Jumat, 01 April 2016


THALHAH BIN UBAIDILLAH

DENGAN 70 LUKA TIKAMAN MEMAPAH MENYELAMATKAN RASULULLAH
                                                    
“Di antara orang orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)”. (Q.S. Al Ahzab (33) : 23)

Berkat didikan Nabi s.a.w. berbagai type dan karakter sahabat  dihasilkan, diantaranya Thalhah  bin Ubaidillah r.a..
Merupakan salah seorang dari delapan orang yang pertama memeluk Islam melalui anak pamannya, Abu Bakar As Shiddiq r.a.
Thalhah bin Ubaidillah pribadi pemurah dan dermawan. Seorang pemuda Quraisy berprofesi sebagai saudagar, walau muda Thalhah punya kelebihan dalam strategi berdagang, cerdik dan pintar, hingga dapat menyaingi pedagang pedagang seniornya.
Mendapat gelar "Burung elang hari Uhud" dari Nabi s.a.w., karena menjadikan dirinya sebagai perisai melindungi Nabi Muhammad s.a.w. saat pertempuran Uhud.

NASAB
Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Ibunya bernama Ash Sha'bah binti Al Hadrami, saudara perempuan Al Ala' telah menyatakan dirinya sebagai seorang muslimah.
Thalhah menikah dengan Su'da binti Auf. Thalhah dikaruniai 14 putera puteri yaitu : Muhammad As Sajjad, Imran, Isa, Ismail, Ishak, yaakub, Musa, Zakaria, Yusuf, Yahya, Aisyah (Istri Mush'ab bin Zubair bin Awwam), Ummu Ishak (Istri Hasan bin Ali), Sha'bah, Maryam.

MENDENGAR PENDETA BERKISAH
Ketika Thalhah bin Ubaidillah dan rombongan pergi ke Syam, di Bushra Thalhah bin Ubaidillah mengalami peristiwa menarik yang mengubah garis hidupnya.
Tiba tiba seorang pendeta berteriak teriak : "Wahai para pedagang, adakah di antara tuan tuan yang berasal dari kota Makkah?." "Ya, aku penduduk Makkah," sahut Thalhah. "Sudah munculkah orang di antara kalian orang bernama Ahmad?", tanya pendeta,"Ahmad yang mana?", tanya  Thalhah "Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib”, jawab pendeta.

NABI PENUTUP PARA NABI
“Bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup para Nabi, kelak dia akan hijrah dari negerimu ke negeri berbatu batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Dia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya wahai anak muda", sambung sang pendeta.

PENASARAN
Ucapan pendeta begitu membekas di hati Thalhah bin Ubaidillah,  tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar, dia langsung pulang ke Makkah. Setiba di Makkah langsung bertanya kepada keluarganya : "Ada peristiwa apa sepeninggalku?".

MENYATAKAN SEBAGAI NABI
"Ada, Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar telah mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakannya," jawab mereka.
"Aku mengenal Abu Bakar, dia seorang yang lapang dada, penyayang dan lemah lembut, dia pedagang berbudi tinggi dan teguh, kami berteman baik, banyak orang menyukai majelisnya, karena dia ahli sejarah Quraisy," gumam Thalhah bin Ubaidillah lirih.

MENEMUI ABU BAKAR
Kemudian Thalhah bin Ubaidillah langsung mencari Abu Bakar dan bertanya : "Benarkah Muhammad bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau mengikutinya?“. "Betul", jawab Abu Bakar.        
Kemudian Abu Bakar  menceritakan tentang Nabi Muhammad sejak peristiwa di gua Hira' tentang turunnya ayat pertama. Kemudian Abu Bakar mengajak Thalhah bin Ubaidillah memeluk Islam.
Usai Abu Bakar bercerita, Thalhah bin Ubaidillah ganti bercerita tentang pertemuannya dengan pendeta, betapa tercengang Abu Bakar mendengarnya

MEMELUK ISLAM
Kemudian Abu Bakar mengajak Thalhah bin Ubaidillah  menemui N. Muhammad s.a.w. menceritakan peristiwa yang dialaminya dengan pendeta. Di hadapan Rasulullah s.a.w., Thalhah bin Ubaidillah langsung mengucapkan dua kalimat syahadat.

KELUARGA MENGHALANGI
Bagi keluarganya, Islamnya Thalhah bin Ubaidillah sangat mengagetkan, keluarga dan orang orang dekatnya berusaha mengeluarkannya dari Islam. Karena pendirian Thalhah bin Ubaidillah begitu kokoh, mereka akhirnya bertindak kasar, siksaan demi siksaan dilakukan.

DISIKSA
Seorang lelaki Quraisy, Naufal bin Khuwailid menyeret Abu Bakar dan Thalhah bin Ubaidillah mengikatnya menjadi satu dan mendorong ke algojo hingga luka parah.
Peristiwa ini menjadikan Abu Bakar dan Thalhah bin Ubaidillah digelari Al Qarinain (sepasang sahabat yang mulia), juga Assyahidul Hayy (syahid yang hidup).

PEMBELAANNYA TERHADAP RASULULLAH
Bila Abu Bakar teringat pada Thalhah r.a. dia berkata : "Perang Uhud adalah harinya Thalhah r.a., pada waktu itu akulah orang pertama yang menjumpai Rasulullah s.a.w.”.

70 TIKAMAN DI TUBUHNYA
Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah, baginda berkata kepada kami : "Lihatlah saudaramu ini". “Pada waktu itu aku melihat tubuh Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan jari tangannya putus."
Ketika tentara Muslim terdesak mundur dan Rasulullah s.a.w. dalam bahaya akibat ketidak disiplinan para pemanah menjaga bukit Uhud.
Saat itu pasukan musyrikin bergerak maju menyerang pasukan Muslim dan Rasulullah s.a.w. karena ingin membalas kekalahannya di perang Badar. Masing masing mencari orang yang pernah membunuh keluarganya  sewaktu perang Badar dan berusaha mencari Rasulullah s.a.w..


MELINDUNGI NABI
Kaum Muslimin dengan sekuat tenaga melindungi Rasulullah s.a.w. salah satu mujahid yang melindungi Nabi s.a.w. adalah Thalhah r.a. Dia berperawakan tinggi kekar dipeluknya beliau dengan tangan kiri dan dadanya. Thalhah merupakan salah satu pahlawan dalam barisan tentara perang Uhud, dia rela berkorban demi membela keselamatan Nabi s.a.w.
Akhirnya kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang, mereka mengira Rasulullah s.a.w. telah tewas, padahal Rasulullah s.a.w. selamat walau menderita luka luka.

MEMAPAH NABI
Baginda dipapah Thalhah menaiki bukit di ujung medan pertempuran. Tangan, tubuh dan kaki Nabi diciumi Thalhah sambil berkata : "Aku tebus engkau Ya Rasulullah dengan ayah ibuku", Nabi s.a.w. tersenyum dan berkata : " Engkau adalah Thalhah kebajikan". 

BURUNG ELANG HARI UHUD
Di hadapan para sahabat Nabi s.a.w. bersabda : " Keharusan bagi Thalhah adalah memperoleh ....", yang dimaksud Nabi s.a.w. adalah memperoleh syurga. Sejak peristiwa Uhud itulah Thalhah mendapat julukan "Burung elang hari Uhud".

WAFAT
Sewaktu terjadi pertempuran "Aljamal", Thalhah bertemu Ali r.a. dan Ali r.a. memperingatkan agar dia mundur ke barisan belakang. Sebuah panah mengenai betisnya dia segera dipindahkan ke Basra, tak berapa lama karena lukanya yang parah dia wafat di usia enam puluh tahun, dimakamkan  dekat padang rumput di Basra.

SYAHID
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda kepada para sahabat : "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi lihatlah Thalhah r.a.".

FIRMAN TURUN
Allah juga berfirman : "Di antara orang orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya". (Q.S.Al Ahzaab (33) : 23)
Betapa beruntungnya pengorbanan Thalhah bin Ubaidillah r.a. dalam membela agama Islam, sehingga gugur sebagai Syahid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar