya. Setelah itu dia tinggalkan semuanya demi menggapai ridha Allah dan menolong Rasul Nya . ( H.R. Hakim ).
Saad bin Abi Waqqash r.a. berkata : Dulu saat bersama orang tuanya, Mush’ab bin Umair adalah pemuda Mekah yang paling harum. Ketika ia mengalami apa yang kami alami (intimidasi), keadaannya pun berubah. Kulihat kulitnya pecah pecah mengelupas dan tertatih tatih, sampai tidak mampu berjalan, kami ulurkan busur busur kami, kemudian kami papah dia .

BERDAKWAH KE YATSRIB ( MADINAH )
Karena keluasan ilmunya Mush’ab bin Umair diutus berdakwah ke Yatsrib,
tinggal di tempat As’ad bin Zurarah, dalam waktu  singkat, sebagian besar penduduk Madinah pun memeluk agama Islam
Kemudian dia berdakwah kepada Saad bin Muadz seorang kepala suku. Saad memiliki kesan mendalam terhadap Mush’ab bin Umair r.a. Kemudian Saad berkata kepada kaumnya : Wahai Bani Abdu Asyhal, apa yang kalian ketahui tentang kedudukanku di sisi kalian ? . Mereka menjawab : Engkau adalah pemuka kami, orang yang paling bagus pandangannya dan paling lurus tabiatnya ”. Kemudian Saad berkata :  Haram bagi laki laki dan perempuan di antara kalian berbicara kepadaku sampai ia beriman kepada Allah dan Rasul Nya ! . Tidak sampai sore hari seluruh kaumnya beriman kecuali Ushairim. Berkat dakwah Mush’ab, Madinah menjadi tempat pilihan Nabi s.a.w. dan para sahabatnya hijrah, sehingga dikenal dengan Kota Nabi Muhammad (Madinah an Nabawiyah).

TERBUNUH
Muhammad bin Syarahbil mengisahkan akhir hayatnya :Mush’ab bin Umair r.a. membawa bendera perang di medan Uhud, lalu datang penunggang kuda dari pasukan musyrik Ibnu Qumai ah al Laitsi ( yang mengira bahwa Mush’ab adalah Rasulullah ), kemudian dia menebas tangan kanan Mush’ab sampai putus, kemudian Mush’ab membaca ayat : Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul . ( Q.S. Ali Imran 144 ). Kemudian bendera dipegang dengan tangan kirinya. Kemudian Ibnu Qumai ah datang kembali dan menebas tangan kirinya hingga terputus kedua lengannya.  
Kemudian Mush’ab mendekap bendera di dadanya sambil membaca ayat yang sama. Kemudian anak panah merobohkannya dan terjatuhlah bendera tersebut. Setelah Mush’ab gugur, Rasulullah menyerahkan bendera pasukan kepada Ali bin Abi Thalib ( Ibnu Ishaq ). Kemudian bnu Qumai ah kembali ke pasukan kafir Quraisy sambil  berkata : Aku telah membunuh Muhammad ”.

NABI MENDO’AKAN
Abu Hurairah mengisahkan : Setelah perang Uhud usai, Rasulullah s.a.w. mencari sahabat sahabatnya yang gugur. Saat melihat jasad Mush’ab bin Umair yang syahid dengan keadaan menyedihkan, beliau berhenti, lalu mendoakan kebaikan untuknya. Kemudian beliau membaca ayat : Di antara orang orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu nunggu dan mereka tidak merubah ( janjinya ) . ( Q.S. Al Ahzab 23 ).
Kemudian beliau mempersaksikan bahwa sahabat sahabatnya yang gugur adalah syuhada di sisi Allah. Setelah itu, beliau berkata kepada jasad Mush’ab : Sungguh aku melihatmu ketika di Mekah, tidak ada seorang pun yang lebih baik pakaiannya dan rapi penampilannya daripada engkau. Dan sekarang rambutmu kusut dan ( pakaianmu ) kain burdah .
Tak sehelai pun kain untuk kafan yang menutupi jasadnya kecuali sehelai burdah. Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua kakinya. Sebaliknya, bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Sehingga Rasulullah bersabda : Tutupkanlah kebagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput idkhir . Mush’ab wafat setelah 32 bulan hijrahnya Nabi ke Madinah, saat itu usianya 40 tahun.

KISAH TAULADAN

QUTHBAH BIN AMIR R.A.

Quthbah bin Amir bin Hadidah adalah seorang sahabat Anshar dari kabilah Bani Salamah, termasuk suku Khazraj. Pada tahun ke 11 dari kenabian, Quthbah bersama lima orang temannya melakukan ibadah haji dan umrah (jahiliah) ke Makkah.

Menjelang tengah malam, ketika sedang beristirahat dan mengobrol di Aqabah Mina, Nabi s.a.w.  ditemani Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib bersabda : Siapakah kalian ini ? . Quthbah dan teman temannya berkata : Kami orang orang dari Khazraj di Yatsrib . Sekutu  orang orang Yahudi ? , kata Nabi s.a.w. Benar , kata mereka. Nabi s.a.w. bersabda : Bolehkah aku duduk bersama kalian, dan berbincang bincang dengan kalian ? . Baiklah , kata mereka berenam.Kemudian Nabi s.a.w. menceritakan tentang risalah Islam, dan tugas kenabian, juga membacakan beberapa ayat ayat al Qur’an. 

Mereka memang pemuda pemuda pilihan dan cerdas, sehingga dengan mudah memahami kebenaran yang disampaikan Rasulullah s.a.w.Apalagi selama ini, kaum Yahudi yang menjadi sekutu mereka, menceritakan dan membanggakan seorang Nabi akhir zaman yang akan mereka ikuti, dan membawa mereka menjadi pemimpin dunia. 

Kaum Yahudi juga menceritakan cirri ciri Nabi yang mereka tunggu tunggu, dan semuanya sesuai pada diri Rasulullah s.a.w.Kemudian mereka berkata : Demi Allah, kalian tahu bahwa dia benar benar seorang Nabi seperti yang dikatakan oleh orang orang Yahudi, mereka jangan mendahului kita memenuhi seruannya

Kemudian mereka segera memeluk Islam.Sepulangnya ke Yatsrib, Quthbah dan teman temannya mulai mendakwahkan Islam kepada kaumnya. Berita terus menyebar, termasuk kepada suku Aus yang selama ini menjadi musuh bebuyutan suku Khazraj, sehingga tidak ada satu rumahpun di Yatsrib, kecuali telah menyebut nyebut nama Rasulullah s.a.w. 

Pada musim haji berikutnya, mereka bermaksud menemui Nabi s.a.w. sambil melaksanakan haji dengan tujuh orang dari pemuka kabilahnya dan  dua orang suku Aus.Ketika pulang ke Yatsrib, Nabi s.a.w. mengirimkan guru dan muballigh pertama untuk mereka, Mush’ab bin Umair.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar