Jumat, 08 Mei 2015


JANGAN DEKATI ZINA !

“ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. 
( Q.S. Al Isra’ 32 )
                
Karena pengaruh kehidupan modern, kemaksiatan makin dekat dan menantang tanpa risih dan segan betapa tidak ?, bukankah kehidupan modern sangat ditunjang dengan kemajuan piranti tehnologi modern : H.P., B.B., Internet dan sebagainya, sehingga hubungan jadi makin dekat, dunia terasa makin sempit.   

TANPA MALU
Dengan adanya perangkat tehnologi yang canggih ini, banyak wanita jalang pada berani memanfaatkannya tanpa malu menawarkan diri.
Ditambah lagi fasilitas tempat tersedia dengan mudahnya ( hotel, penginapan ). 
Yang memprihatinkan lagi alat kontrasepsi ( maaf kondom ) pada dijual bebas, seakan mempersilahkan dan berpesan : “ boleh gonta ganti pasangan asal pakai ( maaf ) kondom  ! “. Begitu  runyam dan sembrononya pemerintah dalam pembiaran  ini.

KEJI DAN BURUK
Padahal 14 abad silam Allah sudah mengingatkan akan bahaya zina dengan perintahnya :  “ Jangan mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “.
Bukankah banyak bukti menunjukkan adanya kekejian dan keburukan perbuatan zina, adanya kelahiran bayi tanpa bapak sehingga banyak bayi dibuang, karena tidak kuatnya menanggung rasa malu. Semakin banyaknya yang terkena virus A.I.D., sehingga daya tahan tubuh melemah dan .....berujung pada kematian, akankah masih kurang yakin dengan akibat buruknya sehingga dengan sembrononya mengobral ( maaf ) kondom dengan gencarnya !.

LAPOR
Betapa hebatnya iman para sahabat, sehingga ada beberapa orang yang khilaf dan tergelincir melakukannya, pada lapor kepada Nabi untuk minta segera dihukum rajam, karena takut akibat yang akan diterimanya kelak di akherat.           

MINTA DIHUKUM
Dari Sulaiman bin Buraidah r.a. dari bapaknya katanya : “ Pada suatu ketika Ma’iz bin Malik datang kepada Nabi s.a.w. kemudian dia berkata kepada beliau : “ Ya Rasulullah s.a.w. sucikan aku ! “.

DIPERINTAH TAUBAT
Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Amboi kasihan pulanglah !, kemudian mintalah ampun kepada Allah dan taubatlah kepada Nya ! “. Ma’iz pergi, tetapi belum begitu jauh dia kembali lagi seraya berkata : “ Ya Rasulullah sucikanlah aku ! “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Amboi kasihan pulanglah, minta ampun kepada Allah dan bertaubatlah kepada Nya ! “. Ma’iz pergi, tetapi belum begitu jauh dia kembali lagi dan berkata kepada Rasulullah s.a.w. : “ Ya Rasulullah sucikan aku ! “. Nabi menjawab seperti semula dan hal itu berulang sampai empat kali.

RASULULLAH MENELITI
Pada kali keempat Rasulullah s.a.w.  bertanya : “ Dari hal apakah engkau harus kusucikan ? “. Jawab Ma’iz : “ Dari hal dosa berzina “. Rasulullah s.a.w. bertanya kepada para sahabat yang ada disekitarnya ketika itu : “ Apakah si Ma’iz ini mengidap penyakit gila ? “, jawab para sahabat : “ Tidak ya Rasulullah dia tidak gila “, tanya Nabi berikutnya : “ Apakah dia baru meminum khomr ? “. 
Seorang sahabat berdiri kemudian membaui Ma’iz, tetapi tidak mencium mencium bau khomr dimulut Ma’iz. Maka Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Ma’iz : “ Betulkah engkau berzina ? “. Jawab Ma’iz : “ Benar ya Rasulullah “.

DIHUKUM RAJAM
Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar dilaksanakan hukuman rajam terhadap Ma’iz, kemudian dia dirajam. Terdapat dua pendapat dalam masalah ini, yang pertama mengatakan bahwa Ma’iz tewas, dan dosanya hapus karena hukuman yang dijalaninya secara ikhlas. 
Yang kedua mengatakan bahwa Ma’iz Taubat sebenar benarnya taubat, tiada taubat yang melebihi Ma’iz. Dia datang menghadap Nabi s.a.w. kemudian kemudian diletakkannya tangannya di tangan Nabi kemudian berkata : “ Ya Rasulullah hukum matilah aku dengan batu ( rajamlah aku ) ! “. Mereka senantiasa dalam perbedaan pendapat seperti itu selama dua atau tiga hari.

MEMOHONKAN AMPUN
Kemudian Rasulullah s.a.w. datang, setelah memberi salam, kemudian beliau duduk bersama sama mereka. Maka bersabdalah Rasulullah s.a.w. : “ Mintakanlah ampun bagi Ma’iz bin Malik ! “, kemudian mereka memohon semuanya : “ Semoga Allah mengampuni Ma’iz bin Malik “, Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Ma’iz benar benar telah bertaubat dengan sesempurna taubat, seandainya taubat Ma’iz dapat dibagi diantara satu kaum, pasti mencukupi untuk mereka semua “.

WANITA GHAMID MINTA DIHUKUM
Kemudian datang pula seorang wanita dari desa Ghamid, suku Azdi, kemudian dia berkata : “ Ya Rasulullah sucikan aku ! “, jawab Rasulullah s.a.w. : “ Amboi kasihan pulanglah engkau !, kemudian meminta ampunlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada Nya ! “. 
Kata wanita tersebut : “ Kulihat anda menyuruhku pulang seperti yang anda lakukan terhadap Ma’iz bin Malik “, tanya Nabi s.a.w. : “ Mengapa begitu ? “, wanita tersebut mengatakan bahwa dia telah hamil akibat berzina. Nabi s.a.w. bertanya : “ Engkau sendiri yang berbuat ? “, jawabnya : “ Betul ya Rasulullah “.

MENUNGGU LAHIR
Nabi s.a.w. bersabda kepadanya : “ Tunggulah dahulu sampai engkau melahirkan ! “, Kemudian wanita itu ditanggung kehidupannya oleh seorang laki laki Anshor, sampai dia melahirkan. Setelah dia melahirkan, maka diberitahukan kepada Rasulullah s.a.w. katanya : “ Ya Rasulullah perempuan desa Ghamid itu sudah melahirkan “.

DITANGGUNG SUSUNYA
Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Biarkanlah dahulu karena anaknya masih kecil, sedang orang yang akan menyusukannya tidak ada “. Maka berdiri seorang laki laki kemudian dia berkata : “ Aku yang menanggung susunya “. Kata Buraidah : “ Setelah itu maka dilaksanakan hukuman rajam terhadap wanita desa Ghamid itu “.( H.R. Muslim )                                                                                                        
TIDAK GEGABAH                      
Walau orang berzina hukumannya jelas dirajam, namun Nabi s.a.w. tidak gegabah segera menjatuhkan hukuman, namun masih diberi kesempatan berfikir dengan : Bertaubat, menanyakan kepada sahabat tentang keadaannya. 
Demikian pula terhadap wanita Ghamid, Nabi s.a.w. masih memberi kesempatan bertaubat, menunggu bayinya lahir, bahkan memikirkan tentang susuannya.       
Betapa bijaknya Nabi s.a.w. dalam menjatuhkan hukuman.
Demikian pula mungkin ada yang pernah melakukan zina, maka sebaiknya merenungi perbuatan yang telah diperbuatnya, kemudian menyesali perbuatan dan bertaubat kepada Nya dengan memperbanyak istighfar .
" Dan orang orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, mereka mengingat Allah, kemudian memohon ampun terhadap dosa dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui ". ( Q.S. Ali Imran 135 )
Disamping menyesali perbuatannya dan bertaubat juga disertai memperbanyak beramal sholih.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar