SALMAN
ALFARISI
PENCARI KEBENARAN
SEJATI
“Dan orang orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar benar beserta orang orang yang berbuat baik”. (Q.S. Al
Ankabut (29) : 69)
Salman al Farisi merupakan sosok
luar biasa, berkat kecerdasannya selalu ingin mencari kebenaran hakiki, sehingga
berpindah dari agama yang satu ke agama yang lain. Dari agama Majusi penyembah
api ke Nasrani, bahkan sampai berganti ganti pendeta diikuti. Akhirnya sampai
berhasil menemui sang Nabi yang membawa kebenaran hakiki.
NAMA
DAN PANGGILAN
Nama lengkap Mabah bin Budzkhasyan bin Mousilan bin Bahbudzan
bin Fairuz bin Sahrk Al Isfahani. Lebih dikenal dengan nama Salman Al Farisi, nama
panggilannya Abu Abdillah, bergelar Salman Al Khair.
ASAL
MUASAL
Berasal dari desa Jayyi di Isfahan, Persia, karena itu Al Farisi
selalu menempel erat di belakang namanya. Bertubuh kuat dan cerdas. Ayahnya seorang pembesar di desanya.
PEMELUK
AGAMA MAJUSI
Dalam
keseharian Salman bertugas sebagai penjaga api, sembahan
pemeluk agama Majusi. Karena tidak puas dengan keyakinannya, kemudian pindah memeluk
agama Nasrani.
PINDAH KE NASRANI
Dalam
beragama Nasrani Salman selalu berpindah dari pendeta yang satu ke pendeta yang
lain, karena diantara pendeta ada yang curang terhadap uang hasil sedekah yang
dihimpun dari jemaatnya.
MENJELASKAN CIRI NABI
Atas saran seorang pendeta terakhir yang ditemuinya, Salman
pergi menemui Rasul yang saat itu sudah hijrah ke Madinah. Sang pendeta berkata
: “Wahai anakku telah dekat masa
pengutusan seorang Nabi, dia diutus dengan agama Nabi Ibrahim yang muncul dari
jazirah Arab, kemudian hijrah ke sebuah negeri di antara dua tanah berbatu
hitam, diantaranya ada pohon pohon kurma ( Madinah). Dia memakan hadiah dan
tidak memakan sedekah, diantara kedua pundaknya ada tanda kenabian. Jika engkau
mampu mendatangi negeri tersebut, maka lakukanlah ! “.
DIJADIKAN BUDAK
Suatu hari di ‘Ammuriyyah, lewat sekumpulan pedagang dari suku Kalb. Salman meminta mereka membawanya ke jazirah Arab dengan membayarkan sapi dan kambing kambing milikya. Namun sesampai di Wadil Qura, mereka justru menjual Salman kepada seorang Yahudi sebagai budak.
TINGGAL DI MADINAH
Tinggallah Salman bersama Yahudi tersebut. Suatu ketika, anak paman si Yahudi datang
dan membeli Salman kemudian membawanya ke Madinah. Di Madinah Salman bisa mengetahui ciri ciri yang disebutkan.
PEMBUKTIAN
1 : MEMBAWA SEDEKAH
Guna membuktikan bukti kenabian, di malam hari menemui
Rasulullah s.a.w. sambil membawa makanan dan berkata : ''Makanan ini adalah sedekah'', ternyata beliau tidak mau memakannya dan mempersilahkan
para sahabat menikmatinya.
PEMBUKTIAN
2 : MEMBAWA HADIAH
Kemudian Salman datang lagi membawa makanan sambil berkata : ''Makanan ini adalah hadiah'', kemudian beliau
memakannya beserta para sahabat.
PEMBUKTIAN 3 : TANDA KENABIAN
Setelah tanda kenabian ke 1 dan ke 2
terbukti, Salman ingin membuktikan tanda
kenabian terakhir dengan mendatangi
Rasulullah s.a.w.
Ketika beliau sedang mengiringi jenazah seorang sahabat di pekuburan
Baqi’. Beliau mengenakan dua pakaian
sejenis jubah. Salman mengucapkan salam, kemudian berkeliling mencari cap tanda ke Nabian di tubuh beliau. Menyadari hal ini, beliau kemudian melepaskan
selendang dari punggung nya, akhirnya Salman bisa dengan puasnya melihat tanda ke Nabian
beliau.
MEMELUK
ISLAM
Kemudian salman mencium beliau dan menangis. Salman akhirnya memeluk
Islam. Kesungguhannya dalam mencari kebenaran, menghantarkan kepada hidayah yang selama ini dicarinya.
Rasulullah kemudian mempersaudarakannya dengan Abu Darda'.
BEBAS DARI PERBUDAKAN
Karena statusnya masih sebagai budak, sehingga tidak bisa mengikuti perang Badar dan Uhud. Berkat bantuan Rasulullah s.a.w. Salman berhasil dibebaskan dari perbudakan. Sejak itu, Salman selalu aktif mengikuti peperangan bersama Rasulullah s.a.w., juga di masa Khulafaur Rasyidin.
PERANG KHANDAK
Pada peristiwa perang Khandaq tahun 5
H, Salman menyumbangkan ide cemerlang berupa pembuatan parit besar mengelilingi
Madinah, dengan strategi inilah kota Madinah selamat dari upaya penyerangan
pasukan gabungan Musyrikin Quraisy dan Yahudi.
GUBERNUR
RENDAH HATI
Karena keluasan ilmunya Salman sempat diangkat menjadi
Gubernur di Madain, Irak. Saat menjabat gubernur, Salman bertemu seorang pedagang pulang
dari Syam. Karena sederhananya tampilan sang gubernur, pedagang menyuruhnya mengangkut
barang dagangannya karena dikira Salman seorang kuli. Salman pun membantu membawa
barang tersebut. Ketika saudagar mengetahui bahwa Salman adalah gubernur Al Madain,
dia meminta maaf atas kekhilafannya, tetapi Salman tetap membawa barang dagangan
tersebut sampai ke tujuan.
KEUTAMAAN
SALMAN
Nabi pernah bersabda : ''Surga
merindukan tiga orang, yakni Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir dan Salman Al
Farisi”.
Ali bin Abi Thalib berkata : ''Siapa orang yang kalian miliki
yang seperti Lukman Al Hakim?. Dia diberi pengetahuan tentang syariat terdahulu
dan syariat yang turun kemudian, dia membaca dan mempelajari kitab suci terdahulu dan paling akhir. Ilmunya bak lautan
yang tidak pernah kering''.
WAFAT
Salman wafat di Madain, Irak pada tahun 36 H. Ijma’ (kesepakatan ulama) menyebutkan bahwa umur beliau mencapai
250 tahun
KISAH
TAULADAN
JEJAK
TERUMPAH BILAL
Bilal bin Rabah merupakan sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang diberi
tugas mengumandangkan adzan untuk pertama kalinya.
Posisinya sebagai budak, sosok tubuhnya kuat, berkulit hitam,
namun mempunyai ciri khas bersuara lantang, yang merupakan modal utama dalam
memanggil umat Islam untuk berjama’ah sholat.
Karena mememeluk Islam, dia disiksa berkali kali oleh majikannya
Umayyah bin Khalaf hingga akhirnya penyiksaan diketahui sahabat Abu Bakar. Abu
Bakar kemudian memerdekakan Bilal bin Rabah dengan membayar tebusan lebih
tinggi dari harga yang diminta tuannya.
Siapa menyangka bahwa mantan budak yang rendah posisinya saat
itu bisa memperoleh kemuliaan di sisi Nabi Muhammad s.a.w. bahkan oleh
Rasulullah telah digaransi masuk syurga.
Diriwayatkan selepas sholat shubuh berjamaah, Rasulullah s.a.w. memanggil Bilal dan bertanya kepadanya :
" Katakanlah kepadaku, apa amalanmu yang paling besar pahalanya yang kamu
kerjakan dalam Islam ?, karena sesungguhnya aku mendengar hentakkan sandalmu di
syurga ". Suara sandal Bilal terdengar Rasulullah ketika ia berada di syurga
pada malam Isra' Mi'raj.
" Setiap aku berwudhu, kapanpun itu, baik siang maupun
malam, aku selalu melakukan salat dengan wudhu tersebut ", jawab Bilal.
Jadi Bilal selalu menjaga kesehariannya dengan berwudhu. Setiap wudhunya batal, dia berwudhu kemudian melakukan salat dua
rakaat setelah wudhu.
Karena amalan tersebut Bilal menjadi istimewa. Ketekunan Bilal dalam menjaga kesuciannya dengan berwudhu membuat suara sandalnya terdengar oleh Rasulullah s.a.w. di syurga.
Karena amalan tersebut Bilal menjadi istimewa. Ketekunan Bilal dalam menjaga kesuciannya dengan berwudhu membuat suara sandalnya terdengar oleh Rasulullah s.a.w. di syurga.
Hal tersebut membuktikan bahwa yang dlakukan diridlai Allah s.a.w.
Pada umumnya wudlu hanya dilakukan ketika hendak menunaikan sholat saja, padahal ada keutamaan lain bagi yang bisa menjaga dirinya dari hadats kecil, sebagaimana yang dilakukan sahabat Bilal bin Rabbah r.a..
Pada umumnya wudlu hanya dilakukan ketika hendak menunaikan sholat saja, padahal ada keutamaan lain bagi yang bisa menjaga dirinya dari hadats kecil, sebagaimana yang dilakukan sahabat Bilal bin Rabbah r.a..
Begitu mulia ajaran Islam, walau semula Bilal bin Rabbah
bersatatus sebagai budak yang rendah, namun berkat meyakini ajaran Islam,
martabatnya jadi terangkat secara mulia di sisi Agama Islam, bahkan kelak di
jamin masuk syurga berkat amalannya yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar