Selasa, 28 Januari 2020



KEYAKINAN GANDA
Orang Quraisy dulu meskipun menyembah berhala (Latta, Uzza, Manat), tetapi masih mempercayai adanya Allah.
Katakanlah : Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya jika kamu mengetahui ?”. Mereka akan menjawab : “Kepunyaan Allah……..”. (Q.S. Al Mu’minun (23) : 84-89).
Mereka bahkan tidak meyakini bahwa berhala Latta, Uzza, Manat yang menciptakan, memberi rizki, atau yang menguasai alam semesta.
Berhala berhala tersebut (berasal dari nama hamba yang sholih, ketika wafat kemudian dibuat patung) hanya dijadikan sebagai sarana taqorrub (mendekat) kepada Allah. 
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat dekatnya"…….. (Q.S. Az Zumar (39) : 3)
Mereka beriman kepada adanya Allah, tetapi masih juga menyekutukan Allah. Kemudian Allah menepis dengan firman Nya : “Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan lain)”. (Q.S. Yusuf (12) : 106).
Kondisi saat ini lebih parah dari kaum musyrikin di zaman Rasulullah s.a.w.  karena disamping beribadah kepada selain Allah Ta’ala (kesyirikan dalam hal ke Tuhanan) mereka juga menyekutukan Allah Ta’ala dalam masalah amalan).
Bukankah saat ini masih ada yang mempercayai bahwa “Dewi Sri” yang menyuburkan tanah sehingga menjadikan panen padi berlimpah, bahkan  masih banyak juga dikalangan umat Islam.
Sehingga di saat tertentu, membuat “persembahan / jamuan” sebagai ungkapan rasa terima kasih.
Dengan demikian dalam kasus ini terjadi dua kesyirikan :
Pertama :  Meyakini adanya Tuhan lain selain Allah (Dewi Sri, Nyi Roro  
                   Kidul)
Kedua    :   Melakukan ritual yang jauh menyimpang dari tuntunan agama.
              (menyajikan tumbal untuk Nyi Roro Kidul, berupa sembelihan kepala kerbau kemudian dilarung  ke Laut. Ketika usai panen, mengadakan selamatan untuk Dewi Sri sebagai ungkapan rasa syukurnya).
Padahal sebagai hamba Allah, seharusnya segala aktifitasnya hanya diperuntukkan bagi Allah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam”. (Q.S. Al An’am (6) : 162).    

Semoga Allah menjauhkan kita dari kesyirikan, Amiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar