Selasa, 25 Juni 2019




KEUTAMAAN SHILATURRAHIM

“Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…..”. (Q.S. Ali Imran 112)
             
Begitu lengkap dan sempurnanya ajaran agama, sehingga tidak hanya mengatur hubungan antara hamba dan Tuhannya saja (hablumminallaah), tetapi hubungan antar manusia (hablumminannaas) diaturnya juga.
Bahkan bila salah satu hubungan diabaikan dikatakan : “hina oleh Allah Ta’ala !”. Begitu pentingnya hubungan kemanusiaan, sehingga memiliki berbagai  hikmah diantaranya :  

1. DIBALAS SYURGA
Begitu tinggi dan mulianya nilai hablumminannas (hubungan kemanusiaan), sampai menjadi syarat masuk syurga. 
Dari Abu Ayyub Al Anshari r.a. bahwa seorang laki laki berkata : "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke syurga". Orang orang berkata : "Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini ?". Maka Rasulullah s.a.w. bersabda : "Biarkan urusan orang ini". Kemudian Nabi s.a.w. melanjutkan sabdanya : "(1). Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan Nya. (2). Menegakkan shalat. (3). Membayar zakat serta (4). menjalin tali shilaturrahim". Abu Ayyub berkata : "Ketika itu beliau berada di atas kendaraannya". (H.R. Bukhari)
Begitu pentingnya shilaturrahim, sampai disejajarkan dengan beribadah kepada Allah, menegakkan shalat dan membayar zakat

2. DILAPANGKAN RIZKI DIPANJANGKAN UMUR
Karena  tngginya nilai shilaturrahim, sampai dilapangkan rizki dan diperpanjang umurnya oleh Allah.  Dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barangsiapa ingin dilapangkan rIzkinya dan dipanjangkan umurnya hendaknya dia melakukan silaturahim”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Bukankah dengan shilaturrahim kenalan dan rekanan makin banyak, dengan banyaknya rekanan bukankah akan memperluas jaringan rizki ?!. 
Orang yang suka shilaturrahim beda dengan yang ttdak, yang suka shilaturrahim biasanya panjang usianya, karena luas pandangan dan pemikirannya,  sehingga tidak mudah stress, dengan demikian usianya akan lebih panjang dari yang kurang shilaturrahim. Bukankah orang dulu usianya lebih panjang, lantaran suka dan aktif bershilaturrahim.    

SESUAI TINJAUAN ILMIAH
 Ternyata sabda Nabi s.a.w. 14 abad silam sangat bersesuaian dengan tinjauan ilmiah. Seorang ilmuwan berkebangsaan Jepang, di abad modern ini  menyampaikan hasil penelitiannya sebagai berikut : “Orang yang aktif bersosialisasi usianya lebih panjang dibanding orang yang pasif dalam bersosialisi”. Subhaanallaah. Namun ironisnya dizaman modern ini, walau transportasi mudah dan banyak, namun banyak yang pada menyepelehkan shilaturrahim.

3. MENENTUKAN POSISI TERHADAP ALLAH
Begitu pentingnya shilaturrahim sehingga bisa menentukan posisi antara Allah dan hamba Nya !.
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya rahim itu berasal dari Arrahman, kemudian Allah berfirman : “Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan barangsiapa memutusmu Aku memutusnya”. (H.R. Bukhari)
Namun anehnya justru banyak yang menyepelehkan urusan shilaturrahim ini. Sangat beda dengan orang dulu yang begitu serius dalam bershilaturrahim, sehingga berakibat Allah sangat dekat, maka kehidupan orang dulu berumur panjang dan sangat barokah kehidupannya..   

HAKEKAT SHILATURRAHIM
Pada hakekatnya shilaturrahim berasal dari kata washola (menyambung) dan rohmon (keluarga / family).
Makna Rahim dengan memfathakan huruf Ro dan mengkasrahkan huruf Ha, sebagaimana dikatakan al Hafizh Ibnu Hajar didalam kitabnya “Fathul Bari” digunakan untuk kaum kerabat (sanak keluarga / family), yakni orang orang yang yang memiliki hubungan nasab, baik mewariskannya atau tidak, baik memiliki hubungan mahram atau tidak. Dengan kata lain makna shilaturrahim adalah menyambung tali keluarga / sanak family.

TERUS DISAMBUNG WALAU DIPUTUS
Adapun cara bershilaturrahim sebagaimana dijabarkan Rasulullah s.a.w. Dari Abdullah bin Amr bin Al Ashra dari Nabi Muhammad s.a.w.  yang bersabda : “Bukanlah orang yang menyambung (shilaturrahim) itu adalah orang yang membalas (kebaikan orang lain), akan tetapi penyambung itu adalah orang yang jika ada yang memutuskan hubungan dia menyambungnya”. (H.R. Ahmad, Al Bukhariy, Abu Daud, At Tirmidziy dan An Nasa’iy)
Dengan demikian shilaturrahim tidak hanya saling berkunjung, tetapi lebih dari itu !, artinya para keluarga / sanak family yang memutuskannya harus disambung (dikunjungi). Sebenarnya memang berat, namun itulah tuntunan agama, ini diperlukan kesabaran, ketekunan, jiwa besar untuk memaafkan.
Disini kuncinya mengapa sampai bisa berumur panjang ?!. Begitu istimewanya tali shilaturrahim sehingga memiliki keutamaan keutamaan sebagai berikut : Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi s.a. w. beliau bersabda : "Belajarlah dari nasab kalian yang dapat membantu untuk silaturrahim karena silaturrahim itu dapat membawa kecintaan dalam keluarga dan memperbanyak harta, serta dapat memperpanjang umur". (H.R. Tirmidzi). Abu Isa berkata : “Ini merupakan hadits gharib melalui jalur ini”.

BANYAK KITAB MEMBAHASNYA
Karena pentingnya shilaturrahim, sampai para ulama ahli hadits memberikan judul pada salah satu babnya dalam kitab kitab haditsnya mengenai silaturahim. Seperti Imam Bukhori didalam Shahihnya memberikan judul “Bab Silaturahim”, Muslim didalam Shahihnya dengan judul “Bab Silaturhim wa Tahrimi Qothiatiha”, Abu Daud didalam Sunannya dengan “Bab Silaturahim” dan Tirmidzi didalam Sunannya dengan “Bab Maa Ja’a Fii Silaturahim”.                          

TIDAK MASUK SYURGA
Begitu bahayanya yang menyepelehkan dan memutuskan tali shilaturrahim, sehingga tidak bisa masuk syurga !, Na’udzu billahi min dzaalik. Dari Jubair bin Muth’im r.a. dari Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak masuk syurga pemutus silaturrahim”. (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At Turmuzi)

BANYAK HIKMAH
Ternyata begitu kompleknya agama memberikan tuntunan, sehingga urusan kefamilian diberikan tuntunan pula. Dengan shilaturrahim berarti mempererat tali keluarga, dengan shilaturrahim jiwa makin tenang adanya, karena jauh dari silang sengketa, dengan demikian rizki dan usia makin barokah. Semoga kita dianugerahi Allah ketekunan dan kesabaran, sehingga  lebih aktif dalam melaksanakan tali shilaturrahim, Amiin.

KEISTIMEWAAN SHILATURRAHIM
1 . AMAL UTAMA
“Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra aku berkata : “Ya Rasulullah ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama maka, beliau bersabda : Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan) mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu dan berpalinglah dari orang yang berbuat dzalim kepadamu”. (H.R. Ahmad)

2 .MENENTUKAN POSISI ALLAH
Dari Abu Hurairah bahwasahnya Nabi s.a.w. bersabda : Sesungguhnya (kata) rahmi diambil dari (nama Allah) ar Rahman. Allah berfirman : “Barangsiapa menyambungmu (rahmi/kerabat), Aku akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskanmu, Aku akan memutuskannya”.  (H.R. Bukhari).

3. MENENTUKAN MAKBULNYA DO’A
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan do’anya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal”. Para sahabat kemudian berkata : “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a”. Nabi s.a. w. kemudian bersabda : ”Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a  do’a kalian”.  (H.R. Ahmad)

4. PERTOLONGAN ALLAH SELALU MENYERTAINYA
Abu Hurairah r.a. berkata : Ada seorang laki laki menemui Rasuullah s..a.w. dan bersabda : “Wahai Rasulullah aku mempunyai keluarga, ketika aku berbuat baik kepada mereka, mereka berbuat jelek terhadapku. Mereka acuh terhadapku padahal aku telah bermurah hati kepada mereka. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Jika demikian maka seolah olah kamu memberi makan mereka dengan bara api. Dan pertolongan Allah akan selalu menyertaimu selama kamu begitu (berusaha bersilaturahmi)”. (H.R. Muslim)

HAKEKAT SILATURRAHMI
“Orang yang menghubungkan silaturrahim bukanlah orang yang membalas hubungan baik, akan tetapi orang yang menghubungkan silaturahmi adalah orang yang ketika kekerabatannya diputus ia menghubungkannya”. (H.R. Bukhari).





t 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar