Selasa, 25 Juni 2019


SIHIR DALAM PANDANGAN ISLAM
               
“……..Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir kalau mereka mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 102)                                                                           
                  
Sihir memang mengasyikkan karena nampak aneh dan luar biasa : Memotong kepala manusia, kemudian disambung kembali !, merambat di tebok bagai cicak, ditebas pedang tidak mempan, makan pecahan kaca, dibakar tidak hangus dan sebagainya.
Mengapa ini bisa terjadi ?, karena setan ikut berperan !!!. tak heran kan.  “…..hanya syaitan syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia….”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 102)

MAKNA SIHIR
Sihir dalam bahasa Arab maknanya : "segala sesuatu yang sebabnya nampak samar". Demikian pula dengan kata “sahur, memiliki akar kata yang sama (siin, kha dan ra), artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar (remang remang).
Seorang pakar bahasa Al Azhari berkata : Akar kata sihir maknanya memalingkan sesuatu dari hakikatnya. Ketika seseorang menampakkan keburukan dengan menampilkan kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.

PANDANGAN ULAMA
Para ulama berbeda pendapat tentang sihir, sebagian mengatakan sihir benar benar terjadi secara nyata, artinya sihir memiliki pengaruh benar benar terjadi dan dirasakan orang yang kena sihir.
Ibnul Qudamah rahimahullah mengatakan : Sihir adalah jampi atau mantra yang memberikan pengaruh baik secara dhohir maupun batin, (membuat orang menjadi sakit, atau bahkan membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang lain mencintai dirinya).
Sedangkan yang lain berpendapat bahwa sihir hanyalah pengelabuan dan tipuan mata semata, tanpa ada hakikatnya. Sebagaimana dikatakan Abu Bakr Ar Rozi : (Sihir) adalah segala sesuatu yang sebabnya samar dan bersifat mengelabui, tanpa adanya hakikat, dan terjadi sebagaimana muslihat dan tipu daya semata”.

HAKEKAT SIHIR             
Abu Abdillah Ar Rozi rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan : “Kelompok Mu’tazilah (kelompok sesat) mengingkari adanya sihir dalam aqidah mereka. Bahkan mereka tidak segan segan mengkafirkan orang yang meyakini kebenaran sihir.
Adapun ahli sunnah, meyakini bahwa mungkin saja ada orang yang bisa terbang di angkasa, bisa merubah manusia menjadi keledai, atau sebaliknya. Akan tetapi ahli sunnah meyakini bahwa segala kejadian tersebut atas izin dan taqdir dari Allah ta’ala (diizini tetapi tidak diridloi) . Allah ta’ala berfirman :  Dan mereka itu (para tukang sihir) tidak akan memberikan bahaya kepada seorang pun melainkan dengan izin dari Allah. (QS. Al Baqarah : 102)
Al Qurthubi rahimahullahu mengatakan : Menurut ahli sunnah, sihir  memang ada dan memiliki hakikat dan Allah Maha Menciptakan segala sesuatu sesuai kehendak Nya, keyakinan yang demikian ini berbeda dengan keyakinan kelompok Mu’tazilah”.
Banyak peristiwa terjadi baik di masa Rasulullah s.a.w. atau sesudahnya yang menunjukkan sihir memiliki hakikat dan pengaruh.
Hal ini sangat jelas menunjukkan bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh terhadap orang yang terkena sihir.

DOSA BESAR
Sihir termasuk dosa besar, dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda : Jauhilah dari kalian 7 perkara yang membinasakan”. Para shahabat bertanya : “Wahai Rasulullah apakah 7 perkara tersebut ?”. Rasulullah s.a.w. bersabda : “(1) Menyekutukan Allah, (2) Sihir, (3) Membunuh seorang yang Allah haramkan untuk dibunuh, kecuali dengan alasan yang dibenarkan syariat, (4) Makan uang riba, (5) Makan harta anak yatim, (6) Lari dari medan perang, (7) Menuduh perempuan baik baik dengan tuduhan zina”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

TERGOLONG KAFIR                      
Allah berfirman : ……Dan Nabi Sulaiman tidaklah kafir, akan tetapi para syaitanlah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia…….. (Q.S. Al Baqarah (2) : 102).
Berdasar firman tersebut Imam Adz Dzahabi menegaskan bahwa orang yang mempraktekkan ilmu sihir, maka dia telah kafir. Karena tidaklah para syaitan mengajarkan sihir kepada manusia melainkan dengan tujuan agar manusia menyekutukan Allah.

HUKUMAN TUKANG SIHIR
Umar bin Khattab r.a. di akhir kekhalifahannya mengirim surat kepada para gubernur : Hendaklah kalian (para pemerintah gubernur) membunuh para tukang sihir, baik laki laki maupun perempuan
Ada sebuah riwayat diperselisihkan tentang keshahihannya, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang”.

BANYAK KERUGIANNYA
Begitu besar resiko sihir sampai Allah berfirman : “….Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 102). 
Dengan demikian tentang sihir dapat disimpulkan :
                  1.  Termasuk perbuatan jahat.
                  2.  Tergolong kafir.  
                  3.  Tiada keuntungan di akhirat (ahli neraka)   
Dengan demikan jelas bahwa sihir banyak menimbulkan mudlorot, bahkan diancam dengan kekufuran !. Allah  menegaskan dalam firmannya : Dan tukang sihir itu tidaklah menang dari mana pun datangnya”. (QS. Ath Thaahaa (20) : 69).


     KISAH TAULADAN
KEISTIMEWAAN AYAT KURSI

Karena sempurna dan lengkapnya ajaran agama Islam, sehingga ada tuntunan agar bisa terjaga (tertangkal) dari gangguan setan.
Dalam hadits yang panjang disebutkan bahwa Abu Hurairah diperintah Nabi menjaga zakat mal, kemudian ada yang mencuri sampai 2 kali, selanjutnya pada akhirnya Abu Hurairah berkata :
……Kemudian saya jaga benar benar untuk ketiga kalinya, tiba tiba dia datang kembali dengan mengambil segenggam makanan, maka orang itu saya pegang dan saya berkata : “ Sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah s.a.w. ini adalah perbuatan yang ketiga kalinya dimana kamu berjanji tidak akan mengulangi tapi ternyata kamu mengulangi lagi “.
Dia berkata : “Maafkan saya, sesungguhnya saya ingin memberitahu kepadamu beberapa kalimat yang mana Allah memberi manfaat kepadamu “. Saya bertanya : “ Apakah kalimat kalimat itu ?”. Dia berkata : ”Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi (Q.S. Al Baqarah (2) : 255) yang berbunyi : “Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum sampai akhir ayat. Seandainya kamu membacanya niscaya Allah selalu memberi perlindungan dan syetan tidak akan datang kepadamu sampai waktu pagi “. Kemudian dia saya lepaskan.
Pagi harinya Rasulullah s.a.w. bertanya kepada saya : “Apa yang diperbuat oleh tawananmu tadi malam ?”. Saya menjawab : “ Wahai Rasulullah dia memberitahu kepada saya beberapa kalimat yang mana Allah memberi manfaat kepada saya dengan beberapa kalimat itu, maka saya lepaskan“. Beliau bertanya : “Kalimat kalimat apa itu ?”. Saya berkata : ”Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi dari awal sampai selesai yaitu ayat : “Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum“. Dan dia berkata pula kepada saya : “Niscaya Allah selalu memberi perlindungan kepadamu dan syetan tidak akan datang kepadamu sampai waktu pagi“.
Kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya dia berkata benar kepadamu walaupun dia adalah pembohong. Tahukah kamu siapakah yang datang kepadamu selama tiga malam itu wahai Abu Hurairah ?”, Saya menjawab : “Tidak“. Beliau bersabda : ”Itu adalah syetan“. (H.R. Bukhari)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar