Minggu, 28 Februari 2016



       GERHANA MATAHARI TOTAL

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda tanda bagi orang orang yang berakal “. ( Q.S. Ali Imran (3) : 190 )

 In syaa Allah pada hari Rabu 9 Maret 2016 akan terjadi gerhana matahari total. Gerhana merupakan peristiwa biasa, sebagaimana terjadinya siang dan malam. Gerhana terjadi karena ke Kuasaan dan ke Besaran Allah, karena semua peristiwa alam berdasar ketetapan Nya yang tidak pernah berubah.           
“ Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali kali tidak akan menemukan perubahan bagi Sunnatullah itu “( Q.S. Al Fath (48) : 23 )
Dengan demikian gerhana bukan terjadi karena adanya kejadian aneh, sebagaimana mitos yang dicanangkan para tukang ramal / paranormal / dukun yang suka menyebar ketakhayyulan, yang tak rational dan jauh menyimpang dari keimanan !.

ILMU PENGETAHUAN BERDASAR SUNNATULLAH
Berdasar sunnatullah yang selalu tetap ini, membuat para ilmuwan bisa menetapkan dan merumuskannya menjadi ilmu pengetahuan. Berdasar sunnatullah ( ketetapan Allah ) ini pula gerhanapun jauh hari bisa ditketahu, termasuk menentukan jadwal sholat, puasa dll. Allaahu Akbar.    

KEBETULAN
Kekeliruan dalam menanggapi gerhana ini pernah terjadi di masa Nabi Muhammad s.a.w. dimana waktu itu putra beliau Ibrahim meninggal di usia 18 bulan bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari. Kejadian ini dianggap masyarakat karena meninggalnya Ibrahim.

NABI MENJELASKAN
Kemudian khabar terdengar oleh Nabi s.a.w., beliau menemui kaum Muslimin dan bersabda : " Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah sholat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu ". ( H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad).  k
HANYA SEBAGIAN ASIA TENGGARA
Yang dapat melihat fenomena ini hanya wilayah  tertentu sebagaimana liputan6.com, Washington DC. Sebagian Asia Tenggara dapat melihat gerhana matahari total pada tanggal 9 Maret 2016. Berdasarkan informasi NASA, gerhana total akan berlangsung sekitar satu menit pada setiap wilayah yang terdampak.

GELAP TOTAL
Informasi Tech Times, Selasa (22/2/2016) menyebutkan gerhana matahari total merupakan kejadian langka. Saat itu posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari, sehingga bulan menutupi permukaan matahari menyebabkan keadaan menjadi gelap tanpa sinar matahari. " Anda tidak akan melihat sinar matahari ketika mencapai totalitas, sehingga anda akan merasakan suasana seperti senja meski waktu menunjukkan siang hari ", kata peneliti NASA Sarah Jaeggli.
Menurut almanak Pimpinan Pusat Muhammadiyah,  gerhana matahari total terjadi mulai pkl 06.19. sampai pkl 10.45. wib.

KEDUA KALI DI INDONESIA
Gerhana matahari total (GMT) terjadi di Indonesia pertama 11 Juni 1983,
ke dua 9 Maret 2016. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin kepada Tempo.co, fenomena ini diperkirakan akan terjadi lagi pada 2023.

MAKIN LANGKA
Menurut Premana W Premadi dari Universe Awareness (UNAWE) Indonesia Observatorium Bosscha, semakin hari bulan bergerak makin menjauh dari bumi. Kondisi ini membuat momen gerhana matahari total semakin hari semakin langka. " Bulan begerak menjauhi bumi, anak anak, cucu cucu kita yang hidup miliaran tahun mendatang tidak akan bisa melihat gerhana matahari total ", kata  Premana seperti dikutip Detik.

WILAYAH YANG BISA MENYAKSIKAN
Indonesia merupakan salah satu wilayah di dunia yang bisa menyaksikan gerhana kali ini, wilayah lainnya : Lautan Hindia dan Pasifik.
Gerhana berdurasi sekitar 2-3 menit tersebut akan melintasi 12 provinsi di Indonesia, di antaranya Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

BERDO’A DAN MELAKSANAKAN SHOLAT
Sebagai umat Islam dalam menyikapi Kebesaran Allah ini, bukan dengan melakukan prilaku aneh sebagaimana tradisi nenek moyang : Melakukan pemukulan pohon pohon, mengangkat kepala anaknya agar tumbuh tinggi dll, tetapi dengan “ berdo’a dan melaksanakan sholat gerhana “ sebagaimana  sabda Rasulullah s.a.w. : ” Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap dan bersedekahlah ”.  ( H.R. Bukhari Muslim )
Sholat yang dilakukan saat gerhana bulan disebut sholat khusuf, sedang saat gerhana matahari disebut sholat kusuf.

BERJAMA’AH

Sholat gerhana dilaksanakan berjama’ah :  “ ‘Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa pada zaman Nabi s.a.w.pernah terjadi gerhana matahari. Beliau kemudian mengutus seseorang untuk menyeru : “ Asholaatu jaami’ah ( mari sholat berjama’ah ) “. Orang orang kemudian berkumpul, Nabi kemudian maju dan bertakbir, beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at. ( H.R. Muslim )

TANPA ADZAN
Berdasar hadits tersebut  sholat gerhana dilaksanakan tanpa adzan, hanya seruan : “ Asholaatu jaami’ah ( mari sholat berjama’ah ) “.


AGAK PANJANG
Sholat dilaksanakan agak panjang :
“ Dari ‘Aisyah r.a. bahwa beliau bercerita : “ Pada masa Rasulullah s.a.w. terjadi gerhana matahari. Karena itu beliau s.a.w. sholat mengimami orang banyak. Nabi s.a.w. berdiri dan lama berdirinya, kemudian ruku’ dan lama ruku’nya. Kemudian beliau berdiri dan lama berdirinya tetapi tidak selama yang pertama. Sesudah itu ruku’ dan lama ruku’nya tetapi tidak selama ruku’nya yang pertama. Kemudian beliau sujud dan lama sujudnya.Sesudah itu beliau perbuat rekaat yang kedua seperti apa yang telah beliau lakukan pada rekaat pertama, kemudian selesai.  Setelah selesai sholat matahari telah jelas kelihatan. Nabi s.a.w. memberikan khutbah dihadapan orang banyak. Sesudah memuji dan mengagungkan Allah s.w.t. beliau bersabda :   “ Hai umat Muhammad, demi Allah  tidak ada yang lebih cemburu dari pada Allah terhadap hamba Nya yang berzina atau umatnya yang berzina. Hai umat Muhammad demi Allah jika kamu tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa ? “. ( H.R. Bukhari )
Berdasar hadits tersebut sholat gerhana dilaksanakan sebagai berikut :Tiap rekaat dilaksanakan dengan dua ruku’ ( ruku’ pertama tanpa sujud, setelah ruku’ kedua baru sujud ). Bacaan ayatnya panjang, dibaca secara jahr (mengeraskan suara) : Sebagaimana hadits ‘Aisyah : “ Nabi s.a.w. menjaharkan bacaannya ketika shalat gerhana ”. (H.R. Bukhari dan Muslim). .
Ketika berdiri dan ruku’ yang pertama dilaksanakan lebih panjang dari berdiri dan ruku’ kedua.  
Pada rekaat kedua dilaksanakan seperti rekaat pertama, kemudian tasyahud dan diakhiri salam. Setelah sholat dilanjutkan dengan khutbah. 

DIAKHIRI KHUTBAH 
Khutbah berisi anjuran berdoa’, bertakbir dan  mengingatkan kebesaran Allah. Sebagaimana dilakukan Nabi s.a.w. dalam khutbah beliau :
“ Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda diantara sekian banyak tanda tanda kebesaran Allah s.w.t. Keduanya tidak  gerhana karena mati atau lahirnya seseorang. Apabila kamu melihat gerhana maka berdo’alah kepada Allah, bacalah takbir, sholat dan bersedekahlah “.

SEDEKAH
Kemudian khutbah diakhiri anjuran bersedekah, bisa dilakukan dengan memberikan infaq kedalam kotak infaq masjid, kepada famili atau jama’ah yang dianggap memerlukan.
Demikian indah dan mulia bila tuntunan agama diamalkan, sehingga jauh dari ketakhayyulan dan kemusyrikan yang menyesatkan !.
 Semoga kita diberi kelapangan dan kemudahan oleh Allah dalam melaksanakan tuntunan  Nya.  Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar