Jumat, 13 November 2015




SEJUKNYA HATI PENYEHAT JASMANI

" Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa, ( yakni ) orang orang yang menafkahkan ( hartanya ), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan ( kesalahan ) orang. Allah menyukai orang orang yang berbuat kebaikan ". ( Q.S. Ali Imran 133-134 )

Sehat adalah dambaan setiap insan, dengan sehat hidup jadi nyaman, karena tiada halangan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan sehat hidupnya tidak tergantung pada obat dan bantuan orang.
Berbicara tentang sehat biasanya hanya terpancang pada sehatnya tubuh atau badan. Padahal pengertian sehat tidak hanya sebatas pada kesehatan badan, namun lebih luas sebagaimana yang akan dipaparkan. 
  
SEHAT JASMANI RUHANI DAN LINGKUNGAN
Profesor Doctor Zakiyah Darojat dalam bukunya Islam dan kesehatan mental memaparkan, bahwa pengertian sehat menurut W.H.O. ( Badan kesehatan dunia dibawah naungan P.B.B. ) meliputi tiga aspek : sehat jasmani, sehat ruhani dan sehat lingkungan.
Sehat jasmani sudah sama mengetahui, namun ternyata masih ada aspek lagi yang perlu difahami, yakni sehat ruhani. Ternyata sehat jasmani saja tidak cukup memenuhi. Apalah arti sehat jasmani bila tidak dapat mengendalikan diri, sehingga membuat onar disana sini, karena masih suka mendzalimi, ini akibat bila hanya   memperhatikan kesehatan jasmani, tanpa memperdulikan kesehatan ruhani !.
Bahkan tak cukup hanya sehat jasmani dan ruhani, lingkunganpun harus sehat  sekali. Apalah artinya bila sehat jasmani dan ruhani, bila lingkungan sekitar tidak sehat menyertai, berakibat membuat resah dan tak nyaman dihati.   

SEHAT RUHANI
Para pakar kesehatan W.H.O. pada tahun 1959, merumuskan bahwa orang yang memiliki sehat mental atau ruhani memiliki delapan ciri :
1. Dia dapat menyesuaikan secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk
2.  Dia dapat memperoleh kepuasan dari perjuangan.
3. Dia merasa lebih puas untuk memberi daripada  menerima
4. Secara relatif ia bebas dari rasa tegang dan cemas. 
5. Dia dapat berhubungan dengan orang orang lain secara tolong     menolong dan saling memuaskan
6. Dia dapat menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai    pelajaran untuk hari kemudian.
7. Dia dapat menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian      yang kreatif dan konstruktif 
8. Dia mempunyai daya kasih sayang yang besar dan yang penting   juga mempunyai keinginan untuk disayangi.
         Rumusan tersebut dipaparkan para ahli kesehatan pada  Abad 20 .
       Padahal pada abad keenam Agama Islam sudah mendahuluinya dengan ajaran yang tercantum dalam Al Quran dan dilengkapi ketauladanan yang dibawa sang utusan ahir zaman.     

ISLAM DAN KESEHATAN JIWA
      Nomer 1 : Keputusan W.H.O. berbunyi : Dia dapat menyesuaikan secara konstruktif walaupun kenyataan itu buruk. Bandingkan dengan firman Allah " Jadilah engkau pema'af dan perintahkan orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh ". ( Q.S. Al A' raaf 199 )
Nomer 2 : Dia dapat memperoleh kepuasan dari perjuangannya. Bandingkan dengan firman Allah :  " Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ( ucapan ) terimakasih ". ( Q.S. Al Insan 8-9 )
        Nomer 3 : Dia merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima.
    Nomer 4 : Dia dapat menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif. Bandingkan dengan firman Allah yang menerangkan tentang ciri ciri orang yang bertakwa :
" ( yakni ) orang orang yang menafkahkan ( hartanya ), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan ( kesalahan ) orang. Allah menyukai orang orang yang berbuat kebaikan ". ( Q.S. Ali Imran 134 )
Nomer 5 : Secara relatif  dia bebas dari rasa tegang dan cemas. Bandingkan dengan firman Allah :  Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati ". ( Q.S. Al Baqoroh 277 )
    Nomer 6 : Dia dapat berhubungan dengan orang orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan. Bandingkan dengan firman Allah : " Dan tolong menolonglah kamu dalam ( mengerjakan ) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya ". ( Q.S. Al Maidah 2 ) 
   Nomer 7 : Dia dapat menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk hari kemudian. Bandingkan dengan firman Allah :
" Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab ( Lauhul Mahfuzh ) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. ( Kami jelaskan yang demikian itu ) agar kamu tidak berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan agar kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri ". ( Q.S. Al Hadid 22-23 )                  
Nomer 8 : Ia mempunyai daya kasih sayang yang besar dan yang penting juga mempunyai keinginan untuk disayangi. Bandingkan dengan firman Allah :  " Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang orang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap orang orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ". ( Q.S. Al Fath 29 )
Juga sabda Nabi s.a.w. : " Sesungguhnya Allah sangat berbelas kasih dan suka kasih sayang, dan lemah lembut dalam segala urusan ". (  H.R. Bukhari dan muslim )         
KE   
           KEUNGGULAN AJARAN ISLAM
Alhamdulillah semua rumusan yang dicanangkan W.H.O. ternyata ajaran Islam sudah mendahuluinya sejak abad keenam, artinya konsep Islam cukup lengkap, sempurna dan  lebih unggul 14 abad lebih awal.   
Rumusan W.H.O. hanya sebatas pada kehidupan dunia, justru Islam menanamkan hingga sampai kehidupan aherat, sampai kehidupan setelah mati.
Dalam melaksanakan hidup sehat, ajaran Islam menanamkan iman dan nilai ihlas sebagai dasar, artinya yang dilaksanakan semata mata karena Allah, demi menggapai ampunan dan pahala. Dengan demikian punya hikmah ganda, sehat didunia dan sekaligus guna bekal diaherat yang kekal dan abadi, dan memiliki makna lebih dalam dan mendasar, sehingga sangat mantap dan membekas dalam mengamalkannya. 

SEHAT LINGKUNGAN
Sehat lingkungan sangat diperlukan juga, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, tempat ibadah dan lingkungan tempat bekerja, dengan demikian hidup terasa nyaman rasanya, hidup rukun damai tanpa silang sengketa.
Bukankah Nabi s.a.w. pernah bersabda : " Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari ahir, maka haruslah memulyakan tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari ahir, maka haruslah memulyakan tamunya, jaizahnya. Sahabat bertanya : " Apakah jaizah itu ya Rasulullah ? ", jawab Nabi s.a.w. : " jaizah ialah hidangan jamuan pada hari pertama, dan jamuan tamu itu hingga tiga hari, dan selebihnya maka dianggap sedekah. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari ahir, maka haruslah  berkata baik atau diam ". ( H.R. Buhari dan Muslim )
Demikian sempurna dan teliti agama Islam mengajarkan, sehingga kesehatan lingkunganpun menjadi tuntunan. Subhaanallah.

                                                             MUTIARA DO'A
AGAR TETAP PADA PETUNJUK ALLAH DAN DIKARUNIAI RAHMAT

ROBBANAA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA'DA IDZ HADAITANAA WAHABLANAA MILLADUNKA ROHMAH INNAKA ANTAL WAHHAB

" Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMu, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi ( karunia ) ". 
( Q.S. Ali Imron 8 )









Tidak ada komentar:

Posting Komentar