Sabtu, 15 Agustus 2015


RINGAN DI LISAN BERAT DI MIZAN

" Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.  Yang Maha Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ".
( Q.S. Al Jum'ah 1 )
                
Berkat Kebesaran dan Kekuasaan Nya, langit dan bumi yang diciptakan Nya begitu luas dan besar ternyata berjiwa juga, terbukti dengan selalu aktif bertasbih  ( mensucikan ) kepada Allah Ta’ala Sang Penciptanya.

BERTASBIH DAN BERTAHMID
Bahkan Allah mempertegas lagi, langit nan luas yang terdiri dari tujuh lapis dan bumi beserta isinya ternyata tidak hanya bertasbih saja, bahkan bertahmid ( memuji ) juga !, namun manusia tidak mengerti cara tasbihnya.
" Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah, dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun ". ( Q.S.Al Israa' 44 )                                                                               
IRONIS
Kita jadi malu sendiri jadinya, betapa tidak ?!. manusia yang dijadikan Allah paling indah bentuknya dan memiliki kesempurnaan akal dan perasaan, justru sering lupa bertasbih dan bertahmid kepada Nya ???. Justru mahluk lain yang kita anggap remeh, sepeleh dan biasa biasa saja keberadaannya, justru senantiasa secara aktif me Maha Sucikan dan memuji Allah sang Penciptanya .                                                                                                      
BAHKAN BERSUJUD
" Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon pohonan, binatang binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan adzab atasnya. Dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki ".  ( Q.S. Al Hajj 18 )
Begitu taatnya mahluk Allah selain jin dan manusia, yang dikira benda mati ini ternyata berjiwa, sehingga tidak hanya bertasbih, namun juga sujud kepada Allah. Namun karena keterbatasan manusia sehingga tidak memahami bagaimana cara sujud mereka. Subhaanallah.

BURUNG SHOLAT DAN BERTASBIH
" Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah kepada Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan ". ( Q.S. An Nur 41 )                                          
Betapa indah, hebat dan ta'jubnya kita terhadap misteri jagat alam ini, bila dapat menangkap dan memahami sinyal sinyal tasbih para mahluk Allah ini. Bahkan tidak hanya bertasbih,  masing masing juga melaksanakan sholat menurut cara yang telah diilhamkan oleh sang Pencipta. 

PENGAMALAN KALIMAT TASBIH
Karena kekurang fahaman, pada umumnya kalimat tasbih hanya dibaca seusai sholat saja. Padahal kalimat ini seharusnya diamalkan juga diluar sholat. Maka biasakan mengaktifkan membaca kalimat ini di setiap waktu, karena banyak keutamaannya. Dengan berdzikir berarti mengaktifkan jiwa, dengan demikian jiwa jadi hidup, bila jiwa hidup jiwa akan memperoleh ketenangan. Bukankah ketenangan jiwa merupakan dambaan dan kebutuhan tiap insan ?.
“ (yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lah hati menjadi tenteram “. ( Q.S. Ar Ra’du 28 )

PALING DISUKAI ALLAH
Begitu berharganya nilai berdzikir, sehingga ada kalimat pendek namun sangat disukai Allah yakni : “ Subhaanallaahi wabihamdih ( Maha suci Allah dan pujian bagi Nya ) “.     
Dari Abu Dzarr ra. berkata : " Rasulullah saw. bersabda kepada saya : " Maukah kamu aku beritahu kalimat yang paling disukai oleh Allah adalah : Subhaanallaahi wabihamdih ". ( H.R. Muslim )

RINGAN DILIDAH BERAT DALAM TIMBANGAN
Bahkan bila dirangkai akan memiliki keistimewann lagi, bernyata begitu besar nilai berdzikir dengan mengucapkan kalimat tasbih dan tahmid. Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda : " Ada dua kalimat yang ringan di lidah ( mudah diucapkan ), berat dalam timbangan, serta disukai oleh Dzat Yang Maha Pemurah yaitu : " Subhaanallaah wabihamdihi  Subhaanallaahil 'adziim  ( Maha Suci Allah dengan memuji kepada Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ). ( H.R. Bukhari dan Muslim )                                                                                   Walau singkat dan ringan di lisan ternyata dua kalimat ini sangat tinggi nilainya disisi Allah, berat dalam timbangan ( di akherat ), bahkan sangat disukai Allah. Akankah hal yang disukai Allah ini diremehkan, ditinggalkan, sayangkan ?!.

DISUKAI NABI
Nabi s.a.w. juga mengajarkan kalimat dzikir yang paling disukainya :    
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah saw. Bersabda : " Sungguh bila aku mengucapkan Subhaanallaah, alhamdulillaah, laa ilaaha illallaah, dan Allaahu akbar ( Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar ) itu lebih kusukai daripada segala apa yang disinari oleh matahari ". ( H.R. Muslim )                                                                                                     
DIBACA 100 KALI = 1000 KEBAIKAN
Begitu tinggi nilai kalimat tasbih, sehingga membacanya 100 kali dalam sehari, dianggap sebagai melakukan 1000 kebaikan, atau dihapus 1000 dosanya .  
Dari Sa'd bin Abu Waqqash r.a. berkata : " Ketika kami berada di hadapan Rasulullah saw. beliau bertanya : " Apakah masing masing di antara kamu sekalian tidak mampu untuk mengerjakan seribu kebaikan setiap hari ?". Kemudian salah seorang di antara kami yang sedang duduk itu menanyakan tentang bagaimana mungkin seseorang itu dapat mengerjakan seribu kebaikan : beliau kemudian bersabda : " Seseorang yang membaca tasbih seratus kali itu dituliskan baginya seribu kebaikan atau dihapuskan baginya seribu dosa ".  ( H.R. Muslim )
Maasyaa Allaah demikian tinggi nilai bertasbih, sehingga memiliki ribuan manfaat.                 

MENGAPA BERTASBIH ?
Mengapa begitu pentingnya kalimat tasbih ?, karena kalimat ini mengandung makna meng Esakan Allah, me Nunggalkan Allah. Allah jauh dari apa yang disangkakan kaum musyrikin : Tuhan beranak dan sebangsanya. Dengan bertasbih artinya mensucikan Allah dari kemusyrikan.       

Dengan mengaktifkan kalimat tasbih diharapkan dalam jiwa tertanam ketauhidan yang mantap, jauh dari kemusyrikan : Tidak pakai jimat, tidak mempercayai kekuatan gaib batu akik, tidak mengamalkan mantra, tidak pakai pelet, tidak pakai aji penglaris ( bagi pedagang ), sehingga jiwanya benar benar hanya bertawakkal ( pasrah ) secara total kepada Allah saja !.


KISAH TAULADAN
ANAK PEGULAT MENANTANG RASULULLAH S.A.W.

Selain pernah bergulat dengan Rukanah pegulat unggulan jazirah Arab, Nabi s.a.w. pun pernah berduel juga secara sportif dengan anak Rukanah,  yakni Yazid bin Rukanah.
Ibnu Abbas  r.a. mengisahkan : “ Yazid bin Rukanah datang menemui Nabi s.a.w. dengan membawa 300 ekor domba, dia berkata : “ Wahai Muhammad apakah engkau mau duel gulat denganku ? “.
Nabi s.a.w. menjawab : “ Apa hadiahnya jika aku mengalahkanmu? “,  “100 domba ini ! “, jawabnya. Kemudian keduanya dengan serunya bergulat, dan Nabi s.a.w.  tampil sebagai pemenang.
Merasa belum puas, kemudian Yazid kembali menantang Rasulullah s.a.w. untuk kedua kalinya, dia berkata : “ Maukah engkau adu gulat (sekali) lagi ? ”, Nabi s.a.w. menjawab :  “ Apa imbalannya ? “.
Yazid menjawab : “ 100 domba lainnya “. Keduanya pun bergulat kembali dengan serunya, lagi lagi Nabi s.a.w. tampil sebagai pemenangnya dengan merebahkan tubuh Yazid secara telak ketanah, karena dalam adu gulat memang demikian aturan permainannya.
Bahkan pertandingan sempat dilakukan sampai tiga kali.
Yazid sempat berkata : “ Wahai Muhammad, sebelumnya tidak ada yang mampu membuat perutku menempel di tanah kecuali dirimu. Dan tidak ada yang paling aku benci pula selain dirimu. Namun sekarang aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah. Dan engkau adalah utusan Allah ! “.
Demikian pengakuan Yazid, yang menunjukkan jiwa kesatriaannya, sebagai seorang olah ragawan yang sportif.
Kemudian Rasulullah s.a.w. secara bijak pula mengembalikan semua domba pemberian Yazid ”.
Betapa mengejutkan sikap Rasulullah s.a.w. bagi Yazid, walau Nabi s.a.w. tampil sebagai pemenang namun beliau tidak mau mengambil hadiah yang mestinya menjadi haknya.
Dari kejadian tersebut dapat diambil hikmah bahwa Nabi s.a.w. dalam berdakwah tidak hanya dengan lisan saja, namun juga dengan kekuatan dan ketrampilan dalam bergulat dengan sportif, bahkan Nabi s.a.w. bukan type manusia yang matrialis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar