Selasa, 26 April 2016


ZAID BIN HARITSAH R.A.

"…Dia tidak menjadikan anak anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri), yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar)". (Q.S. Al Ahzab (33) : 4)

Zaid bin Haritsah bertubuh pendek, hidungnya pesek warna kulitnya hitam, usia delapan tahun. Ibunya bernama Su’da, ayahnya bernama Haritsah. Su’da sudah lama ingin mengunjungi kerabatnya di kampung Bani Ma’an. Karena Haritsah tak bisa mengantar, dia menitipkan istri dan puteranya pada rombongan pedagang.

DICULIK
Ketika Su’da dan Zaid bin Haritsah sampai keluarganya menyambut gembira. Namun kegembiraan penduduk kampung sirna karena serangan perampok. Perampok berhasil menangkap dan membawa Zaid bin Haritsah.  Karena cintanya kepada Zaid, Haritsah mencari Zaid.

DIBAWA KE MEKKAH
Ternyata penculik membawa Zaid ke Mekah, saat itu dikuasai kafir Quraisy, disana perbudakan masih terjadi. Kemudian Zaid dijual dan dibeli Hakam bin Hazm dan menghadiahkan kepada Khadijah binti Khuwailid, kemudian Khadijah menghadiahkan kepada suaminya.

DIAMBIL NABI
Nabi Muhammad menerima Zaid dengan gembira, Beliau bersabda : “Anak baik kamu tak pantas menjadi budak. Sekarang aku memerdekakanmu, bahkan kamu boleh tinggal di rumahku !”. Rasulullah mengasuh Zaid dengan penuh kasih sayang. Zaid seorang anak yang berbakti dan cekatan membantu berbagai pekerjaan rumah, hingga Rasulullah dan Khadijah makin sayang padanya.

KETEMU SANG ANAK
Ketika musim haji, banyak orang ke Mekah. Diantara peziarah ada yang mengenali Zaid. Kabar baik disampaikan pada orang tuanya. Haritsah segera menemui Nabi Muhammad : “Wahai pria  terhormat!, tuan terkenal suka membebaskan orang tertindas. Kedatangan kami untuk meminta puteraku kembali. Sudilah membebaskannya kembali pada kami dan terimalah uang tebusan yang kami siapkan ini !”.
Nabi Muhammad tidak mau menerima uang tebusan, Rasulullah berkata pada Haritsah : “Kita serahkan saja pada Zaid untuk memilih. Jika Zaid memilih ayahnya, aku akan mengembalikannya tanpa tebusan. Tapi bila Zaid memilih tinggal bersamaku. Aku tak akan menyerahkan orang yang telah memilihku!”.

MEMBERI KEBEBASAN MEMILIH
Kemudian Nabi Muhammad bertanya : “Wahai Zaid, apakah kamu mengenal kedua laki laki ini ?”, Zaid menjawab : “Ya mereka adalah ayah dan pamanku”. Kemudian Zaid dipersilahkan membuat keputusan. Saat itu usia Zaid sekitar delapan tahun. Zaid berkata pada Nabi Muhammad, “Engkau adalah pilihan terbaikku!” akhirnya Zaid memilih tinggal bersama Rasulullah. Haritsah pun merelakan, sebab itu sudah menjadi pilihan anaknya sendiri.

MEMELUK ISLAM
Beberapa waktu kemudian turun wahyu pertama dan Zaid langsung memeluk Islam. Kemudian Zaid tumbuh menjadi pemuda dewasa yang bertubuh kuat dan gagah berani.
Zaid sering membela agama di medan perang. Bila dia ikut berperang, maka Rasulullah menunjuknya menjadi komandan.

DIANGKAT MENJADI PANGLIMA PERANG
Suatu ketika pasukan Romawi mengancam di perbatasan. Rasulullah menyiapkan pasukan menuju perang Mut'ah. Perang sangat berat karena pasukan Romawi berjumlah sangat banyak dengan persenjataan canggih, Rasulullah kemudian mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai panglima.
Ketika itu tahun ke delapan hijriah, perang tak seimbang terjadi. Dia menyemangati pasukannya berjuang membela agama. Tetapi jumlah pasukan musuh terlalu banyak, Zaid bin Haritsah pun mati syahid di medan tempur. Akhirnya pertempuran berakhir dengan kemenangan difihak pasukan Muslim.

PERAN ZAID DALAM PERANG MU’TAH
Pertempuran Mu’tah terjadi pada 629 M dekat kampung Mu'tah, se
belah timur Sungai Yordan dan Al Karak, antara pasukan Khulafaur Rasyidin yang dikirim Nabi Muhammad melawan tentara Kekaisaran Romawi Timur (Bashra).

LATAR BELAKANG
Setelah Perjanjian Hudaibiyyah disepakati, Rasulullah mengirim surat surat dakwah kepada para penguasa yg berbatasan dengan jazirah arab (raja Bushra), termasuk kepada Heraklius.
Pada Tahun 7 hijriah atau 628 AD, Rasulullah menugaskan Al Harits bin ‘Umair untuk mengirimkan surat kepada Gubernur Syam bernama Hanits bin Abi Syamr Al Ghassani yg baru diangkat oleh Kekaisaran Romawi.
Dalam Perjalanan Al Harits bin ‘Umair dicegat dan dibunuh penguasa setempat. Pada tahun yg sama Utusan Rasulullah pada Banu Sulayman dan Dhat al Talh daerah di sekitar negeri Syam (Irak) juga dibunuh oleh penguasa sekitar. Dalam tradisi terdahulu, seorang utusan tidak boleh dibunuh.

BERANGKAT DENGAN 3000 PASUKAN           
Sebelum pasukan islam berangkat berperang, Rasulullah s.a.w. menunjuk tiga orang sahabat menjadi komanda secara bergantian bila komandan sebelumnya gugur. Mereka adalah Ja’far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah (muhajirin) dan seorang sahabat Anshar, Abdullah bin Rawahah, penyair Rasulullah s.a.w.
Rasulullah memberangkatkan 3000 pasukan. Ketika pasukan islam sampai di daerah Ma’an, terdengar berita Heraklius mempersiapkan 100.000. pasukan. Juga kaum Nasrani dari beberapa suku Arab (kaum musyrikin Arab)  siap dengan jumlah yang sama.

ABDULLAH BIN RAWANAH MENGOBARKAN SEMANGAT
Mendengar kabar ini, sebagian sahabat mengusulkan agar minta bantuan pasukan kepada Rasulullah. Abdullah bin Rawanah r.a. kemudian mengobarkan semangat dengan berkata : “Demi Allah sesungguhnya perkataan yang kalian tidak sukai ini adalah perkataan yang kamu keluar mencarinya, yaitu syahadah (gugur dimedan perang dijalan Allah). Kita tidak berjuang karena jumlah pasukan atau kekuatan. Kita berjuang untuk agama ini yang Allah telah memuliakan kita dengannya. Bergeraklah, hanya ada salah satu dari dua kebaikan : kemenangan atau gugur (syahid) di medan perang”. Para sahabat menyambut dengan berkata : “ Demi Allah, Ibnu Rawanah berkata benar”.

ZAID GUGUR SEBAGAI SYAHID
Zaid bin Haritsah r.a., panglima pertama yang ditunjuk Rasulullah s.a.w., kemudian membawa pasukan ke wilayah Mu’tah. Dua pasukan berhadapan dengan sengit. Komandan pertama ini menebasi anak panah anak panah pasukan musuh sampai akhirnya tewas terbunuh di jalan Allah.

JA’FAR GUGUR MEMEGANG PANJI DENGAN SISA KEDUA LENGAN
Bendera pun beralih ke tangan Ja’far bin Abi Thalib r.a.. Sepupu Rasulullah s.a.w. ini berperang sampai tangan kanannya putus, bendera beralih ke tangan kiri, yang akhirnya ditebas dan putus oleh pedang musuh.    
Saat berusaha mempertahankan bendera dengan memeluk dengan sisa kedua lengannya, akhirnya dia gugur oleh senjata musuh. Berdasarkan keterangan Ibnu ‘Umar r.a. terdapat tidak kurang 90 luka di bagian tubuh depan beliau baik tusukan pedang mupun panah. Giliran ‘Abdullah bin Rawanah r.a. datang, setelah menerjang musuh ajal pun memjemputnya di medan perang.

KHALID BIN WALID TAMPIL
Tsabit bin Arqam r.a. mengambil alih bendera dan berteriak memanggil para Sahabat Nabi agar menentukan pengganti yang memimpin kaum muslimin. Maka, pilihan jatuh pada Khalid bin Walid r.a.. Dengan kecerdikan dan kecemerlangan siasatnya, kaum muslimin berhasil memukul Romawi hingga mengalami kerugian besar.

YANG SEDIKIT MENGALAHKAN YANG BANYAK
Imam Ibnu Katsir mengungkapkan dengan takjub berkata : “Ini kejadian yang menakjubkan sekali. Dua pasukan bertarung. Pihak pertama pasukan yang berjuang dijalan Allah dengan kekuatan 3000 orang, dan pihak lainnya, pasukan kafir berjumlah 200 ribu pasukan. 100 ribu orang dari Romawi dan 100 ribu orang dari Nashara Arab
Mereka saling bertarung dengan sengitnya, hanya 12 orang yang terbunuh dari pasukan kaum muslimin, padahal jumlah korban musyirikin sangat banyak”.
Allah Azza wa Jalla berfirman : “Orang orang yang menyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah? Dan Allah beserta orang orang yang sabar”. (Al-Baqarah(2) : 249)”

Sabtu, 23 April 2016


THARIQ BIN ZIYAD
SANG PENAKLUK SPANYOL

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang orang yang sabar”. (Q.S. Ali Imran (3) : 142)

Thariq bin Ziyad dikenal sebagai panglima kaum Muslimin punya peran cukup besar dalam membebaskan Spanyol. Dengan siasat membakar armadanya mampu mengobarkan semangat jihad pasukannya melawan musuh berkekuatan 100. 000. Pasukan.

NAMA DAN KELAHIRAN
Nama lengkap Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin Nafzau, putra suku Ash Shadaf, suku Barbar, penduduk asli daerah Al Atlas, Afrika Utara. Lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Asal usulnya tidak diketahui secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Abu Khalil, ada yang menyebut keturunan Bani Hamdan dari Persia. Ada yang mengatakan dari bangsa Vandals. Namun banyak sejarawan yang menganggapnya keturunan bangsa Berber.
Berasal dari keluarga muslim, sejak kecil dididik secara Islam oleh ayahnya di masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya. Lihai berkuda, pandai menggunakan senjata dan ilmu bela diri.

DALAM KEKUASAAN RAJA DZALIM
Sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman, dibawah kepemimpinan Raja Roderick, dia berkuasa secara dzalim, membagi masyarakat dalam lima kelas sosial. Kelas pertama  keluarga raja, bangsawan, hartawan dan penguasa wilayah. Kelas kedua para pendeta. Kelas ketiga para pegawai negara : pengawal, penjaga istana dan pegawai pemerintahan. Kelas keempat para petani, pedagang dan kelompok masyarakat yang hidup cukup. Dan kelas kelima para buruh tani, serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka hidup menderita.

HIJRAH KARENA MENDERITA
Akibat klasifikasi sosial, rakyat Spanyol merasa tidak nyaman. Sebagian besar hijrah ke Afrika Utara, di bawah pemerintahan Islam dipimpin Musa bin Nusair.

AMAN DAN MAKMUR
Di bawah pemerintahan Islam pimpinan Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, aman dan  makmur. Padahal para imigran Spanyol kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan Gubernur Ceuta, Julian dan putrinya Florinda yang pernah dinodai Roderick juga ikut mengungsi.

MENGIRIM PASUKAN
Melihat kedzaliman yang terjadi, Musa bin Nusair berencana  membebaskan rakyat Spanyol sekaligus menyebarkan Islam. Khalifah Al Walid bin Abdul Malik memberi izin. Musa segera mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100 orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa.

EXSPEDISI PEMBEBASAN ANDALUSIA
Pada Ramadhan 91 Hijriah (2 April 710 M) Abu Zar’ah meninggalkan Afrika Utara menggunakan 8 kapal, 4 buah pemberian Gubernur Julian. Pada 25 Ramadhan 91 H (23 April 710 M) malam pasukan mendarat di sebuah pulau kecil dekat kota Tarife yang menjadi sasaran serangan pertama.
Petang hari pasukan berhasil menaklukan beberapa kota di sepanjang pantai tanpa perlawanan. Keberhasilan ekspedisi Abu Zar’ah  membangkitkan semangat Musa bin Nusair menaklukan seluruh Spanyol.

MENYEBERANG KE DARATAN EROPAH
Kemudian Musa bin Nusair memerintah Thariq bin Ziyad untuk penaklukan kedua. Pada Senin 3 Mei 711 M, Thariq membawa 70.000 pasukan menyeberang ke daratan Eropa dengan armada kapal.

MEMBAKAR ARMADA GUNA MENGOBARKAN SEMANGAT JIHAD
Sampai di pantai wilayah Spanyol, dia mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit karang yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar dari bahasa Arab “Jabal Thariq (bukit Thariq)”. Kemudian memerintahkan membakar semua armada kapal. Mereka kaget dan bertanya : “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal kapal itu dibakar, bagaimana nanti kita bisa pulang?”. Dengan tegas Thariq berkata :  “Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan, menaklukkan negeri ini kemudian tinggal di sini atau kita semua binasa..!!”.

DIBELAKANG LAUT DIDEPAN MUSUH !    
Para pasukan faham, mereka menyambut panggilan jihad sang Panglima. Kemudian Thariq melanjutkan briefingnya sambil berpidato : “Wahai seluruh pasukan, jika sudah begini ke mana lagi kalian akan lari ?. Di belakang kalian ada laut di depan ada musuh. Demi Allah, satu satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran, hanya itu yang dapat kalian andalkan....”.

RAJA RODERICK MEMIMPIN 100.000. PASUKAN
Mendengar pasukan Thariq mendarat, Raja Roderick mempersiapkan 100.000 pasukan bersenjata lengkap dan memimpin langsung pasukannya. Musa bin Nusair mengirim bantuan kepada Thariq hanya dengan 5.000 pasukan, sehingga total pasukan Thariq hanya 12.000 personil.
Pada Ahad 28 Ramadhan 92 H (19 Juli 711 M), kedua pasukan bertempur di muara Sungai Barbate. Pasukan muslimin  terdesak, Julian dan beberapa anak buahnya menyusup ke kubu Roderick. Dia menyebarkan kabar bahwa pasukan Muslimin datang bukan menjajah tetapi menghentikan kedzaliman Roderick. Jika Roderick terbunuh peperangan dihentikan.

RODERICK TERBUNUH
Usaha Julian berhasil, sebagian pasukan Roderick menarik diri dan meninggalkan medan pertempuran. Akibatnya barisan tentara Roderick kacau. Thariq memanfatkan situasi ini dan berhasil membunuh Roderick dengan tangannya sendiri.
Terbunuhnya Roderick mematahkan semangat pasukan Spanyol. Markas pertahanan mereka dengan mudah dikuasai. Keberhasilan ini disambut gembira Musa bin Nusair. Baginya ini adalah awal yang baik bagi penaklukan seluruh Spanyol dan negara negara Eropa.            

WAFAT
Setelah bertemu Khalifah, Thariq bin Ziyad tidak kembali ke Eropa, dia sakit dan meninggal. Thariq bin Ziyad telah menorehkan namanya dalam sejarah sebagai putra Afrika Utara Muslim yang menaklukkan daratan Eropah

KISAH TAULADAN
TSUMAMAH BIN UTSAL MEMELUK ISLAM   
Ketika Tsumamah bin Utsal r.a. sebelum memeluk Islam, ditangkaphendak dibunuh karena dia salah seorang pemimpin kuffar. Rasululullahs.a.w. bersabda : “Jangan dibunuh ikat saja ditiang masjid !”.
“Diapakan ?”, Rasul menjawab : “Diamkan saja, beri makan, beri minum tapi biarkan disitu saja dalam masjid”.
Sore itu Rasulullah s.a.w. bertanya : “Wahai Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, Tsumamah menjawab : “Kalau engkau membunuh aku  engkau membunuh orang yang mempunyai darah”. Maksudnya kalau membunuh Tsumamah nanti pengikutnya tidak akan diam, akan membalas dendam. “Kalau kau lepaskan aku, kau dapati aku sebagai orang yang sangat berterima kasih”, jawab Tsumamah.
Esoknya Rasulullah s.a.w. bertanya lagi : “Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, “Kalau kau bebaskan aku, kau akan lihat aku orang yang sangat berterima kasih”.   
Pada hari ke tiga Rasul s.a.w. bertanya lagi : “Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, Tsumamah menjawab : “Tidak berubah dari yang aku katakan kemarin”. Rasulullah s.a.w.  bersabda : “Lepaskan !”, “Ya Rasulullah ini kan tawanan?”, Rasul bersabda : “Lepaskan !”, kemudian Tsumamah dilepaskan, kemudian Tsumamah pergi kebelakang, mandi, berwudhu kemudian kembali dan mengucap kalimat syahadat.
Tsumamah seorang ksatria, dia tidak mau memeluk Islam dalam keadaan terikat, dia ingin memeluk Islam dalam keadaan bebas.
Dia terharu dengan akhlak Nabi Muhammad s.a.w. seraya berkata : “Sungguh tidak ada wajah yang paling kubenci di muka bumi selain wajahmu tapi sekarang wajahmulah yang paling kucintai dari semua wajah dimuka bumi. Sebelumnya agama yang paling kubenci adalah agamamu wahai Muhammad tapi sekarang yang paling kucintai adalah agamamu. Tiadalah tempat, kampung halaman yang paling kubenci selain Madinah Al Munawwarah kampung ini, tetapi sekarang kampung ini yang paling kucintai Madinah Al Munawwarah”.
Tsumamah bin Utsal ditaklukkan bukan dengan paksaan apalagi kekerasan, namun hatinya luluh dan tunduk memeluk Islam karena ketinggian dan kelembutan akhlak Rasulullah s.a.w..

Jumat, 22 April 2016


                     
         " HUKUM MEMAKAI JIMAT "
        
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Yunus (10) : 107)

Allah sebagai satu satunya Tuhan yang Maha Esa, memiliki sifat Maha Kuasa, apa yang dikehendaki pasti terjadi. Baik berupa kemudharatan maupun kebaikan.
Sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta (Khalik), Dia memiliki ke Mutlakan yang tak terbatas, tidak ada yang sanggup menghalangi kehendak Nya !. Karena selain Dia (Allah) adalah makhluk ciptaan Nya.
Walau Maha Kuasa namun Dia memiliki sifat Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

LENGAH
Namun sayang banyak diantara hamba ciptaan Nya yang lengah dari ketauhidan (meng Esakan Allah) dan menyimpang dari jalan Nya. Sehingga dalam kehidupan ada yang masih mempercayai dan memakai jimat dengan harapan agar selamat, agar sakti, agar kebal, agar berwibawa, agar tetap bisa bertahan dalam jabatan dan sebangsanya.   

TIDAK DIBAIAT
Sebenarnya begitu hina dan rendahnya bagi yang memakai jimat sehingga Nabi s.a.w. tidak mau membaiatnya.
Dari ‘Uqbah bin Amir Al Juhani r.a.berkata : Bahwasannya telah datang kepada Rasulullah s.a.w. sepuluh orang (untuk melakukan bai’at), maka Nabi s.a.w. membai’at sembilan orang dan tidak membai’at satu orang. Maka mereka berkata : “Wahai Rasulullah, mengapa engkau membai’at sembilan dan meninggalkan satu orang ini ?”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya dia mengenakan jimat”. Maka orang itu memasukkan tangannya dan memotong jimat tersebut, barulah Nabi s.a.w. membai’atnya dan beliau bersabda : “Barangsiapa yang mengenakan jimat maka dia telah menyekutukan Allah”. (HR. Ahmad).
Begitu besar resiko pemakai jimat karena termasuk menyekutukan Allah (syirk), sehingga Nabi s.a.w. tidak mau membaiat, namun ketika jimat dilepasnya baru Nabi s.a.w. mau membaiatnya.

TAWAKKAL SIKAP TERBAIK
Maka sikap terbaik bagi yang mengaku beriman kepada Allah hanyalah tawakkal (pasrah) kepada Allah Dzat Pencipta Nya.
“......Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah sebagai penolongnya......”.(Q.S. Al Tholaq (65) : 3)
Dengan sikap tawakkal kepada Allah, jiwa takkan terombang ambing kepada keyakinan yang bukan bukan, jiwanya akan mantap dan tenang, takkan terjerumus kepada ketahayyulan dan kemusyrikan yang sesat.

DIAMPUNI DAN DIMASUKKAN KE SYURGA
Karena sikap ketawakkalan kepada Allah, para sahabat Nabi tak satupun yang memakai jimat, sehingga ketika berperang ada yang terluka, terpotong tangannya bahkan sampai terbunuh dsb. para sahabat faham dan rela resiko ini, karena memahami firman Allah : 
“......Maka orang orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi Nya pahala yang baik". (Q.S. Ali Imran (3) : 195)
Berkat memahami ayat tersebut mereka rela berkorban, karena pengorbanan di jalan Allah (fii sabilillah) akan mendapat ampunan dan kelak akan di masukkan kedalam syurga yang penuh kenikmatan.

MATI SYAHID HIDUP DISISI TUHAN DENGAN MENDAPAT RIZKI
Betapa luar biasa penghargaan Allah terhadap yang mati terbunuh di jalan Nya (fii sabiilillah), karena mereka dinyatakan hidup di sisi Nya bahkan sudah mendapat rizki. Begitu nikmatnya penghargaan bagi yang mati dalam keadaan syahid.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. (Q.S. Ali Imran (3) : 169)

PENUH LUKA
Luka dalam berperang merupakan hal biasa karena itu merupakan sunnatullah (ketetapan Allah). Para sahabat Nabi telah memahami hal ini, karena ampunan dan pahala jelas akan didapatnya. Sehingga tidak satupun sahabat memakai jimat !.
Kenyataan ini terjadi dan dialami Thalkhah bin Ubaidillah ketika di medan perang, walau tubuhnya penuh luka tikaman masih sempat menyelamatkan Rasul yang dicintainya, sehingga Rasul menyatakan ke syahidannya, sebagaimana sabdanya : “ Siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi lihatlah Thalhah r.a.".  Nabi bersabda : "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi lihatlah Thalhah r.a.".

WALAU LENGAN TERPUTUS TETAP MEMPERTAHANKAN PANJI
Bahkan seorang sahabat pembawa panji perang walau kedua kedua lengannya tertebas pedang, demi agar panji tetap berkibar tetap saja  panji diraupnya dengan sisa kedua lengannya, sehingga musuh dengan sadisnya menusukkan pedang ke punggungnya, hingga gugur sebagai syahid.

HUKUM MEMAKAI JIMAT
Namu anehnya masih saja ada yang memakai jimat, padahal begitu besar resiko dan bahaya memakai jimat, karena tergolong syirik !.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata :  “Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya mantra mantra, jimat jimat dan pelet itu syirik”. (H.R. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

RESIKO MEMAKAI JIMAT
Karena memakai jimat tergolong syirik, maka amalnya jelas akan terhapus dan tergolong merugi ( masuk neraka).
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu : "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi”. (Q.S. Az Zumar (39) : 65)
Semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan syirik, Amiin


KISAH TAULADAN

SYAHID DENGAN KEDUA TANGAN TERTEBAS MEMELUK PANJI

           
Ja'far bin Abu Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang disegani, termasuk lima orang yang mirip Nabi s.a.w.. Dia puteranya Abu Thalib (paman Nabi Muhammad), juga kakak Ali bin Abi Thalib (Khalifah ke-4).  Termasuk kelompok awal yang memeluk islam. Menikah dengan Asma bin Umais.
Pada awal tahun ke delapan hijriyah, Rasulullah s.a.w. menyiapkan pasukan menyerang tentara romawi di Mut'ah. Beliau mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai komandan pasukan, dengan pesan jika Zaid bin Haritsah gugur,  digantikan Ja'far bin Abu Thalib, jika Ja'far bin Abu Thalib gugur diganti  Abdullah bin Rawahah, apabila Abdullah bin Rawahah gugur hendaknya kaum muslimin memilih komandan diantara mereka.           
Sampai di Mut'ah sebuah kota dekat Syam, Yordania pasukan kaum Muslimin mendapati pasukan Romawi berjumlah 100.000. diperkuat pula dengan 1000 milisi Nasrani dari kabilah Arab,sementara pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Zaid bin Haritsah hanya berkekuatan 3000 pasukan.
Ketika kedua pasukan tidak seimbang bertemu peperangan dasyat terjadi. Komandan Zaidpun gugur, melihat Zaid gugur Ja'far dengan tangkas  mengambil alih bendera Rasulullah s.a.w. Sambil mengacungkan bendera, Ja'far mengayunkan pedang dengan semangat heroik di tengah musuh yang mengepungnya. Suatu saat tebasan pedang mengenai tangan kanannya, dengan sigapnya tangan kirinya mengambil alih bendera dari tangan kanannya yang buntung. Namun secepat kilat pula tangan kirinya putus  terkena tebasan pedang musuh. Dengan tangkas dan sigapnya dipeluknya bendera dengan sisa kedua lengannya. Melihat situasai ini musuh menikamnya hingga Ja'far gugur sebagai syahid di medan Mut'ah.
Secepat kilat Abdullah bin Rawahah merebut bendera dari Ja'far bin Abu Thalib. Komandan kini berada tangan Abdullah bin Rawahah, yang  akhirnya gugur pula sebagai syahid. Melihat gugurnya Abdullah bin Rawahah Tsabit bin Arqam dengan sigapnya mengambil bendera dan berteriak memanggil para sahabat untuk memilih komandan selanjutnya.
Komandan selanjutnya berpindah ke tangan Khalid bin Walid, dengan kecerdikan dan kecermerlangannya, akhirnya kaum Muslimin berhasil memukul mundur pasukan Romawi hingga mengalami kemenangan telak. Demikian hebatnya pengorbanan para sahabat yang rela mengorbankan jiwanya, sehingga tak satupun memakai jimat, karena faham hakekat kematian syahid.

Kamis, 21 April 2016


JANGAN MERAMPAS HAK !

          Sesungguhnya orang orang yang menukar janji ( nya dengan ) Allah dan sumpah sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian ( pahala ) di akhirat dan Allah tidak akan berkata kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak ( pula ) akan mensucikan mereka, bagi mereka adzab yang pedih. ( Q.S. Ali Imran 77 )

Lantaran terlampau cintanya terhadap harta, banyak manusia pada lupa dan terlena dalam memperolehnya, padahal harta tidak kekal keberadaannya !. Sehingga segala cara ditempuhnya, yang penting berhasil, yang penting kaya !. Akibat ulahnya banyak orang dibuat sengsara akibat kedzalimannya. Begini akibat bila memperturutkan nafsu belaka. Padahal bila tahu akibatnya betapa berat resiko yang bakal diterimanya pada hari kiamat kelak.

FATAL
Karena begitu hina dan dzalimnya prilakunya sampai berakibat tidak mendapat bahagian ( pahala ). Artinya tidak memperoleh kebahagiaan sama sekali di akherat !. Bahkan saking hinanya sampai Allah tidak akan berkata kata dan melihat kepadanya. Padahal berjumpa dengan Allah di akherat kelak merupakan keindahan dan kebahagian yang sangat luar bagi hamba Nya.  Dan fatalnya lagi Allah tidak mensucikan ( menghapus dosanya ), bahkan tragisnya lagi dia mendapat adzab yang pedih ( masuk neraka ).                               

BERHARGANYA HAK
Begitu berharganya kepemilikan harta bagi seorang Muslim yang diperoleh dengan cara halal, sampai yang merampasnya dihukumi masuk neraka !. Biasanya guna memperkuat alibi dalam merampas hak, dibumbui dengan sumpah, mengangkat saksi palsu, dengan sertifikat atau kwitansi palsu yang diperolehnya dengan berbagai cara, bukankah uang baginya merupakan segala galanya, sehingga “wani piro“  merupakan senjata pamungkas baginya.      
Padahal Nabi s.a.w. 14 abad yang silam sudah mengingatkan dengan tegas tentang akibat merampas hak orang Muslim :   
Dari Abu Umamah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapa yang merampas hak orang Muslim dengan sumpah, dia wajib masuk neraka dan haram baginya syurga “, kemudian seorang laki laki bertanya : “ Sekalipun hanya sedikit ya Rasulullah ?, jawab beliau : “ Sekalipun hanya seujung sikat gigi dari kayu arak ! “.  ( H.R. Muslim )   

MATI DALAM MURKA ALLAH
Begitu hinanya orang yang sembrono dalam mengumpulkan harta, sehingga dengan enaknya merampas hak orang lain, bahkan dibumbuinya pula dengan sumpah palsu. Bila keadaan ini berlangsung sampai dia menemui ajalnya, maka  dia dalam kemurkaan Allah.            
Dari Ibnu Mas’ud r.a. katanya  : “ Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapa yang bersumpah dengan sumpah palsu untuk untuk menguasai harta orang lain, kemudian dia mati dalam sumpahnya itu, maka dia itu mati dalam murka Allah “, kata Abdullah : “ Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan kepada kami ayat Al Quran guna memperkuat sabda beliau itu : “ Sesungguhnya orang orang yang menukar janji ( nya dengan ) Allah dan sumpah sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian ( pahala ) di akhirat dan Allah tidak akan berkata kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak ( pula ) akan mensucikan mereka, bagi mereka adzab yang pedih ( Q.S. Ali Imran 77 ) “. ( H.R. Muslim )

KISAH DI ZAMAN NABI
Di zaman Rasulullah s.a.w. pernah terjadi dua orang yang bertikai masalah tanah, dimana yang merampas bersikukuh dan dengan beraninya ber sumpah bahwa dia yang memiliki dan menggarap tanah tersebut. Si pemilik tanah tidak punya bukti atas kepemilikan tanahnya. Akhirnya memutuskan untuk menyumpahnya.
Dari ‘Al Qomah bin Wail dari bapaknya katanya : “ Ada seorang laki laki dari Hadramaut dan seorang lagi Kindah, keduanya datang kepada Nabi s.a.w. orang Hadramaut berkata : “ Orang ini merampas tanahku yang kuwarisi dari bapakku “, kata orang Kindah : “ Tanah itu adalah milikku yang kutanami dengan tanganku. Dia tidak berhak atas tanah itu “. Tanya Rasulullah s.a.w. kepada orang Hadramaut : “ Adakah anda mempunyai bukti ? “, jawabnya : “ Tidak “, sabda Rasulullah s.a.w. : “ Jika demikian orang Kindah itu ( terdakwa ) harus disumpah, anda boleh pegang sumpahnya “. Kata orang Hadramaut : “ Orang Kindah ini jahat, dia tidak perduli walaupun dia disumpah, bahkan dia tidak tahu malu ! “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Tidak ada jalan lain bagi anda kecuali memegang sumpahnya “. Setelah bersumpah orang Kindah itu pergi. Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Jika dia bersumpah dengan sumpah palsu karena hendak menguasai harta milik orang lain ( merampas ), maka dia mati dalam murka Allah ! “. (H.R. Muslim)                                                      Dari kasus tersebut akhirnya Nabi s.a.w. bersabda : “Jika dia bersumpah dengan sumpah palsu karena hendak menguasai harta milik orang lain ( merampas ), maka dia mati dalam murka Allah ! “.              

KASUS SAAT INI
Karena lemahnya dalam memahami agama dan demi cintanya kepada harta, sehingga banyak yang sembrono dalam mengejarnya.
Banyak kasus terjadi dalam sewa menyewa rumah, dimana si penyewa sudah puluhan tahun bahkan saking lamanya sampai turun menurun kepada anaknya. Namun ketika si pemilik rumah akan menjualnya, apa yang terjadi ?, justru si penyewa minta jatah, minta pesangon, bahkan minta sampai separuh dari harga rumah, bayangkan betapa dzalim sikapnya.
Mestinya dia harus berterima kasih telah menyewa rumah selama puluhan tahun. Pantaskah masih minta uang pesangon dan sebagainya ?.

TANAH TAK MAU MENERIMA JASADNYA
Begitu hinanya menyerobot atau mempermainkan masalah tanah, sehingga banyak kasus terjadi ketika matinya tanah tidak mau menerimanya, artinya mayatnya sulit dimasukkan kedalam liang lahat kuburnya !.
Seorang jama'ah berkisah kepada kami, ketika dia mengubur jenazah tetangganya terjadi keanehan, dimana jenazah tidak bisa masuk keliang lahat mungkin karena kurang panjang menggalinya, kemudian liang digali agar lebih panjang lagi, namun .......ternyata jenazah tetap tidak bisa masuk. Walau penggalian dilakukan sampai tiga kali tetap saja jenazah sulit masuk !.
Akhirnya diputuskan jenazah dipaksa masuk keliang lahat dengan cara ditekan sampai terdengar bunyi : "Krreeek", mengerikan memang !.
Akhirnya kami menanyakan tentang amal apa yang diperbuat almarhum semasa hidupnya ?, jama'ah saya menjawab bahwa semasa hidup almarhum suka menggeser tanah bagian belakang rumahnya, sehingga tanah tetangga sebelahnya menjadi berkurang.

SYAHID MEMPERTAHANKAN HAK
Begitu tinggi martabat memiliki harta dengan cara halal, sampai sampai dalam mempertahankannya dihukumi mati syahid !.
Dari Abu Huairah r.a. katanya : “ Seorang laki laki datang kepada Rasulullah s.a.w. : “ memudian bertanya : “ Ya Rasulullah bagaimana pendapat anda jika seseorang datang hendak merampas hartaku ? “, jawab Rasulullah s.a.w. : “ Jangan diberikan pertahankan ! “. Dia berkata : “ Jika dia hendak membunuhku ? “, jawab Rasulullah s.a.w. : “ Bunuh pula dia ! “, dia berkata : “ Bagaimana jika aku yang terbunuh ? “, jawab beliau : “ Engkau mati syahid ! “. Dia berkata : “ Bagaimana jika dia yang terbunuh ? “, jawab Nabi s.a.w. : “ Dia masuk neraka ! “.  ( H.R. Muslim )