Minggu, 07 Agustus 2016


UMMU SULAIM
FIGUR WANITA SHOLIHAH
   
“ .......Sebab itu maka wanita yang sholihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).......”.  ( Q.S. An Nisaa’ (4) : 34 )
               
Ummu Sulaim adalah sorang wanita bangsawan suku Khazraj,  bersifat keibuan, berwajah menawan, pintar, berahlak mulia, pemberani, teguh pendirian, tergolong pemeluk Islam awal dari kalangan Anshar.
Nama lengkap Rumaisha Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin Naja al Anshariyah al Khazrajiyah. Menikah dengan Malik An Naddhar, dari pernikahannya dikaruniai putera bernama Anas bin Malik.

MEMELUK ISLAM 
Setelah memeluk Islam, suaminya marah sambil berkata : “ Apakah engkau telah berpindah agama ? ”, Rumaisha menjawab :  “ Tidak bahkan aku telah beriman ”. Bahkan Ummu Sulaim mengajarkan kepada Anas bin Malik mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah keduanya memeluk Islam rumah tangga Ummu Sulaim sering diwarnai cekcok.

MENINGGALKAN RUMAH
Akhirnya suaminya meninggalkan Ummu Sulaim ke Syam dan meninggal disana. Khabar kematian suaminya akhirnya sampai ke Ummu Sulaim, kemudian dia berjanji tidak akan menikah lagi kecuali jika diizinkan anaknya Anas bin Malik.

DILAMAR ABU THALKHAH
Sejak Ummu Sulaim menjadi janda, Abu Thalhah langsung melamarnya. Diriwayatkan dari Tsabit al Banni dari Anas, dia berkata : “ Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim, maka Ummu Sulaim berkata : ” Demi Allah tidak ada laki laki seperti kamu yang patut ditolak wahai Abu Thalhah, sebab kamu laki laki kafir dan saya wanita muslim dan saya tidak halal kawin denganmu, maka apabila kamu memeluk Islam, maka keislamanmu itulah maharku (mas kawin) dan saya tidak minta yang lain darimu ”.

BERHARTA
Abu Thalhah  adalah orang yang berharta, memiliki kebun kurma. Namun ke imanan Ummu Sulaim tak terpikat harta miliknya, hanya menginginkan agar Abu Thalkhah mau memeluk Islam, itu saja permintaannya sekaligus sebagai mahar pernikahannya.

MEMELUK ISLAM
Kemudian Abu Thalhah memeluk Islam. Tsabit al Banni berkata : ” saya sama sekali tidak pernah mendengar ada wanita yang mas kawinnya lebih mulia dari mas kawin Ummu Sulaim ”. ( H.R. An Nasai )
Dari hasil pernikahannya mereka dikaruniai seorang putra bernama Abu Umair. Apabila Rasululah s.a.w. berkunjung kerumah Abu Thalhah beliau sering bermain dan bercanda dengan Abu Umair.

MENINGGAL
Suatu ketika Abu Umair menderita sakit bertepatan hari itu Abu Thalhah sedang bepergian dalam keadaan puasa. Pada hari itu pula Abu Umair meninggal dunia. Dengan sigapnya Ummu Sulaim  memandikan dan mengkafani seorang diri, kemudian jenazahnya dibaringkan di tempat tidur.

MENYAMBUT SUAMI
Setelah Abu Thalhah pulang, Ummu Sulaim menyiapkan makanan untuk berbuka. Ummu Sulaim pun berhias dan memakai wangi wangian. Setelah berbuka Abu Thalhah bertanya kepada Ummu Sulaim : “ Ummi bagaimana keadaan anak kita ? ”, Ummu Sulaim menjawab : “ Alhamdulillah dia dalam keadaan baik baik saja ”.

MELAYANI SUAMI
Kemudian Abu Thalhah menggauli istrinya, ketika Abu Thalhah bangun Ummu Sulaim berkata : “ Saya mempunyai pertanyaan kepadamu, wahai suamiku ”, Abu Thalhah bertanya : “ Apakah itu ? ”.

BERTANYA DENGAN HATI HATI
Ummu Sulaim berkata : “ Seandainya seorang diberi suatu amanat, lalu pemiliknya ingin mengambilnya, haruskah dia mengembalikannya ? ”. Abu Thalkhah menjawab : “ Tentu dia harus mengembalikannya, dia tidak mempunyai hak untuk menyimpannya ”. Ummu Sulaim berkata : “ Suamiku Allah  mengamanatkan Abu Umair kepada kita, namun sekarang Dia telah  memanggilnya kembali ”.

LAPOR KE NABI                
Abu Thalhah sedih saat mendengarnya, dengan agak emosi berkata :  “ Mengapa engkau tidak mengatakannya sejak tadi malam ? ”. Kemudian Abu Thalhah mengadu kepada Rasulullah s.a.w.  kemudian beliau bersabda : “ Semoga Allah Swt memberkahi hubunganmu dengan istrimu tadi malam ”.

BERKAT DO’A NABI
Salah seorang sahabat Anshar berkata : “ Saya menyaksikan berkah do’a Rasulullah s.a.w. tersebut. Dari hubungan dengan istrinya pada malam tersebut, lahirlah Abdullah bin Abu Thalhah yang akhirnya mempunyai sembilan orang anak dan semuanya Hafizh Al Qur’an.

KEUTAMAANNYA
Ummu Sulaim memiliki kedudukan istimewa disisi Rasululah s.a.w. Anas bin Malik berkata : “ Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. tidak pernah masuk sebuah rumah di Madinah selain rumah Ummu Sulaim, kecuali ke rumah para istri beliau. Ketika hal itu ditanyakan beliau menjawab : “Aku merasa kasihan kepadanya karena saudaranya terbunuh waktu bersamaku ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Dalam riwayat lain Anas bin Malik menceritakan : “ Ketika Rasulullah s.a.w.  tiba di Madinah aku baru berumur 8 tahun. Waktu itu ibu menuntunku menghadap Rasulullah s.a.w. sambil berkata : “ Wahai Rasulullah tak tersisa seorang Anshar pun kecuali datang kepadamu dengan hadiah istimewa. Namun aku tak mampu memberimu hadiah kecuali putraku ini, maka ambillah dia dan suruhlah dia membantumu kapan saja anda inginkan ”.

AHLI SYURGA
Termasuk wanita penghuni syurga. Dari hadis Anas dikatakan bahwa ketika masuk jannah, Nabi s.a.w. mendengar suara terompah seseorang : “ Suara siapa ini ? ”, tanya Beliau. Kata Malaikat : “ Itu suara Rumaisha binti Milhan ibunda Anas bin Malik. ( H.R. Muslim )

PEMBERANI
Ummu Sulaim adalah seorang mujahidah, aktif mengikuti peperangan, suatu ketika Abu Thalhah berpapasan Ummu Sulaim dalam perang Hunain, dia melihatnya memegang sebilah pisau, kemudian menemui Rasululah s.a.w. dan berkata : “ Ya Rasululah lihatlah Ummu Sulaim keluar rumah sambil membawa pisau ”. Maka Rasululah bertanya :  “ Apa yang hendak kau perbuat dengannya wahai Ummu Sulaim ? “. Ummu Sulaim menjawab : “ Pisau ini sengaja kusiapkan untuk merobek perut orang musyrik yang berani mendekatiku ”.
       
     PERAWI HADITS
   Merupakan penghafal hadits, sahabat Zaid bin Tsabit r.a., Anas bin Malik meriwayatkan hadis darinya. Sempat meriwayatkan 14 hadis dari Rasulullah s.a.w           

WAFAT
Ummu Sulaim wafat pada tahun 30 hijriah di masa khalifah Utsman r.a.


KISAH TAULADAN
WALAU SUSAH SUDI MENJAMU TAMU
Abu Hurairah berkata : “ Telah datang seorang laki laki kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata : “ Sesungguhnya aku dalam keadaan lapar ”,  maka Rasulullah s.a.w. menanyakan kepada salah satu istrinya tentang makanan yang ada dirumahnya, namun isterinya menjawab : “ Demi yang mengutusmu dengan hak, aku tidak memiliki apa apa kecuali hanya air, kemudian Beliau bertanya kepada istri yang lain, namun jawabannya sama. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapakah yang akan menjamu tamu ini, semoga Allah merahmatinya ”.
Maka berdirilah seorang Anshar bernama Abu Thalhah sambil berkata : “ Saya ya Rasulullah ”, maka dia berdiri bersama tamu tadi menuju rumahnya, kemudian sahabat Anshar bertanya kepada istrinya (Ummu Sulaim) : “ Apakah kamu memiliki makanan ? ”, Istrinya menjawab : “ Tidak punya melainkan makanan untuk anak anak ”, Abu Thalhah berkata : “ Berikanlah makanan kepada mereka dan tidurkanlah mereka, nanti apabila tamu saya masuk, maka akan saya perlihatkan bahwa saya ikut makan, apabila makanan sudah berada ditangan, maka berdirilah dan matikanlah lampu ”, hal itu dilakukan Ummu Sulaim. Mereka duduk dan tamu menikmati hidangan tersebut, sementara kedua suami istri tersebut bermalam dalam keadaan tidak makan “.
Keesokan harinya keduanya datang kepada Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah bersabda : “ Sungguh Allah takjub terhadap fulan dan fulanah ”.
Dan turunlah ayat : “ ......Maka mereka mengutamakan (orang orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka dalam kesusahan .........”. ( Q.S. Al Hasyr (59) : 9 )
           Betapa gembiranya Abu Thalhah atas turunnya ayat tersebut kemudian menemui sang istri untuk menyampaikannya. Betapa tinggi dan mulianya menghormati tamu sehingga Allah menurunkan wahyu. Subhaanallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar