SEBAIK BAIK MANUSIA
“.....Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
Amat berat siksa Nya”. (
Q.S. Al Maaidah 2 )
Berbagai
kemampuan dan reputasi manusia dimiliki, ada yang ahli di bidang pendidikan
sehingga berprofesi sebagai guru atau dosen. Ada pula yang memiliki keahlian di
bidang bangunan, arsitektur, tehnik, pertanian, agama, pengobatan, hukum,
administrasi, tata buku, bela diri, kesenian dan berbagai disiplin ilmu lainnya.
BERBAGAI POSISI
Dari
berbagai ilmu ini, manusia bisa memperoleh rizki dari lmu yang dimilikinya.
Sehingga ada yang menjadi karyawan, kepala bagian, bahkan ada yang mencapai posisi
puncak, jadi pimpinan ( direktur ), komisaris.
SIAPA YANG TERBAIK ?
Dari berbagai
macam keahlian dan jabatan, mana yang terbaik ?. Untuk menemukan jawaban sangat
sulit, karena masing masing punya kelebihan. Masing keahlian dan jabatan sangat
dibutuhkan bagi kehidupan manusia.
Guna memperoleh
jawaban yang tepat, satu satunya hanya kembali kepada tuntunan agama. Bukankah
14 abad silam Nabi s.a.w. bersabda : ”
Sebaik baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang
lain ” (H.R. Bukhari).
BERMANFAAT
BAGI MANUSIA
Begitu tepatnya sabda beliau, dengan
demikian siapapun orangnya, apapun keahlian dan jabatannya “ selama bermanfaat bagi manusia,
merupakan manusia terbaik ! “.
RAMAH DAN BERMANFAAT
Dari Jabir
berkata : ” Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Orang beri
man itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang
tidak bersikap ramah. Dan sebaik baik manusia adalah orang yang paling
bermanfaat bagi manusia ”. ( H.R. Thabrani dan Daraquthni ).
Sudah sepatutnya orang beriman membuktikan keimanannya
dengan bersikap ramah, dengan ramah akan
mempererat hubungan, dengan eratnya hubungan menjadikan akrab : Santun,
perduli, tanggap, suka menolong dan membantu. Ini yang dikatakan Rasulullah
s.a.w. : “Sebaik baik manusia yang
paling bermanfaat bagi manusia lainnya”. Bukan sebaliknya, sehingga membuat
orang jadi membenci, tidak simpati, karena sikapnya yang angkuh, seakan paling
benar, paling suci, paling sholih sendiri !. Prilaku yang jelas tidak membuahkan sikap manfaat bagi
sesama.
PENTINGNYA URUSAN KEMANUSIAAN
Dari
Ibnu Umar bahwa seorang laki mendatangi Rasulullah s.a.w. dan berkata : ” Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang
paling dicintai Allah s.w.t. ? ”, Rasulullah s.a.w. menjawab : ” Orang yang
paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia
dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan
kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau
engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.
Dan
sesungguhnya aku berjalan bersama saudaraku untuk (menunaikan) suatu
kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini yaitu Masjid
Madinah selama satu bulan.
Dan
barangsiapa menghentikan amarahnya, maka Allah akan menutupi kekurangannya
dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya
maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat.
Dan
barangsiapa berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan
sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada
hari tidak bergemingnya kaki kaki (hari perhitungan) ”. ( H.R. Thabrani )
DICINTAI ALLAH
Dari hadits tersebaut dapat disimpulkan : ” Orang yang paling dicintai Allah adalah orang
yang paling bermanfaat buat manusia “. Betapa
mulia dan tinggi penghargaan Allah terhadap yang bermanfaat bagi manusia,
karena manusia memang saling membutuhkan, dan tidak ada manusia yang sanggup berdiri sendiri.
AMAL PALING DICINTAI ALLAH
Amal yang paling dicintai Allah adalah membuat senang, menghilangkan kesulitan
seseorang, misalnya dengan membantu meringankan hutang atau membantu
dengan memberi makan. Begitu tinggi
nilai membantu kesulitan seseorang sehingga merupakan “amal yang paling dicintai Allah”.
LEBIH BAIK DARI I’TIKAF DI MASJID
Demikian pula membantu
kebutuhan saudaranya lebih disukai
Rasulullah s.a.w. dari pada itikaf Masjid Madinah selama satu bulan.
Ternyata membantu kepentingan sesama lebih utama nilainya dari
i’tikaf di Masjid, begitu pentingnya membantu kebutuhan manusia.
Pantas
bila suatu saat di siang hari Umar bin Khaththab menjumpai pemuda sedang
i’tikaf di Masjid, ketika ditanya mengapa tidak bekerja , sang pemuda menjawab
: “Saudaraku yang bekerja”, Umar bin Khaththab kontan menjawab :”Saudaramu
lebih mulia dari kamu”. Begitu mulianya mencari nafkah dari pada i’tikaf di
Masjid.
MEMBANTU KEPERLUAN SAUDARANYA
Begitu utamanya membantu meringankan
kepentingan sesama, sehingga Allah kelak akan meneguhkan kakinya pada hari
tidak bergemingnya kaki kaki (hari perhitungan) ”.
DIMUDAHKAN URUSANNYA DUNIA AKHERAT
“Barang siapa memudahkan
kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan kesulitan dunia, Allah akan
memudahkan kesulitan kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang
memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan
baginya di dunia dan akhirat ”. ( H.R. Muslim ).
Ternyata membantu kesulitan sesama akan
dimudahkan urusannya baik di dunia dan akherat. Begitu tinggi penghargaan bagi
yang suka membantu kesulitan saudaranya.
Betapa nikmat bila suka membantu dan menolong kesulitan
sesama, bukan sebaliknya “Bila bisa
dipersulit mengapa dipermudah”.
Begitu tega dan rendah sikapnya, bila harta
jadi tujuan hidupnya, sehingga hartanya
tidak akan barokah !. Yang jelas akan menemui kesulitan di dunia dan
akherat !.
Bukankah banyak kasus terjadi dikala pensiun banyak yang pada stress,
bahkan sampai
stroke. Begini
akibat bila mencari harta tidak mencari
barokahnya, sehingga di dunia saja sudah demikian sulitnya , apalagi kelak di akherat !!!.
KISAH
TAULADAN
HIKMAH DELAPAN
DIRHAM
Suatu pagi Rasulullah s.a.w.
sibuk memperhatikan baju satu satunya yang sudah usangnya. Namun beliau tak
mempunyai uang sepeser pun untuk membeli baju lagi. Rasulullah s.a.w. sebenarnya
bisa saja menjadi kaya mendadak, tapi beliau tak mau mempergunakan kemudahan
itu.
“ Semua itu hanyalah merupakan kesenangan
dunia, sedang di sisi Allah yang paling baik dan sebaik baik tempat kembali ”.
Karena Allah Maha Bijaksana, Rasulullah diberinya rezeki sebanyak delapan
dirham. Dengan bergegas beliau ke pasar, namun apakah cukup uang itu untuk
membeli makan, minum, serta pakaian penutup badan ?. Di tengah perjalanan, beliau
berjumpa seorang wanita menangis, ternyata wanita tersebut kehilangan uang.
Segera beliau memberikan uangnya sebanyak dua
dirham, beliau berhenti sejenak menenangkan wanita tersebut. Kemudian Rasulullah
bergegas ke pasar membeli sepasang baju seharga empat dirham.
Di perjalanan
beliau bertemu orang tua telanjang, dengan iba memohon sepotong baju, kemudian baju
baru diberikannya. Kemudian Beliau kembali lagi untuk membeli baju lagi seharga
dua dirham.
Ketika beliau
ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita
menangis tadi. Wanita tersebut kelihatan gelisah. Rasulullah s.a.w.
mendekat dan bertanya, ternyata wanita tersebut ketakutan pulang.
Karena terlambat
dan takut dimarahi majikannya. Rasulullah s.a.w. kemudian menyatakan akan
mengantarkannya. Hatinya tenang karena Rasulullah s.a.w. pasti akan melindungi
dirinya. “ Assalamu’alaikum warahmatullah ”, sapa Rasulullah s.a.w.
Mereka semua diam tak menjawab. Rasulullah s.a.w.
mengulang salam sampai tiga kali, baru mereka serentak menjawab. Rasulullah
heran, beliau menanyakan apa yang terjadi. Mereka berkata : ” Tidak ya
Rasulullah kami sudah mendengar.
Kami memang sengaja ingin mendapatkan salam
lebih banyak ”. Rasulullah melanjutkan : “ Pembantumu terlambat dan tidak
berani pulang. Sekiranya dia harus menerima hukuman, akulah yang menerimanya ”.
Ucapan ini sangat mengejutkan mereka. Bahkan
mereka berkata : “ Kami memaafkan dan membebaskannya.
Rasulullah s.a.w.
pulang dengan hati gembira bergumam : “
Belum pernah kutemui hikmah dari angka delapan sebagaimana hari ini. Delapan dirham
yang mampu mengamankan seorang dari ketakutan, dua orang yang membutuhkan serta
memerdekakan seorang budak ”.