MAHA KUASA
“ Kepunyaan Allah lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu “. ( Q.S. Al Baqarah 284 )
Karena
Kuasa Nya, segala apa yang ada di langit dan di bumi merupakan milik Nya,
artinya apa saja yang dimiliki para hamba Nya pada hakekatnya hanya merupakan
titipan atau amanat Nya. Bahkan Dia Maha Mengetahui yang bersifat dhohir maupun
batin, yang kelak akan diperhitungkan terhadap hamba Nya.
HARTA TITIPAN
Sebagai
bukti bahwa harta yang dimiliki manusia hanya merupakan titipan, bukankah setiap
orang pasti pernah mengalami kasus : Penipuan, pencurian, perampokan, penjambretan,
kehilangan, kebakaran, pembobolan bank, penggelapan dan sebagainya, manusia tidak
akan pernah aman dari harta yang dimilikinya.
Ini semua menunjukkan
bahwa manusia sangat lemah dan tidak mampu mengamankan atau menguasai hartanya
?!. Walau dilengkapi tehnologi mutakhir sekalipun : C.C.T.V., brankast yang
kokoh, A.T.M. dan sebagainya, toh manusia masih tidak mampu mengamankan harta
miliknya secara mutlak.
Ini
menunjukkan bahwa semua yang ada dilangit dan di bumi adalah milik Nya. bagaimanapun
harta merupakan titipan Nya, manusia hanya bersifat memiliki dan menikmati yang
bersifat sementara.
ISTRI DAN ANAK
Demikian
pula halnya dengan istri dan anak, merupakan titipan Nya juga, karena pada
hakekatnya semua yang dimiliki manusia adalah mutlak milik Allah !.
Bila masih
ada yang bersikukuh bahwa istri dan anak adalah miliknya secara mutlak jelas
keliru !, bukankah istri dan anak pasti pernah sakit ?!, dari sisi ini saja
menunjukkan betapa lemah manusia dalam memelihara keluarganya.
Apalagi
tatkala maut menjemput istri atau anaknya, manusia pasti takkan mampu
menolaknya !, disini makin nampak jelas kelemahan dan ketidak berdayaan manusia
menghadapi keputusan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki.
Dengan
demikian makin jelas bahwa istri dan anak adalah milik Nya !, merupakan titipan
Nya belaka !. Bila manusia menyadari hakekat keberadaan istri dan anak ini,
maka bila suatu saat terjadi kematian, maka jiwanya akan bisa menerima dengan
rela dan ikhlas, sehingga tidak terlampau kecewa dibuatnya, disini pentingnya
memahami hakekat hidup.
PENCIPTA, PEMELIHARA, PEMILIK DAN PENGUASA
Sangat
beda dengan Yaing Maha Kuasa, apapun
yang dicipta pasti dipelihara, dimiliki dan dikuasai Nya, dan......pasti akan
kembali kepada Nya !. Maka sangat beruntung bagi yang memahami hakekat
harta dan keluarga yang dimilikinya. Dengan demikian bila terjadi musibah, maka
semuanya dengan mudah akan dkembalikan kepada Nya, dengan bersikap demikian
hati takkan mudah resah dan kecewa.
“ (yaitu) orang orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun". ( Q.S.
Al Baqarah 156 )
Beda
dengan yang tidak memahami hakekat harta, ketika musibah menimpanya pasti akan
kaget, resah dan sangat kecewa, sehingga mengguncang jiwanya, bahkan mungkin
bisa menjadi gila.
MENGETAHUI YANG LAHIR DAN BATIN
Karena
Kuasa Nya, Allah tidak hanya mengetahui yang bersifat lahir ( nyata ) saja,
bahkan yang ghaib / batin ( yang
disembunyikan dalam hati ) Dia Maha Mengetahui juga, tidak satupun yang lepas
dari pengamatan Nya, yang kelak pasti akan diadakan perhitungan terhadap apa
yang telah dilakukan oleh para hamba Nya secara teliti.
MENGAMPUNI DAN MENYIKSA
Karena sifat Adil Nya,
terhadap semua hamba Nya kelak akan diminta pertanggung jawaban di akherat, bagi yang
banyak amalnya diberikan pahala dan ampunan, bagi yang dzalim disiksa menurut
kadar kedzalimannya.
MAHA MENGETAHUI
Manusia bisa mengetahui
dengan cara : melihat, mendengar, meraba, mencium dan merasa, itupun bisa dilakukan
dengan baik bila kondisinya sehat, namun bila sakit jadi lain lagi keadaannya. Manusia
tahu hanya sebatas yang bersifat dhohir saja, adapun yang ghoib, yang di dalam
hati manusia tak kan tahu, karena keterbatasannya.
Beda dengan
Sang Kholiq Yang Maha Mengetahui, tidak ada satupun yang lepas dari pengawasan
Nya, baik yang dhohir maupun batin, karena Dia Maha Kuasa !.
ANGGAUTA TUBUH
MEREKAM
Allah
tak hanya Maha Mengetahui, bahkan direkamnya Nya pula dengan teliti dan sempurna,
dengan cara masing masing tubuh manusia ikut aktif merekam apa yang telah
diperbuatnya, dan kelak akan ikut berbicara di hari kebangkitan.
“ Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran,
penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang
telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: " Mengapa
kamu menjadi saksi terhadap kami ? ", kulit mereka menjawab : " Allah
yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (
pula ) berkata, dan Dia lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya
kepada Nya lah kamu dikembalikan ". ( Q.S. Fushilat 20-21 )
MALAIKAT PENCATAT
Tidak hanya anggauta tubuh ikut merekam dan bersaksi
terhadap apa yang telah diperbuatnya, dua Malaikat ikut pula mencatat apa yang diperbuatnya.
" Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya Malaikat pengawas ( Roqiib ) yang selalu hadir ( 'Atiid ) “. ( Q. S.
Qoof 18 )
MERASA DILIHAT
Suatu saat Malaikat Jibril
datang secara tiba tiba dalam bentuk manusia berpakaian serba putih berambut
hitam, yang tidak diketahui arah kedatangannya, bertanya kepada Nabi s.a.w.
dihadapan para sahabat tentang iman dan Islam, kemudian dijawab dengan tepat
oleh Nabi. Kemudian Jibril melanjutkan pertanyaan tentang ihsan.
“ .......Ia bertanya : “ Apakah ihsan itu ? “, Nabi s.a.w. bersabda : “ Engkau
beribadah kepada Allah seakan akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak
melihat Nya, sesungguhnya Dia melihatmu ........“. ( H.R. Bukhari )
Seusai dialog Jibril lenyap
begitu saja, dan Nabi s.a.w. bertanya kepada sahabat : “ Kau tahu siapa dia ?
“, sahabat menjawab tidak tahu, selanjutnya Nabi s.a.w. menjelaskan bahwa dia
adalah Jibril yang mengajarkan tentang iman, islam dan ihsan.
Dengan
demikian ihsan perlu ditanamkan kuat kuat dalam jiwa, agar dalam beraktifitas tidak sembrono, agar hati
hati karena merasa ada yang mengawasi.
Dengan menanamkan
ihsan, ibadah jadi semakin khusyu’, prilaku akan terkoreksi dan terjaga, sehingga
dalam jiwa akan timbul rasa tenang dan optimis karena apa yang dilakukan kelak
akan dibalas dengan pahala dan ampunan.
BEKAL HARI ESOK
Dalam menyikapi
sifat Allah Yang Maha Kuasa ini, maka Allah mengingatkan agar selalu bertaqwa (
waspada / hati hati ) guna menghadapi kehidupan kelak.
“ Hai orang orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok ( akhirat ), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Q.S. Al Hasyr 18 )
KISAH TAULADAN
HIKMAH DELAPAN DIRHAM
Suatu pagi Rasulullah s.a.w. sibuk memperhatikan baju satu satunya yang sudah usang dengan cermat. Namun beliau tak mempunyai uang sepeser pun untuk membelinya.
Karena Allah Maha Bijaksana, Rasulullah diberinya rezeki sebanyak
delapan dirham. Di tengah perjalanan, beliau
menemukan seorang wanita menangis karena kehilangan uang. Segera beliau
memberikan uangnya sebanyak dua dirham, sambil menenangkan wanita tersebut.
Kemudian Rasulullah menuju ke pasar. Sepanjang lorong pasar banyak masyarakat menegur beliau dengan hormat. Kemudian beliau membeli
sepasang baju seharga empat dirham dan segera pulang.
Di perjalanan bertemu orang tua telanjang, dengan iba memohon sepotong
baju untuk dipakainya, kemudian baju yang baru yang dibeli diberkannya kepada
orang tersebut. Kemudian Beliau kembali ke pasar untuk membeli baju lagi
seharga dua dirham.
Ketika beliau ke luar pasar,
ditemuinya lagi wanita menangis tadi. kelihatan gelisah. Rasulullah s.a.w. mendekat
dan bertanya, ternyata dia ketakutan
pulang. Karena terlambat dan takut dimarahi majikannya. Rasulullah s.a.w. kemudian
menyatakan akan mengantarkannya.
Wanita tersebut pulang bersama Rasulullah
s.a.w. Kebetulan saat itu yang ada hanya para isteri mereka. “ Assalamu’alaikum
warahmatullah ”, sapa Rasulullah saw. Mereka semuanya diam tak menjawab.
Rasulullah s.a.w. mengulang salam sampai tiga kali, baru mereka serentak
menjawab. Rasulullah heran kemudian menanyakan apa yang terjadi.
Mereka berkata : ” Tidak ya Rasulullah kami sudah mendengar, kami
sengaja ingin mendapatkan salam lebih banyak ”. Rasulullah melanjutkan : “ Pembantumu
terlambat tidak berani pulang, sekiranya harus menerima hukuman, akulah yang
akan menerimanya ”. Ucapan ini sangat mengejutkan, mereka berkata : “ Kami memaafkan dan
membebaskannya karena mengharap ridha Allah semata”. Budak tersebut sangat
berterima kasih dan bersyukur atas kebebasannya karena keprdulian Rasulullah s.a.w.
Rasulullah saw pulang sambil bergumam : “ Belum
pernah kutemui hikmah angka 8 sebagaimana hari ini, yang mampu mengamankan seorang
dari ketakutan dan memerdekakannya dan 2 orang yang membutuhkan ”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar