UMMU SULAIM
CERMIN ISTRI SHOLIHAH
“ .......Sebab itu maka wanita yang sholihah, ialah yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka).......”. (
Q.S. An Nisaa’ (4) : 34 )
Ummu Sulaim adalah sorang wanita bangsawan
suku Khazraj, bersifat keibuan, berwajah menawan, pintar, berahlak
mulia, pemberani, teguh pendirian, tergolong
pemeluk Islam awal dari kalangan Anshar.
Nama lengkap Rumaisha Ummu Sulaim
binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin
Adi bin Naja al Anshariyah al Khazrajiyah. Menikah dengan Malik An Naddhar, dari
pernikahannya dikaruniai putera bernama Anas bin Malik.
MEMELUK ISLAM
Setelah memeluk Islam, suaminya marah
sambil berkata : “ Apakah engkau telah berpindah agama ? ”, Rumaisha menjawab :
“ Tidak bahkan aku telah beriman ”.
Bahkan Ummu Sulaim mengajarkan kepada Anas bin Malik mengucapkan dua kalimat
syahadat. Setelah keduanya memeluk Islam rumah tangga Ummu Sulaim sering
diwarnai cekcok.
MENINGGALKAN RUMAH
Akhirnya suaminya meninggalkan Ummu
Sulaim ke Syam dan meninggal disana. Khabar kematian suaminya akhirnya sampai
ke Ummu Sulaim, kemudian dia berjanji tidak akan menikah lagi kecuali jika
diizinkan anaknya Anas bin Malik.
DILAMAR ABU THALKHAH
Sejak Ummu Sulaim menjadi janda, Abu
Thalhah langsung melamarnya. Diriwayatkan
dari Tsabit al Banni dari Anas, dia berkata : “ Abu Thalhah melamar Ummu
Sulaim, maka Ummu Sulaim berkata : ” Demi Allah tidak ada laki laki seperti
kamu yang patut ditolak wahai Abu Thalhah, sebab kamu laki laki kafir dan saya
wanita muslim dan saya tidak halal kawin denganmu, maka apabila kamu memeluk
Islam, maka keislamanmu itulah maharku dan saya tidak minta yang lain darimu ”.
BERHARTA
Abu Thalhah adalah orang Anshar
yang berharta, memiliki kebun kurma. Namun ke imanan Ummu Sulaim tak
terpikat harta miliknya, hanya menginginkan agar Abu Thalkhah mau
memeluk Islam, itu saja permintaannya sekaligus sebagai mahar pernikahannya.
MEMELUK ISLAM
Kemudian Abu Thalhah memeluk Islam. Tsabit al Banni berkata : ” saya sama
sekali tidak pernah mendengar ada wanita yang mas kawinnya lebih mulia dari mas
kawin Ummu Sulaim ”. ( H.R. An Nasai )
Dari hasil pernikahannya mereka dikaruniai
seorang putra bernama Abu Umair. Apabila Rasululah s.a.w. berkunjung kerumah
Abu Thalhah beliau sering bermain dan bercanda dengan Abu Umair.
MENINGGAL
Suatu ketika Abu Umair menderita
sakit bertepatan hari itu Abu Thalhah sedang bepergian dalam keadaan puasa. Pada
hari itu pula Abu Umair meninggal dunia. Dengan sigapnya Ummu Sulaim memandikan dan mengkafani seorang diri,
kemudian jenazahnya dibaringkan di tempat tidur.
MENYAMBUT SUAMI
Setelah Abu Thalhah pulang, Ummu
Sulaim menyiapkan makanan untuk berbuka. Ummu Sulaim pun berhias dan memakai
wangi wangian. Setelah berbuka Abu Thalhah bertanya kepada Ummu Sulaim : “ Ummi
bagaimana keadaan anak kita ? ”, Ummu Sulaim menjawab : “ Alhamdulillah dia
dalam keadaan baik baik saja ”.
MELAYANI SUAMI
Kemudian Abu Thalhah menggauli istrinya,
ketika Abu Thalhah bangun Ummu Sulaim berkata : “ Saya mempunyai
pertanyaan kepadamu, wahai suamiku ”, Abu Thalhah bertanya : “ Apakah itu ? ”.
BERTANYA DENGAN HATI HATI
Ummu Sulaim berkata : “ Seandainya
seorang diberi suatu amanat, lalu pemiliknya ingin mengambilnya, haruskah dia
mengembalikannya ? ”. Abu Thalkhah menjawab : “ Tentu dia harus
mengembalikannya, dia tidak mempunyai hak untuk menyimpannya ”. Ummu Sulaim berkata : “ Suamiku Allah mengamanatkan Abu Umair kepada kita, namun
sekarang Dia telah memanggilnya kembali ”.
LAPOR KE NABI
Abu Thalhah sedih saat mendengarnya, dengan agak emosi berkata : “ Mengapa engkau tidak mengatakannya sejak tadi malam ? ”. Kemudian Abu Thalhah mengadu kepada Rasulullah s.a.w.
kemudian beliau bersabda : “ Semoga
Allah Swt memberkahi hubunganmu dengan istrimu tadi malam ”.
BERKAT DO’A NABI
Salah seorang sahabat Anshar berkata
: “ Saya menyaksikan berkah do’a
Rasulullah s.a.w. tersebut. Dari hubungan dengan istrinya pada malam tersebut,
lahirlah Abdullah bin Abu Thalhah yang akhirnya mempunyai sembilan orang anak
dan semuanya Hafizh Al Qur’an “.
KEUTAMAANNYA
Ummu Sulaim memiliki kedudukan
istimewa disisi Rasululah s.a.w. Anas
bin Malik berkata : “ Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. tidak pernah masuk sebuah rumah di
Madinah selain rumah Ummu Sulaim, kecuali ke rumah para istri beliau. Ketika
hal itu ditanyakan beliau menjawab : “Aku merasa kasihan kepadanya karena
saudaranya terbunuh waktu bersamaku ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )Dalam riwayat lain Anas bin Malik menceritakan : “ Ketika
Rasulullah s.a.w. tiba di Madinah aku
baru berumur 8 tahun. Waktu itu ibu menuntunku menghadap Rasulullah s.a.w. sambil
berkata : “ Wahai Rasulullah tak tersisa seorang Anshar pun kecuali datang
kepadamu dengan hadiah istimewa. Namun aku tak mampu memberimu hadiah kecuali
putraku ini, maka ambillah dia dan suruhlah dia membantumu kapan saja anda inginkan
”.
AHLI SYURGA
Termasuk wanita penghuni syurga. Dari hadis Anas dikatakan bahwa
ketika masuk jannah, Nabi s.a.w. mendengar suara terompah seseorang : “ Suara siapa
ini ? ”, tanya Beliau. Kata Malaikat : “ Itu suara Rumaisha binti Milhan ibunda
Anas bin Malik. ( H.R. Muslim )
PEMBERANI
Ummu Sulaim adalah seorang mujahidah, aktif mengikuti peperangan,
suatu ketika Abu Thalhah berpapasan Ummu Sulaim dalam perang Hunain, dia
melihatnya memegang sebilah pisau, kemudian menemui Rasululah s.a.w. dan berkata : “ Ya Rasululah
lihatlah Ummu Sulaim keluar rumah sambil membawa pisau ”. Maka Rasululah bertanya
: “ apa yang hendak kau perbuat
dengannya wahai Ummu Sulaim ? “. Ummu Sulaim menjawab : “ Pisau ini sengaja kusiapkan
untuk merobek perut orang musyrik yang berani mendekatiku ”.
P PERAWI HADITS
Merupakan penghafal hadits, sahabat Zaid bin Tsabit r.a., Anas bin Malik meriwayatkan hadis darinya. Sempat meriwayatkan
14 hadis dari Rasulullah
s.a.w
WAFAT
Ummu Sulaim wafat pada tahun 30
hijriah di masa khalifah Utsman r.a.
KISAH TAULADAN
WALAU SUSAH SUDI MENJAMU TAMU
Abu Hurairah berkata : “ Telah datang
seorang laki laki kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata : “ Sesungguhnya aku
dalam keadaan lapar ”, maka Rasulullah s.a.w. menanyakan kepada salah
satu istrinya tentang makanan yang ada dirumahnya, namun isterinya menjawab : “
Demi yang mengutusmu dengan hak, aku tidak memiliki apa apa kecuali hanya air,
kemudian Beliau bertanya kepada istri yang lain, namun jawabannya sama. Kemudian
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapakah yang akan menjamu tamu ini, semoga
Allah merahmatinya ”.
Maka berdirilah seorang Anshar bernama Abu Thalhah sambil berkata : “ Saya ya Rasulullah ”, maka dia berdiri
bersama tamu tadi menuju rumahnya, kemudian sahabat Anshar bertanya kepada
istrinya (Ummu Sulaim) : “ Apakah kamu memiliki makanan ? ”, Istrinya menjawab
: “ Tidak punya melainkan makanan untuk anak anak ”, Abu Thalhah berkata : “ Berikanlah
minuman kepada mereka dan tidurkanlah mereka, nanti apabila tamu saya masuk,
maka akan saya perlihatkan bahwa saya ikut makan, apabila makanan sudah berada
ditangan, maka berdirilah dan matikanlah lampu ”, hal itu dilakukan Ummu
Sulaim. Mereka duduk dan tamu menikmati hidangan tersebut, sementara kedua suami istri tersebut
bermalam dalam keadaan tidak makan “.
Keesokan harinya keduanya datang
kepada Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah bersabda : “ Sungguh Allah takjub terhadap
fulan dan fulanah ”.
Dan turunlah ayat : “ ......Maka mereka mengutamakan (orang orang
Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka dalam kesusahan .........”.
( Q.S. Al Hasyr (59) : 9 )
Betapa
gembiranya Abu Thalhah atas turunnya ayat tersebut kemudian menemui sang istri
untuk menyampaikannya.
MUITARA DO’A
RABBI HABLII HUKMAN WA ALHIKNII BISHSHOOLIHIIN
(Ibrahim
berdoa) :
" Ya
Tuhanku berikanlah kepadaku hikmah
dan
masukkanlah
aku ke dalam golongan orang orang yang sholih “
( Q.S. Asysyuara 83 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar