KEUTAMAAN
DO’A DAN ISTIGHFAR
"Dan apabila hamba hamba Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku. Maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (Q.S. Al Baqarah (2) : 186)
Do’a merupakan andalan bagi umat
Islam, karena dalam berikhtiar kemudian disertai berdo’a dan diakhiri dengan
tawakkal menjadi lebih mantap.
Do’a hendaknya langsung ditujukan
kepada Allah (tanpa pakai perantara, kuburan keramat dan lain lain) : “…..Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku….”,
karena memang Allah posisinya sangat dekat.
Pernyataan bahwa Allah dekat bukan kata kiasan, tetapi memang benar
benar dekat !.
TERGANTUNG
PRASANGKA HAMBA
Kedekatan Allah tergantung kepada
sikap dan prasangka hamba kepada Allah. Anas
r.a. berkata bahwa Nabi s.a.w. bersabda : “Bahwa Allah ta'ala berfirman
: "Aku selalu mengikuti sangka hamba Ku terhadap diri Ku dan Aku
bersamanya jika ia berdo'a kepada Ku". (H.R. Ahmad)
Prasangka seorang hamba sangat menentukan posisi
Allah kepadanya. Bila seorang hamba bersikap yakin bahwa Allah dekat, maka
Allah akan mendekat. Namun bila bersikap
sebaliknya jusru Allah akan menjauh.
JANGAN
PESIMIS
Kurangnya ilmu akan menjadikan rasa pesimis,
sangat mengganggu dan dapat menghalangi rasa kedekatan kepada Allah, sehingga
merasa do’anya tidak mungkin diperhatikan Allah, sehingga berakibat mencari
washilah (perantara) dalam berdo’a dengan mendatangi kuburan keramat (wali) dan
lain lain. Dengan sikap ini jelas akan terjebak kedalam kemusyrikan
!!!.
ALLAH
MALU
Begitu santun dan perhatiannya Allah
pada sang hamba yang telah memin
ta
dengan sungguh sungguh, sehingga malu bila Allah tidak mengabulkannya.
Dari Salman Al Farisi r.a.
bahwa Nabi s.a.w. bersabda :
" Sesungguhnya Allah ta'ala malu jika seorang telah mengangkat kedua
tangannya meminta kebaikan, lalu ditolak dengan kecewa". (H.R. Ahmad)
HIKMAH
DO'A
Abu
Saied Al-Khudri ra. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda : "Tiada
seorang Muslim yang berdo'a kepada Allah, yang tiada mengandung dosa dan
memutus hubungan kerabat, melainkan pasti diberi oleh Allah salah satu dari
tiga : Disegerakan permintaannya, atau disimpan untuknya di akherat, atau di
hindarkan daripadanya kejahatan yang sebesar itu. Sahabat berkata : "Jika
demikian kami akan memperbanyak do'a". Jawab Nabi saw : " Pemberian
Allah lebih banyak". (H.R. Ahmad). Begitu besar hikmah do’a sehingga
memiliki 3 manfaat : 1. Disegerakan permintaannya, 2. Disimpan untuknya di
akherat, 3. Dihindarkan dari kejahatan.
TIDAK
TERGESA GESA
Diantara syarat diterimanya
do'a adalah : Do'anya tidak mengandung dosa, tidak memutuskan hubungan
kekeluargaan dan harus sabar artinya tidak tergesa gesa agar segera dikabulkan.
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda : "Selalu
diterima do'a seorang hamba selama ini tidak berdo'a untuk berbuat dosa atau
memutus hubungan famili, dan tidak tergesa gesa. Ditanya : "Ya Rasulullah,
bagaimanakah keburu itu ?. Jawab Nabi s.a.w. : "Aku telah berdo'a dan
sudah berdo'a, tetapi tidak diterima do'aku lalu ia menyesal dan tidak
berdo'a". (H.R. Muslim)
BERKEYAKINAN
DIKABULKAN DAN KHUSYU'
Dalam berdo'a jiwa khusyu’,
karena sangat menentukan dikabulkannya do'a, jiwa harus faham apa yang
diucapkan, juga harus yakin bahwa do'anya diperhatikan dan diterima oleh Allah.
Abdullah bin Amr ra. mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda : "Hati
manusia berupa wadah, dan sebagian lebih cerdas dari yang lain, maka bila
kalian mohon kepada Allah, mohonlah dengan keyakinan akan diterima, sebab Allah
tidak menerima do'a seorang hamba yang hatinya lalai (tidak khusyu’)". (H.R. Ahmad)
KEISTIMEWAAN
DO'A ORANG BERPUASA
Begitu istimewanya kedudukan
orang berpuasa, sehingga Allah menjadikan do'anya mudah terkabul. Abdullah
bin Amr ra. yang berkata : “Saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya bagi
orang yang berpuasa ketika berbuka tersedia do'a yang tidak akan ditolak".
(H.R. Ibn Majah
dan Abu Dawud).
Abu Hurairah r.a. mengatakan
bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda :
" Tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka : 1. Imam (raja) yang adil,
2. Orang berpuasa ketika berbuka, 3. Do'a orang yang dianiaya. Allah
mengangkatnya di atas awan pada hari qiyamat dan dibuka untuknya pintu pintu langit
dan Allah berfirman : “Demi kemuliaan Ku pasti Aku bantu anda walaupun hanya
menunggu masa saja". (H.R. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibn Majah)
Orang
berpuasa mempunyai kekuatan istimewa disisi Allah, sehingga doanya diperhatikan
dan diterima Allah. Oleh karena itu dalam berpuasa sempatkan dan aktifkan berdo’a.
ISTIGHFAR
Karena
manusia bersifat lupa dan salah, maka diperintah agar aktif dan suka memina
ampun, artinya jangan ditunda karena usia tidak tahu kapan berakhirnya. “Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa”.
(Q.S. Ali Imran (3) : 133)
KALIMAT ISTIGHFAR
Kalimat
istighfar banyak macamnya, diantaranya yang dibaca Rasulullah s.a.w. adalah :
Astaghfirulloh (Aku memohon ampun kepada Allah). Ditanyakan kepada Al Auza'i
dia merupakan salah seorang perawi hadits : "Bagaimana istighfar itu
?", Dia menjawab : "Yaitu membaca : “Astaghfirulloh astaghfirulloh
(Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah)". (H.R. Muslim)
Begitu pentingna istighfar
sehingga walau Rasulullah seorang Nabi namun beliau juga aktif beristighfar. Dari
Ibnu Umar r.a. berkata : "Kami menghitung Rasulullah s.a.w. membaca :
“Rabbighfirlii watub 'alayya innaka antat Tawwaabur Rahiim (Wahai Tuhan
ampunilah saya dan terimalah taubat saya sesungguhnya Engkau adalah Dzat
penerima taubat lagi Maha Penyanyang) 100 dalam satu majlis (satu kali
duduk)". (H.R. Abu Daud dan At Turmudzy)
Oleh karena itu mari
mengaktifkan istighfar disela sela waktu kegiatan, agar ketenangan selalu datang, disela sela kesibukan dunia
yang meresahkan.
KEUTAMAAN
ISTIGHFAR
Begitu tinggi nilai istighfar,
sehingga memiliki keistimewaan : 1. Dilapangkan dari segala kesempitan, 2.
Dimudahkan dari kesulitan, 3.Diberi rizki tanpa diduga duga. Dari Ibnu
'Abbas r.a. berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang
membiasakan membaca istighfar maka Allah akan mela pangkan segala
kesempitannya,
dimudahkan segala kesulitannya dan memberinya rizki yang tanpa
diduga duga ". (H.R. Abu Dawud)
ISTIGHFAR SAAT SAHUR
Senyampang masih di bulan Ramadlon, maka di saat sahur jangan sampai
melewatkan kesempatan untuk mengaktifkan istighfar pula !. “Dan pada akhir malam (saat sahur / sebelum fajar) mereka memohon ampunan (kepada Allâh)”. (Q.S. Adz Dzâriyât (51) : 18)
Semoga dalam berpuasa di bulan Ramadlon
ini, kita diberikan kemampuan oleh Allah, agar bisa memaksimalkan dalam
berdo’a dan beristighfar, Amiin.
WAFAT LANTARAN MENYESALI DOSA
Suatu hari Umar r.a., menangis di depan rumah Rasulullah, beliau bertanya
: “Umar mengapa engkau menangis ?”. Umar menjawab : “bersamaku ada seorang
pemuda yang membuatku sedih karena tangisnya”. Kemudian Rasulullah memerintah membawa masuk dan bertanya : “mengapa
menangis ?”. Pemuda menjawab sambil
menangis : “dosaku sangat besar aku takut Allah memurkaiku”. “Apakah menyekutukan
Allah ?”, “Tidak”, sahut pemuda, “Apakah membunuh orang dengan alasan yang tidak benar ?”, “Tidak”.
Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “Walau dosamu sebesar apa pun, Allah akan
mengampuninya sekalipun sepenuh langit dan bumi”. “Dosaku lebih besar dari itu ya Rasul”,
“Apakah besar dosamu melebihi Arasy ?”, “Dosaku sangat besar ya Rasulullah”. “Besar mana dengan ke Agungan,
Ampunan dan Rahmat Allah ?”, tanya Rasulullah s.a.w. “Tentu ke Agungan, Ampunan
dan Rahmat Allah lebih besar. Tetapi dosaku sangat besar ya Rasulullah !”. Akhirnya
Rasulullah mendesak : “Katakan apa yang kau perbuat !”. “Aku malu menyebutnya“,
kata pemuda. “Aku penggali kubur
7 tahun lalu. Suatu saat puteri sahabat Ansar wafat, melihat kecantikannya.
Setelah kuburan sepi kubongkar kuburnya, kutelanjangi dan kusetubuhi“. “Saya
terkejut karena mayat : “Tidakkah kau malu kepada Allah, pada hari Allah
menghukum orang dzalim, sementara kau menyetubuhiku. Engkau membuatku dalam
keadaan junub di hadapan Allah !”.
Kemudian Rasulullah
berseru : “Hai pemuda fasik pergilah !, jangan mendekatiku, neraka tempatmu kelak !”. Pemuda keluar sambil terus menangis, berjalan keluar kampung sampai di padang pasir panas. 7 hari tidak makan minum karena menyesal
hingga lemah, kemudian tersungkur, sambil
berdoa : “Ya Allah aku hamba Mu berbuat dosa besar. Sekarang mohon agar Engkau
menjadi penolongku, Ya Allah bakarlah tubuhku di dunia, dari pada Kau bakar di
akhirat nanti”. Kemudian Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah : “Wahai
Muhammad Allah bertanya kepadamu : “Apakah engkau yang menciptakan makhluk ?”. “Bahkan
Dialah yang menciptakan aku dan mereka”, jawab Nabi. “Apakah engkau memberi rizki
kepada mereka ?”, Nabi menjawab : “Bahkan Dia memberi rizki padaku dan mereka”.
“Apakah engkau menerima taubat mereka ?”, “Bahkan Dia yang berhak menerima taubat dan mengampuni dosa hamba Nya
”..
Kemudian Nabi mengutus sahabat agar si pemuda menghadap
beliau, ketika itu beliau sholat Maghrib, sedang membaca membaca ayat : “Hattaa zurtumul maqaabir (kamu telah
dilalaikan sehingga kamu masuk kubur)”. Maka berteriak pemuda dengan suara keras, jatuh tersungkur dan wafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar