BAGAIMANA PIRAMID DIBANGUN ?
“ Dan
berkata Fir'aun : " Hai pembesar kaumku,
aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku, maka
bakarlah hai
Haman untukku tanah liat ( batu
bata ) kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang tinggi
supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia termasuk orang orang pendusta ". ( Q.S. Al Qoshosh 38 )
.
Piramid merupakan
peninggalan sejarah berbentuk bangunan luar biasa besar dan tinggi beralas segi
4, bersisi sama panjang mengarah ke satu titik puncak, tingginya ada yang
mencapai 200 M. Namun bagaimana cara membangunnya sulit dibayangkan betapa lama,
sulit dan beratnya.
BERFIKIR
Para
ilmuwan berfikir bagaimana sebuah
piramid yang merupakan salah satu bangunan ajaib di dunia ini dibangun ?. Berbagai teori dikemukakan untuk mengetahui teknologi yang
digunakan dalam pembangunan piramid ini,
karena teknologi untuk
mengangkat batu batuan
besar yang beratnya mencapai ribuan kilogram ke puncak bangunan belum memungkinkan
di zaman itu.
TANAH LIAT
Harian Amerika Times
edisi 1 Disember 2006 memberitakan
temuan ilmiah bahwa Firaun telah
menggunakan tanah liat untuk membangun piramid. Batu yang dipergunakan membuat
piramid berasal dari
tanah liat yang dipanaskan,
sehingga membentuk batuan keras yang sukar dibedakan dengan
batu asalnya.
BATU ASLI DAN BUATAN
Profesor Gilles Hug,
dan Dr. Michel Barsoum menegaskan bahwa Piramid yang paling besar di Giza,
dibuat dari dua jenis batuan, batu
asli dan batu yang
dibuat secara manual hasil olahan tanah liat.
Artikel yang
diterbitkan majalah “ Journal
of the American Ceramic Society ”
menjelaskan
bahwa Firaun menggunakan tanah jenis slurry untuk membangun monumen yang
tinggi, termasuk piramid. Karena tidak mungkin manusia
mampu mengangkat batu berbobot ribuan kilogram.
Sebaliknya pada dasar piramid Fir’aun
tetap menggunakan
batu asli.
PROSES PEMBUATAN
Lumpur tersebut
merupakan campuran lumpur kapur yang dipanaskan dengan air garam yang akan
menghasilkan terbentuknya campuran tanah
liat. Kemudian olahan dituang ke dalam tempat yang disediakan di dinding
pyramid, lumpur yang sudah diaduk mengikut ukuran yang dikehendaki tersebut
dibakar, kemudian diletakkan
di tempat yang disediakan di dinding
piramid.
MENELITI BATUAN
Profesor Davidovits
telah mengambil sampel batu piramid yang terbesar untuk dilakukan analisa dengan menggunakan
mikroskop elektron terhadap batu tersebut. Hasilnya, Davidovits menegaskan
bahwa batu tersebut
ternyata dibuat
dari lumpur. Tanpa
menggunakan mikroskop elektron,
para ahli
geologi tidak mampu
membedakan antara batu alam dengan batu buatan.
Sebelumnya seorang ilmuwan Belgia, Guy Demortierh
bertahun tahun
mencari jawaban pembuatan batu besar di puncak piramid. Guy Demortier berkata :
“ Setelah
bertahun tahun
melakukan penelitian,
sekarang barulah saya yakin bahwa piramid yang terletak di Mesir dibuat dari tanah liat ”.
PIRAMID BOSNIA
Penemuan Dr Perancis
Joseph Davidovits ini adalah hasil kajian yang memakan masa kira kira
dua puluh tahun. Sebuah kajian yang begitu lama terhadap piramid Bosnia, “ Piramid
Matahari ”
dan menjelaskan bahawa batu-batunya diperbuat dari tanah liat. Ini
memperkuatkan lagi bahwa cara pembuatan dengan cara ini tersebar luas di masa
lalu.
Bukti bukti
penelitian
menunjukkan bahwa bangunan bangunan raksasa, patung patung raksasa dan
tiang tiang
yang ditemui dalam teknologi canggih zaman dahulu, juga dibuat dari tanah liat.
AL QURAN MENDAHULUI
Jika dikaji lebih teliti ternyata Al Quran
telah menjelaskannya
1400 tahun yang lalu : “ Dan berkata Fir’aun : “ Hai pembesar kaumku,
aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku, maka
bakarlah hai
Haman untukku tanah liat
kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat
Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia dari orang orang pendusta ”. ( Q.S. Al Qashash 38 )
Para ilmuwan berpendapat bahwa Firaun mahir dalam
bidang ilmu kimia guna
memproses tanah liat sehingga menjadi batu. Teknik yang dipakai sangat
misterius,
jika dilihat dari spesifikasi batu yang mereka kerjakan.
Namun Al Quran adalah kitab
pertama yang menjelaskan rahasia
bangunan piramid, bukan para Ilmuwan Amerika, maupun Perancis.
Kita tahu bahwa Nabi
saw tidak pernah pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramid, bahkan
mungkin tidak pernah mendengar tentangnya. Kisah Firaun, terjadi sebelum masa
hidupnya Nabi saw ribuan tahun yang lalu, dan tidak ada satu pun di muka bumi
ini pada masa itu yang mengetahui tentang rahasia piramid. Sebelumnya para ilmuwan tidak mengetahui
secara pasti
bahwa Firaun menggunakan tanah liat yang dipanaskan untuk membangun monumen tinggi
kecuali beberapa tahun kebelakangan ini.
Berkat informasi
Al Quran 1400
tahun yang lampau, Nabi Muhammad saw, beratus tahun selepas berakhirnya Dinasti
Firaun memberitahu bahwa Firaun membina monumen yang kini dikenali sebagai
Piramid menggunakan tanah liat.
BERKAT WAHYU
“ Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) “. (
Q.S. An Najm 3-4 )
Kenyataan ini sangat
jelas dan kuat membuktikan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. tidaklah berbicara mengikut
hawa nafsunya melainkan petunjuk dari Allah s.w.t. Dan Dia pula yang memberitahu
kepada Nabi terakhir Nya
akan hakikat ilmiah ini, ayat ini menjadi saksi kebenaran ke Nabiannya di kemudian
hari.
KISAH TAULADAN
JA’FAR BIN
ABI THALIB
“ Sesungguhnya Allah dan Malaikat Malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai
orang orang yang
beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya ! ”. ( Q.S. Al Ahzab
56 )
Lima orang keturunan Abdi Manaf sangat mirip Rasulullah s.a.w. diantaranya ialah Ja’far bin
Abi Thalib saudara kandung Ali bin Abi Thalib. pemimpin para mujahidin, putera Abu Thalib (paman Nabi
Muhammad s.a.w.), di besarkan pamannya Abbas bin Abdul Muthalib, karena ayahnya
miskin.
Ja’far berpenampilan gagah, tampan,
berwibawa, warna kulitnya cerah
bercahaya, lemah lembut dan sopan santun, rendah hati dan penuh kasih sayang. Diberi gelar oleh Rasulullah s.a.w. “ bapak si miskin ”. Abu Thalib yang merupakan paman nabi justru hidup
kekurangan. Muhammad mengambil Ali bin Abi Thalib sebagai tanggungannya,
sementara Abbas mengambil Jafar bin Abi Thalib bersamanya.
Pada awal tahun ke delapan hijriah
Rasulullah s.a.w. berkehendak mengirim pasukan untuk memerangi Romawi,
beliau menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai komandan. Beliau bersabda
: “ Kalau Zaid terbunuh, maka yang menggantikannya ialah Ja’far bin Abi Thalib. Jika dia terbunuh yang menggantikan ialah Abdullah bin
Rawahah, jika Abdullah terbunuh, maka biarlah kaum muslimin memilih bagi mereka
sendiri ”.
Kemudian beliau memberikan bendera
warna putih kepada Zaid bin Hartisah. Maka berangkatlah pasukan tersebut, ketika
sampai di daerah Mu’tah, kaum Muslimin mendapati orang orang Romawi telah siap
dengan 200.000. pasukan. Jumlah yang tidak pernah ditemui kaum Muslimin
sebelumnya. Sementara kaum muslimin hanya berkekuatan 300.000. orang.
Ketika pasukan telah berhadapan,
peperanganpun berkecamuk, hingga Zaid bin Haritsah gugur. Melihat Zaid jatuh
tersungkur, Ja’far melompat
mengambil bendera, menyusup ke barisan
musuh sambil melantunkan syair : “ Wahai alangkah
dekatnya syurga, yang sangat lezat dan dingin minumannya. Romawi telah dekat
kehancurannya, wajib bagiku menghancurkannya apabila menemuinya “.
Kemudian dia memporak porandakan
barisan musuh, sehingga terputus tangan kanannya, kemudian diambilnya bendera
dengan tangan kirinya, kemudian terputus pula tangan kirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar