MENCINTAI ALLAH LEBIH DARI SEGALANYA
" Katakanlah : "Jika
bapa bapa , anak anak , saudara saudara, isteri isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul Nya
dan dari berjihad di jalan nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang
fasik “.
( Q.S. AT Taubah 24 )
( Q.S. AT Taubah 24 )
Manusia memiliki fitrah mencintai
dunia, harta, sawah ladang, wanita, anak dsb, karena Allah memang telah menetapkannya, sesuai dengan sifat Nya
yang Maha Kasih dan Pemurah.
“ Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diingini, yaitu :
wanita wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga) ”. ( Q.S. Ali Imron 14 )
WAJAR
Mencintai dunia pertanda normal adanya, tanpa menyenangi dunia dan isinya hidup tak akan sempurna, karena tidak akan bisa memenuhi hajat hidupnya. Berkat Kebesaran dan Kemurahan-Nya dunia diciptakan untuk kepentingan hajat manusia semata.
Mencintai dunia pertanda normal adanya, tanpa menyenangi dunia dan isinya hidup tak akan sempurna, karena tidak akan bisa memenuhi hajat hidupnya. Berkat Kebesaran dan Kemurahan-Nya dunia diciptakan untuk kepentingan hajat manusia semata.
“ Dia lah Allah, yang menjadikan segala
yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikanNya tujuh langit. dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu “. ( Q.S. Al Baqarah 29 )
PERLU DINIKMATI
Pada surat Ali Imran ayat 14 tersebut di akhiri dengan
kalimat: Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali
yang baik. Ciptaan dan pemberian Allah perlu dinikmati, perlu
disyukuri karena Allah menciptakannya
memang untuk manusia, untuk kepentingan hajat manusia. Perlu diingat bahwa walau kehidupan dunia
perlu dikejar dan dinikmati, namun perlu disadari bahwa kehidupan dunia hanya
bersifat sementara tidak abadi, nanti akan ada kehidupan yang lebih kekal dan
hakiki, kehidupan setelah dibangkitkan dari mati.
JANGAN
TERKECOH
Dalam menggapai kesejahteraan hidup dunia jangan
sampai terkecoh dan terlena, hidup didunia merupakan batu loncatan guna
mencapai kehidupan akhirat yang kekal dan abadi, kehidupan didunia tak akan
bisa diulang lagi, jika hari kebangkitan sudah terjadi. Menyesali diri sudah
tidak berguna lagi, apalagi ingin memperbaiki kekurangan diri dengan hidup
kembali kedunia ini, untuk merefisi sudah tidak mungkin lagi.
Untuk itu dalam menikmati kehidupan dunia, harus
selalu berada dalam aturan yang telah diajarkan oleh agama, diantaranya Utamakan
mencintai Allah semata. Boleh mencintai wanita, anak, harta, ternak,
perhiasan dan sebagainya. Namun
batasi kecintaannya, jangan sampai melebihi kecintaan pada Allah yang
Menciptakannya. Utamakan dan nomor satukan mencintai Allah, sebab bila tidak
kehidupan akan menjadi berantakan : Penuh penderitaan,penyesalan dan kekecewaan.
MENCINTAI
HARTA
Harta memang perlu dimiliki dan didapatkan, karena
dengan memiliki harta kehidupan akan menjadi lebih mudah, dengan memiliki
kendaraan : Perjalanan akan mudah dan cepat sampai tujuan, bayangkan bagi yang
tak memiliki kendaraan, akan terasa capek, panas, lama dan kelelahan.
Dengan memiliki telephon atau handphone : akan
mempermudah komunikasi tak perlu membuang energi, waktu dan biaya lebih, jarak
menjadi semakin dekat terlampaui.
Dengan memiliki TV : dapat mengetahui hal-hal yang
terjadi tanpa susah kesana kemari, dapat menikmati hiburan yang disenangi, bisa
mendapatkan informasi keagamaan pada acara kuliah subuh dipagi hari.
Rumah yang baik merupakan idaman semua orang, akan
terasa sejuk nyaman dan aman, betapa tidak dengan memiliki kediaman, bisa
berteduh dan istirahat dengan tenang terlindung dari kepanasan.
Bayangkan dengan yang tak punya kediaman, apalagi
rumah masih berstatus kontrakan, tiap menjelang akhir bulan, hati selalu
berdebar karena ingat uang sewaan, selalu berangan-angan kapan dapat
mengumpulkan uang, agar dapat punya rumah idaman, agar tak selalu kepikiran.
Harta memang perlu dicari sebagai pelengkap hidup bukan tujuan, kaya memang perlu, namun dalam mencari jangan lupa daratan, ukuran kaya memang sulit diukur karena tidak ada patokan dan ukuran, semuanya akan jelas bila kembali pada tuntunan. Maka bersyukurlah bagi yang memiliki rasa syukur terhadap karunia Allah, ukuran kaya bukan pada nilai nominalnya namun pada posisi jiwa dalam menyikapinya, Nabi S.A.W. bersabda : “ Bukan dikatakan kaya itu orang kaya harta benda tetapi yang dikatakan kaya ialah orang yang kaya jiwanya (tenteram) ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Harta memang perlu dicari sebagai pelengkap hidup bukan tujuan, kaya memang perlu, namun dalam mencari jangan lupa daratan, ukuran kaya memang sulit diukur karena tidak ada patokan dan ukuran, semuanya akan jelas bila kembali pada tuntunan. Maka bersyukurlah bagi yang memiliki rasa syukur terhadap karunia Allah, ukuran kaya bukan pada nilai nominalnya namun pada posisi jiwa dalam menyikapinya, Nabi S.A.W. bersabda : “ Bukan dikatakan kaya itu orang kaya harta benda tetapi yang dikatakan kaya ialah orang yang kaya jiwanya (tenteram) ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Begitu tandas dan jelas Nabi menyampaikan parameter kaya, ternyata
bukan terpancang pada deretan jumlah harta dan angka, namun justru pada posisi
jiwa dalam menyikapinya, jiwa yang pandai bersukur terhadap karuniaNya akan
merasa puas dan lega, sehingga jiwa akan terasa tenang dibuatnya, terasa nikmat
dan bahagia.
SIKAPI
HARTA DENGAN WASPADA
Apapun yang dimiliki bersifat tidak kekal : Bisa
rusak, bisa hilang, bisa disita, bisa dirampok, bisa terbakar, bisa sakit, bisa
mati. Oleh karena itu perlu disadari semua keadaan ini, sehingga apabila
terjadi hal yang tak diingini, tidak akan menyesal dikemudian hari !!!.
Penulis punya kenalan, suatu ketika ia pergi kekantor
kelurahan, betapa kagetnya ketika pulang, melihat rumah beserta tokonya ludes
habis karena kebakaran, penyebabnya bensin yang ia jual eceran. Ia sempat shock
dan kaget gemetaran, betapa tidak harta yang dikumpulkannya bertahun-tahun guna
membangun rumah dan toko beserta isinya lenyap total dalam sekejap hitungan.
Namun berkat kecintaan dan ridlonya pada ketentuan Allah yang sedang
mengujinya, ia sadar dan berkata : “ Alhamdulillah saya sekeluarga masih
selamat, harta adalah titipan Yang Maha Kuasa “
Dengan didasari sikap sabar dan tabah, begitu tegar ia
menghadapi musibah yang datang dengan tiba-tiba, ia sangat beruntung memiliki
keimanan dan kecintaan pada Allah sang Pencipta yang telah mengujinya, sehingga
jiwanya tidak terguncang menjadi stress atau gila. Bayangkan bila ia tidak
mengutamakan cinta pada Allah sang
Pencipta, pasti akan terus menyesal dan kecewa berat dibuatnya. Sehingga
berakibat terguncang jiwanya, akibat mengalami depresi yang sangat berat karena
tak tahan menyangganya. Itulah harta yang merupakan titipan bersifat tidak
kekal, yang kekal hanya Allah Yang Maha Kuasa.
MENCINTAI
ISTERI
Kehadiran isteri sangat diperlukan, karena dengan
keberadaan isteri hidup menjadi lengkap dan tenang, betapa tidak seorang suami
yang didampingi isteri akan terasa romantis, asyik dan nyaman. Ibarat bermain
sepak bola suami sebagai penyerang, isteri sebagai penjaga gawang, ibarat kapal
suami sebagai kapten isteri sebagai nahkoda. Betapa lengkap hidup ini, bila
sudah didampingi sang istri. Namun perlu disadari bahwa istri adalah makhluk
ciptaan Allah juga yang bersifat tidak kekal dan abadi, pada saatnya nanti bisa
sakit dan bisa juga meninggal alias mati, suatu saat bila si istri dipanggil
Yang Maha Memiliki….?!, maka harus siap menyikapi. Jangan terlampau larut dalam
sedih, segera sadari dan batasi, kembalikan pada kecintaan kepada yang Maha
Memiliki, kita hanya dititipi, dipinjami istri. Bila tidak segera disadari
sangat berbahaya sekali. Boleh menangis namun Jangan melampaui. Nabi s.a.w.
sendiri juga menangis ketika beliau sedih, menangis pertanda memiliki
kelembutan hati, bukan menangis karena menyesali, toh istri tetap dialam kubur
dan tak akan bisa hidup kembali !!!.
AKIBAT TERLAMPAU CINTA
Ada seorang Jamaah yang sudah lama tak berjumpa, namun
alangkah kagetnya ketika bersua keadaannya jauh berbeda, badannya sudah tidak
setegap dan segagah seperti dulu kala. Ternyata ia berkisah bahwa istrinya
telah wafat tiga tahun lamanya, ia berjanji tidak akan menikah saking sayangnya
pada almarhumah, karena istrinya sangat baik menurutnya. Namun apa yang terjadi
selanjutnya, kami menjumpai sudah tidak bisa bangun lagi, berjalan perlu
dibantu dan disandingi, makanpun disuapi. Sehingga anaknya perlu diatur untuk
dijadwal bergilir mendampingi. Ini akibat bila terlampau mencintai istri. Mestinya
ia harus sadar dan bangkit kembali jangan larut dalam sedih, alam sang istri
lain dengan sang suami. Ia hanya butuh kiriman doa sang suami.Ini akibat bila terlampau mencintai istri, mestinya
hanya Allah yang harus lebih dicintai, Allah Yang Maha Kekal yang Abadi, yang
telah Mencipta dan menitipkan istri, mestinya ia harus ridlo pada takdir yang
telah ditetapkan sang Ilahi Rabbi.
MENCINTAI ALLAH LEBIH UTAMA
Maka dalam meniti hidup jangan lupa pada prinsip ini,
prinsip mengutamakan mencintai Allah, Dzat Yang Maha Mencipta, Yang Memelihara,
Yang Memiliki dan Menguasai. Insya Allah jika berpegang pada prinsip ini, hidup
akan tenang dan bahagia, tak akan bimbang dan guncang dalam menghadapi
kehidupan, hidupnya akan selalu optimis dan tegar tanpa rasa ragu dan bimbang,
karena ia yakin dan faham atas misteri kehidupan, yang telah ditentukan oleh
Dzat yang Maha Bijak yakni Allah yang menjadi kecintaan.
KISAH TAULADAN
PERDAGANGAN MENGUNTUNGKAN
Diriwayatkan dari
Tsabit bin al Bunani dari Anas bahwasannya seorang lelaki berkata : “ Wahai Rasulullah, Fulan mengakui kurma
sebagai miliknya, padahal pohon itu ada dalam kebun saya.” Kemudian Rasulullah
s.a.w. memerintahkan agar dia memberikan pohon itu kepadanya. Nabi bersabda
s.a.w. : “ Berikan kepadanya, kamu akan mendapatkan ganti pohon kurma di
Surga.” Sayang sekali, lelaki itu tidak mau mengikuti saran Nabi.
Tiba tiba Abu Dahdah datang dia berkata :
“ Juallah pohon kurmamu kepadaku, aku tukar dengan kebunku ”. Dia menyetujuinya. Lalu Abu Dahdah menemui
Nabi s.a.w. dan berkata : “ wahai Rasulullah, aku telah membeli pohon kurma
itu, aku bayar dengan kebunku. Sekarang pohon kurma itu aku berikan kepadamu. “
Rasulullah bersabda : ” Alangkah banyaknya tandan kurma yang harum baunya milik
Abu Dahdah di Surga kelak.” Rasulullah s.a.w. mengucapkan kata-kata tersebut
berulang kali.
Abu Dahdah
kemudian menemui isterinya, dia berkata : “ Wahai Ummu Dahdah infakkan hartaku,
aku telah membelinya dengan pohon kurma di Surga.” Isterinya menjawab : ”
Alangkah beruntungnya jual beli ( perniagaan ) itu ” Abu dahdah dan isterinya begitu faham makna
memiliki harta, sehingga dimanfaatkan untuk kemuliaan akherat, demi cintanya
pada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar