THARIQ BIN ZIYAD
SANG PENAKLUK SPANYOL
“Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah
orang orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang orang yang
sabar”. (Q.S. Ali Imran (3) : 142)
Thariq bin Ziyad dikenal sebagai
panglima kaum Muslimin punya peran cukup besar dalam membebaskan Spanyol.
Dengan siasat membakar armadanya mampu mengobarkan semangat jihad pasukannya melawan
musuh berkekuatan 100. 000. Pasukan.
NAMA DAN KELAHIRAN
Nama lengkap Thariq bin Ziyad bin
Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin
Nafzau, putra suku Ash Shadaf, suku Barbar, penduduk asli daerah Al Atlas,
Afrika Utara. Lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Asal usulnya tidak diketahui
secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Abu Khalil, ada yang menyebut keturunan Bani
Hamdan dari Persia. Ada yang mengatakan dari bangsa Vandals. Namun banyak
sejarawan yang menganggapnya keturunan bangsa Berber.
Berasal dari keluarga muslim, sejak
kecil dididik secara Islam oleh ayahnya di masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di
Ifriqiya. Lihai berkuda, pandai menggunakan senjata dan ilmu bela diri.
DALAM KEKUASAAN RAJA DZALIM
Sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai
bangsa Gotic, Jerman, dibawah kepemimpinan Raja Roderick, dia berkuasa secara
dzalim, membagi masyarakat dalam lima kelas sosial. Kelas pertama keluarga raja, bangsawan, hartawan dan penguasa
wilayah. Kelas kedua para pendeta. Kelas ketiga para pegawai negara : pengawal,
penjaga istana dan pegawai pemerintahan. Kelas keempat para petani, pedagang
dan kelompok masyarakat yang hidup cukup. Dan kelas kelima para buruh tani,
serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka hidup menderita.
HIJRAH KARENA MENDERITA
Akibat klasifikasi sosial, rakyat
Spanyol merasa tidak nyaman. Sebagian besar hijrah ke Afrika Utara, di bawah pemerintahan
Islam dipimpin Musa bin Nusair.
AMAN DAN MAKMUR
Di bawah pemerintahan Islam pimpinan
Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, aman dan makmur. Padahal para imigran Spanyol
kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan Gubernur Ceuta, Julian dan
putrinya Florinda yang pernah dinodai Roderick juga ikut mengungsi.
MENGIRIM PASUKAN
Melihat kedzaliman yang terjadi, Musa
bin Nusair berencana membebaskan rakyat
Spanyol sekaligus menyebarkan Islam. Khalifah Al Walid bin Abdul Malik memberi
izin. Musa segera mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100
orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa.
EXSPEDISI PEMBEBASAN ANDALUSIA
Pada Ramadhan 91 Hijriah (2 April 710 M) Abu Zar’ah meninggalkan
Afrika Utara menggunakan 8 kapal, 4 buah pemberian Gubernur Julian. Pada 25
Ramadhan 91 H (23 April 710 M) malam pasukan mendarat di sebuah pulau kecil
dekat kota Tarife yang menjadi sasaran serangan pertama.
Petang hari pasukan berhasil
menaklukan beberapa kota di sepanjang pantai tanpa perlawanan. Keberhasilan
ekspedisi Abu Zar’ah membangkitkan
semangat Musa bin Nusair menaklukan seluruh Spanyol.
MENYEBERANG KE DARATAN EROPAH
Kemudian Musa bin Nusair memerintah
Thariq bin Ziyad untuk penaklukan kedua. Pada Senin 3 Mei 711 M, Thariq membawa
70.000 pasukan menyeberang ke daratan Eropa dengan armada kapal.
MEMBAKAR ARMADA GUNA MENGOBARKAN SEMANGAT JIHAD
Sampai di pantai wilayah Spanyol, dia
mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit karang yang sekarang dikenal dengan
nama Gibraltar dari bahasa Arab “Jabal Thariq (bukit Thariq)”. Kemudian
memerintahkan membakar semua armada
kapal. Mereka kaget dan bertanya : “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal kapal itu dibakar, bagaimana nanti
kita bisa pulang?”. Dengan tegas Thariq berkata : “Kita datang ke sini bukan untuk
kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan, menaklukkan negeri ini kemudian tinggal
di sini atau kita semua binasa..!!”.
DIBELAKANG LAUT DIDEPAN MUSUH !
Para pasukan faham, mereka menyambut
panggilan jihad sang Panglima. Kemudian Thariq melanjutkan briefingnya sambil berpidato
: “Wahai seluruh pasukan, jika sudah begini
ke mana lagi kalian akan lari ?. Di belakang kalian ada laut di depan ada
musuh. Demi Allah, satu satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan
kesabaran, hanya itu yang dapat kalian andalkan....”.
RAJA RODERICK MEMIMPIN 100.000. PASUKAN
Mendengar pasukan Thariq mendarat,
Raja Roderick mempersiapkan 100.000 pasukan bersenjata lengkap dan memimpin
langsung pasukannya. Musa bin Nusair mengirim bantuan kepada Thariq hanya
dengan 5.000 pasukan, sehingga total pasukan Thariq hanya 12.000 personil.
Pada Ahad 28 Ramadhan 92 H (19 Juli
711 M), kedua pasukan bertempur di muara
Sungai Barbate. Pasukan muslimin terdesak,
Julian dan beberapa anak buahnya menyusup ke kubu Roderick. Dia menyebarkan
kabar bahwa pasukan Muslimin datang bukan menjajah tetapi menghentikan kedzaliman
Roderick. Jika Roderick terbunuh peperangan dihentikan.
RODERICK TERBUNUH
Usaha Julian berhasil, sebagian
pasukan Roderick menarik diri dan meninggalkan medan pertempuran. Akibatnya
barisan tentara Roderick kacau. Thariq memanfatkan situasi ini dan berhasil
membunuh Roderick dengan tangannya sendiri.
Terbunuhnya Roderick mematahkan
semangat pasukan Spanyol. Markas pertahanan mereka dengan mudah dikuasai.
Keberhasilan ini disambut gembira Musa bin Nusair. Baginya ini adalah awal yang
baik bagi penaklukan seluruh Spanyol dan negara negara Eropa.
WAFAT
Setelah
bertemu Khalifah, Thariq bin Ziyad tidak kembali ke Eropa, dia sakit dan meninggal.
Thariq bin Ziyad telah menorehkan namanya dalam sejarah sebagai putra Afrika Utara Muslim yang
menaklukkan daratan Eropah
KISAH TAULADAN
TSUMAMAH BIN UTSAL MEMELUK ISLAM
Ketika Tsumamah bin Utsal r.a. sebelum memeluk Islam, ditangkaphendak
dibunuh karena dia salah seorang pemimpin kuffar. Rasululullahs.a.w. bersabda
: “Jangan dibunuh ikat saja ditiang masjid !”.
“Diapakan ?”, Rasul menjawab : “Diamkan saja, beri makan, beri
minum tapi biarkan disitu saja dalam masjid”.
Sore itu Rasulullah s.a.w. bertanya : “Wahai Tsumamah bagaimana
keadaanmu?”, Tsumamah menjawab : “Kalau engkau membunuh aku engkau membunuh orang yang mempunyai darah”.
Maksudnya kalau membunuh Tsumamah nanti pengikutnya tidak akan diam, akan membalas
dendam. “Kalau kau lepaskan aku, kau dapati aku sebagai orang yang sangat
berterima kasih”, jawab Tsumamah.
Esoknya Rasulullah s.a.w. bertanya lagi : “Tsumamah bagaimana
keadaanmu?”, “Kalau kau bebaskan aku, kau akan lihat aku orang yang sangat
berterima kasih”.
Pada hari ke tiga Rasul s.a.w. bertanya lagi : “Tsumamah
bagaimana keadaanmu?”, Tsumamah menjawab : “Tidak berubah dari yang aku katakan
kemarin”. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Lepaskan
!”, “Ya Rasulullah ini kan tawanan?”, Rasul bersabda : “Lepaskan !”, kemudian Tsumamah
dilepaskan, kemudian Tsumamah pergi kebelakang, mandi, berwudhu kemudian
kembali dan mengucap kalimat syahadat.
Tsumamah seorang ksatria, dia tidak mau memeluk Islam dalam
keadaan terikat, dia ingin memeluk Islam dalam keadaan bebas.
Dia terharu dengan akhlak Nabi Muhammad s.a.w. seraya berkata : “Sungguh tidak ada wajah yang paling
kubenci di muka bumi selain wajahmu tapi sekarang wajahmulah yang paling
kucintai dari semua wajah dimuka bumi. Sebelumnya agama yang paling kubenci
adalah agamamu wahai Muhammad tapi sekarang yang paling kucintai adalah
agamamu. Tiadalah tempat, kampung halaman yang paling kubenci selain Madinah Al
Munawwarah kampung ini, tetapi sekarang kampung ini yang paling kucintai
Madinah Al Munawwarah”.
Tsumamah bin Utsal ditaklukkan bukan dengan paksaan apalagi
kekerasan, namun hatinya luluh dan tunduk memeluk Islam karena ketinggian dan
kelembutan akhlak Rasulullah s.a.w..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar