Jumat, 15 April 2016





                              MAHA KUASA
   
“ Kepunyaan Allah lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( Q.S. Al Baqarah 284 )

Karena Kuasa Nya, segala apa yang ada di langit dan di bumi merupakan milik Nya, artinya apa saja yang dimiliki para hamba Nya pada hakekatnya hanya merupakan titipan atau amanat Nya. Bahkan Dia Maha Mengetahui yang bersifat dhohir maupun batin, yang kelak akan diperhitungkan terhadap hamba Nya.

HARTA TITIPAN
Sebagai bukti bahwa harta yang dimiliki manusia hanya merupakan titipan, bukankah setiap orang pasti pernah mengalami kasus : Penipuan, pencurian, perampokan, penjambretan, kehilangan, kebakaran, pembobolan bank, penggelapan dan sebagainya, manusia tidak akan pernah aman dari harta yang dimilikinya.
Ini semua menunjukkan bahwa manusia sangat lemah dan tidak mampu mengamankan atau menguasai hartanya ?!. Walau dilengkapi tehnologi mutakhir sekalipun : C.C.T.V., brankast yang kokoh, A.T.M. dan sebagainya, toh manusia masih tidak mampu mengamankan harta miliknya secara mutlak.
Ini menunjukkan bahwa semua yang ada dilangit dan di bumi adalah milik Nya. bagaimanapun harta merupakan titipan Nya, manusia hanya bersifat memiliki dan menikmati yang bersifat sementara.

ISTRI DAN ANAK
Demikian pula halnya dengan istri dan anak, merupakan titipan Nya juga, karena pada hakekatnya semua yang dimiliki manusia adalah mutlak milik Allah !. 
Bila masih ada yang bersikukuh bahwa istri dan anak adalah miliknya secara mutlak jelas keliru !, bukankah istri dan anak pasti pernah sakit ?!, dari sisi ini saja menunjukkan betapa lemah manusia dalam memelihara keluarganya.
Apalagi tatkala maut menjemput istri atau anaknya, manusia pasti takkan mampu menolaknya !, disini makin nampak jelas kelemahan dan ketidak berdayaan manusia menghadapi keputusan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki.
Dengan demikian makin jelas bahwa istri dan anak adalah milik Nya !, merupakan titipan Nya belaka !. Bila manusia menyadari hakekat keberadaan istri dan anak ini, maka bila suatu saat terjadi kematian, maka jiwanya akan bisa menerima dengan rela dan ikhlas, sehingga tidak terlampau kecewa dibuatnya, disini pentingnya memahami hakekat hidup.    
PENCIPTA, PEMELIHARA, PEMILIK DAN PENGUASA
Sangat beda dengan Yaing Maha Kuasa, apapun yang dicipta pasti dipelihara, dimiliki dan dikuasai Nya, dan......pasti akan kembali kepada Nya !. 
Maka sangat beruntung bagi yang memahami hakekat harta dan keluarga yang dimilikinya. Dengan demikian bila terjadi musibah, maka semuanya dengan mudah akan dkembalikan kepada Nya, dengan bersikap demikian hati takkan mudah resah dan kecewa.
(yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". ( Q.S. Al Baqarah 156 )
Beda dengan yang tidak memahami hakekat harta, ketika musibah menimpanya pasti akan kaget, resah dan sangat kecewa, sehingga mengguncang jiwanya, bahkan mungkin bisa menjadi gila.   

MENGETAHUI YANG LAHIR DAN BATIN
Karena Kuasa Nya, Allah tidak hanya mengetahui yang bersifat lahir ( nyata ) saja, bahkan yang ghaib / batin  ( yang disembunyikan dalam hati ) Dia Maha Mengetahui juga, tidak satupun yang lepas dari pengamatan Nya, yang kelak pasti akan diadakan perhitungan terhadap apa yang telah dilakukan oleh para hamba Nya secara teliti.

MENGAMPUNI DAN MENYIKSA
Karena sifat Adil Nya, terhadap semua hamba Nya kelak akan diminta pertanggung jawaban di akherat, bagi yang banyak amalnya diberikan pahala dan ampunan, bagi yang dzalim disiksa menurut kadar kedzalimannya. 

MAHA MENGETAHUI
Manusia bisa mengetahui dengan cara : melihat, mendengar, meraba, mencium dan merasa, itupun bisa dilakukan dengan baik bila kondisinya sehat, namun bila sakit jadi lain lagi keadaannya. Manusia tahu hanya sebatas yang bersifat dhohir saja, adapun yang ghoib, yang di dalam hati manusia takkan tahu, karena keterbatasannya.
Beda dengan Sang Kholiq Yang Maha Mengetahui, tidak ada satupun yang lepas dari pengawasan Nya, baik yang dhohir maupun batin, karena Dia Maha Kuasa !.

ANGGAUTA TUBUH MEREKAM
Allah tak hanya Maha Mengetahui, bahkan direkamnya Nya pula dengan teliti dan sempurna, dengan cara masing masing tubuh manusia ikut aktif merekam apa yang telah diperbuatnya, dan kelak akan ikut berbicara di hari kebangkitan.           
“ Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: " Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami ? ", kulit mereka menjawab : " Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai ( pula ) berkata, dan Dia lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada Nya lah kamu dikembalikan ".  ( Q.S. Fushilat 20-21 )

MALAIKAT PENCATAT
Tidak hanya anggauta tubuh ikut merekam dan bersaksi terhadap apa yang telah diperbuatnya, dua Malaikat ikut pula mencatat apa yang diperbuatnya.
" Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas ( Roqiib ) yang selalu hadir ( 'Atiid ).  ( Q. S. Qoof 18 )

MERASA DILIHAT
Suatu saat Malaikat Jibril datang secara tiba tiba dalam bentuk manusia berpakaian serba putih berambut hitam, yang tidak diketahui arah kedatangannya, bertanya kepada Nabi s.a.w. dihadapan para sahabat tentang iman dan Islam, kemudian dijawab dengan tepat oleh Nabi. Kemudian Jibril melanjutkan pertanyaan tentang ihsan.
“ .......Ia bertanya : “ Apakah ihsan itu ? “, Nabi s.a.w. bersabda : “ Engkau beribadah kepada Allah seakan akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihat Nya, sesungguhnya Dia melihatmu ........“.  ( H.R. Bukhari )  
Seusai dialog Jibril lenyap begitu saja, dan Nabi s.a.w. bertanya kepada sahabat : “ Kau tahu siapa dia ? “, sahabat menjawab tidak tahu, selanjutnya Nabi s.a.w. menjelaskan bahwa dia adalah Jibril yang mengajarkan tentang iman, islam dan ihsan.
Dengan demikian ihsan perlu ditanamkan kuat kuat dalam jiwa, agar dalam beraktifitas tidak sembrono, agar hati hati karena merasa ada yang mengawasi.
Dengan menanamkan ihsan, ibadah jadi semakin khusyu’, prilaku akan terkoreksi dan terjaga, sehingga dalam jiwa akan timbul rasa tenang dan optimis karena apa yang dilakukan kelak akan dibalas dengan pahala dan ampunan.  

BEKAL HARI ESOK
Dalam menyikapi sifat Allah Yang Maha Kuasa ini, maka Allah mengingatkan agar selalu bertaqwa ( waspada / hati hati ) guna menghadapi kehidupan kelak.  
Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ( akhirat ), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Q.S. Al Hasyr 18 )
Maka beruntunglah yang selalu ingat  kepada Kekuasaan Nya, sehingga dalam kesehariannya merasa selalu diawasi Allah. Semoga kita dijadikan sebagai hamba yang bertaqwa, hamba yang selalu waspada dan hati hati, Amiin. 

KISAH TAULADAN
PEMUDA SHOLIH MEJELANG MAUT
Syaikh Muhammad Hassan hafidzahullah dalam sebuah khotbahnya, mengkisahkan cerita ajaib yang dialami seorang pemuda di detik terakhir menjelang sakaratul maut. Rumahnya di selimuti kesedihan, seorang pemuda yang terkenal sholeh dan berbakti kepada ibunya tengah terbaring di atas kasur. Dalam ketegangan tersebut, tiba tiba pemuda tersebut mengucapkan kata kata menakjubkan.. Keluarga dan tetangga yang mengelilingi di dekatnya bingung, ada apa dengan pemuda tersebut ?.             
“ Tidak aku tidak bisa, aku tidak bisa, aku harus izin dulu kepada ibuku ”, demikian ucapannya berulang ulang. Di tengah kebingunan yang hadir, salah seorang bergegas memanggil Ibunya. Ibunya berada dalam kamar berbeda karena tak kuasa melihat putra kesayangannya menghadapi sakaratul maut. “ Lihatlah anakmu, ia terus menerus mengucapkan kalimat  yang aneh ! “, teriaknya sambil mengajak sang Ibu untuk ke kamar anaknya.
             Dalam kamar, tampak pemuda mengeluarkan keringat. Menurut Syaikh Muhammad Hassan  adalah sebagian dari tanda Husnul Khotimah. Sang Ibu mendekati putra kesayangannya dan  mendengarkan kata kata yang terus di ulang ulang buah hatinya : “ Tidak aku tidak bisa aku tidak bisa, aku harus izin dulu kepada ibuku ”. Sang Ibu memeluk dan membelai anaknya seraya berkata : “ Wahai anaku ini aku ibumu. Wahai anaku, aku ibumu nak, dengan siapa kau bicara ? ”. Dalam waktu singkat sang pemuda bercerita dengan napas yang tersengal sengal.
             “ Wahai ibu, seorang gadis cantik jelita, belum pernah aku melihatnya. Ia datang kemari, aku melihatnya di hadapanku. Ia melamarku untuk dirinya, aku bilang kepadanya : “ Tidak aku tidak bisa sampai aku minta izin kepada ibuku ”. Sang ibu menangis sejadi jadinya, kerinduannya melihat anaknya menikah membuatnya makin terharu. Kemudian Ibunya berkata : “ Aku izinkan anakku, dia adalah bidadari dari syurga untukmu, aku sudah izinkan nak “. Tak lama kemudian, sang pemuda sholeh meninggal dunia dalam pelukan ibunya.
            Syaikh Muhammad Hassan mengingatkan dalam waktu yang sempit menjelang ajal  seseorang mukmin diperlihatkan tempat tinggalnya di syurga : Janganlah kalian takut dan jangan pula bersedih, berbahagialah kalian dengan syurga yang telah dijanjikan untuk kalian”.   ( Q.S. Fushilat : 30 ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar