SIHIR
DALAM PANDANGAN ISLAM
“……..Dan mereka
mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi
manfaat. Demi sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang
menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir kalau
mereka mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 102)
Sihir memang mengasyikkan karena nampak aneh dan luar biasa : Memotong
kepala manusia, kemudian disambung kembali !, merambat di tebok bagai cicak,
ditebas pedang tidak mempan, makan pecahan kaca, dibakar tidak hangus dan
sebagainya.
Mengapa ini bisa terjadi ?, karena
setan ikut berperan !!!. tak heran kan. “…..hanya syaitan syaitan lah
yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia….”.
(Q.S. Al Baqarah (2) : 102)
MAKNA
SIHIR
Sihir dalam
bahasa Arab maknanya : "segala sesuatu yang sebabnya nampak samar". Demikian pula dengan kata “sahur”, memiliki
akar kata yang sama (siin, kha dan ra), artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar (remang remang).
Seorang pakar bahasa Al Azhari berkata : “Akar kata sihir maknanya memalingkan sesuatu dari
hakikatnya. Ketika seseorang menampakkan keburukan dengan menampilkan kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang
tidak senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.
PANDANGAN
ULAMA
Para ulama berbeda pendapat tentang sihir, sebagian mengatakan
sihir benar benar terjadi secara nyata, artinya
sihir memiliki pengaruh benar benar terjadi dan dirasakan orang yang kena
sihir.
Ibnul
Qudamah rahimahullah mengatakan : “Sihir adalah jampi atau mantra yang memberikan pengaruh
baik secara dhohir maupun batin, (membuat orang menjadi sakit, atau bahkan membunuhnya,
memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang lain mencintai
dirinya).
Sedangkan
yang lain berpendapat bahwa sihir
hanyalah pengelabuan dan tipuan mata semata, tanpa ada hakikatnya. Sebagaimana
dikatakan Abu Bakr Ar Rozi : “(Sihir) adalah segala sesuatu yang sebabnya samar dan bersifat mengelabui, tanpa adanya hakikat, dan terjadi
sebagaimana muslihat dan tipu daya
semata”.
HAKEKAT SIHIR
Abu Abdillah Ar Rozi rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan : “Kelompok Mu’tazilah (kelompok sesat) mengingkari adanya
sihir dalam aqidah mereka. Bahkan mereka tidak segan segan mengkafirkan orang yang meyakini kebenaran sihir.
Adapun ahli sunnah, meyakini
bahwa mungkin saja ada orang yang bisa terbang di angkasa, bisa merubah manusia
menjadi keledai, atau sebaliknya. Akan tetapi ahli sunnah meyakini bahwa segala kejadian tersebut atas izin dan
taqdir dari Allah ta’ala (diizini tetapi tidak
diridloi) ”. Allah ta’ala berfirman : “Dan mereka itu (para tukang sihir) tidak akan memberikan
bahaya kepada seorang pun melainkan dengan izin dari Allah”. (QS. Al Baqarah : 102)
Al Qurthubi rahimahullahu mengatakan : “Menurut ahli sunnah, sihir memang ada dan memiliki hakikat dan Allah Maha Menciptakan segala sesuatu sesuai kehendak
Nya, keyakinan yang demikian ini berbeda dengan keyakinan kelompok Mu’tazilah”.
Banyak peristiwa terjadi baik
di masa Rasulullah s.a.w. atau sesudahnya
yang menunjukkan sihir memiliki hakikat dan pengaruh.
Hal ini
sangat jelas menunjukkan bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh terhadap
orang yang terkena sihir.
DOSA BESAR
Sihir termasuk dosa besar, dari
Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Jauhilah dari kalian 7
perkara yang membinasakan”. Para shahabat bertanya : “Wahai Rasulullah apakah 7
perkara tersebut ?”. Rasulullah s.a.w. bersabda : “(1) Menyekutukan Allah, (2) Sihir, (3) Membunuh seorang yang Allah haramkan untuk dibunuh, kecuali
dengan alasan yang dibenarkan syariat, (4) Makan uang riba, (5) Makan harta anak yatim, (6) Lari dari medan perang, (7) Menuduh perempuan baik baik dengan tuduhan zina”. (H.R.
Bukhari dan Muslim)
TERGOLONG KAFIR
Allah berfirman : “……Dan Nabi Sulaiman tidaklah kafir, akan tetapi para
syaitanlah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia…….”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 102).
Berdasar firman tersebut Imam Adz Dzahabi menegaskan bahwa orang yang mempraktekkan ilmu sihir, maka dia
telah kafir. Karena tidaklah para syaitan mengajarkan sihir kepada manusia
melainkan dengan tujuan agar manusia menyekutukan Allah.
HUKUMAN TUKANG
SIHIR
Umar bin Khattab r.a. di akhir kekhalifahannya mengirim surat kepada para gubernur : “Hendaklah kalian (para pemerintah gubernur) membunuh para
tukang sihir, baik laki laki maupun perempuan”
Ada sebuah
riwayat diperselisihkan tentang keshahihannya, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang”.
BANYAK
KERUGIANNYA
Begitu besar resiko sihir
sampai Allah berfirman : “….Barangsiapa
yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 102).
Dengan
demikian tentang sihir dapat disimpulkan :
1. Termasuk perbuatan
jahat.
2. Tergolong kafir.
3. Tiada keuntungan di akhirat (ahli
neraka)
Dengan demikan
jelas bahwa sihir banyak menimbulkan mudlorot, bahkan diancam dengan kekufuran
!. Allah menegaskan dalam firmannya : ”Dan tukang sihir itu
tidaklah menang dari mana pun datangnya”. (QS. Ath Thaahaa (20) : 69).
KISAH TAULADAN
KEISTIMEWAAN AYAT KURSI
Karena sempurna
dan lengkapnya ajaran agama Islam, sehingga ada tuntunan agar bisa terjaga
(tertangkal) dari gangguan setan.
Dalam hadits yang panjang disebutkan bahwa
Abu Hurairah diperintah Nabi menjaga zakat mal, kemudian ada yang mencuri
sampai 2 kali, selanjutnya pada akhirnya Abu Hurairah berkata :
“……Kemudian
saya jaga benar benar untuk ketiga kalinya, tiba tiba dia datang kembali dengan
mengambil segenggam makanan, maka orang itu saya pegang dan saya berkata : “
Sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah s.a.w. ini adalah perbuatan
yang ketiga kalinya dimana kamu berjanji tidak akan mengulangi tapi ternyata
kamu mengulangi lagi “.
Dia berkata : “Maafkan saya,
sesungguhnya saya ingin memberitahu kepadamu beberapa kalimat yang mana Allah
memberi manfaat kepadamu “. Saya bertanya : “ Apakah kalimat kalimat itu ?”. Dia
berkata : ”Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi (Q.S. Al Baqarah
(2) : 255) yang berbunyi : “Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum sampai
akhir ayat. Seandainya kamu membacanya niscaya Allah selalu memberi
perlindungan dan syetan tidak akan datang kepadamu sampai waktu pagi “.
Kemudian dia saya lepaskan.
Pagi harinya Rasulullah s.a.w.
bertanya kepada saya : “Apa yang diperbuat oleh tawananmu tadi malam ?”. Saya
menjawab : “ Wahai Rasulullah dia memberitahu kepada saya beberapa kalimat yang
mana Allah memberi manfaat kepada saya dengan beberapa kalimat itu, maka saya lepaskan“.
Beliau bertanya : “Kalimat kalimat apa itu ?”. Saya berkata : ”Apabila kamu
hendak tidur maka bacalah ayat kursi dari awal sampai selesai yaitu ayat : “Allaahu
laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum“. Dan dia berkata pula kepada saya : “Niscaya
Allah selalu memberi perlindungan kepadamu dan syetan tidak akan datang
kepadamu sampai waktu pagi“.
Kemudian beliau bersabda :
“Sesungguhnya dia berkata benar kepadamu walaupun dia adalah pembohong. Tahukah
kamu siapakah yang datang kepadamu selama tiga malam itu wahai Abu Hurairah ?”,
Saya menjawab : “Tidak“. Beliau bersabda : ”Itu adalah syetan“. (H.R. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar