Selasa, 25 Juni 2019


CONGKAKNYA FIRAUN !!!

Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al Qashash (28) : 40)
           
Pangkat, jabatan dan kekayaan bisa membuat manusia lupa, sehingga prilakunya lepas kontrol dan membahayakan !, demikian pula halnya dengan Firaun. Fir’aun adalah sebutan Raja Mesir, Fir’aun yang sezaman dengan Nabi Musa a.s. merupakan Raja kejam dan bengis. Lantaran kesombongannya, sampai berlaku sewenang wenang : “Dan sungguh, Fir‘aun itu benar benar telah berbuat sewenang wenang di bumi”. (Q.S. Yunus (10) : 83). 

MENGAKU TUHAN !
Karena sombong dan kesewenangannya sampai mengaku sebagai Tuhan : "Hai pembesar kaumku aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku…”. (Q.S. Al Qashas (28) : 38)
Bahkan karena kesombongannya sampai memerintah Haman sang arsitek untuk membuat bangunanan tinggi (pyramid) yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, agar dapat naik keatasnya untuk melihat Tuhan !!!.

MENANTANG  MELIHAT TUHAN !
“Dan berkata Fir'aun : "Hai pembesar kaumku aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi (pyramid), agar aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia (Musa) termasuk orang orang pendusta". (Q.S. Al Qashas (28) : 38)

MIMPI
As Suddi meriwayatkan dari Abu Shalih dan Abu Malik, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud dari sejumlah shahabat, suatu ketika Fir’aun bermimpi seakan akan api datang dari arah Baitul Maqdis, lalu membakar rumah rumah Mesir dan seluruh kaum Qibthi. Namun api tidak membahayakan Bani Israil. Saat bangun Fir’aun takut, kemudian mengumpulkan seluruh paranormal dan tukang sihir guna menerangkan mimpinya, mereka berkata : “Akan lahir seorang bayi laki kalangan mereka (Bani Israil), ia akan menghancurkan penduduk Mesir”. Karena itulah Fir’aun memerintah membunuh bayi laki laki dan membiarkan hidup yang perempuan”.

MEMBUNUH BAYI LAKI LAKI
Karena ketakutan kedudukannya terancam, Firaun membunuh setiap bayi laki laki yang lahir dari bani israil. “Berkatalah pembesar pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun) : "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta Tuhan Tuhanmu ?". Fir'aun menjawab : "Akan kita bunuh anak anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka". (Q.S. Al A’raaf (7) : 127). Begitu sadisnya Firaun sehingga tega membunuh setiap bayi laki yang lahir.

SKENARIO ALLAH MEMBATALKAN RENCANANYA
Namun skenario Allah lebih canggih, guna menyelamatkan bayi (Musa) justru dengan cara mengilhamkan kepada ibu Musa agar menghanyutkan bayinya (Musa) ke sungai Nil.

DIHANYUTKAN
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa : "Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil) dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan  menjadikannya (salah seorang) dari para Rasul”. (Q.S. Al Qashash (28) : 7)     

DIPANTAU KAKAKNYA
Karena kekhawatiran ibu Musa, keberadaan bayi Musa selalu diikuti dan dipantau secara rahasia oleh kakak Musa, agar tidak diketahui.  “Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan : "Ikutilah dia !". Maka kelihatanlah olehnya (bayi) Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya”. (Q.S. Al Qashash (28) : 11)

DIPUNGUT KELUARGA FIRAUN                                                                                           
 Disini nampak ke Kuasaan dan ke Besaran Allah, dimana semula rencana Firaun setiap bayi laki yang lahir harus dibunuh, justru ternyata bayi Musa dipungut dan dipeliharanya, Allaahu Akbar. “Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka…..”. (Q.S. Al Qashash (28) : 8)                                                                                       
DIPELIHARA
Dengan tidak disadari Firaun, justru bayi Musa menjadi daya tarik istri Firaun, sehingga diambil menjadi anak, bahkan Firaun dilarang membunuhnya.            
“Dan berkatalah isteri Fir'aun : "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu janganlah kamu membunuhnya, mudah mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari”. (Q.S. Al Qashash (28) : 9)

AGAR TETAP DISUSUI IBUNYA
Begitu canggih rencana Allah, sehingga untuk menyusui bayi kakak Musa menawarkan adanya seorang ibu yang bisa menyusuinya. “Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa : "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya ?". (Q.S. Al Qashash (28) : 12)

DISUSUI IBUNYA
Akhirnya ibu Musa diterima menjadi penyusu bayi Musa, dengan demikian ibu Musa bisa berkumpul kembali dengan bayinya, sebagaimana janji Allah : “Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (Q.S. Al Qashash (28) : 13)              

DITENGGELAMKAN
Ketika dewasa Nabi Musa a.s. dan Harun berda’wah kepada Firaun, namun ditolak karena kesobongannya,  ketika Nabi Musa dikejar sampai ditepi laut Merah N. Musa diperintah memukulkan tongkatnya  sehingga laut merah terbelah, N. Musa dan kaumnya menyeberang dengan selamat. Tetapi Firaun dan pasukannya ketika mengejar ditenggelamkan : “Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al Qashash (28) : 40)          

JASADNYA DISELAMATKAN ALLAH
Guna membuktikan kebenaran, jasad Firaun diselamatkan sebagai pelajaran bagi umat sesudahnya. “Maka pada hari ini Kami selamatkan badan kamu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang orang yang datang sesudah kamu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda tanda kekuasaan Kami”. (Q.S. Yunus (10) : 92). Allaahu Akbar.

KISAH TAULADAN
JASAD FIRAUN DISELAMATKAN
 Profesor Maurice Bucaille ilmuwan Perancis memimpin penelitian mumi Firaun, ternyata ditemukan bahwa pada mumi terdapat butiran garam, ini membuktikan bahwa jasad Firaun diambil dari laut kemudian diawetkan.
 Yang menakjubkan Profesor Maurice Bucaille bagaimana tubuh mumi ini lebih awet dibanding mumi lainnya. meskipun diambil dari laut.
 Professor Maurice yang menelitian mumi Firaun, berfikir bagaimana mungkin sebuah kitab 1400 tahun yang lalu berbicara tentang mumi yang baru ditemukan 200 tahun lalu, yakni pada tahun 1898. Kemudian dia terus merenungi kitab Al Quran, sementara Kitab Sucinya meriwayatkan hanya pada saat Firaun  tenggelam tanpa menjelaskan tentang keadaan tubuhnya. "Apakah mungkin bahwa mumi di depan saya ini adalah orang yang mengejar Musa ?. Apakah mungkin bahwa Muhammad tahu kejadian 1400 tahun yang lalu ?!".
Professor Maurice terus merenung sampai mereka membawakan Perjanjian Lama, di mana dia membaca : "laut menenggelamkan Firaun dan tentaranya, tidak ada orang lain yang dibiarkan hidup". Dia terkejut bahwa Kitab Sucinya yang dimiliki tidak menjelaskan tentang nasib jasad Fir’aun.
Kemudian para ilmuan Prancis kembali lagi ke Mesir, tetapi Profesor Maurice tetap gelisah karena  selalu teringat dengan orang orang Muslim yang lebih mengetahui tentang keamanan jasad mumi. Kemudian dia melakukan perjalanan guna menemui para ilmuwan Muslim, untuk membicarakan tentang  “keselamatan jasad Fir’aun”. Seorang ilmuwan Muslim kemudian membuka Quran dan menunjukkan ke Profesor. “Maka pada hari ini Kami selamatkan tubuhmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya banyak di antara manusia yang lengah dari tanda tanda kekuasaan Kami”. (Q.S. Yunus (10) : 92).  
Setelah memahami ayat ayat tersebut, bergetarlah hati Profesor, kemudian berdiri di depan orang banyak sambil berkata lantang : “Sesungguhnya aku masuk Islam dan beriman dengan al Quran ini !”. Kemudian dia bergegas kembali ke Prancis, dengan wajah berbeda dari sebelum menghadiri seminar.            
Setelah di Prancis aktif mendalami Islam, menyelidiki temuan temuan ilmiah dan membandingkannya dengan Al Quran. Namun  yang didapati selalu berakhir sebagaimana Firman Allah : "Yang tidak datang kepada Al Quran kebatilan baik dari belakang maupun dari depannya, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi terpuji". (Q.S. Fush Shilat (41) : 42). Subhaanallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar