Kamis, 17 Desember 2015


TAHUN GAJAH

“ Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah ?. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia sia. Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar. Lalu dia menjadikan mereka seperti daun daun yang dimakan (ulat) ”. ( Q.S. Al Fiil 1-5 )     

Para ulama dan penulis sejarah sepakat bahwa hari kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. jatuh pada Rabiul Awal di Mekkah sekitar tahun 570, tahun Gajah bertepatan dengan penyerangan Mekkah oleh pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah.   

DILAHIRKAN HARI SENIN
Pendapat paling mashyur merujuk tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.. Juga hadis yang menyebut hari Senin sebagai hari kelahiran Nabi. " Dari Abi Qatadah Al Anshari bahwasanya Rasulullah s.a.w. ditanya tentang puasa pada hari senin, maka beliau bersabda : “ Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula (wahyu) diturunkan kepadaku ".  ( H.R. Muslim ).
Penulis Sulaiman Al Manshurfuri dan ahli astronomi Mahmud Basya dalam penelitiannya melacak hari Senin tersebut bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal. Wallaahu a’lam.

ABRAHAH
Abrahah Al Asyram adalah seorang gubernur dari Abyssinia (Kekaisaran Ethiopia) yang berhasil menaklukkan dan menjadi Raja Saba (Yaman), pemeluk agama Nashrani. Procopius mencatat bahwa Abrahah pernah menjadi budak belian dari Kerajaan Byzantium di Adulis. At Tabari mengatakan dia memiliki hubungan dekat dengan keluarga Kerajaan Aksum. 

AKAN MENYAINGI KA’BAH
Abrahah membangun gereja bernama Al Qullais ( bangunan tinggi ) megah dan indah, dengan tujuan agar musim haji orang tidak ke Makkah/Baitullah tetapi ke gereja tersebut.  Mendengar rencana ini, Ibnu Kinana pada malam hari ke gereja membuang hajat dan kotorannya dioles oleskan ke dinding gereja.

MARAH
Atas kejadian ini Abrahah marah dan bersumpah akan rnenghancurkan Ka’bah. Kemudian menyiapkan tentara ke Makkah membawa 13 ekor gajah salah satunya bernama Mahmud beserta pawangnya : Unisa.

DIHADANG
Dalam perjalanan, dihadang Dzu Nafar pembesar atau raja asli Yaman bersama bala tentaranya, karena merasa berkewajiban menghalangi  Abrahah. Namun Abrahah berhasil memukul Dzu Nafar. Ketika di kawasan Khats’am dihadang Nufail bin Habib aI Khats’amiy dibantu dua kabilah Yaman, pasukan ini juga dikalahkan.

MERAMPAS ONTA ABDUL MUTHOLIB
Abrahah mengutus seorang Habasyah berangkat memimpin pasukan berkuda ke Makkah. Dalam perjalanan merampas harta penduduk, termasuk 200 ekor unta Abdul Mutthalib (kakek Rasulullah s.a.w.).
Kemudian Abrahah mengutus Hunathah al Himyary menjumpai pemimpin Makkah (Abdul Mutthalib) menyampaikan pesannya : “ Kami datang tidak memerangi kalian, tetapi untuk merobohkan Ka’bah. Jika kalian tidak menghalang halangi, kami tidak akan membunuh kalian ”.

PASRAH
Mendengar pesan ini Abdul Muthalib menjawab : “ Demi Allah kami pun tidak ingin memeranginya, kami tidak punya kekuatan untuk melawannya. Rumah ini adalah Baitullah al Haram dan rumah kekasih Nya (Ibrahim AS). Jika Allah melindunginya dari Abrahah, itu semua karena rumah ini rumah Nya dan tanah haram Nya. Jika tidak semua itu kami pasrahkan kepada Allah. Kami tidak mempunyai kekuatan untuk melawan Abrahah ”.

HERAN
Kemudian Abdul Mutthalib menjumpai Abrahah untuk meminta 200 untanya yang dirampas Aswad bin Maqshud. Abrahah heran mengapa yang dibicarakan masalah unta bukan masalah Ka’bah.

PASRAH SEPENUHNYA
Abdul Mutthalib menjawab : “ Saya ini hanya tuannya unta, sedangkan Baitullah Tuhan yang melindunginya dari kamu.” Abrahah berkata : “ Tidak mungkin Dia (Tuhan) bisa mencegah saya ”. Abdul Mutthalib menjawab : “ Silahkan teruskan tujuanmu ! ”. 
Beberapa saat sebelum penghancuran Ka'bah, Abrahah memberi waktu kepada seluruh penduduk Mekkah agar segera meninggalkan Mekkah. Kemudian Abdul Muthollib menginstruksikan kaumnya agar segera berlindung dan mengungsi dibalik bukit bukit sekitar Mekkah.                 

GAJAH MOGOK
Ketika Abrahah dan tentaranya siap memasuki Makkah, Nufail bin Habib al Khats’amiy menghampiri gajah sambil berkata : “ Wahai Mahmud, bersimpuhlah !. Karena kamu berada di baladullah al haram (negara Allah yang agung) ”. Walau berbagai macam usaha dilakukan membangunkannya, tetapi gajah tidak bergerak, namun ketika dihadapkan ke Yaman, Syam atau ke timur gajah mau berjalan.

DISERANG
Nufail bin Habib merasa akan tenjadi sesuatu dari Allah, kemudian  dia naik ke gunung menjauhi mereka. Tidak lama kemudian datanglah sekumpulan burung (abaabil), kemudian melempari dengan kerikil kerikil tersebut.
Di antara paruh paruh dan kaki kaki Ababil terdapat batu dari tanah tanah yang terbakar.
“....Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong
bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar.....”.

LUAR BIASA
Begitu aneh dan luar biasa bila Allah menetapkan adzabnya kepada yang durhaka kepada Nya, bayangkan berbondong burung didatangkan dengan membawa batu dari tanah membara ?!, sangat mustahil bila dinalar akal, namun itulah ke Kuasaan Nya bila Dia berkehendak.
Sehingga Abrahah dengan pasukan gagah bergajah, hancur lumat bagai daun dimakan ulat. “......Lalu dia menjadikan mereka seperti daun daun yang dimakan (ulat) ”. Allahu Akbar.                           

LEMBAH MUHASSIR
Lembah Muhassir ( Wadi Muhassir ) terletak antara Mina dan Muzdalifah, ditempat terjadinya penyerangan Mekah oleh pasukan gajah pimpinan Raja Abrahah. Namun belum sampai tujuan Raja Abrahah dihentikan dengan turunnya adzab dari Allah, berupa serangan burung burung Ababil. Pasukan seketika lemah tidak bisa melanjutkan perjalanan, sehingga lembah ini diberi nama Muhassir ( 'lemah ).

BERJALAN CEPAT
Salah satu sunah yang dilakukan jemaah haji ( umrah ) ketika melewati Lembah Muhassir harus mempercepat jalan. Sebagaimana ditegaskan Rasulullah s.a.w. dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Qayyim. Dalam hadits tersebut diriwayatkan Nabi Muhammad s.a.w. menggerakkan unta betinanya dengan sigap dan mempercepat lajunya saat melewati Lembah Muhassir.

Tidak hanya di Lembah Muhassir, beliau juga selalu melakukan hal yang sama ketika melewati tempat yang dulunya merupakan lokasi turunnya adzab atau murka Allah.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar