Selasa, 25 Juni 2019




KEUTAMAAN DO’A DAN ISTIGHFAR

          "Dan apabila hamba hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".  (Q.S. Al Baqarah (2) : 186)

Do’a merupakan andalan bagi umat Islam, karena dalam berikhtiar kemudian disertai berdo’a dan diakhiri dengan tawakkal menjadi lebih mantap.
Do’a hendaknya langsung ditujukan kepada Allah (tanpa pakai perantara, kuburan keramat dan lain lain) : “…..Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku….”, karena memang Allah posisinya sangat dekat.  Pernyataan bahwa Allah dekat bukan kata kiasan, tetapi memang benar benar dekat !.

TERGANTUNG PRASANGKA HAMBA
Kedekatan Allah tergantung kepada sikap dan prasangka hamba kepada Allah.  Anas r.a. berkata bahwa Nabi s.a.w. bersabda : “Bahwa Allah ta'ala berfirman : "Aku selalu mengikuti sangka hamba Ku terhadap diri Ku dan Aku bersamanya jika ia berdo'a kepada Ku". (H.R. Ahmad)                                                           
Prasangka seorang hamba sangat menentukan posisi Allah kepadanya. Bila seorang hamba bersikap yakin bahwa Allah dekat, maka Allah akan  mendekat. Namun bila bersikap sebaliknya jusru Allah akan menjauh. 

JANGAN PESIMIS
Kurangnya ilmu akan menjadikan rasa pesimis, sangat mengganggu dan dapat menghalangi rasa kedekatan kepada Allah, sehingga merasa do’anya tidak mungkin diperhatikan Allah, sehingga berakibat mencari washilah (perantara) dalam berdo’a dengan mendatangi kuburan keramat (wali) dan lain lain. Dengan sikap ini jelas akan terjebak kedalam kemusyrikan !!!.

ALLAH MALU
Begitu santun dan perhatiannya Allah pada sang hamba yang telah memin
ta dengan sungguh sungguh, sehingga malu bila Allah tidak mengabulkannya.
Dari Salman Al Farisi r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda : " Sesungguhnya Allah ta'ala malu jika seorang telah mengangkat kedua tangannya meminta kebaikan, lalu ditolak dengan kecewa". (H.R. Ahmad)

HIKMAH DO'A
Abu Saied Al-Khudri ra. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda : "Tiada seorang Muslim yang berdo'a kepada Allah, yang tiada mengandung dosa dan memutus hubungan kerabat, melainkan pasti diberi oleh Allah salah satu dari tiga : Disegerakan permintaannya, atau disimpan untuknya di akherat, atau di hindarkan daripadanya kejahatan yang sebesar itu. Sahabat berkata : "Jika demikian kami akan memperbanyak do'a". Jawab Nabi saw : " Pemberian Allah lebih banyak". (H.R. Ahmad). Begitu besar hikmah do’a sehingga memiliki 3 manfaat : 1. Disegerakan permintaannya, 2. Disimpan untuknya di akherat, 3. Dihindarkan dari kejahatan.          
TIDAK TERGESA GESA
Diantara syarat diterimanya do'a adalah : Do'anya tidak mengandung dosa, tidak memutuskan hubungan kekeluargaan dan harus sabar artinya tidak tergesa gesa agar segera dikabulkan. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda : "Selalu diterima do'a seorang hamba selama ini tidak berdo'a untuk berbuat dosa atau memutus hubungan famili, dan tidak tergesa gesa. Ditanya : "Ya Rasulullah, bagaimanakah keburu itu ?. Jawab Nabi s.a.w. : "Aku telah berdo'a dan sudah berdo'a, tetapi tidak diterima do'aku lalu ia menyesal dan tidak berdo'a".  (H.R. Muslim)                                                                                                           
BERKEYAKINAN DIKABULKAN DAN KHUSYU'   
Dalam berdo'a jiwa khusyu’, karena sangat menentukan dikabulkannya do'a, jiwa harus faham apa yang diucapkan, juga harus yakin bahwa do'anya diperhatikan dan diterima oleh Allah. Abdullah bin Amr ra. mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda : "Hati manusia berupa wadah, dan sebagian lebih cerdas dari yang lain, maka bila kalian mohon kepada Allah, mohonlah dengan keyakinan akan diterima, sebab Allah tidak menerima do'a seorang hamba yang hatinya lalai (tidak khusyu’)".  (H.R. Ahmad)

KEISTIMEWAAN DO'A ORANG BERPUASA
Begitu istimewanya kedudukan orang berpuasa, sehingga Allah menjadikan do'anya mudah terkabul. Abdullah bin Amr ra. yang berkata : “Saya  mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika berbuka tersedia do'a yang tidak akan ditolak". (H.R. Ibn Majah dan Abu Dawud).
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : " Tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka : 1. Imam (raja) yang adil, 2. Orang berpuasa ketika berbuka, 3. Do'a orang yang dianiaya. Allah mengangkatnya di atas awan pada hari qiyamat dan dibuka untuknya pintu pintu langit dan Allah berfirman : “Demi kemuliaan Ku pasti Aku bantu anda walaupun hanya menunggu masa saja". (H.R. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibn Majah)
Orang berpuasa mempunyai kekuatan istimewa disisi Allah, sehingga doanya diperhatikan dan diterima Allah. Oleh karena itu dalam berpuasa sempatkan dan aktifkan berdo’a. 

ISTIGHFAR
Karena manusia bersifat lupa dan salah, maka diperintah agar aktif dan suka memina ampun, artinya jangan ditunda karena usia tidak tahu kapan berakhirnya. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa”. (Q.S. Ali Imran (3) : 133)

KALIMAT ISTIGHFAR
Kalimat istighfar banyak macamnya, diantaranya yang dibaca Rasulullah s.a.w. adalah : Astaghfirulloh (Aku memohon ampun kepada Allah). Ditanyakan kepada Al Auza'i dia merupakan salah seorang perawi hadits : "Bagaimana istighfar itu ?", Dia menjawab : "Yaitu membaca : “Astaghfirulloh astaghfirulloh (Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah)". (H.R. Muslim)
Begitu pentingna istighfar sehingga walau Rasulullah seorang Nabi namun beliau juga aktif beristighfar. Dari Ibnu Umar r.a. berkata : "Kami menghitung Rasulullah s.a.w. membaca :Rabbighfirlii watub 'alayya innaka antat Tawwaabur Rahiim (Wahai Tuhan ampunilah saya dan terimalah taubat saya sesungguhnya Engkau adalah Dzat penerima taubat lagi Maha Penyanyang) 100 dalam satu majlis (satu kali duduk)". (H.R. Abu Daud dan At Turmudzy)                                                                  
Oleh karena itu mari mengaktifkan istighfar disela sela waktu kegiatan, agar ketenangan  selalu datang, disela sela kesibukan dunia yang meresahkan.

KEUTAMAAN ISTIGHFAR
Begitu tinggi nilai istighfar, sehingga memiliki keistimewaan : 1. Dilapangkan dari segala kesempitan, 2. Dimudahkan dari kesulitan, 3.Diberi rizki tanpa diduga duga. Dari Ibnu 'Abbas r.a. berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang membiasakan membaca istighfar maka Allah akan mela pangkan segala kesempitannya, dimudahkan segala kesulitannya dan memberinya rizki yang tanpa diduga duga ". (H.R. Abu Dawud)

ISTIGHFAR SAAT SAHUR
Senyampang masih di bulan Ramadlon, maka di saat sahur jangan sampai melewatkan kesempatan untuk mengaktifkan istighfar pula !. “Dan pada akhir malam (saat sahur / sebelum fajar) mereka memohon ampunan (kepada Allâh)”. (Q.S. Adz Dzâriyât (51) : 18)
Semoga dalam berpuasa di bulan Ramadlon ini, kita diberikan kemampuan oleh Allah, agar bisa memaksimalkan dalam berdo’a dan beristighfar, Amiin. 


WAFAT LANTARAN MENYESALI DOSA

Suatu hari Umar r.a., menangis di depan rumah Rasulullah, beliau bertanya : “Umar mengapa engkau menangis ?”. Umar menjawab : “bersamaku ada seorang pemuda yang membuatku sedih karena tangisnya”. Kemudian Rasulullah memerintah membawa masuk dan bertanya : “mengapa  menangis ?”. Pemuda menjawab sambil menangis : “dosaku sangat besar aku takut Allah memurkaiku”. “Apakah menyekutukan Allah ?”, “Tidak”, sahut pemuda, “Apakah membunuh orang dengan alasan yang tidak benar ?”, “Tidak”. Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “Walau dosamu sebesar apa pun, Allah akan mengampuninya sekalipun sepenuh langit dan bumi”. “Dosaku lebih besar dari itu ya Rasul”, “Apakah besar dosamu melebihi Arasy ?, “Dosaku sangat besar ya Rasulullah”. “Besar mana dengan ke Agungan, Ampunan dan Rahmat Allah ?”, tanya Rasulullah s.a.w. “Tentu ke Agungan, Ampunan dan Rahmat Allah lebih besar. Tetapi dosaku sangat besar ya Rasulullah !”. Akhirnya Rasulullah mendesak : “Katakan apa yang kau perbuat !”. “Aku malu menyebutnya“, kata  pemuda. “Aku penggali kubur 7 tahun lalu. Suatu saat puteri sahabat Ansar wafat, melihat kecantikannya. Setelah kuburan sepi kubongkar kuburnya, kutelanjangi dan kusetubuhi“. “Saya terkejut karena mayat : “Tidakkah kau malu kepada Allah, pada hari Allah menghukum orang dzalim, sementara kau menyetubuhiku. Engkau membuatku dalam keadaan junub di hadapan Allah !”.
Kemudian Rasulullah berseru : “Hai pemuda fasik pergilah !, jangan  mendekatiku, neraka tempatmu kelak !”. Pemuda keluar sambil terus menangis, berjalan keluar kampung sampai di padang pasir panas. 7 hari tidak makan minum karena menyesal hingga lemah, kemudian  tersungkur, sambil berdoa : “Ya Allah aku hamba Mu berbuat dosa besar. Sekarang mohon agar Engkau menjadi penolongku, Ya Allah bakarlah tubuhku di dunia, dari pada Kau bakar di akhirat nanti”. Kemudian Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah : “Wahai Muhammad Allah bertanya kepadamu : “Apakah engkau yang menciptakan makhluk ?”. “Bahkan Dialah yang menciptakan aku dan mereka”, jawab Nabi. “Apakah engkau memberi rizki kepada mereka ?”, Nabi menjawab : “Bahkan Dia memberi rizki padaku dan mereka”. “Apakah engkau menerima taubat mereka ?”, “Bahkan Dia yang berhak menerima taubat dan mengampuni dosa hamba Nya ”..
Kemudian Nabi mengutus sahabat agar si pemuda menghadap beliau, ketika itu beliau sholat Maghrib, sedang membaca membaca ayat : “Hattaa zurtumul maqaabir (kamu telah dilalaikan sehingga kamu masuk kubur). Maka berteriak pemuda dengan suara keras, jatuh tersungkur dan wafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar