SALING MENYAYANGI KARENA
ALLAH
“Muhammad itu adalah utusan
Allah dan orang orang
yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka…..”. (Q.S. Al Fath 29)
Berbagai macam persaudaraan, persatuan, kumpulan terjadi
di dunia ini, karena adanya kesamaan. Bisa karena kesamaan hobby, sehingga
muncul perkumpulan “Harley Davidson” (penggemar moge / motor gede). Karena
cintanya pada sepak bola sehingga muncul : Bonek, Jek Mania, Bajul Ijo.
Lantaran cintanya pada lagu tempo dulu, sehingga muncul club : Grup Tempo dulu
dan sebagainya.
Itulah salah
satu tabiat manusia, mereka berkumpul dan menyatu karena kesamaannya. Ada pula
yang menyatu, akrab dan bersahabat lantaran kekayaannya belaka, sehingga
persahabatan ini jelas takkan abadi. bagai pepatah “Ada gula ada semut”. Semut
datang karena ada gula dan takkan datang karena gulanya tiada.
Sangat beda dengan persahabatan dan
saling menyangi yang didasarkan karena Allah, karena akan bersifat langgeng dan
nikmat adanya.
IMAN
TERKUAT
Beda dengan saling menyayangi dan
mencintai yang didasarkan pada ke imanan, sehingga kencintaannya hanya karena
Allah belaka.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tali iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah
dan membenci karena Allah”. (H.R AtTirmidzi).
Dengan
mencintai dan membenci karena Allah akan terasa jiwa makin mantap dan tenang
lantaran hanya disandarkan kepada Allah. Dengan dasar inilah rasa cintanya akan
menjadikan persahabatan yang langgeng, indah, menyenangkan dan mengasyikkan.
BUKTI
KESEMPURNAAN IMAN
Iman tidak hanya sekedar pengakuan di bibir
saja, tetapi harus dibuktikan dengan tindakan, dengan perbuatan mencintai atau
membenci sesuatu karena Allah. Dengan sikap ini iman menjadi sempurna.
Nabi s.a.w. bersabda : “Siapa saja
yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan
tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya”. (H.R Abu Dawud dan At Tirmidzi)
MEMBERI
HADIAH
Diantara cara agar tercipta rasa saling mencintai Nabi s.a.w.
mengajarkan agar saling memberi hadiah.
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Saling
memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai”. (H.R. Bukhari dan Baihaqi)
BERKUNJUNG
Guna menanamkan rasa kasih dan sayang Nabi s.a.w. juga mengajarkan agar
suka berkunjung, bukankah dengan berkunjung akan membuat tuan rumah merasa dihargai dan
diperhatikan, sehingga membuahkan rasa kasih sayang makin meningkat.
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Wahai Abu
Hurairah berkunjunglah engkau dengan baik, tidak terlalu sering dan terlalu
jarang, niscaya akan bertambah sayang”. (H.R Thabrani
dan Baihaqi)
MENYEBARKAN
SALAM
Begitu indah Nabi s.a.w. memberi
tuntunan sehingga iman dikaitkan dengan saling mencintai, bahkan saling
mencintai bisa dipupuk dengan menyebarkan luaskan salam diantara sesama muslim.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidaklah kalian masuk syurga sehingga
kalian beriman. Tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai.
Maukah kalian aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian lakukan kalian
akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian”. (H.R.
Muslim)
MEMILIKI JIWA
PERSAUDARAAN YANG ERAT
Bahkan Rasulullah s.a.w. menanamkan betapa pentingnya memiliki empati,
berbagi rasa, sehingga ada rasa keperdulian terhadap musibah yang dialami.
Dengan empati ini makin mempererat tali kasih sayang. Karena kesusahan kawannya
juga merupakan kesusahannya, dengan keperdulian ini akan membangkitkan rasa
kasih sayang makin terbentuk dengan sempurna, karena kesusahannya seakan berkurang
karena berbagi rasa dengan saudaranya, sehingga bebannya terasa agak berkurang
dibuatnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Orang orang Mukmin itu ibarat satu jasad,
apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan
demam dan tidak dapat tidur”. (H.R. Muslim).
MENDAPAT
NAUNGAN DI HARI QIAMAT
Begitu pentingnya saling mencintai
karena Allah, sehingga kelak akan dinaungi Allah, dimana tidak ada naungan selain
naungan Allah.
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Allah
berfirman pada Hari Kiamat : “Di manakah orang orang yang saling mencintai
karena keagungan Ku pada hari ini ?. Aku akan menaungi mereka dalam naungan Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan Ku”. (H.R. Muslim).
BERADA DALAM MIMBAR BERCAHAYA
Tidak hanya naungan saja
Karunia Nya, bahkan sampai kelak disediakan pula mimbar dari cahaya di syurga.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Allah berfirman : “Cinta Ku adalah
untuk orang orang yang saling mencintai karena Ku, cinta Ku adalah untuk orang orang yang
saling tolong menolong karena Ku, cinta Ku adalah untuk orang orang yang
saling berkunjung karena Ku”. Orang orang yang bercinta karena Allah berada di atas mimbar mimbar dari cahaya dalam naungan ‘Arsy pada hari tiada
naungan kecuali naungan Nya “. (H.R.
Ahmad).
KISAH NYATA
Sebuah kisah benar benar terjadi
di suatu daerah, dimana seorang kaya raya hartanya ludes gara gara sikap
karyawan yang tak amanah, sehingga harta perusahaan habis semuanya, bahkan
rumahnyapun ikut terjual pula. Akhirnya sang pengusaha memutuskan hijrah ke
luar daerah.
Sang anak pertama dengan tekun dan sabarnya
berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dengan berjualan di pinggir terotoar, juga
membuat kue berbahan singkong.
Dalam keseharian mantan putra orang kaya ini hidup
bersama dengan anak desa yang berjualan mainan di depan sekolah. Si anak desa kagum dengan pribadinya
: “Kok bisa ya hidup di desa dengan tidur dilantai seadanya ?”. Itulah buah
persahabatan yang dilandasi karena Allah semata, sehingga sekarang si anak
sukses diluar daerah dan….persahabatan tetap terjalin dengan akrabnya, begitu
indah terasa bila persahabatan dilandasi karena Allah semata.
Bahkan sampai sekarangpun walau dia sukses di bidang jasa kurir dengan nama "BANGJEK" di Banjarmasin, persahabataan tetap terjalin dengan akrabnya. Subhaanallah.
KISAH TAULADAN
NIKMATNYA
SALING MENCINTAI KARENA ALLAH
Betapa nikmat terasa
bila tuntunan agama dilaksanakan secara kaffah (total), termasuk saling
mencintai karena Allah semata.
Bahkan saling mencintai
ini sampai dibawa ketika ajal menjemputnya nanti. Artinya ketika ajal terjadi
mereka siap memandikan jasadnya bagi yang mendahuluinya sebagaimana kisah
dibawah ini
Seorang isteri menangis ketika memandikan
jenazah suaminya sambil berkata : " Inilah janji kami sebagai suami isteri,
jika abang pergi lebih dulu akulah
yang memandikan jenazahmu, andai
aku yang pergi dulu abanglah yang memandikan jenazahku".
Dengan tenang isteri membasuh muka suaminya
sambil berdoa : "Inilah wajah suami yang ku sayang tetapi Allah lebih
sayang padamu, wahai suamiku, semoga Allah mengampuni dosa dosamu dan menyatukan
kita di akherat nanti".
Saat membasuh tangan jenazah suaminya dia berdo’a
pula : "Tangan inilah yang mencari rizki yang halal untuk kami, masuk ke
mulut kami, semoga Allah memberi pahala untukmu wahai suamiku".
Saat membasuh tubuhnya dia berkata dan berdo’a
: "Tubuh inilah yang memberi pelukan kasih sayang padaku dan anak anakku,
semoga Allah memberi pahala berlipat untukmu wahai suamiku".
Saat membasuh kakinya dia berkata dan berdo’a :
"Dengan kaki inilah engkau keluar rumah mencari nafkah untuk kami,
berjalan dan berdiri sepanjang hari semata mata untuk mencari sesuap nasi,
terima kasih suamiku, semoga Allah memberimu kenikmatan hidup di akhirat dan
pahala berlipat ganda".
Selesai memandikan jenazah suaminya, si isteri
berkata pula : "Terima kasih suamiku karena aku bahagia menjadi isterimu
dan terima kasih karena telah meninggalkanku bersama permata hatimu yang persis
dirimu dan aku sebagai seorang istri ridla akan kepergianmu karena kasih sayang
Allah kepadamu".
Subhanallah
betapa Indahnya
saling mencintai
karena Allah,
meskipun terpisah sementara di dunia tiada sesal karena yakin bahwa Allah akan
mempersatukan kembali di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar