Kamis, 07 April 2016


                             
                      SALMAN ALFARISI
                                                      PENCARI KEBENARAN SEJATI                

“Dan orang orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar benar beserta orang orang yang berbuat baik”. (Q.S. Al Ankabut (29) : 69)
         
Salman al Farisi merupakan sosok luar biasa, berkat kecerdasannya selalu ingin mencari kebenaran hakiki, sehingga berpindah dari agama yang satu ke agama yang lain. Dari agama Majusi penyembah api ke Nasrani, bahkan sampai berganti ganti pendeta diikuti. Akhirnya sampai berhasil menemui sang Nabi yang membawa kebenaran hakiki.

NAMA DAN PANGGILAN
Nama lengkap Mabah bin Budzkhasyan bin Mousilan bin Bahbudzan bin Fairuz bin Sahrk Al Isfahani. Lebih dikenal dengan nama Salman Al Farisi, nama panggilannya Abu Abdillah, bergelar Salman Al Khair.

ASAL MUASAL
Berasal dari desa Jayyi di Isfahan, Persia, karena itu Al Farisi selalu menempel erat di belakang namanya. Bertubuh kuat dan cerdas. Ayahnya seorang pembesar di desanya.

PEMELUK AGAMA MAJUSI
Dalam keseharian Salman bertugas sebagai penjaga api, sembahan pemeluk agama Majusi. Karena tidak puas dengan keyakinannya, kemudian pindah memeluk agama Nasrani.

PINDAH KE NASRANI
Dalam beragama Nasrani Salman selalu berpindah dari pendeta yang satu ke pendeta yang lain, karena diantara pendeta ada yang curang terhadap uang hasil sedekah yang dihimpun dari jemaatnya.

MENJELASKAN CIRI NABI
Atas saran seorang pendeta terakhir yang ditemuinya, Salman pergi menemui Rasul yang saat itu sudah hijrah ke Madinah. Sang pendeta berkata : “Wahai anakku telah dekat masa pengutusan seorang Nabi, dia diutus dengan agama Nabi Ibrahim yang muncul dari jazirah Arab, kemudian hijrah ke sebuah negeri di antara dua tanah berbatu hitam, diantaranya ada pohon pohon kurma ( Madinah). Dia memakan hadiah dan tidak memakan sedekah, diantara kedua pundaknya ada tanda kenabian. Jika engkau mampu mendatangi negeri tersebut, maka lakukanlah ! “.


DIJADIKAN BUDAK

Suatu hari di ‘Ammuriyyah, lewat sekumpulan pedagang dari suku Kalb. Salman meminta mereka membawanya ke jazirah Arab dengan membayarkan sapi dan kambing kambing milikya. Namun sesampai di Wadil Qura, mereka justru menjual Salman kepada seorang Yahudi sebagai budak.


TINGGAL DI MADINAH
Tinggallah Salman bersama Yahudi tersebut. Suatu ketika, anak paman si Yahudi datang dan membeli Salman kemudian  membawanya ke  Madinah. Di Madinah Salman bisa mengetahui ciri ciri yang disebutkan.

PEMBUKTIAN 1 : MEMBAWA SEDEKAH
Guna membuktikan bukti kenabian, di malam hari menemui Rasulullah s.a.w. sambil membawa makanan dan berkata : ''Makanan ini adalah sedekah'', ternyata beliau tidak mau memakannya dan mempersilahkan para sahabat menikmatinya.

PEMBUKTIAN 2 : MEMBAWA HADIAH
Kemudian Salman datang lagi membawa makanan sambil berkata : ''Makanan ini adalah hadiah'', kemudian beliau memakannya beserta para sahabat.

PEMBUKTIAN 3 :  TANDA KENABIAN
Setelah tanda kenabian ke 1 dan ke 2 terbukti, Salman ingin membuktikan tanda kenabian terakhir dengan mendatangi Rasulullah s.a.w.
Ketika beliau sedang mengiringi jenazah seorang sahabat di pekuburan Baqi’. Beliau  mengenakan dua pakaian sejenis jubah. Salman mengucapkan salam, kemudian berkeliling mencari cap tanda ke Nabian di tubuh beliau. Menyadari hal ini, beliau kemudian melepaskan selendang dari punggung nya, akhirnya Salman bisa dengan puasnya melihat tanda ke Nabian beliau.

MEMELUK ISLAM
Kemudian salman  mencium beliau dan menangis. Salman akhirnya memeluk Islam. Kesungguhannya dalam mencari kebenaran, menghantarkan  kepada hidayah yang selama ini dicarinya.
Rasulullah kemudian mempersaudarakannya dengan Abu Darda'.


BEBAS DARI PERBUDAKAN

Karena statusnya masih sebagai budak, sehingga tidak bisa mengikuti perang Badar dan Uhud. Berkat bantuan Rasulullah s.a.w. Salman berhasil dibebaskan dari perbudakan. Sejak itu, Salman selalu aktif mengikuti peperangan bersama Rasulullah s.a.w., juga di masa Khulafaur Rasyidin.


PERANG KHANDAK
Pada peristiwa perang Khandaq tahun 5 H, Salman menyumbangkan ide cemerlang berupa pembuatan parit besar mengelilingi Madinah, dengan strategi inilah kota Madinah selamat dari upaya penyerangan pasukan gabungan Musyrikin Quraisy dan Yahudi.

GUBERNUR RENDAH HATI
Karena keluasan ilmunya Salman sempat diangkat menjadi Gubernur di Madain, Irak. Saat menjabat gubernur, Salman bertemu seorang pedagang pulang dari Syam. Karena sederhananya tampilan sang gubernur, pedagang menyuruhnya mengangkut barang dagangannya karena dikira Salman seorang kuli. Salman pun membantu membawa barang tersebut. Ketika saudagar mengetahui bahwa Salman adalah gubernur Al Madain, dia meminta maaf atas kekhilafannya, tetapi Salman tetap membawa barang dagangan tersebut sampai ke tujuan.      

KEUTAMAAN SALMAN
Nabi pernah bersabda : ''Surga merindukan tiga orang, yakni Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir dan Salman Al Farisi”.  
Ali bin Abi Thalib berkata : ''Siapa orang yang kalian miliki yang seperti Lukman Al Hakim?. Dia diberi pengetahuan tentang syariat terdahulu dan syariat yang turun kemudian, dia membaca dan mempelajari kitab suci  terdahulu dan paling akhir. Ilmunya bak lautan yang tidak pernah kering''.

WAFAT
Salman wafat  di Madain, Irak pada tahun 36 H. Ijma’ (kesepakatan ulama) menyebutkan bahwa umur beliau mencapai 250 tahun

                                                    KISAH TAULADAN
                                               JEJAK TERUMPAH BILAL
Bilal bin Rabah merupakan sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang diberi tugas mengumandangkan adzan untuk pertama kalinya.
Posisinya sebagai budak, sosok tubuhnya kuat, berkulit hitam, namun mempunyai ciri khas bersuara lantang, yang merupakan modal utama dalam memanggil umat Islam untuk berjama’ah sholat.
Karena mememeluk Islam, dia disiksa berkali kali oleh majikannya Umayyah bin Khalaf hingga akhirnya penyiksaan diketahui sahabat Abu Bakar. Abu Bakar kemudian memerdekakan Bilal bin Rabah dengan membayar tebusan lebih tinggi dari harga yang diminta tuannya.
Siapa menyangka bahwa mantan budak yang rendah posisinya saat itu bisa memperoleh kemuliaan di sisi Nabi Muhammad s.a.w. bahkan oleh Rasulullah telah digaransi masuk syurga.
Diriwayatkan selepas sholat shubuh berjamaah, Rasulullah s.a.w. memanggil Bilal dan bertanya kepadanya : " Katakanlah kepadaku, apa amalanmu yang paling besar pahalanya yang kamu kerjakan dalam Islam ?, karena sesungguhnya aku mendengar hentakkan sandalmu di syurga ". Suara sandal Bilal terdengar Rasulullah ketika ia berada di syurga pada malam Isra' Mi'raj.
" Setiap aku berwudhu, kapanpun itu, baik siang maupun malam, aku selalu melakukan salat dengan wudhu tersebut ", jawab Bilal. 
Jadi Bilal selalu menjaga kesehariannya dengan berwudhu. Setiap wudhunya  batal,  dia berwudhu kemudian melakukan salat dua rakaat setelah wudhu.
Karena amalan tersebut Bilal menjadi istimewa. Ketekunan Bilal dalam menjaga kesuciannya dengan berwudhu membuat suara sandalnya terdengar oleh Rasulullah s.a.w. di syurga.
Hal tersebut membuktikan bahwa yang dlakukan diridlai Allah s.a.w.
Pada umumnya wudlu hanya dilakukan ketika hendak menunaikan sholat saja, padahal ada keutamaan lain bagi yang bisa menjaga dirinya dari hadats kecil, sebagaimana yang dilakukan sahabat Bilal bin Rabbah r.a..
Begitu mulia ajaran Islam, walau semula Bilal bin Rabbah bersatatus sebagai budak yang rendah, namun berkat meyakini ajaran Islam, martabatnya jadi terangkat secara mulia di sisi Agama Islam, bahkan kelak di jamin masuk syurga berkat amalannya yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar