HUKUM MEMPERCAYAI RAMALAN
“Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki
beberapa tempat di langit itu untuk mendengar dengarkan (berita beritanya).
Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar dengarkan (seperti itu)
tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)”. (Q.S. Jin
(72) : 9)
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan sebagian masyarakat, lebih lebih menjelang akhir tahun adalah “ramal meramal”. Maka umat islam perlu memahami
agar tidak terjebak kedalam dosa besar yang menyesatkan !.
Urusan akan datang
merupakan hal ghoib, Hal ghoib hanya Allah yang Maha Tahu. Sebagaimana firman Nya : “Katakanlah
(hai Muhammad) tidak ada seorangpun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara ghoib kecuali
Allah saja…….”. (Q.S. An Naml (27) : 65)
PENGERTIAN RAMALAN
Ramalan artinya memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi di masa
mendatang dengan pendapat atau perkiraan manusia.
MACAM
RAMALAN
Ramalah terdiri
dari 2 macam : 1. Berdasar ilmu pengetahuan dan
2. Bersumber dari Setan (Jin kafir).
1.RAMALAN
ILMIAH
Ramalan ini berasal dari perkiraan yang berbasiskan ilmu pengetahuan atau
keilmiahan. Ramalan seperti ini diperbolehkan. Allah sendiri memberikan
perintah untuk mengikuti pengetahuan bukan hawa nafsu Contoh ramalan ilmiah : Prediksi
turunnya hujan berdasar (berdasar kilimatologi), Prediksi kelahiran bayi, Prediksi
kondisi kesehatan, Prediksi tentang keadaan ekonomi, Prediksi karakteristik
suatu benda atau alam.
Prediksi semacam ini bersifat nyata,
ilmiah bukan ghoib. Berdasar sunnatullah (ketetapan Allah yang tidak pernah
berubah) , oleh karena itu hukum nya boleh, karena bersifat rational. “……..dan kamu sekali kali tiada akan
mendapati perubahan pada sunnah
Allah”. (Q.S.
Al Ahzab (33) : 62)
Dengan memperhatikan
ketetapan Allah yang tidak pernah berubah ini, maka lahirlah bermacam ilmu :
Fisika (tentang sifat benda), Klimatologi (tentang iklim),
2.RAMALAN DARI JIN
Ramalan berasal
dari jin, yang diageni para dukun (orang pintar, orang ngerti, orang sakti) hukumnya jelas kharam !. Karena mereka
bekerja sama dengan Jin : “Dan
bahwasanya ada beberapa orang laki laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki laki di antara jin, maka jin
jin
itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. (Q.S.
Jin (72) : 6)
Dari firman tersebut jelas
kekharamannya, karena mereka pasti terjerumus kedalam dosa dan kesalahan !. Bukankah
mereka pasti melakukan ritual ritual menyesatkan yang didalangi setan ?! :
Puasa pati geni, Puasa ngrowot, Puasa nowo, Menzinahi beberapa gadis.dan ritual
lain yang menambah dosa dan kesalahan !.
BERSEKUTU
DENGAN JIN BERBAHAYA !
Meminta
perlindungan kepada jin jelas beresiko dosa dan kesalahan !, apalagi di akhir
ayat tersebut Allah mengingatkan : “…….maka jin
jin
itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. (Q.S.
Jin (72) : 6). Akankah sebagai orang yang beriman, firman tersebut
diingkari ?!.
MENGAPA
BISA TERKECOH PADA RAMALAN ?
Karena
licinnya tipuan Jin (setan), maka banyak manusia pada tertipu !. bukankah Iblis
sudah bersumpah untuk menyesatkan manusia !!!.
“Iblis berkata
:
"Ya Tuhanku oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi dan pasti
aku akan menyesatkan mereka semuanya !”.
(Q.S. Al Hijr (15) : 39)
BAGAIMANA
BISA MERAMAL ?
Kemudian bagaimana para
dukun bisa meramal ?, karena Jin dikaruniai Allah mempunyai kemampuan terbang
ke langit, maka Jin mempergunakannya untuk mencuri berita ghoib yang ada di
langit. Tetapi Allah menjaga langit dengan dengan lontaran api !.
“Dan
sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat
dan lontaran api.
Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki
beberapa tempat di langit itu untuk mendengar dengarkan berita beritanya. Tetapi sekarang barangsiapa yang mencoba mendengar dengarkan seperti itu tentu akan menjumpai lontaran api yang
mengintai untuk membakarnya. Dan sungguh dengan adanya penjagaan tersebut kami tidak
mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki
kebaikan bagi mereka”. (Q.S. Jin (72) : 8-10)
HASIL
CURIAN DIBERIKAN KEPADA TUKANG RAMAL
Namun terkadang sempat juga Jin dapat
mencurinya, dengan izin Allah (untuk menguji manusia).
RESIKO
MEMPERCAYAI RAMALAN
Karena jelek dan hinanya ramal meramal,
maka memiliki resiko :
1.
SHOLATNYA DITOLAK 40 MALAM !
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu
menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya
selama 40 puluh malam”. (H.R. Muslim)
2.KAFIR TERHADAP AGAMA
Mendatangi dan bertanya kepada mereka
tentang sesuatu, kemudian membenarkan ucapan / berita yang mereka sampaikan,
maka hukumnya adalah kufur / kafir terhadap Allah, berdasar sabda
Nabi s.a.w. : “Barangsiapa yang mendatangi dukun
atau tukang ramal kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir
terhadap agama yang diturunkan kepada nabi
Muhammad s.a.w. (H.R. Ahmad dan al Hakim), dishahihkan al Hakim dan Syaikh al Albani.
3.HARAM
HUKUMNYA !
Berdasar firman dan hadits
tersebut diatas, jadi mendatangi dukun (orang pintar, orang ngerti, atau sakti) untuk
meminta ramalan jodoh. ramalan nasib, ramalan rezeki. ramalan kematian. ramalan pekerjaan, ramalan bintang dan sebangsanya. jelas hukumnya haram !.
Agar iman tak terkotori
oleh amalan sesat, maka jauhi para peramal dan amalan yang tidak berdasar tuntunan
dari Al Quran dan Al Hadits dan selalu meminta petunjuk Nya !.
“Tunjukilah kami kejalan yang lurus”.
(Q.S. Al Fatikhah (1) : 6)
RAMALAN BERASAL DARI CURIAN JIN
Peristiwa pencurian berita dari langit
oleh para syaitan banyak terjadi di jaman Jahiliyah sebelum diutusnya
Rasulullah s.a.w. adapun setelah diutusnya Rasulullah s.a.w. maka
itu tidak bisa terjadi, karena Allah telah menjadikan bintang bintang
sebagai penjaga langit dan pembakar para syaitan yang mencuri berita dari
langit. “(Para Jin itu berkata) : “Dan sesungguhnya
kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh
dengan penjagaan yang kuat dan panah panah api. Dan
sesungguhnya kami dahulu (sebelum diutusnya Rasulullah s.a.w.), dapat menduduki beberapa tempat di
langit itu untuk mendengar dengarkan (berita beritanya). Tetapi sekarang
(setelah diutusnya Rasulullah s.a.w.) barangsiapa yang (mencoba) mendengar
dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk
membakarnya)”. (Q.S. al Jin (72) : 8-9).
Bila berhasil mendapat khabar curian
dari langit, kemudian disampaikan kepada para dukun.
Rasulullah s.a.w. ketika ditanya
tentang Al kuhhaan (para dukun), beliau s.a.w.
menjawab : “Mereka adalah orang orang yang tidak punya arti (orang orang yang
hina)”. Kemudian si penanya berkata : “Sesungguhnya para dukun tersebut
terkadang menyampaikan kepada kami suatu (berita) yang (kemudian ternyata)
benar”. Maka
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Kalimat (berita)
yang benar itu adalah yang dicuri (dari berita di langit) oleh jin (syaitan),
lalu dimasukkannya ke telinga teman dekatnya (dukun dan tukang sihir), yang
kemudian mereka mencampuradukkan berita tersebut
dengan seratus kedustaan”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Setelah mendapat kepuasan karena setan telah menyesatkan, kemudian dimasukkan ke neraka. “Dan (ingatlah) hari di
waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Dia
berfirman) : “Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak
(menyesatkan) manusia”, lalu berkatalah teman teman dekat mereka dari golongan
manusia (para dukun dan tukang sihir) : “Ya Rabb kami sesungguhnya sebagian
dari kami telah mendapatkan kesenangan / manfaat dari
sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau
tentukan bagi kami”. Allah berfirman : “Neraka itulah tempat tinggal kalian, sedang kalian kekal
didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang
lain)”. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”.
(Q.S. al An’aam (6) : 128).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar