Sabtu, 23 April 2016


THARIQ BIN ZIYAD
SANG PENAKLUK SPANYOL

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang orang yang sabar”. (Q.S. Ali Imran (3) : 142)

Thariq bin Ziyad dikenal sebagai panglima kaum Muslimin punya peran cukup besar dalam membebaskan Spanyol. Dengan siasat membakar armadanya mampu mengobarkan semangat jihad pasukannya melawan musuh berkekuatan 100. 000. Pasukan.

NAMA DAN KELAHIRAN
Nama lengkap Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin Nafzau, putra suku Ash Shadaf, suku Barbar, penduduk asli daerah Al Atlas, Afrika Utara. Lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Asal usulnya tidak diketahui secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Abu Khalil, ada yang menyebut keturunan Bani Hamdan dari Persia. Ada yang mengatakan dari bangsa Vandals. Namun banyak sejarawan yang menganggapnya keturunan bangsa Berber.
Berasal dari keluarga muslim, sejak kecil dididik secara Islam oleh ayahnya di masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya. Lihai berkuda, pandai menggunakan senjata dan ilmu bela diri.

DALAM KEKUASAAN RAJA DZALIM
Sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman, dibawah kepemimpinan Raja Roderick, dia berkuasa secara dzalim, membagi masyarakat dalam lima kelas sosial. Kelas pertama  keluarga raja, bangsawan, hartawan dan penguasa wilayah. Kelas kedua para pendeta. Kelas ketiga para pegawai negara : pengawal, penjaga istana dan pegawai pemerintahan. Kelas keempat para petani, pedagang dan kelompok masyarakat yang hidup cukup. Dan kelas kelima para buruh tani, serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka hidup menderita.

HIJRAH KARENA MENDERITA
Akibat klasifikasi sosial, rakyat Spanyol merasa tidak nyaman. Sebagian besar hijrah ke Afrika Utara, di bawah pemerintahan Islam dipimpin Musa bin Nusair.

AMAN DAN MAKMUR
Di bawah pemerintahan Islam pimpinan Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, aman dan  makmur. Padahal para imigran Spanyol kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan Gubernur Ceuta, Julian dan putrinya Florinda yang pernah dinodai Roderick juga ikut mengungsi.

MENGIRIM PASUKAN
Melihat kedzaliman yang terjadi, Musa bin Nusair berencana  membebaskan rakyat Spanyol sekaligus menyebarkan Islam. Khalifah Al Walid bin Abdul Malik memberi izin. Musa segera mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100 orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa.

EXSPEDISI PEMBEBASAN ANDALUSIA
Pada Ramadhan 91 Hijriah (2 April 710 M) Abu Zar’ah meninggalkan Afrika Utara menggunakan 8 kapal, 4 buah pemberian Gubernur Julian. Pada 25 Ramadhan 91 H (23 April 710 M) malam pasukan mendarat di sebuah pulau kecil dekat kota Tarife yang menjadi sasaran serangan pertama.
Petang hari pasukan berhasil menaklukan beberapa kota di sepanjang pantai tanpa perlawanan. Keberhasilan ekspedisi Abu Zar’ah  membangkitkan semangat Musa bin Nusair menaklukan seluruh Spanyol.

MENYEBERANG KE DARATAN EROPAH
Kemudian Musa bin Nusair memerintah Thariq bin Ziyad untuk penaklukan kedua. Pada Senin 3 Mei 711 M, Thariq membawa 70.000 pasukan menyeberang ke daratan Eropa dengan armada kapal.

MEMBAKAR ARMADA GUNA MENGOBARKAN SEMANGAT JIHAD
Sampai di pantai wilayah Spanyol, dia mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit karang yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar dari bahasa Arab “Jabal Thariq (bukit Thariq)”. Kemudian memerintahkan membakar semua armada kapal. Mereka kaget dan bertanya : “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal kapal itu dibakar, bagaimana nanti kita bisa pulang?”. Dengan tegas Thariq berkata :  “Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan, menaklukkan negeri ini kemudian tinggal di sini atau kita semua binasa..!!”.

DIBELAKANG LAUT DIDEPAN MUSUH !    
Para pasukan faham, mereka menyambut panggilan jihad sang Panglima. Kemudian Thariq melanjutkan briefingnya sambil berpidato : “Wahai seluruh pasukan, jika sudah begini ke mana lagi kalian akan lari ?. Di belakang kalian ada laut di depan ada musuh. Demi Allah, satu satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran, hanya itu yang dapat kalian andalkan....”.

RAJA RODERICK MEMIMPIN 100.000. PASUKAN
Mendengar pasukan Thariq mendarat, Raja Roderick mempersiapkan 100.000 pasukan bersenjata lengkap dan memimpin langsung pasukannya. Musa bin Nusair mengirim bantuan kepada Thariq hanya dengan 5.000 pasukan, sehingga total pasukan Thariq hanya 12.000 personil.
Pada Ahad 28 Ramadhan 92 H (19 Juli 711 M), kedua pasukan bertempur di muara Sungai Barbate. Pasukan muslimin  terdesak, Julian dan beberapa anak buahnya menyusup ke kubu Roderick. Dia menyebarkan kabar bahwa pasukan Muslimin datang bukan menjajah tetapi menghentikan kedzaliman Roderick. Jika Roderick terbunuh peperangan dihentikan.

RODERICK TERBUNUH
Usaha Julian berhasil, sebagian pasukan Roderick menarik diri dan meninggalkan medan pertempuran. Akibatnya barisan tentara Roderick kacau. Thariq memanfatkan situasi ini dan berhasil membunuh Roderick dengan tangannya sendiri.
Terbunuhnya Roderick mematahkan semangat pasukan Spanyol. Markas pertahanan mereka dengan mudah dikuasai. Keberhasilan ini disambut gembira Musa bin Nusair. Baginya ini adalah awal yang baik bagi penaklukan seluruh Spanyol dan negara negara Eropa.            

WAFAT
Setelah bertemu Khalifah, Thariq bin Ziyad tidak kembali ke Eropa, dia sakit dan meninggal. Thariq bin Ziyad telah menorehkan namanya dalam sejarah sebagai putra Afrika Utara Muslim yang menaklukkan daratan Eropah

KISAH TAULADAN
TSUMAMAH BIN UTSAL MEMELUK ISLAM   
Ketika Tsumamah bin Utsal r.a. sebelum memeluk Islam, ditangkaphendak dibunuh karena dia salah seorang pemimpin kuffar. Rasululullahs.a.w. bersabda : “Jangan dibunuh ikat saja ditiang masjid !”.
“Diapakan ?”, Rasul menjawab : “Diamkan saja, beri makan, beri minum tapi biarkan disitu saja dalam masjid”.
Sore itu Rasulullah s.a.w. bertanya : “Wahai Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, Tsumamah menjawab : “Kalau engkau membunuh aku  engkau membunuh orang yang mempunyai darah”. Maksudnya kalau membunuh Tsumamah nanti pengikutnya tidak akan diam, akan membalas dendam. “Kalau kau lepaskan aku, kau dapati aku sebagai orang yang sangat berterima kasih”, jawab Tsumamah.
Esoknya Rasulullah s.a.w. bertanya lagi : “Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, “Kalau kau bebaskan aku, kau akan lihat aku orang yang sangat berterima kasih”.   
Pada hari ke tiga Rasul s.a.w. bertanya lagi : “Tsumamah bagaimana keadaanmu?”, Tsumamah menjawab : “Tidak berubah dari yang aku katakan kemarin”. Rasulullah s.a.w.  bersabda : “Lepaskan !”, “Ya Rasulullah ini kan tawanan?”, Rasul bersabda : “Lepaskan !”, kemudian Tsumamah dilepaskan, kemudian Tsumamah pergi kebelakang, mandi, berwudhu kemudian kembali dan mengucap kalimat syahadat.
Tsumamah seorang ksatria, dia tidak mau memeluk Islam dalam keadaan terikat, dia ingin memeluk Islam dalam keadaan bebas.
Dia terharu dengan akhlak Nabi Muhammad s.a.w. seraya berkata : “Sungguh tidak ada wajah yang paling kubenci di muka bumi selain wajahmu tapi sekarang wajahmulah yang paling kucintai dari semua wajah dimuka bumi. Sebelumnya agama yang paling kubenci adalah agamamu wahai Muhammad tapi sekarang yang paling kucintai adalah agamamu. Tiadalah tempat, kampung halaman yang paling kubenci selain Madinah Al Munawwarah kampung ini, tetapi sekarang kampung ini yang paling kucintai Madinah Al Munawwarah”.
Tsumamah bin Utsal ditaklukkan bukan dengan paksaan apalagi kekerasan, namun hatinya luluh dan tunduk memeluk Islam karena ketinggian dan kelembutan akhlak Rasulullah s.a.w..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar