KEUTAMAAN
KALIMAT THOYYIBAH
“Hai
orang orang yang beriman, berdzikirlah (menyebut nama) Allah, dzikir yang
sebanyak banyaknya dan bertasbihlah kepada Nya diwaktu pagi dan petang“. (Q.S. Al Ahzab (33) : 41-42)
Mengingat Allah (dzikir) setiap saat merupakan
tuntunan, bukankah Allah sebagai Dzat Maha Pencipta selalu mengurusi hamba Nya
: “Allah tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) melainkan Dia yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk Nya) tidak mengantuk dan tidak
tidur……”. (Q.S. Al Baqarah 255). Akankah Allah yang selalu perhatian dan
selalu mengurus terhadap makhluk Nya ini pantas dilupakan ?.
Maka sebagai hamba yang dhoif (lemah)
sangat pantas dan patut bila diperintah untuk selalu berdzikir (mengingat)
kepada Nya !.
AKTIFKAN DZIKIR SETIAP SAAT
Rasulullah saja walau
sebagai seorang Nabi tetap aktif berdzikir, apalagi kita sebagai umatnya yang
harus ittiba’ kepada beliau. Dari 'Aisyah r.a. berkata : "Rasulullah s.a.w. selalu berdzikir
kepada Allah pada setiap saat". (H.R. Muslim)
JIWA JADI TENANG
Bukankah dengan dzikir akan menjadikan jiwa jadi tenang !. “(yaitu)
orang orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram”. (Q.S.
Ar Ra’d (13) : 28).
PERLU
DILATIH (DIBIASAKAN)
Oleh
karena itu mari mempergiat dzikir, agar jiwa makin tenang. Agar terbiasa ini
perlu dilatih setiap saat : waktu berjalan, berkendaraan, waktu masak dan
sebagainya, awalnya mungkin berat dan susah, tetapi jika sudah terbiasa jadi
enak dan nyaman.
BERMACAM
KALIMAT DZIKIR :
1.DZIKIR
PALING UTAMA
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
LAA ILAAHA ILLAALLOOH
(Tidak ada Tuhan (yang berhak
diibadahi) kecuali Allah)
Dari Jabir
r.a. berkata " Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : "Dzikir
yang paling utama adalah : Laa ilaaha illalloh". (H.R. Atturmudzi)
UNTUK MEMBIMBING YANG AKAN WAFAT
Dari Abu Sa’id Al Khudry r.a. berkata :
“Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Bimbinglah orang yang akan meninggal dunia
dengan ucapan : “Laa ilaaha illallaah “.(H.R. lim)
DIJAMIN SYURGA BAGI
YANG MAMPU MENGUCAPKAN DI AKHIR HAYATNYA
Dari
Mu’adz r.a. berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang siapa yang ahir
ucapannya Laa ilaaha illallaah maka ia masuk syurga“.(H.R. Abu Dawud dan Al
Hakim)
2.LEBIH
BAIK DARI YANG DISINARI MATAHARI
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله،
والله أكبر
SUBHAANALLOH
WALHAMDULILAAH WALAA ILAAHA ILLALLOH WALLOOHU AKBAR
(Allah Maha Suci dan segala puji bagi Allah dan tidak ada
Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar)
Dari Abu
Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sungguh bila aku mengucapkan subhaanalloh walhamdulillaah
walaa ilaaha illalloh walloohu akbar, itu lebih kusukai daripada segala apa
yang disinari oleh matahari". (H.R.
Muslim)
3.RINGAN DI LISAN BERAT DI TIMBANGAN
سُبْحَانَ
اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
SUBHAANALLOOH WABIHAMDIHI SUBHAANALLOOHIL 'ADZIIM
SUBHAANALLOOH WABIHAMDIHI SUBHAANALLOOHIL 'ADZIIM
(Maha Suci Allah dan segala
Puji bagi Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah
s.a.w. bersabda :
"Ada dua kalimat yang
ringan dilidah berat dalam timbangan,
serta disukai oleh Allah Dzat yang Maha Pemurah yakni subhaanallooh wabihamdihi
subhaanalloohil 'adzim".
(H.R. Bukhari Muslim)
4.PERBENDAHARAAN SYURGA
لا
حول ولا قوة إلا بالله
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
(Tidak ada daya dan kekuatan melainkan
beserta Allah)
Dari Abu Musa r.a. berkata : "Rasulullah
saw. bersabda kepada saya :
"Maukah kamu aku tunjukkan
salah satu dari beberapa perbendaharaan syurga ?". Saya
menjawab : "Mau wahai Rasulullah". Kemudian beliau bersabda : "yakni
laa haula walaa quwwata illaa billaah“. (H.R. Bukhari dan Muslim)
5.100 TASBIH BAGAI 1000 KEBAIKAN / DIAMPUNI
1000 DOSA
سبحان الله
SUBHAANALLOH
(Allah
Maha Suci)
Dari Sa'ad bin
Abu Waqqash r.a. berkata : "Ketika kami berada di hadapan Rasulullah
s.a.w. , beliau bertanya :
"Apakah masing masing di
antara kamu sekalian tidak mampu untuk mengerjakan seribu kebaikan setiap hari
?". Kemudian salah seorang di antara kami yang sedang
duduk menanyakan tentang bagaimana mungkin seorang dapat mengerjakan seribu
kebaikan, beliau kemudian bersabda : "Seseorang yang membaca tasbih (subhaanalloh) 100 kali itu dituliskan
baginya 1000 kebaikan atau dihapuskan baginya 1000 dosa". (H.R. Muslim)
6.ISTIGHFAR (MOHON AMPUN)
اَسْتَغْفِرُ
اَللّهَ
ASTAGHFIRULLOH
(Saya mohon ampun kepada Allah)
Ditanyakan kepada Al Auza'i
dimana ia adalah salah seorang perawi hadits : "Bagaimana istighfar itu
?", Dia menjawab : "Yaitu membaca : “ Astaghfirulloh astaghfirulloh
(Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah)". (H.R.
Muslim)
HIKMAH ISTIGHFAR
Begitu tinggi nilai istighfar, sehingga
memiliki keistimewaan : 1. Dilapangkan dari segala kesempitan, 2. Dimudahkan
dari kesulitan, 3.Diberi rizki tanpa diduga duga. Dari Ibnu 'Abbas r.a.
berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang membiasakan
membaca istighfar maka Allah akan melapangkan segala kesempitannya, dimudahkan
segala kesulitannya dan memberinya rizki yang tanpa diduga duga
". (H.R. Abu Dawud)
Betapa banyak karunia Allah diberikan
dan telah kita nikmati, maka senyampang jiwa masih dikandung badan, maka perbanyak
dan aktifkan dzikir dalam rangka mensyukuri karunia Nya.
HIKMAH AKTIF BERISTIGHFAR
Imam Ahmad bin
Hambal (Imam Hambali)
merupakan ‘ulama
yang mahsyur, suatu
saat beliau sangat ingin pergi ke negeri Syam, padahal jaraknya cukup jauh dari
kediamannya di Baghdad. Sesampai di Syam, berhenti menunaikan salat dzuhur dan tidak ada yang mengenalinya.
Beliau menunggu di masjid hingga shalat Ashar. Setelah
Ashar, membaca Alquran untuk menunggu waktu Magrib
dan Isya. Ketika malam, Imam Ahmad ingin tidur di masjid tersebut. Namun
penjaga masjid tidak mengizinkan. “Wahai syaikh
anda tidak boleh tidur disini, ini peraturan silahkan pergi !”. Imam
Ahmad menolak :
“Saya musafir, saya ingin istirahat disini”.
Sang penjaga menolak dan memintanya keluar, kemudian mengunci pintu masjid.
Setelah penjaga pergi, Imam Ahmad kembali beristirahat di pelataran
masjid. Tetapi sang penjaga kembali datang dan mengusirnya sambil
mendorongnya ke jalan. Kemudian ada tukang roti yang rumahnya dekat masjid. Tukang Roti memanggilnya : “Hai syaikh kemari beristirahatlah di tokoku”.
Kemudian Iman Ahmad masuk. “Rumahku tidak jauh dari sini, ini toko roti
ku, dibelakang sana ada ruangan untuk istirahat. Beristirahatlah malam ini dan
besok pagi engkau bisa melanjutkan perjalanan lagi !”. Setelah
masuk Imam Ahmad kemudian memperhatikan aktivitasnya.
Satu hal yang menarik perhatian beliau,
yakni ucapan dzikir dan istighfar yang terus meluncur
dari mulutnya tanpa putus sejak awal mengerjakan adonan rotinya. Setelah
habis malam, Imam Ahmad ingin tidur beristirahat di masjid tersebut. Imam
Ahmad kagum lalu bertanya : “Sejak kapan anda selalu beristighfar tanpa henti
seperti ini ?”. Ia menjawab : “Sejak lama ini sudah menjadi kebiasaan saya,
hampir dalam segala kondisi”. Lalu Imam Ahmad bertanya lagi : “Kemudian apa
hasilnya ?”. “Allah selalu mengabulkan semua permintaanku”, jawabnya.
“Kemudian apa permintaanmu yang
belum dikabulkan Allah ?”, tukang roti menjawab : “Sudah lama saya selalu
berdo’a memohon kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan seorang ‘ulama
besar yang sangat saya cintai, beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal !”. “Allahu
Akbar karena Istighfarmu lah Allah mendatangkan saya datang ke kotamu ini tanpa
alasan yang jelas, karena Istighfarmulah penjaga Masjid melarang saya tidur di
Masjid, karena Istighfarmulah engkau menawarkan aku istirahat ditempatmu. Saya
lah Ahmad bin Hanbal…Masya Allah, Allah mendatangkan Imam Ahmad ke rumahnya
karena Istighfarnya. Subhaanalloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar