Selasa, 28 Januari 2020


AKHIR KEMATIAN YANG MENENTUKAN !
HAFAL QURAN WAFAT MURTAD, BELUM SHOLAT NAMUN AHLI SYURGA

            “…….dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Luqman (31) : 34)

Berbagai macam akhir kematian terjadi pada manusia, ada yang berakhir dalam keadaan suu’ul khotimah (akhir yang jelek), ada pula yang sebaliknya (khusnul khotimah).
Adalah seorang tabi'in bernama Abdah bin Abdurrohman, prajurit Muslim yang gagah berani, selain mujahid juga hafal Al Qur'an, zuhud, suka puasa Daud,  keimanannya sangat kuat.

TERPESONA
Suatu saat ketika pasukan Muslimin mengepung kerajaan Romawi, matanya tertuju pada seorang wanita berambut pirang, cantik dan mempesona yang berada dalam benteng. Nampaknya Abdah tergoda kecantikan wanita Romawi tersebut.

KIRIM SURAT
Lantaran terpikatnya dia mengirim surat kepadanya : "Apa yang harus aku lakukan agar aku berada dipangkuanmu". Si wanita cantik membalas suratnya :  "Masuklah keagama Nasrani, aku akan jadi milikmu !".
Sejak itu keimanan Abdah mulai goyah, walau hafal Al Qur'an, rajin ibadah, zuhud dan mujahid, akhirnya takluk juga pada wanita kafir dan menjadi murtad.

DIINGATKAN
Teman seperjuangannya meminta dia bertobat sambil berkata : "Kemana hafalan Al Qur'anmu saat ini ?". Abdah menjawab : "Aku sudah lupa semuanya, yang aku ingat hanya 2 ayat saja yakni : "Orang orang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang orang Muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang senang dan dilalaikan oleh angan angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya)”. (Q.S. Al Hijr (15) : 2-3)

WAFAT MURTAD
Seolah ayat ini sebagai hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah Ta'ala. Akhirnya Abdah bin Abdurrohman hidup berlimpah harta bersama kaum Nashrani. Dalam keadaan seperti itulah Abdah bin Abdurrohman sampai mati, mati dalam keadaan murtad.

NABI MENGINGATKAN
Betapa besar akibat soal wanita, sampai Nabi s.a.w. memperingatkan :  “Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali fitnah wanita”. (H.R. Muttafaq ‘alaih).


WAFAT SUU’UL KHOTIMAH

Ternyata benar benar terbukti peringatan Nabi, dimana seorang yang dulunya sangat sholih, zuhud, bahkan hafal Al Quran (hafidz) bisa terjerumus kedalam kemurtadan, sehingga meninggal dalam keadaan suu’ul khootimah !.


MEMBENCI  ISLAM

Semula Amr bin Uqaisy r.a.  sangat membenci Islam, meskipun semua kaumnya dari Bani Ashal sudah memeluk Islam, dia masih tetap dalam keyakinannya, tidak mau memeluk Islam.

MENCARI TEMAN
Ketika perang Uhud berkobar, dia mencari beberapa teman yang dikenalnya di tempat tinggalnya, namun tidak tidak berhasil menemukannya, karena para shahabat yang dicari semuanya ikut dalam perang Uhud. 

MENGENAKAN BAJU PERANG
Kemudian Amr bin Uqaisy bergegas kembali ke rumah, mengenakan baju besinya lalu memacu kudanya ke arah bukit Uhud. Saat kaum Muslimin melihat kedatangannya mereka menghalaunya : “Wahai Amr menjauhlah dari kami !”, Amr menjawab : “Aku telah beriman !”.

MENGALAMI LUKA PARAH
Dia terus maju ke medan tempur, dalam pertempuran tersebut dia mengalami luka parah. Ketika peperangan usai, para shahabat Rasûlullâh s.a.w. mengantarkan ke rumah keluarganya dalam keadaan tubuh luka parah.

SA’D BIN MU’ADZ BERTANYA
Kemudian Sa’d bin Mu’adz mendatanginya dan bertanya kepada saudarinya : “Tolong tanyakan kepadanya, (apakah dia melakukan ini) demi membela kaumnya, marah karena mereka, ataukah marah karena Allâh ?”. Amr menjawab : “Marah karena Allâh dan Rasul Nya !”.

WAFAT KHUSNUL KHOTIMAH
Akhirnya karena luka parah, Amr bin Uqaisy meninggal dan masuk syurga, padahal beliau belum pernah menunaikan shalat meskipun sekali. (H.R. Ibnu Ishaaq) dengan sanad hasan dan diriwayatkan Abu Dâwud.     
Juga diriwayatkan al Hâkim, beliau menyatakan hadits shahih, oleh adz Dzahabi. Syaikh al Albâni juga menilai hadits hasan.

NIKMATNYA TAUFIK DI AKHIR KEMATIAN
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah mempekerjakannya”. Para sahabat bertanya, “Bagaimana Allah akan mempekerjakannya ?”. Rasulullah menjawab : “Allah akan memberinya taufik untuk beramal shalih sebelum dia meninggal”. (H.R. Imam Ahmad, Tirmidzi), dishahihkan oleh al Hakim.      

AKHIR HAYAT YANG MENENTUKAN
Begitu menentukan saat akhir ajal seseorang sampai ada riwayat Dari ‘Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Bahwa nilai amal itu ditentukan oleh bagian penutupnya”. (H.R. Ibnu Hibban)

BERMACAM AKHIR KEMATIAN
Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud r.a. dia berkata : “Bahwa Rasulullah bersabda dan beliau adalah orang yang jujur dan dibenarkan :  “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga. Kemudian diutus Malaikat meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan menuliskan 4 hal : rezeki, ajal, amal dan celaka / bahagianya.
Maka demi Allah yang tiada Ilah selain Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli syurga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan syurga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka.
Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli syurga dan ia masuk syurga”. (H.R. Al Bukhari)

SEAKAN MUTLAK HAK ALLAH ?
Karena Kuasa Nya Allah berhak menetapkan ketentuan Nya, namun karena sifat Murah dan Pemaaf Nya juga, hamba Nya diberi keluasan untuk berusaha !.   
Dengan usaha hamba Nya, Allah akan merubah ketetapan Nya juga !. “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi Nya lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)”. (Q.S. Ar Ra’d (13) : 39)

KARENA USAHA MANUSIA ALLAH MERUBAH KETETAPANNYA !
Walau Allah sudah menetapkan taqdir Nya, namun manusia kan tidak mengetahuinya ?!. Oleh karena itu manusia harus tetap aktif berusaha, agar hidupnya lebih baik, lebih lebih nasib di akhir menjelang wafatnya, agar menjelang wafat dalam keadaan khusnul khotimah. “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…..”. (Q.S. Ar Ra’d (13) : 11)

PERNTINGNYA MENJAGA AMAL PERBUATAN
Oleh karena itu hendaklah setiap diri selalu menjaga prilaku dalam kesehariannya, dengan selalu menjaga amal ibadahnya.

BERDO’A AGAR KHUSNUL KHOTIMAH
Disamping menjaga prilaku, juga disertai selalu aktif berdo’a : 
“Ya Tuhan kami limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkan kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada Mu)". (Q.S. Al A’raaf (7) : 126)

BELUM PERNAH SHOLAT TAPI MASUK SYURGA

Saat Abu Hurairah berkumpul dia berkata : “Ceritakan padaku tentang kisah orang masuk syurga padahal belum pernah shalat !”. Kemudian mereka mengembalikan pertanyaan itu kepada Abu Hurairah : “Siapa dia ?”. Abu Hurairah menjawab : “Ushairim bani ‘Abdil Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy”..                                                                                
Namanya adalah ‘Amr bin Tsabit, dari bani ‘Abdil Asyhal, sering dipanggil ‘Amr bin Uqaisy atau Ushairim. Pernah diajak memeluk Islam, namun menolak karena kaumnya, memiliki harta riba di masa jahiliyah.
Waktu perang Uhud. ‘Amr bin Tsabit bertanya : “Dimana anak anak pamanku ?, orang orang menjawab : “Di Uhud”. “Dimanakah fulan ?”, Ia kembali bertanya. “Di Uhud”, jawab orang orang. “Lalu dimana fulan ?”, “di Uhud”, jawab mereka.
Mendengar jawaban tersebut, ‘Amr bergegas menggunakan baju perangnya, lalu menaiki kudanya dan menyusul orang orang menuju bukit Uhud. Tatkala kaum Muslim melihatnya, mereka berkata : “Menjauhlah engkau dari kami wahai ‘Amr !”. “Aku telah beriman”, jawab ‘Amr. Maka kaum Muslim mempersilahkan bergabung dengan pasukan. Kemudian ‘Amr bertempur dengan gigih hingga ia terluka.
Saat orang orang Bani ‘Abdul Asyhal mencari korban korban peperangan dari kaum mereka, tanpa disangka ternyata mereka menemukan ‘Amr. Mereka menatap dengan cermat wajah ‘Amr, guna memastikannya. Kemudian mereka berkata : “Demi Allah ini adalah al Ushairim !”.
Kemudian ‘Amr dibawa menuju keluarganya dalam keadaan terluka parah. Sa’ad bin Mu’adz lalu mendatangi saudarinya sambil bertanya : “Tanyakanlah kepada ‘Amr apa yang menyebabkannya datang ke medan perang ?, apa ia berperang demi kaumnya atau karena Allah dan Rasul Nya ?”.
‘Amr menjawab : “Aku datang ke medan perang karena ingin memeluk Islam, aku beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Aku memeluk Islam lalu mengambil pedangku, aku maju bersama Rasulullah s.a.w. dan aku berperang hingga aku terkena serangan”.
Kemudian ‘Amr menghembuskan nafas terakhir di tangan kaumnya. Mereka menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah s.a.w. Beliau kemudian bersabda : “Sesungguhnya ia termasuk penghuni syurga !”. 
Subhaanalloh 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar