BAHAGIA KECEWA APA KATA JIWA
“ Dan
(ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan : " Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat Ku),
maka
sesungguhnya
adzab Ku sangat pedih ". ( Q.S. Ibrahim 7 )
Bahagia
merupakan dambaan siapa saja, sehingga dengan berbagai cara ditempuhnya, namun
tak semuanya dapat menggapainya.
Bahagia
atau kecewa hanya jiwa yang bisa merasakannya, karena rasa merupakan bagian
tugas jiwa. Maka dari sikap jiwa inilah akan ditentukan kecewa atau bahagia.
Oleh
karena itu satu satunya jalan dalam menentukan sikap, hanya kembali kepada tuntunan
Sang Pencipta yang Maha tahu segala rahasia
SERBA SUSAH
Hati atau
jiwa merasa kecewa karena ketidak puasan terhadap keadaan atau takdir yang
dialaminya, maunya keadaan menuruti keinginannya : selalu mulus, selalu sukses,
selalu enak. Jika ini yang diharap pasti kekecewaan akan selalu dialaminya,
karena Allah sengaja tidak menciptakan segalanya selalu mulus, pasti ada saja
kesulitan, hambatan atau halangannya.
" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
berada dalam kesusah payahan ". (
Q.S.Al Balad 4 )
Allah mencipta manusia segaja
dirancang penuh liku liku, penuh kesusah payahan, ini bukan berarti Allah tidak
mampu mencipta manusia selalu dalam kemudahan, karena sudah ada tahapannya,
yakni pada kehidupan di akherat ( syurga ). Maka jangan coba coba berharap
hidup dunia selalu mulus, pasti akan kecewa dibuatnya !.
Disini
pentingnya mengapa harus kembali ke tuntunan agama, yang datangnya dari Yang
Maha Pencipta dan Maha Kuasa, yang Maha tahu rahasia hidup dan kehidupan.
BIJAKNYA SANG PENCIPTA
Kehidupan dunia sengaja dirancang Nya
berirama, tidak ada yang sehat terus, tidak ada yang kaya terus, tidak ada yang
miskin terus, tidak ada kerja terus, tidak ada yang muda terus dan sebagainya.
Dengan
demikian ada pembagian rizki, pengetahuan akan berkembang untuk mengatasi
problema.
Dengan
adanya orang sakit, doter, apotik, pabrik obat, laboratorium ada lapangan
kerja, demikian pula ilmu kedokteran makin berkembang untuk mengatasi penyakit
yang terus berkembang pula. Disini kata kuncinya mengapa Allah merancang
kehidupan manusia dipenuhi dengan susah payah.
SUDAH DITETAPKAN
Bila mau
jujur orang yang mudah kecewa menunjukkan kekerdilan cara berfikirnya, betapa
tidak ?, karena dia hanya mau enaknya saja, tak berani menanggung resikonya !.
Orang yang
mudah kecewa lantaran cara memandang sesuatu hanya menurut kemauannya saja, dia
lupa bahwa hidup ada yang mengaturnya. Bukankan Allah sudah menetapkan
takdirnya sebelum Allah menciptakan Nya ?!.
“ Tiada
suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang
demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari
kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri “. (
Q.S. Al Hadid 22-23 )
Betapa
ruginya yang tidak memahami firman Nya, sehingga bila menemui kegagalan pasti
akan kecewa, padahal Allah sudah menjelaskan bahwa takdir sudah ditetapkan
sebelum manusia diciptakan, manusia hanya diberi hak untuk berikhtiar saja.
Maka bila
ikhtiar telah dilakukan disertai pula panjatan do’a, maka langkah terakhir
hanya bertawakkal ( pasrah ) kepada Nya. Apapun ketetapan Nya terima dengan
rela tanpa penyesalan, pasti akan ada ampunan dan pahala Nya, enak dan nyaman kan.
MENGAPA KECEWA
Kekecewaan
terjadi lantaran tidak mau menerima keadaan, dianggapnya segalanya serba mulus
tiada rintangan, disini letak persoalannya.
Sebenarnya
hidup terlalu banyak kenikmatan yang diterimanya, namun karena selalu melupakan
dan mengingkarinya, sehingga yang nampak hanya kegagalan, ketidak suksesan,
ketidak nyamanan saja, sehingga kekecewaan selalu menyelimutinya, seolah jauh
dari kebahagiaan.
BETAPA NIKMAT YANG PANDAI BERSYUKUR
Suatu saat
di satu masjid ada orang kehilangan sandal, dia berteriak emosi menunjukkan
kekecewaannya, sambil mencari sandalnya. Di depannya ada orang bertanya : “
Kehilangan apa pak ? “, “ Sandal “ jawabnya singkat menujukkan rasa dongkolnya,
“ Baru ya pak ? “, “ Iya makanya saya sangat kecewa, saya bersumpah tidak akan berjama’ah
lagi “, jawabnya ketus, “ Sandalnya baru ya pak ? “. “ Justru itu yang saya
kecewakan, masak takmirnya tidak mau bertanggung jawab atas keamanan sandal
para jama’ah keterlaluan “.
Kemudian
yang bertanya mendekat sambil membuka sarungnya, dan....ternyata kakinya hanya
satu. “ Pak lihat ini ! “, yang kehilangan sandal mendekat sambil bertanya : “
Kakinya kena apa pak “, “ Terlindas kereta api “, sudah lama pak ? “. Sudah 10
tahun “, jawabnya pelan sambil tersenyum, “ Bapak kehilangan sandal saja kecewa
dan marah tidak karuan, padahal masih bisa pulang dengan dua kaki, padahal saya
hanya memiliki satu kaki “.
Mendengar
jawaban ini, yang kehilangan sandal langsung berbalik langkah sambil menahan
rasa malu.
Begitulah
sikap manusia yang kurang bersyukur, maunya tidak mau kehilangan, sehingga
takmir pada disalahkan bahkan bersumpah tidak akan berjama’ah lagi, betapa fatal
sikapnya.
Ibarat
pertandingan dia kalah telak, bayangkan hanya kehilangan sandal kecewanya bukan
kepalang, padahal yang tidak punya kaki bisa tersenyum bahagia, karena baginya kenikmatan
yang diterimanya sudah terlalu banyak, akankah kecewa bila satu kakinya diminta
oleh Sang Pemilik Nya, bukankah anggauta badan merupakan titipan Nya juga.
" Dan jika kamu menghitung hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
". ( Q.S. An Nahl 18 )
Begitu nikmat bagi yang pandai bersyukur,
sehingga apapun yang terjadi dihadapinya dengan tabah, sehingga jauh dari rasa
kecewa yang menyebalkan.
KISAH TAULADAN
BUKTI ILMIAH KEBENARAN
TERBELAHNYA
LAUT MERAH
Terpisahnya
Laut Merah untuk pelarian bani Israel (bangsa yahudi) adalah keajaiban yang
paling spektakuler, sebagaimana firman Allah :
" Dan (ingatlah) ketika
Kami membelah laut untukmu (Nabi Musa) sehingga kamu (Nabi Musa dan Bani
Israil) dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir'aun dan) pengikut
pengikut Fir'aun, sedang kamu menyaksikan ". ( Q.S. Al Baqarah 50
)
“ Dan Kami selamatkan Bani Israil
melintasi laut kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk
mendzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam dia
berkata : " Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang
dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang orang muslim (berserah diri)
". ( Q.S. Yunus 90 )
Analisis
catatan arkeologi, pengukuran satelit dan peta memungkinkan para peneliti untuk
memperkirakan aliran air dan kedalaman di lokasi 3.000 tahun yang lalu.
Sekarang para ilmuwan percaya bahwa kisah Nabi Musa membelah laut itu memang
benar benar terjadi. Sebuah simulasi
komputer menunjukkan bahwa angin timur yang kuat, meniup selama 12 jam dalam
semalam, dapat mendorong air kembali ke perairan dangkal memungkinkan
penyeberangan Musa dan bangsa Yahudi terjebak diantara laut & pasukan
Fir'aun. Berkat pertolongan Allah angin timur yang kuat berhembus sepanjang
malam, membelah air sehingga terbentuknya lintasan jalan dengan dinding air di
sisi kiri dan kanannya.
Hal ini membuat bangsa Yahudi dapat lolos dari kejaran
Fir'aun dan tentaranya. Ketika Fir'aun dan bala tentaranya mengejar, air datang menerjang dan
menenggelamkan Fir'aun.
Sebuah model komputer
penggambaran laut digunakan untuk mensimulasikan dampak angin yang kencang
terhadap perairan 1500 Meter dalamnya. Para ilmuwan menemukan bahwa angin timur
yang berhembus dengan kecepatan 63 mil perjam selama 12 jam akan mendorong air
kembali baik ke dalam danau dan saluran sungai. Hal ini akan menciptakan sebuah
lintasan jalan sepanjang 2 mil lebar 3 mil yang berlangsung selama 4 jam. Air
benar-benar terpisah dengan disertai adanya dinding air yang tinggi di kedua
sisi lintasan jalan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar