Selasa, 29 Maret 2016


SEBAIK BAIK MANUSIA
 “.....Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat berat siksa Nya”. ( Q.S. Al Maaidah 2 )

Berbagai kemampuan dan reputasi manusia dimiliki, ada yang ahli di bidang pendidikan sehingga berprofesi sebagai guru atau dosen. Ada pula yang memiliki keahlian di bidang bangunan, arsitektur, tehnik, pertanian, agama, pengobatan, hukum, administrasi, tata buku, bela diri, kesenian dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

BERBAGAI POSISI
Dari berbagai ilmu ini, manusia bisa memperoleh rizki dari lmu yang dimilikinya. Sehingga ada yang menjadi karyawan, kepala bagian, bahkan ada yang mencapai posisi puncak, jadi pimpinan ( direktur ), komisaris.

SIAPA YANG TERBAIK ?
Dari berbagai macam keahlian dan jabatan, mana yang terbaik ?. Untuk menemukan jawaban sangat sulit, karena masing masing punya kelebihan. Masing keahlian dan jabatan sangat dibutuhkan bagi kehidupan  manusia. 
Guna memperoleh jawaban yang tepat, satu satunya hanya kembali kepada tuntunan agama. Bukankah 14 abad silam Nabi s.a.w. bersabda : ” Sebaik baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” (H.R. Bukhari).

BERMANFAAT BAGI MANUSIA
Begitu tepatnya sabda beliau, dengan demikian siapapun orangnya, apapun keahlian dan jabatannya selama bermanfaat bagi manusia, merupakan manusia terbaik ! “.

RAMAH DAN BERMANFAAT
Dari Jabir berkata : ” Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Orang beri
man itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia ”. ( H.R. Thabrani dan Daraquthni ).
Sudah sepatutnya orang beriman membuktikan keimanannya dengan bersikap ramah, dengan  ramah akan mempererat hubungan, dengan eratnya hubungan menjadikan akrab : Santun, perduli, tanggap, suka menolong dan membantu. Ini yang dikatakan Rasulullah s.a.w. : “Sebaik baik manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”. Bukan sebaliknya, sehingga membuat orang jadi membenci, tidak simpati, karena sikapnya yang angkuh, seakan paling benar, paling suci, paling sholih sendiri !. Prilaku yang jelas tidak membuahkan sikap manfaat bagi sesama.

PENTINGNYA URUSAN KEMANUSIAAN
Dari Ibnu Umar bahwa seorang laki mendatangi Rasulullah s.a.w. dan berkata : ” Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah s.w.t. ? ”, Rasulullah s.a.w. menjawab : ” Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.
Dan sesungguhnya aku berjalan bersama saudaraku untuk (menunaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini yaitu Masjid Madinah selama satu bulan.
Dan barangsiapa menghentikan amarahnya, maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat.
Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki kaki (hari perhitungan) ”. ( H.R. Thabrani )

DICINTAI ALLAH
Dari hadits tersebaut dapat disimpulkan : ” Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia . Betapa mulia dan tinggi penghargaan Allah terhadap yang bermanfaat bagi manusia, karena manusia memang saling membutuhkan, dan tidak ada manusia yang sanggup berdiri sendiri.

AMAL PALING DICINTAI  ALLAH
Amal yang paling dicintai Allah adalah membuat senang, menghilangkan kesulitan seseorang, misalnya dengan membantu meringankan hutang atau membantu dengan memberi makan. Begitu tinggi nilai membantu kesulitan seseorang sehingga merupakan “amal yang paling dicintai Allah”.

LEBIH BAIK DARI I’TIKAF DI MASJID
Demikian pula membantu kebutuhan saudaranya lebih disukai Rasulullah s.a.w. dari pada itikaf Masjid Madinah selama satu bulan.    
Ternyata membantu  kepentingan sesama lebih utama nilainya dari i’tikaf di Masjid, begitu pentingnya membantu kebutuhan manusia.
Pantas bila suatu saat di siang hari Umar bin Khaththab menjumpai pemuda sedang i’tikaf di Masjid, ketika ditanya mengapa tidak bekerja , sang pemuda menjawab : “Saudaraku yang bekerja”, Umar bin Khaththab kontan menjawab :”Saudaramu lebih mulia dari kamu”. Begitu mulianya mencari nafkah dari pada i’tikaf di Masjid.      

MEMBANTU KEPERLUAN SAUDARANYA
Begitu utamanya membantu meringankan kepentingan sesama, sehingga Allah kelak akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki kaki (hari perhitungan) ”.

DIMUDAHKAN URUSANNYA DUNIA AKHERAT
Barang siapa memudahkan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat . ( H.R. Muslim ).
Ternyata membantu kesulitan sesama akan dimudahkan urusannya baik di dunia dan akherat. Begitu tinggi penghargaan bagi yang suka membantu kesulitan saudaranya.
Betapa nikmat bila suka membantu dan menolong kesulitan sesama, bukan sebaliknya “Bila bisa dipersulit mengapa dipermudah
Begitu tega dan rendah sikapnya, bila harta jadi tujuan hidupnya, sehingga hartanya  tidak akan barokah !. Yang jelas akan menemui kesulitan di dunia dan akherat !.
Bukankah banyak kasus terjadi dikala pensiun banyak yang pada stress, bahkan sampai stroke. Begini akibat bila mencari harta tidak mencari barokahnya, sehingga di dunia saja sudah demikian sulitnya , apalagi kelak di akherat  !!!.  

                                                      KISAH TAULADAN

HIKMAH DELAPAN DIRHAM

Suatu pagi Rasulullah s.a.w. sibuk memperhatikan baju satu satunya yang sudah usangnya. Namun beliau tak mempunyai uang sepeser pun untuk membeli baju lagi. Rasulullah s.a.w. sebenarnya bisa saja menjadi kaya mendadak, tapi beliau tak mau mempergunakan kemudahan itu.
 “ Semua itu hanyalah merupakan kesenangan dunia, sedang di sisi Allah yang paling baik dan sebaik baik tempat kembali ”. Karena Allah Maha Bijaksana, Rasulullah diberinya rezeki sebanyak delapan dirham. Dengan bergegas beliau ke pasar, namun apakah cukup uang itu untuk membeli makan, minum, serta pakaian penutup badan ?. Di tengah perjalanan, beliau berjumpa seorang wanita menangis, ternyata wanita tersebut kehilangan uang. Segera beliau memberikan uangnya sebanyak dua dirham, beliau berhenti sejenak menenangkan wanita tersebut. Kemudian Rasulullah bergegas ke pasar membeli sepasang baju seharga empat dirham.
     Di perjalanan beliau bertemu orang tua telanjang, dengan iba memohon sepotong baju, kemudian baju baru diberikannya. Kemudian Beliau kembali lagi untuk membeli baju lagi seharga dua dirham.
         Ketika beliau ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita  menangis tadi. Wanita tersebut kelihatan gelisah. Rasulullah s.a.w. mendekat dan bertanya, ternyata wanita tersebut ketakutan pulang. 
Karena terlambat dan takut dimarahi majikannya. Rasulullah s.a.w. kemudian menyatakan akan mengantarkannya. Hatinya tenang karena Rasulullah s.a.w. pasti akan melindungi dirinya. “ Assalamu’alaikum warahmatullah ”, sapa Rasulullah s.a.w. 
       Mereka semua diam tak menjawab. Rasulullah s.a.w. mengulang salam sampai tiga kali, baru mereka serentak menjawab. Rasulullah heran, beliau menanyakan apa yang terjadi. Mereka berkata : ” Tidak ya Rasulullah kami sudah mendengar. 
       Kami memang sengaja ingin mendapatkan salam lebih banyak ”. Rasulullah melanjutkan : “ Pembantumu terlambat dan tidak berani pulang. Sekiranya dia harus menerima hukuman, akulah yang menerimanya ”. Ucapan ini sangat mengejutkan mereka.  Bahkan mereka berkata : “ Kami memaafkan dan membebaskannya.
  Rasulullah s.a.w. pulang dengan hati gembira bergumam :  “ Belum pernah kutemui hikmah dari angka delapan sebagaimana hari ini. Delapan dirham yang mampu mengamankan seorang dari ketakutan, dua orang yang membutuhkan serta memerdekakan seorang budak ”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar