AKHIR KEMATIAN YANG
MENENTUKAN !
HAFAL QURAN WAFAT MURTAD, BELUM SHOLAT NAMUN AHLI SYURGA
“…….dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Luqman (31) : 34)
Berbagai
macam akhir kematian terjadi pada manusia, ada yang berakhir dalam keadaan
suu’ul khotimah (akhir yang jelek), ada pula yang sebaliknya (khusnul
khotimah).
Adalah seorang
tabi'in bernama Abdah bin Abdurrohman, prajurit
Muslim yang gagah berani, selain mujahid juga hafal Al Qur'an,
zuhud, suka puasa Daud, keimanannya sangat kuat.
TERPESONA
Suatu saat ketika
pasukan Muslimin mengepung kerajaan Romawi, matanya tertuju pada seorang
wanita berambut pirang, cantik dan mempesona yang berada dalam benteng. Nampaknya Abdah tergoda kecantikan
wanita Romawi tersebut.
KIRIM
SURAT
Lantaran terpikatnya dia mengirim
surat kepadanya : "Apa yang harus aku lakukan agar aku berada dipangkuanmu". Si wanita cantik membalas suratnya : "Masuklah keagama Nasrani, aku akan jadi milikmu !".
Sejak itu keimanan Abdah mulai goyah,
walau hafal Al Qur'an, rajin ibadah, zuhud dan mujahid, akhirnya takluk juga pada
wanita kafir dan menjadi murtad.
DIINGATKAN
Teman seperjuangannya
meminta dia bertobat sambil berkata : "Kemana hafalan Al Qur'anmu saat ini ?". Abdah menjawab : "Aku sudah lupa semuanya, yang aku
ingat hanya 2 ayat saja yakni : "Orang orang kafir itu seringkali
(nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang
orang Muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang senang dan dilalaikan
oleh angan angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya)”.
(Q.S. Al Hijr (15) : 2-3)
WAFAT MURTAD
Seolah ayat ini sebagai hujjah untuk
dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah Ta'ala. Akhirnya Abdah bin Abdurrohman hidup berlimpah harta bersama kaum Nashrani. Dalam keadaan seperti itulah Abdah bin
Abdurrohman sampai mati, mati dalam keadaan murtad.
NABI
MENGINGATKAN
Betapa besar akibat soal wanita,
sampai Nabi s.a.w. memperingatkan : “Tidaklah
aku tinggalkan setelahku fitnah yang maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali
fitnah wanita”. (H.R. Muttafaq ‘alaih).
WAFAT SUU’UL KHOTIMAH
Ternyata benar benar terbukti peringatan Nabi, dimana
seorang yang dulunya sangat sholih, zuhud, bahkan hafal Al Quran (hafidz) bisa
terjerumus kedalam kemurtadan, sehingga meninggal dalam keadaan suu’ul
khootimah !.
MEMBENCI ISLAM
Semula Amr bin Uqaisy r.a. sangat
membenci Islam, meskipun semua kaumnya dari Bani Ashal sudah memeluk Islam, dia masih tetap dalam keyakinannya, tidak mau memeluk Islam.
MENCARI TEMAN
Ketika perang Uhud berkobar,
dia mencari beberapa teman yang dikenalnya di tempat tinggalnya,
namun tidak tidak berhasil
menemukannya, karena para shahabat yang
dicari semuanya ikut dalam perang Uhud.
MENGENAKAN BAJU PERANG
Kemudian Amr bin Uqaisy bergegas
kembali ke rumah, mengenakan baju besinya lalu memacu kudanya ke arah bukit
Uhud. Saat kaum Muslimin melihat kedatangannya mereka menghalaunya : “Wahai Amr
menjauhlah dari kami !”, Amr menjawab : “Aku telah beriman !”.
MENGALAMI LUKA PARAH
Dia terus maju ke medan tempur, dalam pertempuran tersebut dia
mengalami luka parah. Ketika peperangan usai, para shahabat Rasûlullâh s.a.w. mengantarkan ke rumah
keluarganya dalam keadaan tubuh luka parah.
SA’D BIN MU’ADZ BERTANYA
Kemudian Sa’d bin
Mu’adz mendatanginya dan bertanya kepada saudarinya : “Tolong tanyakan
kepadanya, (apakah dia melakukan ini) demi membela kaumnya, marah karena mereka,
ataukah marah karena Allâh ?”. Amr menjawab : “Marah karena
Allâh dan Rasul Nya !”.
WAFAT KHUSNUL KHOTIMAH
Akhirnya karena luka parah, Amr bin Uqaisy meninggal dan masuk syurga, padahal beliau belum pernah
menunaikan shalat meskipun sekali. (H.R. Ibnu Ishaaq)
dengan sanad hasan dan diriwayatkan Abu Dâwud.
Juga diriwayatkan al Hâkim,
beliau menyatakan hadits shahih, oleh adz Dzahabi. Syaikh al Albâni juga menilai hadits hasan.
NIKMATNYA TAUFIK DI AKHIR KEMATIAN
“Apabila Allah
menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah mempekerjakannya”. Para sahabat
bertanya, “Bagaimana Allah akan mempekerjakannya ?”. Rasulullah menjawab : “Allah akan memberinya taufik untuk beramal
shalih sebelum dia meninggal”.
(H.R. Imam Ahmad, Tirmidzi), dishahihkan oleh al Hakim.
AKHIR
HAYAT YANG MENENTUKAN
Begitu menentukan saat
akhir ajal seseorang sampai ada riwayat Dari ‘Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Bahwa nilai amal itu ditentukan
oleh bagian penutupnya”. (H.R. Ibnu Hibban)
BERMACAM AKHIR KEMATIAN
Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin
Mas’ud r.a. dia berkata : “Bahwa Rasulullah bersabda dan beliau adalah
orang yang jujur dan dibenarkan : “Sesungguhnya setiap
kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa
nutfah, kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi
mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga. Kemudian
diutus Malaikat meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan menuliskan 4 hal :
rezeki, ajal, amal dan celaka / bahagianya.
Maka demi Allah yang tiada Ilah
selain Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli syurga sehingga tidak ada jarak antara
dirinya dan syurga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan
Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka.
Ada diantara kalian yang mengerjakan
amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak
antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh
ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli syurga dan ia masuk syurga”. (H.R. Al Bukhari)
SEAKAN MUTLAK HAK ALLAH ?
Karena Kuasa Nya Allah
berhak menetapkan ketentuan Nya, namun karena sifat Murah dan Pemaaf Nya
juga, hamba Nya diberi keluasan untuk berusaha !.
Dengan usaha hamba Nya, Allah akan merubah
ketetapan Nya juga !. “Allah
menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki),
dan di sisi Nya lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)”. (Q.S. Ar Ra’d (13) :
39)
KARENA USAHA MANUSIA ALLAH MERUBAH KETETAPANNYA !
Walau Allah sudah menetapkan
taqdir Nya, namun manusia kan tidak mengetahuinya ?!. Oleh karena itu manusia
harus tetap aktif berusaha, agar hidupnya lebih baik, lebih lebih nasib di
akhir menjelang wafatnya, agar menjelang wafat dalam keadaan khusnul khotimah.
“Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri…..”. (Q.S. Ar Ra’d (13) : 11)
PERNTINGNYA MENJAGA AMAL PERBUATAN
Oleh
karena itu hendaklah setiap diri selalu menjaga prilaku dalam kesehariannya,
dengan selalu menjaga amal ibadahnya.
BERDO’A AGAR KHUSNUL KHOTIMAH
Disamping
menjaga prilaku, juga disertai selalu aktif berdo’a :
“Ya Tuhan kami limpahkanlah
kesabaran kepada kami dan wafatkan kami dalam keadaan muslim (berserah
diri kepada Mu)". (Q.S.
Al A’raaf (7) : 126)
BELUM PERNAH SHOLAT TAPI MASUK SYURGA
Saat Abu Hurairah berkumpul dia berkata : “Ceritakan
padaku tentang kisah orang masuk syurga padahal belum
pernah shalat !”. Kemudian mereka mengembalikan pertanyaan itu kepada Abu
Hurairah : “Siapa dia ?”. Abu Hurairah menjawab : “Ushairim bani ‘Abdil
Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy”..
Namanya adalah ‘Amr
bin Tsabit, dari bani ‘Abdil Asyhal, sering dipanggil ‘Amr bin Uqaisy
atau Ushairim. Pernah diajak memeluk Islam, namun menolak karena
kaumnya, memiliki harta riba di masa jahiliyah.
Waktu perang
Uhud. ‘Amr bin Tsabit bertanya : “Dimana anak anak pamanku ?, orang orang
menjawab : “Di Uhud”. “Dimanakah fulan ?”, Ia kembali bertanya. “Di Uhud”,
jawab orang orang. “Lalu dimana fulan ?”, “di Uhud”, jawab mereka.
Mendengar
jawaban tersebut, ‘Amr bergegas menggunakan baju perangnya, lalu menaiki
kudanya dan menyusul orang orang menuju bukit Uhud. Tatkala kaum Muslim
melihatnya, mereka berkata : “Menjauhlah engkau dari kami wahai ‘Amr !”. “Aku
telah beriman”, jawab ‘Amr. Maka kaum Muslim mempersilahkan bergabung
dengan pasukan. Kemudian ‘Amr bertempur dengan gigih hingga ia terluka.
Saat
orang orang Bani ‘Abdul Asyhal mencari korban korban peperangan dari kaum
mereka, tanpa disangka ternyata mereka menemukan ‘Amr. Mereka menatap dengan
cermat wajah ‘Amr, guna memastikannya. Kemudian mereka berkata : “Demi Allah
ini adalah al Ushairim !”.
Kemudian ‘Amr
dibawa menuju keluarganya dalam keadaan terluka parah. Sa’ad bin Mu’adz lalu
mendatangi saudarinya sambil bertanya : “Tanyakanlah kepada ‘Amr apa yang
menyebabkannya datang ke medan perang ?, apa ia berperang demi kaumnya atau
karena Allah dan Rasul Nya ?”.
‘Amr menjawab : “Aku
datang ke medan perang karena ingin memeluk Islam, aku beriman kepada Allah dan
Rasul Nya. Aku memeluk Islam lalu mengambil pedangku, aku maju bersama
Rasulullah s.a.w. dan aku berperang hingga aku terkena serangan”.
Kemudian ‘Amr
menghembuskan nafas terakhir di tangan kaumnya. Mereka menceritakan kejadian
itu kepada Rasulullah s.a.w. Beliau kemudian bersabda : “Sesungguhnya ia
termasuk penghuni syurga !”.
Subhaanalloh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar