Sabtu, 29 Agustus 2015



BAGAIMANA PIRAMID DIBANGUN ?

“ Dan berkata Fir'aun : " Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku, maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat ( batu bata ) kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia termasuk orang orang pendusta ". ( Q.S. Al Qoshosh 38 )
.            
Piramid merupakan peninggalan sejarah berbentuk bangunan luar biasa besar dan tinggi beralas segi 4, bersisi sama panjang mengarah ke satu titik puncak, tingginya ada yang mencapai 200 M. Namun bagaimana cara membangunnya sulit dibayangkan betapa lama, sulit dan beratnya.

BERFIKIR
Para ilmuwan berfikir bagaimana sebuah piramid yang merupakan salah satu bangunan ajaib di dunia ini dibangun ?. Berbagai teori  dikemukakan untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam pembangunan piramid ini, karena teknologi untuk mengangkat batu batuan besar yang beratnya mencapai ribuan kilogram ke puncak bangunan belum memungkinkan di zaman itu.

TANAH LIAT
Harian Amerika Times edisi 1 Disember 2006 memberitakan temuan ilmiah bahwa Firaun telah menggunakan tanah liat untuk membangun piramid. Batu yang dipergunakan membuat piramid berasal dari tanah liat yang dipanaskan, sehingga membentuk batuan keras yang sukar dibedakan dengan batu asalnya.

BATU ASLI DAN BUATAN
Profesor Gilles Hug, dan Dr. Michel Barsoum menegaskan bahwa Piramid yang paling besar di Giza, dibuat dari dua jenis batuan, batu asli dan batu yang dibuat secara manual hasil olahan tanah liat.
Artikel yang diterbitkan majalah “ Journal of the American Ceramic Society ” menjelaskan bahwa Firaun menggunakan tanah jenis slurry untuk membangun monumen yang tinggi, termasuk piramid. Karena tidak mungkin manusia mampu  mengangkat batu berbobot ribuan kilogram. Sebaliknya pada dasar piramid Firaun tetap menggunakan batu asli.

PROSES PEMBUATAN
Lumpur tersebut merupakan campuran lumpur kapur yang dipanaskan dengan  air garam yang akan menghasilkan  terbentuknya campuran tanah liat. Kemudian olahan dituang ke dalam tempat yang disediakan di dinding pyramid, lumpur yang sudah diaduk mengikut ukuran yang dikehendaki tersebut dibakar, kemudian diletakkan di tempat yang disediakan di dinding piramid.

MENELITI BATUAN
Profesor Davidovits telah mengambil sampel batu piramid yang terbesar untuk dilakukan analisa dengan menggunakan mikroskop elektron terhadap batu tersebut. Hasilnya, Davidovits menegaskan bahwa batu tersebut ternyata dibuat dari lumpur. Tanpa menggunakan mikroskop elektron, para ahli geologi tidak mampu membedakan antara batu alam dengan batu buatan.
Sebelumnya seorang ilmuwan Belgia, Guy Demortierh bertahun tahun mencari jawaban pembuatan batu besar di puncak piramid. Guy Demortier berkata : Setelah bertahun tahun melakukan penelitian, sekarang barulah saya yakin bahwa piramid yang terletak di Mesir dibuat dari tanah liat .

PIRAMID BOSNIA
Penemuan Dr Perancis Joseph Davidovits ini adalah hasil kajian yang memakan masa kira kira dua puluh tahun. Sebuah kajian yang begitu lama terhadap piramid Bosnia, “ Piramid Matahari ” dan menjelaskan bahawa batu-batunya diperbuat dari tanah liat. Ini memperkuatkan lagi bahwa cara pembuatan dengan cara ini tersebar luas di masa lalu.
Bukti bukti penelitian menunjukkan bahwa bangunan bangunan raksasa, patung patung raksasa dan tiang tiang yang ditemui dalam teknologi canggih zaman dahulu, juga dibuat dari tanah liat.

AL QURAN MENDAHULUI
Jika dikaji lebih teliti ternyata Al Quran telah menjelaskannya 1400 tahun yang lalu : Dan berkata Fir’aun : Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku, maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia dari orang orang pendusta . ( Q.S. Al Qashash 38 )
Para ilmuwan berpendapat bahwa Firaun mahir dalam bidang ilmu kimia guna memproses tanah liat sehingga menjadi batu. Teknik yang dipakai sangat misterius, jika dilihat dari spesifikasi batu yang mereka kerjakan.
Namun Al Quran adalah kitab pertama yang menjelaskan rahasia bangunan piramid, bukan para Ilmuwan Amerika, maupun Perancis.
Kita tahu bahwa Nabi saw tidak pernah pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramid, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentangnya. Kisah Firaun, terjadi sebelum masa hidupnya Nabi saw ribuan tahun yang lalu, dan tidak ada satu pun di muka bumi ini pada masa itu yang mengetahui tentang rahasia piramid. Sebelumnya para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti bahwa Firaun menggunakan tanah liat yang dipanaskan untuk membangun monumen tinggi kecuali beberapa tahun kebelakangan ini.
Berkat informasi Al Quran 1400 tahun yang lampau, Nabi Muhammad saw, beratus tahun selepas berakhirnya Dinasti Firaun memberitahu bahwa Firaun membina monumen yang kini dikenali sebagai Piramid menggunakan tanah liat.

BERKAT WAHYU   
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)( Q.S. An Najm 3-4 )
Kenyataan ini sangat jelas dan kuat membuktikan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. tidaklah berbicara mengikut hawa nafsunya melainkan petunjuk dari Allah s.w.t. Dan Dia pula yang memberitahu kepada Nabi terakhir Nya akan hakikat ilmiah ini, ayat ini menjadi saksi kebenaran ke Nabiannya di kemudian hari.

KISAH TAULADAN
JA’FAR BIN ABI THALIB

“ Sesungguhnya Allah dan Malaikat Malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ! ”.   ( Q.S. Al Ahzab 56 )
Lima orang keturunan Abdi Manaf sangat mirip  Rasulullah s.a.w. diantaranya ialah Ja’far bin Abi Thalib saudara kandung Ali bin Abi Thalib. pemimpin para mujahidin, putera Abu Thalib (paman Nabi Muhammad s.a.w.), di besarkan pamannya Abbas bin Abdul Muthalib, karena ayahnya miskin.
Ja’far berpenampilan gagah, tampan, berwibawa, warna kulitnya  cerah bercahaya, lemah lembut dan sopan santun, rendah hati dan penuh kasih sayang. Diberi gelar oleh Rasulullah s.a.w. “ bapak si miskin ”.  Abu Thalib yang merupakan paman nabi justru hidup kekurangan. Muhammad mengambil Ali bin Abi Thalib sebagai tanggungannya, sementara Abbas mengambil Jafar bin Abi Thalib bersamanya.
Pada awal tahun ke delapan hijriah Rasulullah s.a.w. berkehendak mengirim pasukan untuk memerangi Romawi, beliau  menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai komandan. Beliau bersabda : “ Kalau Zaid terbunuh, maka yang menggantikannya ialah Ja’far bin Abi Thalib. Jika dia terbunuh yang menggantikan ialah Abdullah bin Rawahah, jika Abdullah terbunuh, maka biarlah kaum muslimin memilih bagi mereka sendiri ”.
Kemudian beliau memberikan bendera warna putih kepada Zaid bin Hartisah. Maka berangkatlah pasukan tersebut, ketika sampai di daerah Mu’tah, kaum Muslimin mendapati orang orang Romawi telah siap dengan 200.000. pasukan. Jumlah yang tidak pernah ditemui kaum Muslimin sebelumnya. Sementara kaum muslimin hanya berkekuatan 300.000. orang.
Ketika pasukan telah berhadapan, peperanganpun berkecamuk, hingga Zaid bin Haritsah gugur. Melihat Zaid jatuh tersungkur, Ja’far melompat mengambil bendera,  menyusup ke barisan musuh sambil melantunkan syair :  “ Wahai  alangkah dekatnya syurga, yang sangat lezat dan dingin minumannya. Romawi telah dekat kehancurannya, wajib bagiku menghancurkannya apabila menemuinya “.
Kemudian dia memporak porandakan barisan musuh, sehingga terputus tangan kanannya, kemudian diambilnya bendera dengan tangan kirinya, kemudian terputus pula tangan kirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar