KAUM WANITA PERBANYAK SHODAQOH DAN ISTIGHFAR
“Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa”.
(Q.S. Ali Imran (3) : 133)
Wanita adalah sosok makhluk yang lemah lembut dan
banyak jasa dan pengorbanannya, namun dibalik kelebihan terdapat hal yang perlu
diperhatikan agar selamat di dunia dan akherat.
PENGHUNI NERAKA TERBANYAK
Diantara kelemahannya sebagaimana disampaikan Rasulullah s.a.w. :
Dari ‘Abdullah
bin ‘Umar r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “Wahai wanita (1) bersedekahlah
dan (2) perbanyaklah beristighfar (mohon ampun kepada Allâh) karena
sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak”.
Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka : ‘Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak ya Rasûlullâh ?”. Beliau menjawab : “Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari
kebaikan suami.
KURANG AKAL DAN AGAMA
Aku belum pernah melihat orang yang
kurang akal dan agamanya yang lebih mampu mengalahkan laki laki yang berakal
dibandingkan kalian”. Wanita
tersebut bertanya lagi
: “Wahai Rasûlullâh apa (yang dimaksud dengan) kurang akal
dan agama ?”. Beliau menjawab : “Kurang akal karena (1) persaksian dua orang wanita setara dengan persaksian
satu orang laki laki, inilah makna kekurangan akal. (2) Dan seorang wanita berdiam diri selama beberapa malam dengan tidak
shalat dan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan (karena haidh), inilah makna
kekurangan dalam agama”. (H.R. Imam Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan al Baihaqi).
1.SUKA MELAKNAT
Secara fithrah wanita memiliki kelebihan dalam perasaan,
sehingga mudah mengungkapkan lewat lisannya, sehingga secara umum kurang bisa
mengontrol dalam menahan kata katasanya. Karena kelemahan ini
sehingga mudah melaknat (mengutuk, mencela, nggosip, ghibah
dan sebangsanya).
2.MENGKUFURI SUAMI
Karena kelemahan wanita maka banyak yang dengan
mudahnya mengingkari kebaikan (jasa) suami,
apalagi bila suami ada kekhilafan, maka dengan mudahnya menghilangkan jasa kebaikannya.
Padahal
mengingkari jasa suami tergolong dosa besar, perhatikan sabda Nabi : “…….Mereka
kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikannya….”
Rasûlullâh
bersabda : “Aku telah diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya
adalah kaum wanita, disebabkan kekufuran mereka”. Ada yang bertanya : “Apakah
mereka kufur kepada Allâh ?, Nabi s.a.w. menjawab : “Mereka kufur kepada
suami dan mengkufuri kebaikannya, sekiranya kamu berbuat baik kepadanya
selama setahun penuh, lalu ia melihat sesuatu yang tidak berkenan padamu, ia pasti berkata : “Aku sama sekali
tidak melihat kebaikan padamu”. (H.R. Al Bukhâri)
MEMPERBANYAK SHODAQOH
Karena sifat Murah dan Pemaafnya Allah, ada jalan untuk
menghapus kelemahan dan kesalahan wanita, dengan cara mengaktifkan sedekah.
Dari Shahabat
‘Adi bin Hâtim r.a. Rasûlullâh s.a.w. bersabda : “Lindungilah diri kalian dari
neraka meskipun dengan (menyedekahkan) sebutir kurma. Jika tidak ada maka
dengan kata kata yang baik”. (H.R. Al Bukhâri dan Muslim)
Karena
kemampuan seseorang tidak sama, maka anjuran bersedekah tetap bisa dilakukan
walau hanya dengan kuku kambing (kikil, di Arab ini hal yang sangat minim) dan
bagi si penerima jangan sampai meremehkannya.
Dari
Shahabat Abu Hurairah r.a. Nabi s.a.w. bersabda : “Wahai kaum Muslimah, janganlah
sekali kali satu tetangga meremehkan pemberian sedekah kepada tetangganya
walaupun hanya berupa ujung kuku kambing (kikil)”. (H.R. Al Bukhâri dan Muslim)
PERBANYAK ISTIGHFAR
Istighfar adalah memohon ampun
kepada Allâh atas dosa dosa yang pernah diperbuat. Nabi s.a.w. senantiasa beristighfar dan bertaubat kepada Nya.
Allâh berfirman : “Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang patut
diibadahi) selain Allâh dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang orang Mukmin, laki laki dan perempuan. Dan Allâh
mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu”. (Q.S. Muhammad (47) : 19)
Rasulullah walaupun sebagai Nabi, namun beliau tetap
aktif beristighfar,
bahkan dalam sehari beliau sampai
melakukan tidak kurang dari 100 kali.
(AKHIR MALAM) SAAT TEPAT ISTIGHFAR
Karena Allah turun pada 1/3 akhir malam, maka sangat tepat meminta ampun
di waktu tersebut. “Dan pada akhir malam (pagi sebelum fajar) mereka memohon ampunan (kepada Allâh)”. (Q.S. Adz Dzâriyât (51) : 18)
“(yaitu) orang orang yang sabar, yang
benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) dan yang
memohon ampun di waktu sahur”. (Q.S. Ali Imran (3) : 17)
TAUBAT SEBAIK BAIK JALAN
Manusia tidak lepas dari kesalahan, maka dengan mengakui
kesalahan dan segera bertaubat merupakan sikap terbaik, bukan sebaliknya !,
dengan mengakui kesalahan dan segera bertaubat adalah sikap yang terbaik.
Dari
Shahabat Anas bin Malik r.a. Nabi s.a.w. bersabda : “Setiap anak Adam berbuat salah dan sebaik baik
orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat”. (H.R. At Tirmidzi, Ibnu Mâjah, Ahmad dan al Hâkim).
ALLAH MAHA PENGAMPUN
Karena sifat Murah Nya, maka Allâh
berjanji akan mengampuni orang orang yang memohon ampun dan bertaubat kepada Nya. “Dan sungguh Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman dan berbuat kebajikan kemudian tetap dalam petunjuk”. (Q.S. Thâhâ (20) : 82)
KEUTAMAAN ISTIGHFAR
Begitu besar manfaat istighfar sehingga
hadits menyebutkan : Dari Abdullah bin Abbas r.a. dia berkata : “Rasûlullâh s.a.w.
bersabda : “Barangsiapa senatiasa beristighfar Allâh menjadikan untuknya (1) kelonggaran dari
segala keresahan, (2) jalan keluar dari
segala kesempitan, dan (3) Allâh beri rizki dari arah yang tidak disangka sangka”. (H.R. Sunan Ibnu Majah, Abu Daud)
MASUK SYURGA
Begitu
tinggi nilai yang suka bertaubat, sehingga dikaruniai Syurga : “Kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal sholih, maka mereka itu akan masuk syurga dan
tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun, yaitu syurga ‘Adn yang telah
dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba hamba Nya, sekalipun
(syurga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allâh itu pasti akan
ditepati”. (Q.S. Maryam (19) : 60-61). Semoga
kita dijadikan hamba yang suka beristighfar, Amiin.
KISAH TAULADAN
UMMU SULAIM WANITA SHOLIHAH
Suatu kisah indah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w.
dimana seorang muslimah bernama Ummu Sulaim sangat taat pada suaminya (Abu
Thalkhah).
Diriwayatkan bahwa suatu saat suaminya berangkat mencari nafkah, setelah
lama kemudian anaknya wafat, kemudian Abu Thalkhah pulang, namun Ummu Sulaim
tetap tegar menghadapi sang suami, bahkan ketika sang suami bertanya tentang
keadaan anaknya, Ummu Sulaim menjawab dengan tenangnya : “Anak kita sedang
tidur di kamar”, betapa diplomatis jawaban Ummu Sulaim.
Selanjutnya dikisahkan dalam sebuah riwayat sebagi berikut. Dalam riwayat Muslim disebutkan :
"Anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, kemudian isterinya
berkata kepada keluarganya : "Janganlah kalian memberitahukan kematian
anakku kepada Abu Thalhah, kecuali aku
sendiri yang akan memberitahukannya nanti".
Abu
Thalhah saat
itu sedang berpergian, kemudian datang dan isterinya menghidangkan makan malam untuknya.
Ketika Abu Thalhah menikmati hidangan, Ummu Sulaim
berhias mempersolek diri dengan rapi dan menawan yang belum pernah dilakukan
sebelumnya, kemudian Abu Thalhah mengumpulinya ditempat tidur.
Setelah Ummu Sulaim mengetahui bahwa suaminya telah
kenyang dan selesai mengumpulinya, dia berkata kepada Abu Thalhah :
"Bagaimanakah pendapat kanda, jika suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada
salah satu keluarga, kemudian mereka memintanya kembali, patutkah keluarga yang
meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya kepada yang meminjaminya ?".
Abu Thalhah menjawab : "Tidak
boleh menolaknya harus mengembalikannya ".
Kemudian
Ummu Sulaim berkata : "Nah perhitungkanlah bagaimana pinjaman itu jikalau
berupa putramu sendiri ?". Abu Thalhah kemudian marah sambil berkata :
"Engkau biarkan aku tidak mengetahui kematian anakku sehingga setelah aku
terkena kotoran maksudnya kotoran bekas bersetubuh, kemudian engkau memberitahu
hal kematian anakku kepadaku ". Kemudian Abu Thalhah berangkat menemui
Rasulullah s.a.w. dan memberitahukan peristiwa yang telah terjadi, kemudian
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu
berdua dalam malammu itu". Betapa mulianya
Ummu Sulaim sebagai wanita sholihah, sehingga sikapnya bisa menyenangkan
suaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar