Kamis, 31 Agustus 2017



KEISTIMEWAAN MASJID NABAWI


“Hanya yang memakmurkan masjid masjid Allah ialah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang orang yang diharapkan termasuk golongan orang orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. At Taubah (9) : 18)                    

Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid yang didirikan Nabi Muhammad s.a.w., masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjidil Haram.
Di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad dan para sahabat. Sebelum menjadi masjid  dulu merupakan lahan kosong dengan pohon kurma yang tumbuh di atasnya. Lokasi pembangunan masjid merupakan tempat pemberhentian pertama unta yang ditunggangi Rasulullah ketika tiba di Madinah.

PERINTAH MENZIARAHI
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. Beliau bersabda : “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid, masjidku ini (masjid Nabawi), masjid Al Haram ( Makkah) dan Masjid Al Aqsha”. (H.R. Bukhari dan Muslim )

LEBIH UTAMA 1000 KALI
Nabi s.a.w. bersabda  : “Shalat di masjidku ini lebih utama dari 1000 shalat di masjid lainnya kecuali masjidil harom.” (H.R. Muslim)

ROUDHOH
Di dalam masjid Nabawi terdapat Roudhoh (taman), terletak antara mimbar dan  rumah Rasulullah s.a.w. Bentuknya persegi panjang, ukuran sisi barat ke timur 26,6 meter, sisi utara ke selatan 15 meter. Luasnya sekitar 399 meter persegi. Roudhoh merupakan tempat di antara taman syurga”.

TAMAN SYURGA

Dari Abu Hurairah ia berkata : “Dari Nabi s.a.w. bersabda : “Antara rumahku dan mimbarku adalah di antara taman syurga”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

TEMPAT SHOLAT RASULULLAH S.A.W.
Dari Yazid bin Abi ‘Ubaid ia berkata : “Aku datang bersama Salamah bin Al Akwa’, lalu aku shalat di Roudhoh Syarif, aku berkata : “Wahai Abu Muslim mengapa engkau sengaja shalat di Roudhoh ?, dia kemudian menjawab : “Aku pernah melihat Nabi s.a.w. sengaja shalat di Roudhoh”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
                
TIANG TIANG DI ROUDHOH
Di Raudhah terdapat enam tiang bersejarah : “Tiang Utusan” yang digunakan Nabi sebagai tempat menerima utusan yang datang. “Tiang Pengawal” tempat berdirinya para pengawal Nabi. “Tiang Tempat Tidur”  merupakan tempat Nabi tidur selama i’tikaf. “Tiang Abu Lubabah” tiang tempat Abu Lubabah mengikatkan diri karena menyesal telah  membocorkan rahasia kepada orang yahudi. “Tiang Aisyah” yang diyakini Aisyah sebagai tempat Rosulullah mengimami shalat berjamaah. “Tiang Mukholaqah” tempat bersandar Nabi ke batang pohon kurma saat khutbah jum’at.

MIHRAB DAN RUMAH NABI
Di Roudhoh terdapat “Mihrab Nabi”, rumah Nabi berdampingan dengan Masjid kini menjadi makam Rasulullah s.a.w., Abubakar Shiddiq dan Umar.

NABI  SHOLAT SUNNAH DI ROUDHOH            
Saat Rasulullah s.a.w. berada di masjid beliau lebih senang mengerjakan sholat sunnah di Roudhoh.

PUSAT KEGIATAN             
Ketika menggelar taklim Rasulullah memilih di Roudhoh, ketika kedatangan tamu dari luar kota, Rasulullah s.a.w. menemuinya juga di Roudhoh. Setelah Rasulullah s.a.w. wafatpun, para sahabat tetap melakukan hal yang sama.       .

TIDAK ADA DALIL KHUSUS
Secara khusus tidak ditemukan dalil tentang keutamaan shalat atau berdo’a di Roudhoh selain pernyataan Rosulullah s.a.w. dalam Hadits Riwayat Bukhori di atas. Namun fakta yang terjadi tempat antara “rumah” dan “mimbar” ini telah menjadi “rebutan jama’ah” yang fenomenal.              
Antara “rumah” dan “mimbar” ada “taman surga”. Semangat jamaah untuk shalat dan berdo’a di Roudhoh memang wajar. Kunci keberhasilan ibadah dan terkabulnya doa bukan semata ditentukan oleh tempat tertentu seperti Roudhoh, akan tetapi di bagian manapun dari Masjid Nabawi, insya Allah merupakan tempat yang baik dan makbul berdo’a. Asalkan dalam beribadah atau berdo’a dengan  tatacara yang benar.

BEBERAPA KESALAHAN DI ROUDHOH             
Para ulama mengiingatkan beberapa kesalahan yang harus  dijauhi ketika berada di Roudhoh diantaranya  : 1.Mengharap (ngalap) berkah kepada kuburan Nabi s.a.w. dengan mengusap usap dindingnya. 2.Mendekat ke kuburan Nabi dan beribadah kepada kuburan Nabi  s.a.w. 3.Ngalap berkah ke miimbar Nabi s.a.w. dengan mengusap usapnya.
Syaikh Abdullah bin Jibrin menjelaskan :  “Tidak diperbolehkan baik wanita maupun laki laki mengusap usap dinding kuburan Nabi atau mimbar Nabi ataupun benda lainnya yang ada di Roudhoh. Yang dituntut ketika  di Roudhoh adalah mengerjakan shalat fardhu atau shalat sunnah dengan penuh kekhusyukan dan menghadap ke kiblat (bukan ke kuburan Nabi)”.
Demikian pentingnya beramal berdasar ilmu, bukan berdasar ikut ikutan, sehingga nilai amal ibadahnya tidak sia sia !.


NAMANYA DISEBUT DI ATAS AWAN

Berbagai keistimewaan bisa terjadi atas kemurahan Allah terhadap hamba Nya karena keutamaan amalnya, diantaranya riwayat dibawah ini.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. mengisahkan :Suatu ketika, ada seseorang sedang berdiri di tanah lapang, tiba tiba ia mendengar suara di atas awan : “Wahai awan, hujanilah kebun si Fulan”.
Maka dengan cepat awan menjauh dan menuangkan air di bawah terik matahari. Ketika sudah terkumpul air dari lingkaran awan, maka turunlah hujan dengan derasnya mengguyur kebun tersebut.
Sedangkan di sebuah kebun, ada seorang petani sedang berdiri, sambil mengusap keringat yang membasahi tubuhnya.
Orang yang mendengar suara dari awan bertanya pada si petani : “Wahai hamba Allah, siapa namamu ?”, petani menjawab : “Fulan, sesuai dengan nama yang didengarnya dari awan tadi.
Petani balik bertanya : “Mengapa anda menanyakan namaku ?”. Dia menjawab : “Sesungguhnya saya mendengar suara yang ada di antara gumpalan awan yang membawa air hujan ini. Suara itu memerintah : “Wahai awan, hujanilah kebun si Fulan” dan ternyata namamu. Apa gerangan yang anda amalkan ?”.
Si petani menjelaskan : “Adapun jika benar apa yang kamu ucapkan, sesungguhnya saya selalu memperhatikan dari setiap panen yang keluar dari kebun ini, maka saya sedekahkan sepertiganya, lalu sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga saya dan sisanya sepertiga lagi saya gunakan untuk membiayai kebun ini”.  (H.R. Muslim dan Ahmad).

Masyaa Allah betapa besar memperhatikan shodaqah, sehingga namanya disebut di awan bahkan dikaruniai hujan pula !. Subhaanallah.      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar