Selasa, 25 Juni 2019



KAUM WANITA PERBANYAK SHODAQOH DAN ISTIGHFAR

           “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang  orang yang bertakwa”. (Q.S. Ali Imran (3) : 133)
                
Wanita adalah sosok makhluk yang lemah lembut dan banyak jasa dan pengorbanannya, namun dibalik kelebihan terdapat hal yang perlu diperhatikan agar selamat di dunia dan akherat.

PENGHUNI NERAKA TERBANYAK
Diantara kelemahannya sebagaimana disampaikan Rasulullah s.a.w. :
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “Wahai wanita (1) bersedekahlah dan (2) perbanyaklah beristighfar (mohon ampun kepada Allâh) karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak”. Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka : ‘Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak ya Rasûlullâh ?”. Beliau menjawab : Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami.

KURANG AKAL DAN AGAMA
Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang lebih mampu mengalahkan laki laki yang berakal dibandingkan kalian”.  Wanita tersebut bertanya lagi : Wahai Rasûlullâh apa (yang dimaksud dengan) kurang akal dan agama ?”. Beliau menjawab : Kurang akal karena (1) persaksian dua orang wanita setara dengan persaksian satu orang laki laki, inilah makna kekurangan akal. (2) Dan seorang wanita berdiam diri selama beberapa malam dengan tidak shalat dan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan (karena haidh), inilah makna kekurangan dalam agama”. (H.R. Imam Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan al Baihaqi).

1.SUKA MELAKNAT
Secara fithrah wanita memiliki kelebihan dalam perasaan, sehingga mudah mengungkapkan lewat lisannya, sehingga secara umum kurang bisa mengontrol dalam menahan kata katasanya. Karena kelemahan ini  sehingga mudah melaknat (mengutuk, mencela, nggosip, ghibah dan sebangsanya).  

2.MENGKUFURI SUAMI
Karena kelemahan wanita maka banyak yang dengan mudahnya  mengingkari kebaikan (jasa) suami, apalagi bila suami ada kekhilafan, maka dengan mudahnya menghilangkan jasa kebaikannya.
Padahal mengingkari jasa suami tergolong dosa besar, perhatikan sabda Nabi : “…….Mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikannya….”  
Rasûlullâh bersabda : “Aku telah diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, disebabkan kekufuran mereka”. Ada yang bertanya : “Apakah mereka kufur kepada Allâh ?, Nabi s.a.w. menjawab : “Mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikannya, sekiranya kamu berbuat baik kepadanya selama setahun penuh, lalu ia melihat sesuatu yang tidak berkenan  padamu, ia pasti berkata : “Aku sama sekali tidak melihat kebaikan padamu”. (H.R. Al Bukhâri)

MEMPERBANYAK SHODAQOH
Karena sifat Murah dan Pemaafnya Allah, ada jalan untuk menghapus kelemahan dan kesalahan wanita, dengan cara mengaktifkan sedekah.  
Dari Shahabat ‘Adi bin Hâtim r.a. Rasûlullâh s.a.w. bersabda : “Lindungilah diri kalian dari neraka meskipun dengan (menyedekahkan) sebutir kurma. Jika tidak ada maka dengan kata kata yang baik.  (H.R. Al Bukhâri dan Muslim)            
Karena kemampuan seseorang tidak sama, maka anjuran bersedekah tetap bisa dilakukan walau hanya dengan kuku kambing (kikil, di Arab ini hal yang sangat minim) dan bagi si penerima jangan sampai meremehkannya. 
Dari Shahabat Abu Hurairah r.a. Nabi s.a.w. bersabda : “Wahai kaum Muslimah, janganlah sekali kali satu tetangga meremehkan pemberian sedekah kepada tetangganya walaupun hanya berupa ujung kuku kambing (kikil)”. (H.R. Al Bukhâri dan Muslim)

PERBANYAK ISTIGHFAR
Istighfar adalah memohon ampun kepada Allâh atas dosa dosa yang pernah diperbuat. Nabi s.a.w. senantiasa beristighfar dan bertaubat kepada Nya. Allâh berfirman : “Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang patut diibadahi) selain Allâh dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang orang Mukmin, laki laki dan perempuan. Dan Allâh mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu”. (Q.S. Muhammad (47) : 19)
Rasulullah walaupun sebagai Nabi, namun beliau tetap aktif beristighfar,
bahkan dalam sehari beliau sampai melakukan tidak kurang dari 100 kali.

(AKHIR MALAM) SAAT TEPAT ISTIGHFAR
Karena Allah turun pada 1/3 akhir malam, maka sangat tepat meminta ampun di waktu tersebut. “Dan pada akhir malam (pagi sebelum fajar) mereka memohon ampunan (kepada Allâh)”. (Q.S. Adz Dzâriyât (51) : 18)
“(yaitu) orang orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) dan yang memohon ampun di waktu sahur”. (Q.S. Ali Imran (3) : 17)         

TAUBAT SEBAIK BAIK JALAN
Manusia tidak lepas dari kesalahan, maka dengan mengakui kesalahan dan segera bertaubat merupakan sikap terbaik, bukan sebaliknya !, dengan mengakui kesalahan dan segera bertaubat adalah sikap yang terbaik.
Dari Shahabat Anas bin Malik r.a. Nabi s.a.w. bersabda :  “Setiap anak Adam berbuat salah dan sebaik baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat”. (H.R. At Tirmidzi, Ibnu Mâjah, Ahmad dan al Hâkim).

ALLAH MAHA PENGAMPUN
Karena sifat Murah Nya, maka Allâh berjanji akan mengampuni orang orang yang memohon ampun dan bertaubat kepada Nya. Dan sungguh Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman dan berbuat kebajikan kemudian tetap dalam petunjuk. (Q.S. Thâhâ (20) : 82)

KEUTAMAAN ISTIGHFAR
Begitu besar manfaat istighfar sehingga hadits menyebutkan : Dari Abdullah bin Abbas r.a. dia berkata : “Rasûlullâh s.a.w. bersabda :Barangsiapa senatiasa beristighfar Allâh menjadikan untuknya (1) kelonggaran dari segala keresahan, (2) jalan keluar dari segala kesempitan, dan (3) Allâh beri rizki dari arah yang tidak disangka sangka. (H.R. Sunan Ibnu Majah, Abu Daud)

MASUK SYURGA
Begitu tinggi nilai yang suka bertaubat, sehingga dikaruniai Syurga :      “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholih, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,  yaitu syurga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba hamba Nya, sekalipun (syurga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allâh itu pasti akan ditepati”. (Q.S. Maryam (19) : 60-61). Semoga kita dijadikan hamba yang suka beristighfar, Amiin.


KISAH TAULADAN
UMMU SULAIM WANITA SHOLIHAH
    
Suatu kisah indah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w. dimana seorang muslimah bernama Ummu Sulaim sangat taat pada suaminya (Abu Thalkhah).
    Diriwayatkan bahwa suatu saat suaminya berangkat mencari nafkah, setelah lama kemudian anaknya wafat, kemudian Abu Thalkhah pulang, namun Ummu Sulaim tetap tegar menghadapi sang suami, bahkan ketika sang suami bertanya tentang keadaan anaknya, Ummu Sulaim menjawab dengan tenangnya : “Anak kita sedang tidur di kamar”, betapa diplomatis jawaban Ummu Sulaim.
    Selanjutnya dikisahkan dalam sebuah riwayat sebagi berikut.  Dalam riwayat Muslim disebutkan : "Anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, kemudian isterinya berkata kepada keluarganya : "Janganlah kalian memberitahukan kematian anakku kepada Abu Thalhah, kecuali  aku sendiri yang akan memberitahukannya nanti".
Abu Thalhah saat itu sedang berpergian, kemudian datang dan isterinya menghidangkan makan malam untuknya.
Ketika Abu Thalhah menikmati hidangan, Ummu Sulaim berhias mempersolek diri dengan rapi dan menawan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, kemudian Abu Thalhah mengumpulinya ditempat tidur.
Setelah Ummu Sulaim mengetahui bahwa suaminya telah kenyang dan selesai mengumpulinya, dia berkata kepada Abu Thalhah : "Bagaimanakah pendapat kanda, jika suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga, kemudian mereka memintanya kembali, patutkah keluarga yang meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya kepada yang meminjaminya ?". Abu Thalhah menjawab : "Tidak boleh menolaknya harus mengembalikannya ".
Kemudian Ummu Sulaim berkata : "Nah perhitungkanlah bagaimana pinjaman itu jikalau berupa putramu sendiri ?". Abu Thalhah kemudian marah sambil berkata : "Engkau biarkan aku tidak mengetahui kematian anakku sehingga setelah aku terkena kotoran maksudnya kotoran bekas bersetubuh, kemudian engkau memberitahu hal kematian anakku kepadaku ". Kemudian Abu Thalhah berangkat menemui Rasulullah s.a.w. dan memberitahukan peristiwa yang telah terjadi, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : "Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malammu itu". Betapa mulianya Ummu Sulaim sebagai wanita sholihah, sehingga sikapnya bisa menyenangkan suaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar