MENGUTAMAKAN JIHAD DARI PADA MENIKAH
“ Sesungguhnya
jawaban oran orang
mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul Nya agar Rasul
menghukum ( mengadili ) di antara mereka
ialah ucapan :
" Kami
mendengar dan Kami taat", dan mereka Itulah
orang orang
yang beruntung “.
( Q.S.
An Nuur 51 )
Pada zaman Rasulullah s.a.w. hidup seorang pemuda bernama Zahid usia
35 tahun belum menikah. Tinggal di Suffah samping masjid Madinah, ketika sedang
mengasah pedangnya tiba tiba Rasulullah s.a.w. datang mengucapkan salam. Zahid
kaget dan menjawabnya agak gugup.
DITANYA RASULULLAH S.A.W.
“ Wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja ”,
Rasulullah s.a.w. menyapa. “ Allah bersamaku ya Rasulullah ”, kata Zahid.
“ Maksudku kenapa engkau selama ini membujang saja, apakah engkau tidak ingin
menikah ? ”, kata Rasulullah s.a.w.
Zahid menjawab : “ Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak
mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya
Rasulullah ? ”. ” Asal engkau mau, itu urusan yang mudah ”. kata Rasulullah
s.a.w. Kemudian Rasulullah s.a.w. memerintah sekretarisnya untuk membuat surat guna
melamar Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah kaya raya dan cantik
jelita.
DEMI KETAATAN SURAT DIANTAR
Akhirnya surat dibawa Zahid kerumah Said : “ Wahai saudaraku Said, aku membawa surat
dari Rasul yang mulia diberikan untukmu ”.Said menjawab : “ Adalah suatu kehormatan buatku ”
Kemudian surat dibacanya, ketika
membaca surat tersebut Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan hanya
berlaku seorang bangsawan dengan bangsawan. Akhirnya Said bertanya kepada Zahid
: “ Wahai saudaraku betulkah surat ini dari Rasulullah ? ”.
Zahid menjawab : “ Apakah engkau
pernah melihat aku berbohong ? ”, kemudian Zulfah datang dan berkata : “ Wahai
ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini, bukankah lebih baik dipersilahkan
masuk ? ”.
“ Wahai anakku, ini adalah seorang
pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya ”, kata
ayahnya.
MENANGIS KESAL
Disaat itulah Zulfah melihat Zahid
sambil menangis sejadi jadinya dan berkata : “ Wahai ayah, banyak pemuda yang
tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, namun aku tak mau ayah ”,
Zulfah merasa dirinya terhina.
Maka Said berkata kepada Zahid : “ Wahai saudaraku, engkau tahu
sendiri anakku tidak mau bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah
s.a.w. bahwa lamaranmu ditolak ! ”.
BERUBAH NIAT
Mendengar nama Rasul disebut
ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya : “ Wahai ayah
mengapa membawa bawa nama Rasul ? ”. Akhirnya Said berkata : “ Ini yang
melamarmu adalah perintah Rasulullah ”. Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan
menyesal atas kelancangan perbuatannya, dan berkata kepada ayahnya : “ Wahai
ayah mengapa sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau
begitu segera aku harus dikawinkan dengan pemuda ini ! “.
Karena dia ingat firman Allah :dalam Al Quran surat An Nur 51 : “ Sesungguhnya jawaban orang orang mukmin,
bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum ( mengadili ) diantara mereka ucapan ialah : “
Kami mendengar dan kami taat “. Dan mereka itulah orangorang yang beruntung “. ( Q.S.
An Nur 51 )
BAHAGIA
Zahid disaat itu merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru
kali ini merasakan bahagia tiada tara dan segera pamit pulang.Sampai di masjid dia
sujud syukur. Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak gerik Zahid yang berbeda
dari biasanya.
“ Bagaimana Zahid ? ”, “ Alhamdulillah diterima ya Rasul ”,
jawab Zahid. “ Sudah ada persiapan ”.Zahid menundukkan kepala sambil berkata :
“ Ya Rasul kami tidak memiliki apa apa ”. Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi
ke Abu Bakar, Ustman, dan Abdurrahman bi Auf. Setelah mendapat uang yang cukup
banyak, Zahid pergi ke pasar membeli persiapan perkawinan.
Dalam kondisi seperti itulah Rasulullah s.a.w. kemudian menyerukan
umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.
Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah
siap siap dengan perlengkapan senjata kemudian Zahid bertanya : “ Ada apa ini ? ”.
MERUBAH NIAT
Sahabat menjawab : “ Wahai Zahid hari ini orang kafir akan
menghancurkan kita, apakah engkau tidak mengerti ? ”. Kemudian Zahid istighfar
beberapa kali sambil berkata : “ Wah kalau begitu perlengkapan kawin ini akan
aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus ”. Para sahabat pada menasehati
: “ Wahai Zahid nanti malam kamu
berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang ? ”. Zahid menjawab dengan tegas
: “ Itu tidak mungkin ! ”.
Kemudian Zahid menyitir ayat : “ Jika bapak bapak, anak anak, suadara
saudara, istri istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah rumah tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul Nya (dari)
berjihad di jalan Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang orang fasik “. ( Q.S.
At Taubah 24 )
GUGUR SEBAGAI SYAHID
Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke
medan pertempuran dan mati sebaagai syahid di jalan Allah. Rasulullah bersabda
: “ Hari ini Zahid sedang berbulan madu
dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah ”.
Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan firman Allah :
“ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang orang yang gugur di jalan Allah ( bahwa mereka itu ) mati, bahkan ( sebenarnya ) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya “. ( Q.S. Al Baqarah154 )
“ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang orang yang gugur di jalan Allah ( bahwa mereka itu ) mati, bahkan ( sebenarnya ) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya “. ( Q.S. Al Baqarah154 )
Pada saat itulah para sahabat
meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata : “ Ya Allah alangkah bahagianya
calon suamiku, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkan aku
mendampinginya di akhirat ”.
Begitu hebat kecintaan
para sahabat terhadap Nabinya, sehingga rela mengorbankan keinginannya demi
cintanya kepada Rasulullah s.a.w.
KISAH TAULADAN
ZAID BIN HARITSAH
Berperawakan biasa, pendek, berkulit coklat kemerahan, berhidung agak pesek. Berasal dari kabilah Kalb. Dikala kecil diajak ibunya menengok kampung, tiba tiba diserang pasukan Bani Al Qayn di kampung tersebut. Mereka menawan dan membawanya, kemudian dijual kepada Hakim bin Hizam, dengan harga 400 dirham, kemudian dihadiahkan kepada bibinya, Khodijah binti Khuwailid.
Ketika Khodijah menikah dengan Rasulullah s.a.w. Zaid bin Haritsah dihadiahkan kepada Rasulullah s.a.w.. kemudian beliau memerdekakannya.
Haritsah
bapak Zaid sedih kehilangan anaknya. Ketika beberapa orang dari Ka'ab
menunaikan haji, mereka melihat Zaid. Zaid berkata : " Sampaikan beberapa bait syairku ini kepada keluargaku, karena
sesungguhnya aku mengerti bahwa mereka sedih karena kehilanganku ".
Setelah
Haritsah mengetahui kabar anaknya, dia berangkat ke Mekkah bersama Ka'ab bin
Syarahil sebagai jaminan. Di hadapan Rasulullah s.a.w. mengajukan permohonan
agar Zaid dibebaskan, dengan memberikan Ka'ab bin Syarahil sebagai
jaminan. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : : "Apakah kamu mengenal
mereka ? ", " Ya ini bapakku dan ini pamanku ". Kemudian
Rasulullah s.a.w. bersabda : " Aku telah mengenalmu (Zaid) dan kau
pun telah mengetahui kecintaanku kepadamu. Sekarang pilih aku atau mereka
berdua ". Dengan tegas Zaid menjawab : " Aku sekali kali tidak akan memilih
orang selain engkau ya Rasulullah, engkau sudah kuanggap sebagai bapak atau pamanku sendiri ". Kemudian
Rasulullah s.a.w. mengumumkan kepada khalayak, bahwa Zaid diangkat sebagai
anaknya. Ia mewarisi Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. pun mewarisinya.
Zaid kemudian memeluk Islam dan dinikahkan dengan Zainab binti Jahsy. Ketika Zainab dicerai Zaid dia disunting Rasulullah s.a.w.. Maka tersebarlah gunjingan orang orang Munafiq bahwa Muhammad telah menikahi anak perempuannya.
Kemudian turun firman Allah :
Zaid kemudian memeluk Islam dan dinikahkan dengan Zainab binti Jahsy. Ketika Zainab dicerai Zaid dia disunting Rasulullah s.a.w.. Maka tersebarlah gunjingan orang orang Munafiq bahwa Muhammad telah menikahi anak perempuannya.
Kemudian turun firman Allah :
“ Muhammad itu sekali kali bukanlah bapak dari
seorang laki laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi
Nabi dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu “. ( Q.S. Al Ahzab 40 )
Dengan demikian jelas anak angkat tidak
bisa dianggap sebagai anak kandung, tidak bisa saling waris mewarisi. Demikian
pula, isteri yang telah dicerai halal untuk dinikahi bapak angkatnya.Gugur
sebagai syahid dalam perang Mu'tah, pada Jumadil Awwal 8 H. di usia 55 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar