TUNTUNAN QURBAN
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah“. (Q.S. Al Kautsar 1-2)
Begitu banyak
kenikmatan Allah diberikan kepada hamba
Nya, maka selayaknya sebagai seorang hamba harus pandai
bersyukur dengan melaksanakan shalat dan melaksanakan qurban
setiap tahunnya.
Dengan demikian bukti kesyukurannya
tidak hanya diujudkan dengan melaksanakan sholat karena Allah saja, namun harus
bisa membuahkan rasa cinta dan keperdulian kepada sesama, dengan
kata lain orang yang sholat harus bersikap sosial, jauh dari kebakhilan.
Tentang qurban alhamdulillah secara umum sudah marak dilaksanakan umat
Islam, namun ada sisi lain yang kurang dikenal dan tidak populer, sehingga kami
sengaja menyajikan untuk melengkapinya, agar ibadah semakin sempurna.
PUASA
ARAFAH
Dalam
rangkaian hari raya Qurban, ada tuntunan yang mengiringinya yakni puasa arafah
yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
"Dari Abi Qatadah, ia
memberitakan bahwa Rasulullah s.a.w. ditanya tentang puasa hari arafah, maka
beliau menjawab itu melebur dosa dosa (setahun) yang telah lalu dan (setahun) yang akan datang". (H.R. Muslim)
ANCAMAN YANG TAK BERQURBAN
ANCAMAN YANG TAK BERQURBAN
Begitu pentingnya urusan
kemanusiaan, sehingga tidak sepatutnya
orang yang telah melaksanakan sholat namun masih bersifat bakhil,
sehingga tidak mau berqurban, sampai
Rasulullah s.a.w. mengancamnya :
Dari Abu Hurairah r.a. katanya : “Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa mampu
berqurban, tetapi tak mau berqurban, maka janganlah mendekati mushollaku".
(H.R. Ahmad
dan Ibnu Majah, dishahihkan Al Hakim)
KEUTAMAAN SHALAT ‘IDUL ADHA DAN BERQURBAN
Demikian
besar pahala melaksanakan shalat ‘Idul adha, berqurban, melaksanakan
penyembelihan dan membagi daging qurban, sehingga nilainya lebih besar dari
berperang
Diceritakan dari Ibnu Abbas r.a. dari Nabi s.a.w. bahwa
beliau bersabda :.
“ Tidak ada amal di hari kesepuluh ini yang lebih baik
dari amal yang kita kerjakan hari ini ( 10 dzulhijjah ) “. Mereka bertanya : “
Apakah juga lebih baik daripada berperang ? “. Nabi s.a.w. menjawab : “ Ya juga
lebih baik daripada berperang, kecuali orang yang berperang tanpa memperdulikan
bahaya terhadap dirinya dan harta bendanya, kemudian dia tidak kembali lagi (
mati syahid ) “. ( H.R. Bukhari )
SEEKOR DOMBA UNTUK YANG BERQURBAN DAN KELUARGANYA
SEEKOR DOMBA UNTUK YANG BERQURBAN DAN KELUARGANYA
Bahwa Abu
Ayyub berkata : “ Pada zaman Rasulullah
s.a.w. orang berqurban dengan seekor domba untuknya dan untuk keluarga seisi
rumahnya. Mereka memakan dan mereka berikan orang lain sampai manusia merasa senang ( lega ), sehingga mereka
menjadi seperti yang kau lihat “. (H.R. Ibnu
Majah dan Tirmidzi)
SEEKOR SAPI / ONTA UNTUK TUJUH ORANG
Bagi
yang menginginkan qurban sapi dapat dilaksanakan dengan cara urunan 7 orang.
Diriwayatkan oleh Jabir, berkata : " Kami menyembelih qurban bersama Nabi di
Hudaibiah, seekor unta untuk tujuh orang, begitu juga sapi ". ( H.R. Muslim, Abu Daud dan At Tirmidzi )
HEWAN QURBAN HARUS SEHAT (TIDAK CACAT)
Qurban harus dilaksanakan
secara sempurna, artinya kondisi hewan harus benar benar prima : 1. Sehat, 2.
Tidak buta, 3. Tidak pincang, 4. Tidak terlampau tua.
Dari Barra' bin Azib r.a.
katanya, Rasulullah s.a.w. berdiri diantara kami dan bersabda : " Empat
jenis ( binatang ) yang tidak boleh dijadikan qurban : 1. Yang buta sebelah
matanya, 2. Yang positif sakit, 3. Yang positif pincang, 4. Yang sudah tua dan
sudah tiada bersumsum ". ( HR. Ahmad dan Imam yang empat serta dishahihkan
oleh At Tirmidzi dan Ibnu Hibban )
TUNTUNAN
BAGI YANG QURBAN
Bagi
yang berqurban, mulai tanggal 1 dzulhijjah hendaknya tidak memotong kuku dan
mencukur rambutnya
sampai terlaksananya qurban.
Dari Ummu Salamah r.a. katanya : “ Nabi s.a.w. bersabda :
“ Apabila kamu melihat bulan dzulhijjah ( tanggal 1 ) telah terbit dan kamu
bermaksud hendak menyembelih qurban, maka janganlah kamu mencukur rambut dan
jangan memotong kuku hingga selesai penyembelihan qurban. “. (H.R. Muslim) WAKTU
PENYEMBELIHAN
Penyembelihan dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah
setelah sholat ‘Idul Adha, sampai hari tasyrik 11, 12, 13 Dzulhijjah
"Barangsiapa
yang menyembelih sebelum sholat, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk
dirinya. Dan siapa yang menyembelih setelah
sholat dan dua khutbah, sungguh ibadahnya ia telah sempurnakan dan
ia mendapat sunnah kaum muslimin". ( H.R. Bukhari dan Muslim )
MEMAKAN,
MENYIMPAN DAN MEMBAGIKAN DAGING QURBAN
Dikalangan
awam masih banyak yang berpendapat bahwa yang berqur
ban tidak boleh makan daging qurbannya, karena
menunjukkan ketidak ikhlasan.
Padahal Nabi s.a.w. justru bersabda : " Makanlah dan berilah makan ( bagikan ) dan simpanlah ". (H.R.
Bukhori dan Muslim)
SEMUANYA
DIBAGIKAN
Tidak
hanya dagingnya saja dibagikan kepada yang berhak, bahkan kulit dan hiasan (acecoris) hewan qurban harus dibagikan
juga. “Dari Ali bin Abu Thalib r.a. katanya Rasulullah s.a.w.
pernah memerintah aku agar mengurus unta qurban, membagikan dagingnya, kulitnya
dan barang barang yang merupakan pakaian unta itu kepada para orang miskin, dan
saya tidak memberikan ongkos sembelihan dari binatang qurban itu“. Karena
sulitnya mengurus kulit, maka untuk mempermudah yang menerima, kulit bisa
dijual terlebih dahulu, kemudian hasilnya
dirupakan bahan makanan kemudian dibagikan, dengan cara ini akan lebih efektif.
ONGKOS PENYEMBELIH
Untuk
ongkos penyembelih (jagal) hendaknya diambilkan dari yang berqurban, tidak diambilkan dari hewan qurban (kulit
misalnya), karena dilarang. Dari Ali r.a. katanya : “ Aku diperintah
Rasulullah s.a.w. mengurus penyembelihan hewan qurban, menyedekahkan daging dan
kulitnya, dan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan kesempurnaan
qurban, tetapi dilarang beliau mengambilkan upah untuk tukang potong dari hewan
qurban itu. Kata Ali r.a. untuk upahnya kami ambilkan dari uang kami sendiri “.
(H.R. Muslim) Semoga Allah memberikan Hidayah
Nya dan kemampuan kepada kita agar bisa melaksanakan quban, sebagai tanda jiwa
yang sehat dan pandai bersyukur kepada Nya. Amiin.
KISAH TAULADAN
MeNGUTAMAKAN CINTANYA KEPADA NABI
Tatkala Abu Sufyan.
menjadi
pemimpin pasukan kufur dan yakin kemenangan berada di fihak kaum Quraisy, dia
menaiki bukit sambil berteriak : “ Apakah di antara kalian ada Muhammad, Abu
Bakr, Umar ? ”. Para sahabat menjawab mereka masih hidup, “ Allah penolong kami
sedang kalian tidak memiliki penolong “. Abu Sufyan berseru lagi : “ Kita akan
kembali bertemu di medan perang pada tahun depan di Badar ”.
Abu Sufyan bersumbar karena, kaum Muslimin
di Perang Badar, kaum kafir di perang
Uhud. Maka para sahabat menjawab dan menyambut
ajakan ini dengan mengatakan : “ Ya kita
akan bertemu di Badar pada tahun depan ”.
Setelah orang orang kafir puas
dengan kemenangannya mereka pulang ke Mekah akan tetapi mereka berhenti, bermaksud
kembali menyerang kaum muslimin di kota Madinah karena mereka merasa belum
meraih kemenangan secara mutlak sebab
mereka belum membunuh Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar. Kemudian Rasulullah
pergi mencari jenazah Hamzah dan mendapatinya dalam keadaan tersayat sayat maka
beliau mengafaninya dan menyolatinya.
Sebahagian sahabat ingin
membawa jenazah kerabat mereka untuk dimakamkan di Madinah akan tetapi
Rasulullah s.a.w. memerintahkan mereka agar memakamkan jenazah di tempat mereka
mati syahid.
Saat Rasulullah s.a.w.
dan para
sahabat melewati sekelompok wanita bani Najjar. Di antaranya ada yang keluarganya
terbunuh, justru dia menanyakan tentang keadaan Rasulullah s.a.w.
sambil berkata
:, “ Bagaimana dengan kabar Rasulullah s.a.w.”. Maka mereka menjawab : “ Rasulullah
dalam keadaan baik ”. Tatkala mereka melihat Rasulullah s.a.w. mereka berkata :
“ Semua musibah yang menimpa adalah ringan, selain musibah yang menimpamu wahai
Rasulullah ”. Begitu hebatnya kecintaan mereka terhadap Rasulullah s.a.w.
DO'A MENYEMBELIH
Dalam menyembelih lebih utama dilakukan sendiri
dengan membaca :
بسم الله والله اكبر
Bismillaahi walloohu akbar
(Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar)
Dari
Anas r.a. katanya : “Rasulullah s.a.w. menyembelih qurban dua ekor kambing kibas
(biri biri)
putih yang bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri
sambil membaca Basmallah dan Takbir dan dengan menginjakkan kaki beliau di
pangkal leher biri biri
itu”. (H.R. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar