Kamis, 31 Agustus 2017



KEADILAN KHOLIFAH UMAR

“Hai orang orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Maidah (5) : 8)

Pada tahun 13 Hijriah (634 M) Abu Bakar wafat, Umar tampil menjadi khalifah. Ketika itu pasukan Islam tengah bertempur di Yarmuk wilayah perbatasan dengan Syria. Umar tidak memberitakan kewafatan Abu Bakar agar tidak mengganggu konsentrasi pasukan yang sedang  melawan kerajaan Romawi.

DUEL SATU LAWAN SATU
Panglima Romawi, Gregorius Theodore ingin menghindari jatuhnya banyak korban, DIa menantang panglima Khalid duel satu lawan satu. Dalam duel tersebut, tombak Gregorius patah kena sabetan pedang Khalid. Dia mengganti dengan pedang besar. Ketika berancang ancang Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperangnya. Mendengar jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius menyatakan masuk Islam, kemudian dia belajar Islam sekilas dan sempat menunaikan salat dua rakaat, lalu bertempur di samping Khalid, Gregorius syahid di tangan bekas pasukannya sendiri. 
       
KHOLID BIN WALID DIBERHENTIKAN
Umar kemudian memecat Khalid dan mengangkat Abu Ubaidah sebagai Panglimai. Umar khawatir, umat Islam mengkultuskan Khalid. Khalid ikhlas menerima keputusan sambil berkata : “saya berjihad bukan karena Umar”, dia terus membantu Abu Ubaidah di medan tempur.

KOTA DAMASKUS DIKUASAI
Kota Damaskus berhasil dikuasai dengan menggunakan “tangga manusia”, pasukan Khalid berhasil menembus benteng Aleppo. Kaisar Heraklius terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan seluruh wilayah Syria yang telah 5 abad dikuasai Romawi. Penguasa Yerusalem juga menyerah, namun mereka hanya mau menyerahkan kota tersebut pada pemimpin tertinggi Islam.

BERANGKAT TANPA PENGAWALAN PENUH
Kemudian Umar berangkat ke Yerusalem, dia menolak dikawal pasukan. Pembesar Yerusalem menyambut dengan upacara kebesaran. Namun Umar dengan penampilan sederhana datang menunggang unta merah, hanya disertai seorang pembantu. Kesederhanaan Umar sempat mengundang simpati orang orang non Muslim.                                    

KHUTBAH TENTANG KEADILAN
Suatu ketika Umar bin Khattab khotbah di masjid Madinah : “Sesungguhnya seorang pemimpin harus berbuat untuk kepentingan kalian, bukan untuk dirinya, golongan dan bukan untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di antara pemimpinmu menindas yang lemah, maka kepada orang yang ditindas itu diberikan haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika seorang pemimpin di antara kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum, maka kepada orang itu harus diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpa l”.

SEORANG HAMBA MENUNTUT KEADILAN
Selesai berkhotbah seorang  lelaki bangkit seraya berkata : “Ya Amiirul Muminin, saya datang dari Mesir, menembus padang pasir luas dan tandus, menuruni lembah curam. Semua ini hanya ingin bertemu dengan Tuan”. “Katakanlah apa tujuanmu bertemu denganku”, ujar Umar. “Saya telah dihina di hadapan orang banyak oleh Amr bin Ash, gubernur Mesir sekarang saya menuntutnya dengan hukum yang sama.”
“Ya saudaraku, benarkah apa kau katakan itu ?”, tanya khalifah Umar. “Ya Amiirul Muminin benar”, “Baiklah kepadamu aku berikan hak yang sama untuk menuntut balas. Tetapi engkau harus mengajukan 4 orang saksi, kepada Amr aku berikan 2 orang pembela. Jika tidak ada yang membela gubernur, maka kau dapat melaksanakan balasan dengan memukulnya 40 kali”. “Baik ya Amiirul Muminin. akan saya laksanakan”, dia langsung kembali ke Mesir menemui gubernur Mesir Amr bin Ash.

MENEMUI GUBERNUR
Ketika sampai dia langsung mengutarakan maksudnya : “Ya Amr, sesungguhnya seorang pemimpin diangkat oleh rakyat, dari rakyat,dan untuk rakyat. Dia diangkat bukan untuk golongannya, bukan untuk bertindak sewenang wenang terhadap rakyatnya, dan bukan pula untuk menindas yang lemah dan mengambil hak yang bukan miliknya. Khalifar Umar telah memberi izin kepada saya untuk memperoleh hak saya di muka umum”.

MENUNTUT GUBERNUR
“Apakah kamu akan menuntut gubernur ?”, tanya salah seorang yang hadir. “Ya, demi kebenaran akan saya tuntut dia”, jawabnya tegas. “Tetapi dia kan gubernur kita ?”. “Seandainya yang menghina itu Amiirul Muminin, saya juga akan menuntutnya”.
“Ya saudara saudaraku, demi Allah, aku minta kalian yang mendengar dan melihat kejadian itu agar berdiri”. Maka banyak yang pada berdiri. “Apakah kamu akan memukul gubernur ?”, tanya mereka.

BERSIKUKUH
“Ya, demi Allah saya akan memukul dia sebanyak 40 kali”. “Tukar saja dengan uang sebagai pengganti pukulan itu”. “Tidak, walaupun seluruh masjid ini berisi perhiasan aku tidak akan melepaskan hak itu”, jawabnya. “Baiklah, mungkin engkau lebih suka demi kebaikan nama gubernur kita, di antara kami mau jadi penggantinya”, bujuk mereka. “Saya tidak suka pengganti”, “Kau memang keras kepala, tidak mendengar dan tidak suka usulan kami sedikit pun”. “Demi Allah, umat Islam tidak akan maju bila terus begini. Mereka membela pemimpinnya yang salah dengan gigih karena khawatir akan dihukum”, ujarnya seraya meninggalkan tempat.

GUBERNUR SIAP DIHUKUM
Kemudian Amr bin Ash menyuruh memanggilnya sambil berkata :  “Ini rotan ambillah laksanakan hakmu !”, kemudian gubernur Amr bin Ash membungkukkan badannya. “Apakah dengan kedudukanmu sekarang, engkau merasa mampu menghindari hukuman ini ?”, tanya lelaki. “Tidak, jalankan saja keinginanmu ”, jawab gubernur.

MEMAAFKAN
Melihat sikap gubernur yang sportif, diluar dugaan dia berkata :  “Tidak sekarang aku memaafkanmu”, sambil memeluk gubernur Mesir dengan mesranya sebagai tanda persaudaraan, sambil melempar rotannya.

DIBUNUH
Umar wafat pada tahun 23 Hijriah atau 644 Masehi. Saat salat subuh, seorang asal Parsi Firuz menikamnya dan mengamuk di masjid dengan pisau beracun. 6 orang lainnya tewas, Firus sendiri juga tewas.

KEUTAMAANNYA
Disamping dikenal kesederhanaannya, juga berani berijtihad, yakni melakukan hal hal yang tak dilakukan Rasul. Dalam pemerintahan membentuk departemen departemen. Menetapkan gaji buat pasukan. Memulai penanggalan Islam dengan penanggalan Hijriah. Juga tetap melanjutkan pengumpulan ayat Quran yang dirintis Abu Bakar, juga memerintahkan salat tarawih berjamaah.

 

KISAH TAULADAN

KAUM MUSYRIKIN IKUT SUJUD KETIKA AYAT AL QURAN DIBACA

Setelah 100 orang Muslim hijrah ke Habasyah, Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikutinya terus berdakwah di Makkah.
Suatu hari di bulan Ramadan Rasulullah s.a.w. pergi ke masjidil Haram, disitu sedang berkumpul para pembesar Quraisy.
Kemudian Rasulullah s.a.w. berdiri, sehingga para pembesar Quarisy terperanjat, mereka tak menduga Nabi Muhammad s.a.w. berani melakukannya. Kemudian Rasulullah s.a.w. membaca surat an Najm, baru kali ini kaum musyrik mendengarkan ayat Alquran., bacaan yang indah, agung dan menawan.
Para pembesar Quraisy yang mendengarnya pada tertegun. Kepala mereka tertunduk. Keangkuhan mereka sirna seketika. Dinding telinga mereka yang selama ini tertutup rapat, tiba tiba seolah olah terkuak lebar. Mereka hanyut dalam irama lantunan ayat Alquran. Tanpa mereka sadari, Rasulullah s.a.w. sampai pada ayat terakhir.
Bunyi ayat  membuat jiwa dan hati mereka terkesima : "Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah Dia". (Q.S. An Najm (53) : 62). Setelah membaca ayat, Rasulullah s.a.w. kemudian sujud, melihat hal itu mereka pun ikut bersujud.
Sesaat setelah sujud, mereka mulai sadar apa yang baru saja dilakukan, mereka tidak ingin ada orang yang mengetahui kejadian tadi.         
Namun peristiwa itu dengan cepat menyebar ke seantero Makkah. Mereka pada dikecam teman temannya.
Untuk menjaga gengsi dan mengalihkan perhatian, orang orang musyrik memunculkan fitnah keji. Mereka mengatakan bahwa sujud yang dilakukan saat itu adalah sujud kepada berhala. "Itulah al Gharaniq yang mulia, yang syafaatnya selalu diminta", ujar mereka.
Itulah buah bila hati diliputi kesombongan (kibr / takabbur), sehingga kebenaran tidak bia diterima, lantaran nafsu yang menutupi jiwanya.           
Begitu jelek dan bahayanya sikap kibr, karena kata Rasulullah s.a.w. tidak akan bisa masuk Syurga, Na’udzu billaahi min dzaalik.


KEISTIMEWAAN MASJID NABAWI


“Hanya yang memakmurkan masjid masjid Allah ialah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang orang yang diharapkan termasuk golongan orang orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. At Taubah (9) : 18)                    

Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid yang didirikan Nabi Muhammad s.a.w., masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjidil Haram.
Di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad dan para sahabat. Sebelum menjadi masjid  dulu merupakan lahan kosong dengan pohon kurma yang tumbuh di atasnya. Lokasi pembangunan masjid merupakan tempat pemberhentian pertama unta yang ditunggangi Rasulullah ketika tiba di Madinah.

PERINTAH MENZIARAHI
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. Beliau bersabda : “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid, masjidku ini (masjid Nabawi), masjid Al Haram ( Makkah) dan Masjid Al Aqsha”. (H.R. Bukhari dan Muslim )

LEBIH UTAMA 1000 KALI
Nabi s.a.w. bersabda  : “Shalat di masjidku ini lebih utama dari 1000 shalat di masjid lainnya kecuali masjidil harom.” (H.R. Muslim)

ROUDHOH
Di dalam masjid Nabawi terdapat Roudhoh (taman), terletak antara mimbar dan  rumah Rasulullah s.a.w. Bentuknya persegi panjang, ukuran sisi barat ke timur 26,6 meter, sisi utara ke selatan 15 meter. Luasnya sekitar 399 meter persegi. Roudhoh merupakan tempat di antara taman syurga”.

TAMAN SYURGA

Dari Abu Hurairah ia berkata : “Dari Nabi s.a.w. bersabda : “Antara rumahku dan mimbarku adalah di antara taman syurga”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

TEMPAT SHOLAT RASULULLAH S.A.W.
Dari Yazid bin Abi ‘Ubaid ia berkata : “Aku datang bersama Salamah bin Al Akwa’, lalu aku shalat di Roudhoh Syarif, aku berkata : “Wahai Abu Muslim mengapa engkau sengaja shalat di Roudhoh ?, dia kemudian menjawab : “Aku pernah melihat Nabi s.a.w. sengaja shalat di Roudhoh”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
                
TIANG TIANG DI ROUDHOH
Di Raudhah terdapat enam tiang bersejarah : “Tiang Utusan” yang digunakan Nabi sebagai tempat menerima utusan yang datang. “Tiang Pengawal” tempat berdirinya para pengawal Nabi. “Tiang Tempat Tidur”  merupakan tempat Nabi tidur selama i’tikaf. “Tiang Abu Lubabah” tiang tempat Abu Lubabah mengikatkan diri karena menyesal telah  membocorkan rahasia kepada orang yahudi. “Tiang Aisyah” yang diyakini Aisyah sebagai tempat Rosulullah mengimami shalat berjamaah. “Tiang Mukholaqah” tempat bersandar Nabi ke batang pohon kurma saat khutbah jum’at.

MIHRAB DAN RUMAH NABI
Di Roudhoh terdapat “Mihrab Nabi”, rumah Nabi berdampingan dengan Masjid kini menjadi makam Rasulullah s.a.w., Abubakar Shiddiq dan Umar.

NABI  SHOLAT SUNNAH DI ROUDHOH            
Saat Rasulullah s.a.w. berada di masjid beliau lebih senang mengerjakan sholat sunnah di Roudhoh.

PUSAT KEGIATAN             
Ketika menggelar taklim Rasulullah memilih di Roudhoh, ketika kedatangan tamu dari luar kota, Rasulullah s.a.w. menemuinya juga di Roudhoh. Setelah Rasulullah s.a.w. wafatpun, para sahabat tetap melakukan hal yang sama.       .

TIDAK ADA DALIL KHUSUS
Secara khusus tidak ditemukan dalil tentang keutamaan shalat atau berdo’a di Roudhoh selain pernyataan Rosulullah s.a.w. dalam Hadits Riwayat Bukhori di atas. Namun fakta yang terjadi tempat antara “rumah” dan “mimbar” ini telah menjadi “rebutan jama’ah” yang fenomenal.              
Antara “rumah” dan “mimbar” ada “taman surga”. Semangat jamaah untuk shalat dan berdo’a di Roudhoh memang wajar. Kunci keberhasilan ibadah dan terkabulnya doa bukan semata ditentukan oleh tempat tertentu seperti Roudhoh, akan tetapi di bagian manapun dari Masjid Nabawi, insya Allah merupakan tempat yang baik dan makbul berdo’a. Asalkan dalam beribadah atau berdo’a dengan  tatacara yang benar.

BEBERAPA KESALAHAN DI ROUDHOH             
Para ulama mengiingatkan beberapa kesalahan yang harus  dijauhi ketika berada di Roudhoh diantaranya  : 1.Mengharap (ngalap) berkah kepada kuburan Nabi s.a.w. dengan mengusap usap dindingnya. 2.Mendekat ke kuburan Nabi dan beribadah kepada kuburan Nabi  s.a.w. 3.Ngalap berkah ke miimbar Nabi s.a.w. dengan mengusap usapnya.
Syaikh Abdullah bin Jibrin menjelaskan :  “Tidak diperbolehkan baik wanita maupun laki laki mengusap usap dinding kuburan Nabi atau mimbar Nabi ataupun benda lainnya yang ada di Roudhoh. Yang dituntut ketika  di Roudhoh adalah mengerjakan shalat fardhu atau shalat sunnah dengan penuh kekhusyukan dan menghadap ke kiblat (bukan ke kuburan Nabi)”.
Demikian pentingnya beramal berdasar ilmu, bukan berdasar ikut ikutan, sehingga nilai amal ibadahnya tidak sia sia !.


NAMANYA DISEBUT DI ATAS AWAN

Berbagai keistimewaan bisa terjadi atas kemurahan Allah terhadap hamba Nya karena keutamaan amalnya, diantaranya riwayat dibawah ini.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. mengisahkan :Suatu ketika, ada seseorang sedang berdiri di tanah lapang, tiba tiba ia mendengar suara di atas awan : “Wahai awan, hujanilah kebun si Fulan”.
Maka dengan cepat awan menjauh dan menuangkan air di bawah terik matahari. Ketika sudah terkumpul air dari lingkaran awan, maka turunlah hujan dengan derasnya mengguyur kebun tersebut.
Sedangkan di sebuah kebun, ada seorang petani sedang berdiri, sambil mengusap keringat yang membasahi tubuhnya.
Orang yang mendengar suara dari awan bertanya pada si petani : “Wahai hamba Allah, siapa namamu ?”, petani menjawab : “Fulan, sesuai dengan nama yang didengarnya dari awan tadi.
Petani balik bertanya : “Mengapa anda menanyakan namaku ?”. Dia menjawab : “Sesungguhnya saya mendengar suara yang ada di antara gumpalan awan yang membawa air hujan ini. Suara itu memerintah : “Wahai awan, hujanilah kebun si Fulan” dan ternyata namamu. Apa gerangan yang anda amalkan ?”.
Si petani menjelaskan : “Adapun jika benar apa yang kamu ucapkan, sesungguhnya saya selalu memperhatikan dari setiap panen yang keluar dari kebun ini, maka saya sedekahkan sepertiganya, lalu sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga saya dan sisanya sepertiga lagi saya gunakan untuk membiayai kebun ini”.  (H.R. Muslim dan Ahmad).

Masyaa Allah betapa besar memperhatikan shodaqah, sehingga namanya disebut di awan bahkan dikaruniai hujan pula !. Subhaanallah.