THALHAH BIN UBAIDILLAH
DENGAN 70 LUKA TIKAMAN MEMAPAH
MENYELAMATKAN RASULULLAH
“Di antara
orang orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)”.
(Q.S. Al Ahzab (33) : 23)
Berkat didikan Nabi s.a.w. berbagai type dan karakter sahabat dihasilkan, diantaranya Thalhah bin
Ubaidillah r.a..
Merupakan salah seorang dari delapan orang yang pertama memeluk Islam
melalui anak pamannya, Abu Bakar As Shiddiq r.a.
Thalhah bin Ubaidillah pribadi pemurah dan dermawan. Seorang pemuda
Quraisy berprofesi sebagai saudagar, walau muda Thalhah punya kelebihan dalam
strategi berdagang, cerdik dan pintar, hingga dapat menyaingi pedagang pedagang
seniornya.
Mendapat gelar "Burung elang hari Uhud" dari Nabi
s.a.w., karena menjadikan dirinya sebagai perisai melindungi Nabi Muhammad s.a.w. saat pertempuran Uhud.
NASAB
Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim
bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Ibunya bernama Ash Sha'bah binti Al Hadrami,
saudara perempuan Al Ala' telah menyatakan dirinya sebagai seorang muslimah.
Thalhah menikah dengan
Su'da binti Auf. Thalhah dikaruniai 14 putera puteri yaitu : Muhammad As
Sajjad, Imran, Isa, Ismail, Ishak, yaakub, Musa, Zakaria, Yusuf, Yahya, Aisyah
(Istri Mush'ab bin Zubair
bin Awwam), Ummu Ishak (Istri Hasan bin Ali), Sha'bah, Maryam.
MENDENGAR
PENDETA BERKISAH
Ketika Thalhah bin Ubaidillah dan rombongan pergi ke Syam, di Bushra
Thalhah bin Ubaidillah mengalami peristiwa menarik yang mengubah garis
hidupnya.
Tiba tiba seorang pendeta berteriak teriak : "Wahai para pedagang, adakah di antara tuan tuan yang berasal dari
kota Makkah?." "Ya, aku penduduk Makkah," sahut Thalhah. "Sudah
munculkah orang di antara kalian orang bernama Ahmad?", tanya
pendeta,"Ahmad yang mana?",
tanya Thalhah "Ahmad bin
Abdullah bin Abdul Muthalib”, jawab pendeta.
NABI PENUTUP PARA NABI
“Bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup
para Nabi, kelak dia akan hijrah dari negerimu ke negeri berbatu batu hitam
yang banyak pohon kurmanya. Dia akan pindah ke negeri yang subur makmur,
memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya wahai anak muda", sambung sang pendeta.
PENASARAN
Ucapan pendeta begitu membekas di hati Thalhah bin Ubaidillah, tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar, dia
langsung pulang ke Makkah. Setiba di Makkah langsung bertanya kepada
keluarganya : "Ada peristiwa apa
sepeninggalku?".
MENYATAKAN SEBAGAI NABI
"Ada, Muhammad
bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar telah mempercayai dan
mengikuti apa yang dikatakannya," jawab
mereka.
"Aku mengenal Abu Bakar, dia seorang yang lapang
dada, penyayang dan lemah lembut, dia pedagang berbudi tinggi dan teguh, kami
berteman baik, banyak orang menyukai majelisnya, karena dia ahli sejarah
Quraisy," gumam
Thalhah bin Ubaidillah lirih.
MENEMUI
ABU BAKAR
Kemudian Thalhah bin Ubaidillah langsung mencari Abu Bakar dan bertanya : "Benarkah Muhammad bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau
mengikutinya?“. "Betul", jawab Abu Bakar.
Kemudian Abu Bakar menceritakan tentang Nabi Muhammad sejak
peristiwa di gua Hira' tentang turunnya ayat pertama. Kemudian Abu Bakar mengajak
Thalhah bin Ubaidillah memeluk Islam.
Usai Abu Bakar bercerita,
Thalhah bin Ubaidillah ganti bercerita tentang pertemuannya dengan pendeta,
betapa tercengang Abu Bakar mendengarnya
MEMELUK
ISLAM
Kemudian Abu Bakar mengajak
Thalhah bin Ubaidillah menemui N. Muhammad s.a.w.
menceritakan peristiwa yang dialaminya dengan pendeta. Di hadapan Rasulullah
s.a.w., Thalhah bin Ubaidillah langsung mengucapkan dua kalimat syahadat.
KELUARGA
MENGHALANGI
Bagi keluarganya, Islamnya Thalhah bin Ubaidillah sangat mengagetkan, keluarga
dan orang orang dekatnya berusaha mengeluarkannya dari Islam. Karena pendirian
Thalhah bin Ubaidillah begitu kokoh, mereka akhirnya bertindak kasar, siksaan
demi siksaan dilakukan.
DISIKSA
Seorang lelaki Quraisy, Naufal bin Khuwailid menyeret Abu Bakar dan Thalhah bin Ubaidillah
mengikatnya menjadi satu dan mendorong ke algojo hingga luka parah.
Peristiwa ini menjadikan Abu Bakar dan
Thalhah bin Ubaidillah digelari Al Qarinain (sepasang sahabat yang mulia), juga
Assyahidul Hayy (syahid yang hidup).
PEMBELAANNYA TERHADAP RASULULLAH
Bila Abu Bakar teringat
pada Thalhah r.a. dia berkata : "Perang Uhud adalah harinya Thalhah r.a.,
pada waktu itu akulah orang pertama yang menjumpai Rasulullah
s.a.w.”.
70 TIKAMAN DI TUBUHNYA
Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah, baginda
berkata kepada kami : "Lihatlah saudaramu ini". “Pada waktu itu aku
melihat tubuh Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan
jari tangannya putus."
Ketika tentara Muslim terdesak mundur dan Rasulullah
s.a.w. dalam bahaya akibat
ketidak disiplinan para pemanah menjaga bukit Uhud.
Saat itu pasukan musyrikin bergerak maju menyerang pasukan Muslim dan Rasulullah
s.a.w. karena ingin membalas kekalahannya di perang Badar. Masing masing
mencari orang yang pernah membunuh keluarganya
sewaktu perang Badar dan berusaha mencari Rasulullah
s.a.w..
MELINDUNGI
NABI
Kaum Muslimin dengan sekuat tenaga melindungi Rasulullah s.a.w. salah satu mujahid
yang melindungi Nabi s.a.w. adalah Thalhah r.a. Dia berperawakan tinggi kekar dipeluknya
beliau dengan tangan kiri dan dadanya. Thalhah merupakan salah satu pahlawan
dalam barisan tentara perang Uhud, dia rela berkorban demi membela keselamatan Nabi
s.a.w.
Akhirnya kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang, mereka mengira
Rasulullah s.a.w. telah tewas, padahal Rasulullah s.a.w. selamat walau menderita
luka luka.
MEMAPAH
NABI
Baginda dipapah Thalhah menaiki bukit di ujung medan pertempuran.
Tangan, tubuh dan kaki Nabi diciumi Thalhah sambil berkata : "Aku
tebus engkau Ya Rasulullah dengan ayah ibuku", Nabi s.a.w. tersenyum
dan berkata : "
Engkau adalah Thalhah kebajikan".
BURUNG
ELANG HARI UHUD
Di hadapan para sahabat Nabi s.a.w. bersabda : "
Keharusan bagi Thalhah adalah memperoleh ....", yang
dimaksud Nabi s.a.w. adalah
memperoleh syurga. Sejak peristiwa Uhud itulah Thalhah mendapat julukan "Burung elang hari Uhud".
WAFAT
Sewaktu terjadi pertempuran
"Aljamal", Thalhah bertemu Ali r.a. dan Ali r.a. memperingatkan agar dia
mundur ke barisan belakang. Sebuah panah mengenai betisnya dia segera
dipindahkan ke Basra, tak berapa lama karena lukanya yang parah dia wafat di
usia enam puluh tahun, dimakamkan dekat
padang rumput di Basra.
SYAHID
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda kepada para sahabat : "Orang
ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan
diatas bumi lihatlah Thalhah r.a.".
FIRMAN
TURUN
Allah juga berfirman : "Di antara orang orang
mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah,
maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang
menunggu nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya". (Q.S.Al Ahzaab (33) : 23)
Betapa beruntungnya pengorbanan
Thalhah bin Ubaidillah r.a. dalam membela agama Islam, sehingga gugur sebagai
Syahid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar